NovelToon NovelToon
Melarikan Diri Dari CEO Posesif

Melarikan Diri Dari CEO Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:371.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.

Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Kaca Berhamburan

Penjaga gerbang gelagapan menarik gerbang, setelah tahu mobil siapa yang ada di balik gerbang.

Hugo menaikkan kaca mobil, lalu melajukan mobil memasuki halaman. Raut wajahnya tampak gelisah, karena belum pernah melihat Bastian bereaksi sekeras ini pada adik tirinya, sampai mendatanginya ke kediamannya langsung.

Reaksi yang sama ditunjukkan pelayan yang membuka pintu.

"Tu.. Tuan Muda, ada apa Anda datang kemari?"

"Minggir! Dimana si bodoh itu?"

Hugo yang menjelaskan, kalau kedatangan mereka untuk bertemu Genta. Saat pelayan kebingungan menjawab, ibu Genta menuruni tangga dengan tergesa.

"Ada apa ini? Ke.. kenapa Anda datang kemari?"

Bastian tidak menjawab, lagi-lagi Hugo yang menjelaskan.

"Tuan Bastian hanya ingin bicara dengan tuan muda kedua Nyonya, Anda tidak perlu khawatir. Kami akan naik ke kamar tuan muda kedua."

"Tunggu! Memang Genta melakukan apa?"

Bastian sama sekali tidak menjawab, dia sudah melangkah menaiki tangga. Sementara Hugo mencegah ibunya Genta untuk menyusul.

"Nyonya sebaiknya Anda tetap di sini..."

"Se.. sebenarnya kenapa? Bastian tidak pernah seperti ini sebelumnya kan? Memang Genta sudah melakukan apa? Apa dia menyinggung Bastian."

"Tuan muda kedua melewati batas, dengan mendekati Nona Viola."

Deg...

Tangan ibu Genta lemas, dia terduduk begitu saja di lantai. Cuma bisa menatap ke arah tangga, dan berdoa supaya anaknya baik-baik saja. Dia ingin menelpon suaminya, tapi takut malah akan menjadi runyam.

"Saya akan naik, Anda tunggu saja di sini," ujar Hugo.

Ibu Genta tidak menjawab, hanya menatap langkah kaki menjauh Hugo.

...🍓🍓🍓...

Sementara itu yang sudah di lantai atas.

Bastian menendang pintu kamar Genta, sampai pintu itu bergetar. Dan pemilik kamar loncat karena terkejut, dia hanya memakai celana longgar dan bertelanjang dada. Hp ditangannya terpental karena keterkejutannya tadi.

"Kak.. Kak Bastian?"

Bastian melangkah masuk ke dalam ruangan, dia menyambar kursi bulat di dekat sofa, dan melemparkannya ke arah Genta. Kalau laki-laki itu tidak menunduk sampai kepalanya hampir menyentuh lantai, kursi itu pasti mengenai kepala atau tubuhnya.

Pecahan cermin berhamburan di lantai. Tangan Genta gemetar, terkepal di lantai. Dia sudah gila! Dia benar-benar mau melempar ku!

"Apa yang Kak Bastian lakukan!"

Bastian sudah memasukkan tangannya ke saku celana, menatap adiknya dengan sinis.

"Vio..."

Sudah kuduga dia tahu, gumam Genta. Bangun dari berlututnya, tangannya sedikit tergores pecahan kaca, dia usap ke celananya. Sekarang dia sudah berdiri, saling berhadapan dengan Bastian.

Padahal biasanya dia tidak terpengaruh saat aku menganggu pekerjaannya, tapi aku hanya bertemu dengan istrinya sekali, dia sudah menggila begini. Genta melihat pintu keluar, ada sekretaris yang sama gilanya di sana.

"Apa Kakak mengawasi kakak ipar? Apa kakak ipar tahu kalau dia dimata-matai, pasti dia sedih kalau tahu Kakak tidak percaya dengannya."

Bastian menyambar kursi yang dia lempar tadi, dan Genta langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai lagi.

Sialan! dia benar-benar gila! Genta mendongak, sorot mata Bastian seperti orang yang ingin menghabisinya.

