Follow IG : @aryani aza
Ini kisah tentang seorang Rania yang tidak diinginkan oleh sang ibu. Seorang Rania yang tumbuh besar tanpa kasih sayang, yang selalu tegar dalam menghadapi segala ujian dalam hidupnya.
Seorang Rania yang tengah berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja, padahal dia sendiri ingin melarikan diri dari hidupnya.
Begitu keras kisah hidupnya yang menabrak dirinya untuk pergi jauh dari kehidupan yang tengah dia jalani. Hingga Rania kehilangan arah dan tidak ada yang menuntunya ke jalan yang benar.
Tidak ada yang memberi pelukan kasih sayang terhadapnya, seorang Rania yang mencoba untuk berdiri di atas kakinya sendiri dan menopang segala beban kehidupan nya sendirian..
Akankah Rania bisa mengubah takdirnya? Dan menemukan pria yang bisa membuat hatinya bergetar serta menerima dirinya apa adanya?
LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SLR. Memintanya
Hari kamis, tanggal 20, bulan April tahun 2007•
Rania kecil kini tumbuh sebagai Rania remaja, wajahnya semakin cantik di usia yang baru menginjak 14thn. Keseharian nya penuh dengan lika liku dan perjuangan yang tidaklah mudah, Rania juga mengumpulkan uang agar suatu saat Rania bisa pergi dan mengubah takdirnya menjadi lebih baik..
Di rumah sederhana, tepatnya di ruang tamu Ainun berteriak memanggil Rania. Sedangkan yang di panggil tengah sibuk berkutat di area dapur membuat sarapan untuk semua orang.
Si Sulung keluar dari kamarnya. ''Mah, kenapa harus berteriak sih? Rania kan ada di dapur mah.'' tanya Indra duduk di depan sang ibu memakai kaos kaki dan sepatunya.
Ainun mendecih dan mendelikkan matanya. ''Habis dia itu lelet, di suruh bikin kopi aja lama.'' ketus Ainun melipatkan kedua tangannya di dada.
''Kenapa mamah gak bikin sendiri aja sih? atau samperin kek kedapur.''
''Sudah diam! berisik kamu, sana berangkat sekolah nanti telat!'' bentak Ainun tak suka jika ada yang membela Rania.
''Ini juga mau berangkat Mah.'' Indra berdecak sebal, lalu ia berdiri dan menyalami tangan ibunya. Indra sebenarnya tidak suka melihat ibunya yang kini sekarang semakin semena-mena terhadap Rania.
Tapi Indra juga tidak bisa berbuat apa-apa dengan lakukan ibunya, karna sang ibu sangat menyebalkan dan ingin menang sendiri.
''Indra berangkat dulu mah, Asalamualaikum.''
''Walaikum'salam. Kok jalan dapur?''
''Lihat Rania.'' jawab Indra melangkah ke arah dapur untuk menemui Rania.
Setelah sampai di dapur, Indra melihat Rania tengah berkutat dengan nasi dan menyeduh kopi. ''Ran.'' Panggil Indra.
Rania yang di panggil langsung menoleh dan tersenyum melihat Indra, yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri.. ''Iya Aa'' jawab Rania.
''Udah selesai belum Ran? jangan sampai telat masuk sekolah yaa.''
''Iya Aa, ini udah selesai kok. Tinggal kasih kopi ke mamah trus Ran berangkat sekolah deh.'' jawab Rania dengan ceria.
''Hmmm, kalau gitu Aa berangkat dulu yaa.''
Rania menggangguk, lalu membawa kopi pesanan ibunya yang sejak tadi berteriak tidak sabaran. ''Ini kopinya mah.'' Rania menyodorkan kopi di hadapan sang ibu.
Ainun mendelik tak suka, lalu merebut kopi itu dengan kasar. ''Lama banget bikin kaya gini aja! udah sana berangkat sekolah kamu.'' usir Ainun.
Rania pun mengaguk dan menyalami tangan Ainun lalu pergi dari rumah menuju sekolah. malangnya lagi, Rania tidak pernah di beri jatah uang jajan untuk di sekolah.
•
•
•
Di jalan menuju sekolah, Rania menghentikan langkah nya saat netra matanya melihat empat pemuda yang sedang nongkrong dan duduk duduk di atas motor mereka..
Dalam hati Rania sedikit was-was melihat salah satu pemuda itu, yang sekarang tengah tertawa bahagia karna sedang membicarakan seorang wanita dan urusan ranjang.
Namun Rania dengan sekuat tenaga mencoba untuk tidak perduli, dan terus melangkah sambil menundukkan kepalanya dan berharap pria itu tidak mengganggu dirinya..
