NovelToon NovelToon
Rahim Sewaan

Rahim Sewaan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:4.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana Hutabarat

Raina harus rela menyewakan rahimnya demi membiayai pengobatan putranya yang menderita gagal ginjal pada seorang konglomerat bernama Adry dan istrinya Nita.
Selidik punya selidik ternyata pria itu adalah ayah dari anaknya. Leon akhirnya diperebutkan oleh Adry dan Raina hingga akhirnya Raina mengalah untuk memberikannya seorang bayi lagi asal Leon tidak diambil Adry.
Menukar seorang anak, demi kehidupan satu anaknya yang lain. Akankah seorang ibu tega melakukannya?

Area dewasa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insting

"Bu, kuenya gosong," ucap Leon tiba-tiba dibelakang Raina membuat wajah wanita itu memucat seketika. Dia hampir tidak bernafas dan terpaku di tempat. Berpikir agar dua orang didepannya tidak menyadari sesuatu hal. Kemiripan Leon dan pria yang ada di depannya.

Adry membelalakkan matanya lebar ketika melihat anak yang dia tabrak sewaktu di rumah sakit ada didepannya. Perasaannya mulai kacau namun dia tidak tahu apa gerangan sebabnya. Dia mengamati penampilan anak itu secara keseluruhan. Rambut anak itu terbelah di tengah sama seperti rambut miliknya, warna mata mereka sama dan wajah itu... akh! Tidak mungkinkan? Hati Adry mulai galau. Ini hanya kebetulan saja kan?

"Bu," panggil Leon lirih lagi ke arah Raina.

Raina lalu berdiri dan berjalan ke arah Leon. "Tidak apa-apa."

Leon lalu terlihat tenang. "Aku sudah mematikan kompornya tadi. Maaf Bu."

Raina menganggukkan wajahnya dan tersenyum seraya menyentuh ringan kepala anaknya.

"Apakah dia anakmu?" tanya Nita tiba-tiba dibelakang Raina. Raina menganggukkan kepala.

"Sangat tampan hanya saja ... ," Nita ragu untuk mengatakannya.

"Ya, ayahnya memang bukan berasal dari negara ini," jawab Raina mengerti maksud Nita. Sejenak dia melirik pada Adry yang sedang menatap tajam ke arahnya. Raina buru-buru mengalihkan pandangannya melihat ke arah Nita. Jantungnya berdebar dengan cepat.

"Ayah bekerja di Amerika," jelas Leon. Raina merasakan oksigen di tempat itu menipis.

"Oh, pantas saja. Pasti ayahmu sangat tampan karena kau terlihat tampan juga. Warna matamu itu, sama seperti warna mata Adry, hijau terang. Itu kebanyakan dimiliki oleh keturunan orang-orang Jerman asli," jelas Nita.

Raina hanya tersenyum kecut saja.

"Oh, maaf jika hal itu membuatmu tidak enak. Aku hanya mengatakan apa yang kutahu. Kau bisa menanyakannya pada Adry karena dia tahu tentang hal ini lebih dariku."

"Populasi yang paling banyak ditemukan dengan bola mata hijau yaitu di Eropa Utara dan Tengah, namun juga sering ditemukan diketurunan Celtic atau Jerman. Hijau termasuk salah satu warna bola mata yang langka, karena hanya ada sekitar 2 persen dari populasi di dunia yang memilikinya," sela Adry.

Semua orang melihat ke arah Adry. Leon sendiri baru sadar jika ada pria yang dia temui di rumah sakit waktu itu.

"Om itu yang kemarin... ," Leon tidak melanjutkan perkataannya karena Adry menganggukkan kepalanya.

"Kalian pernah bertemu?"

"Kami tidak sengaja bertabrakan di rumah sakit," ucap Adry tersenyum kecut. Dia ingin mendekati dan menyentuh anak itu tetapi dia tahan. Masih banyak waktu untuk menyelidiki semuanya. Semoga apa yang dia pikirkan tidak benar adanya, mungkin karena keinginan besarnya untuk mempunyai seorang anak.

Namun, jika itu memang benar bagaimana dia dan Raina bisa bertemu. Dia tidak ingat, begitu banyak wanita yang bersamanya sebelum menikah dengan Nita.

"Berapa umur anakmu?" tanya Adry tiba-tiba.

"Sembilan tahun lebih. Bulan September kemarin aku berulang tahun," jawab Leon cepat. Raina menutup matanya sejenak dan menghembuskan nafas pelan. Dia tidak sadar jika semua gerakannya diperhatikan oleh Adry.

"Oh, jadi kau lahir bulan September, sembilan tahun yang lalu," tanggap Adry membuat tegang tubuh Raina.