"Kau pikir aku sedang bercanda? Kau mau mati?"

Genta tidak menjawab, dia benar-benar takut sekarang. Bastian sedang tidak bisa bicara.

"Aku.. aku makan malam bersama teman-temanku, dan kebetulan aku bertemu dengan Kakak ipar di sana. Sungguh, kami tidak sengaja bertemu. Aku menyapanya karena tahu dia istrimu. Itu saja."

Genta mundur selangkah, saat kaki Bastian bergerak ke depan. Dia ingin menghindar, namun cengkeraman tangan Bastian lebih cepat ke leher Genta.

Bastian mengangkat tubuh Genta dengan satu tangannya, dan mendorongnya ke tembok.

Genta yang bertelanjang dada, merasakan tangan Bastian yang suhunya memanas.

"Aku tanya sekali lagi, kenapa kau mendekati Vio?"

Ahhh... Ahhhh... Genta gelagapan memukul lengan Bastian, jangankan menjawab untuk bernafas saja dia kesusahan..

Plak! Plak!

"Le.. lepaskan aku dulu!"

Bastian semakin mendorong tangannya, dan mencekik Genta, sampai wajah Genta memucat.

"Ayah! Ayah yang menyuruhku!"

Tangan Bastian terlepas, Genta jatuh ke lantai, wajahnya yang pucat kembali teraliri darah saat dia kembali memompa udara. Nafasnya tersengal-sengal.

Bastian tidak menunjukkan simpati sedikitpun, dia menarik kursi yang dia lempar tadi, lalu duduk.

Hugo mengusap keningnya yang berkeringat, di depan pintu.

Hah, hah... begitu suara nafas Genta. Dia gila! dia benar-benar gila!

Setelah berhasil mengatur nafas, Genta duduk sambil bersandar pada tempat tidurnya.

"Apa Kakak membuat ayah marah? kalian bertengkar?"

"Cih..."

Jadi aku hanyalah bidak ayah untuk membalas mu. Walaupun tahu posisinya sejak awal, namun entah kenapa sekarang itu terasa semakin memuakkan.

"Aku hanya menuruti perintah ayah untuk mendekati kakak ipar, beliau bilang, aku hanya perlu bersikap sopan dan ramah. Kalau.. kalau..."

Tatapan Bastian menghujam.

"Kalau aku bisa menggoda kakak ipar, ayah akan memberiku hadiah."

Bastian tertawa, lalu tangannya meraih sesuatu di atas meja. Pajangan kristal yang biasanya dipakai Genta untuk meletakkan pena. Genta langsung menelan ludah, membuat Bastian kesal sedikit saja, dia pasti akan melemparkan benda itu ke kepalanya.

"Aku bukan Kakak!" Suara Genta bergetar. "Aku bukan kamu yang bisa membantah ayah dan bertengkar dengan ayah!"

Tangan Bastian berhenti menggoyangkan benda di tangannya.

Dia benar-benar gila! Tangan di lutut Genta benar-benar bergetar.

"Katanya aku tuan muda kedua Hexana Group, tapi aku juga tahu, hanya Kakak putra mahkota di Hexana Group. Walaupun Kakak membantah ayah, ayah tidak akan pernah membuang Kakak. Tapi aku..."

Kepala Genta tertunduk, dia mengigit bibirnya sampai memerah. Tuan muda kedua terdengar sangat manis di telinga, ibu menyukai panggilan itu. Ibu merasa beruntung dan bahagia. Tapi... tapi aku juga tapi posisiku. Tidak akan pernah bisa menggeser Kak Bastian dari posisinya. Ayah hanya memakai ku, untuk memancing Kak Bastian.

"Aku harus menuruti dan mematuhi semua perintah ayah, supaya aku tidak dibuang."

Bastian melemparkan pajangan kristal yang dia pegang ke meja lagi. Lalu dia bangun, Genta beringsut ke samping, karena di belakangnya ada tempat tidur.

"Aku... aku hanya melakukan perintah Ayah. Dan... dan kakak ipar sama sekali tidak tergoda padaku. Dia.. dia bilang... tidak mau terlibat denganku dan perebutan kekuasaan penerus Hexana Group."