Walau pun begitu, usaha Rania sia-sia saja karna orang yang dia takuti kini melangkah ke arahnya dengan senyuman menyeramkan bagi Rania. ''Neng Rania, mau berangkat sekolah?'' Tanya Danang membuat Rania menghentikan langkahnya dan mengangguk, lalu Rania melangkah lagi.
''Ran, Ran, tunggu iihh.'' Panggil Danang mencoba untuk menyusul Rania, namun Rania tidak memperdulikan panggilan Danang. Hingga Danang mencekal pergelangan tangan Rania, ''Tunggu atuh, kenapa terburu-buru hemm.''
''Le_Le_Lepasin kang! akang mau apa?'' tanya Rania walau hatinya takut dan was-was.
''Akang mau jawaban kamu Ran, gimana? mau gak nikah sama Akang?''
Deg.. Jantung Rania hampir saja copot dari tempatnya, saat pria di depannya ini membicarakan pernikahan dengan gadis yang baru berusia 14thn..
Rania langsung menggeleng dan menepis tangan Danang yang mencekalnya. ''Rania nggak mau, Rania masih kecil dan belum mau menikah.'' jawab Rania tegas, walau dalam hatinya menciut takut di telan hidup-hidup oleh Danang.
''KAU MENOLAKKU!'' bentak Danang, yang mana membuat Rania semakin takut dan langsung berlari menjauhi Danang...
Sedangkan Danang menatap Rania penuh minat dan niat yang jahat! Danang menyipitkan kedua matanya dan memikirkan sesuatu agar Rania bisa jadi miliknya..
Pemuda berumur 29thun itu begitu terobsesi dengan Rania karna Rania memiliki paras yang cantik. dia tidak bekerja dan hanya luntang lantung tidak karuan, hanya saja kedua orang tua Danang terkenal sebagai juragan tanah dan di cap sebagai kaya raya. Padahal harta nya hanya secuil basreng sisa anak sd makan.
Danang begitu menyukai Rania yang cantik walau usianya baru 14thun. Dan selalu bersi kukuh mengejar Rania walau dia tau perbedaan umur mereka terpaut sangat jauh..
''Lihat saja, cepat atau lambat kamu akan menjadi milikku.'' gumam Danang lalu pergi dari tempat tongkrongan nya..
•
Selepas penolakkan yang di lontarkan oleh Rania padanya, membuat Danang marah lalu menemui Ainun untuk meminta Rania menjadi istrinya. Dan kini Danang tengah berada di rumah Rania dan berhadapan dengan Harun dan Ainun secara langsung.
Sedangkan Ainun dan Harun sangat bingung karna rumahnya kedatangan tamu anak orang kaya di kampung mereka. ''Ada apa gerangan nak Danang berkunjung?'' Tanya Harun.
''Melamar anak perempuan kalian!'' ucap Danang yang mana membuat Harun dan Ainun terkejut setengah mati. Bagaimana tidak terkejut anak orang kaya di kampung mereka kini melamar anaknya.
''Apa maksud nak Danang?'' tanya Ainun sekali lagi, ia takut salah mendengar yang akan menjadi kesalah pahaman.
Thak.. Danang menaruh uang empat gepok di meja dengan nada angkuh. ''Nikahkan aku dengan anak perempuan kalian secepat mungkin! dan itu uang belum seberapa jika Rania menjadi istriku.'' ucap Danang, membuat Ainun dan Harun melototkan mata mereka melihat uang empat gepok di atas meja.
Harun dan Ainun saling pandang lalu mengangguk secara bersamaan, mereka berdua menyanggupi tanpa pikir panjang dan persetujuan dari Rania. ''Baik, nanti bibi akan bicara dengan Rania. Dan akan bibi pastikan jika Rania akan menjadi istri mu nak Danang.''
''Baiklah, saya tunggu kabar dari kalian secepat mungkin.'' Danang berdiri dari duduknya, lalu dengan cepat ia mengambil gepokkan uang yang sangat banyak. yang jelas Ainun dan Harun tidak pernah melihat uang sebanyak ini..
''Pa, Lihat pak! ini uang banyak banget pak.'' Teriak penuh semangat..
''Iya mah, nggak sia-sia kita ngurus itu bocah, ternyata ada gunanya juga dia. Tapi gimana caranya agar Rania mau menikah dengan Danang?''
''Itu mah urusan gampang Pa, si Rania pasti mau menikah dengan Danang! lagian nak Danang itu anak orang kaya di kampung kita, pasti si Rania mau.'' Ainun mengibaskan uang bagaikan kipas..
...•••••...
...LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA ...
tpi kok g lanjut lagi kongslett ya author nya 🤔🤔🤔
tetap semangat kak