Genta memejamkan mata, meringis sakit. Ketika sepatu Bastian menekan bahunya. Kalau aku bilang... aku bicara tentang cinta pertamanya pada kakak ipar, aku yakin dia pasti mematahkan bahuku.

"Aaaaaa.... "

"Seharusnya kau tahu harus menjilat kaki siapa bodoh! Kau pikir berapa lama ayah akan bertahan di posisinya yang sekarang!"

Genta masih meringis kesakitan.

Bastian menghela nafas lalu menjejakkan kakinya ke lantai, dia menunduk dan berjongkok. Menepuk pipi Genta, wajah ketakutan itu membuka mata.

"Laporkan pada ayah, bagaimana aku menggila setelah kau mendekati Vio." Cengkeraman tangan Bastian di leher Genta lagi. "Jangan membuatku menggila lebih dari ini."

"Ba... baik Kak."

Setalah mengatakan begitu, udara kembali mengalir lancar. Dan saat Bastian menjauh, Genta bisa bernafas dengan lega.

Apa kau benar-benar mencintai kakak ipar? bukan hanya menganggap dia pengganti cinta pertamamu. Gen, kau punya nyawa berapa sampai berani menanyakan itu. Pertanyaan itu tertelan lagi.

Saat Bastian sudah sampai di depan pintu, Genta bangun dari duduk. Tangannya terkepal.

"Kak Bastian!"

Bastian menoleh, menatap adik tirinya dengan jengah. Tapi dia menunggu Genta mau bicara apa.

"Kalau aku menjilat kakimu, apa kau bisa melindungi ku dan ibu?"

Bastian tergelak.

"Sepertinya kau tidak terlalu bodoh." Hanya mengatakan itu, lalu Bastian berlalu, Genta masih sempat melihat Hugo menundukkan kepalanya sebelum menyusul majikan gilanya. Kaki Genta lemas.

Ibu yang masuk ke kamar langsung menjerit kaget, melihat pecahan kaca ada di mana-mana.

"Gen... Genta! Sebenarnya apa yang kau lakukan! Sudah ibu katakan kau harus menjaga sikapmu di depan Bastian kan! Ya Tuhan, apa kau terluka?"

Genta tersenyum lalu menggeleng. Kakak memang jahat dan kejam gumam laki-laki itu. Tapi.. dia selalu terlihat keren kapanpun aku melihatnya. Hah, bodoh! kau tidak akan pernah berdiri sejajar dengannya bodoh!

Bersambung

1
qurro thul
bs request g Thor, double up gt buat malming 😩
Nunuk Bunda Elma
lah...kak ini kentang banget 🙈🙈🤭🤭
Nunuk Bunda Elma
akhirnya pecah telor juga Vio
mengumpulkan keberanian untuk mengatakan isi hatimu
skylow
hayoo looo genta... ati ati
Juwita Exo
Semangat up nya kak sheira🥰
Desi Permatasari
selalu dibuat penasaran
Y.S Meliana
kak, cuma segitu kah... baca'y G sampe 3 menit, itu pun pake penghayatan 🥲. besok² boleh lah kak nambah apdet'y hehe...
Ipeh Syaripeh
vio kereeeen, akhirnya bisa mengeluarkan unek-unek selama ini
Bang arif
yah serunya bersambung, lanjut kk
Apriyanti
lanjut thor
Elis Setianingsih
Luar biasa
mobie mz
huwaaaa Doble up donggggg
RithaMartinE
lanjut kak tanggung 😁😁
Ernawati Fadilah
kuraaangg banyaaakkkk😭😭😭
Ummee
akhirnya... uneg²mu kamu keluarkan semua vio...
olip
apa cuma aku doang yg ngerasa part ini pendek? sekali scroll langsung bersambung bagaimana ini tambah lg dong kak /Sob//Sob//Sob//Sob/
Ai Kusfitasari
up lagi kak 🙏
Nur Lela
keren bgt thor
Anbu Hasna
dibuat tegang sampai Kapan ini?
Lilik Lailiyah
ayo Thor lanjut makin seru ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!