Anak itu tersenyum memperlihatkan cekungan di pipi, sama seperti milik ibunya.

"Sebaiknya kita duduk dulu bersama agar bisa berbicara nyaman," ujar Adry tenang dia letakkan satu kakinya di atas kaki yang lain serta menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Kedua tangannya disatukan di paha.

"Aku masih membuat kue, kalian tahu jika ... ," ucap Raina tetapi terhenti ketika Adry merenggangkan tangan ke arahnya. Wanita itu menghela nafas untuk kesekian kali.

"Bukankah urusan kita akan panjang nantinya. Lebih baik jika kita saling mengenal terlebih dahulu. Bukan begitu Nita?" tanya Adry.

Nita menyatukan kedua alisnya. Tadi Adry terlihat paling menentang tentang rencana ini tetapi Kini terasa berbeda. Apa mungkin ini hanya pikirannya semata.

Mereka lalu kembali duduk di kursi masing-masing. Raina duduk bersama Leon. Leon sendiri berhadapan dengan Adry. Membuat Adry bisa menelisik lebih jelas wajah Leon.

Wajah Raina terlihat menegang. Kedua tangannya saling meremas satu sama lain. Adry bisa menangkapnya dengan jelas kegelisahan wanita itu. Apakah ada yang dia sembunyikan? Ini makin membuat Adry curiga.

"Jika kau berusia sembilan tahun berarti kau sudah kelas tiga sekolah dasar?" tanya Adry.

"Kelas dua karena tahun kemarin aku tidak baik sekolah. Ibu sering membawaku ke rumah sakit jadi aku banyak tertinggal mata pelajaran," gurau Leon renyah.

"Keadaannya tidak baik-baik saja sehingga tahun kemarin tiga kali dia harus menginap di rumah sakit."

Dada Adry terasa sesak mendengarnya. Di usia yang masih terlalu kecil dia harus merasakan sakit yang teramat sangat.

"Aku baik-baik saja hanya sakit sedikit tetapi Dokter itu menyuruhku menginap lama hingga membuat aku bisa mati kebosanan di sana," kekeh Leon. Diiringi tatapan tajam ibunya.

"Maaf Bu, aku hanya bercanda."

"Itu tidak lucu, jangan katakan tentang kematian lagi. Ibu akan hidup sendiri jika tidak ada kau!" Leon lalu memeluk ibunya.

"Aku tidak akan meninggalkan Ibu dan membiarkan Ibu hidup sendiri," katanya menatap sang Ibu dengan penuh kasih sayang.

"Apa Leon mau sehat lagi?" tanya Adry. Leon dengan tegas menganggukkan kepalanya.

"Leon ingin bisa bermain dan bersekolah setiap hari bersama teman-teman." Leon lalu menatap ke luar pintu rumah dan melihat anak-anak yang berlari di badan jalan gang kecil itu.

"Leon ingin bisa merasakan bermain layang-layang dan sepeda, Ibu tidak bisa mengajak Leon melakukannya karena ibu wanita sedangkan yang memainkan itu pria." Raina mengangguk. Adry berpikir sebuah alasan yang tepat untuk membuat Leon tidak melakukan aktifitas berlebih karena setahunya penderita penyakit gagal ginjal memang tidak boleh lelah.

"Sayang, ayah Leon tidak ada di sini," lanjut Leon hampa. Dia lalu memandangi ibunya lagi dan tersenyum cerah.

Adry menelan Salivanya dalam-dalam mendengar dan melihat ketegaran anak itu. Dia menyembunyikan perasaannya agar bisa melihat ibunya bahagia.

"Sudah lama Ayah tidak menelfon, Bu," kata Leon membuat harapan Adry melemah.

"Mungkin belum sempat karena banyak pekerjaan. Nanti Ibu akan menghubunginya agar bisa meluangkan waktu untuk menelfonmu," kata Raina.

Adry menatap wanita itu dengan banyak pertanyaan. Dia sendiri yang akan menyelidiki hal ini. Sebelum pernikahan ini terjadi dia harus tahu kebenarannya. Dari awal bertemu anak ini dia melihat ada sesuatu yang menariknya lebih jauh ke dalam. Bukan karena fisik saja tetapi sesuatu lain yang membuat hatinya tidak tenang. Bahkan mata hijau anak itu terus terbayang dalam benaknya sejak mereka bertemu di rumah sakit itu.

1
Mimi Ayu
cerita ny bagus bngt Thor. banyak kesedihan dn berakhir dengan kebahagiaan, 👍👍
Ida Naurah
kpn klar'a ini mslah,,,,g ada ujung'a siardy yg plin plan ngurusin 2 istri g becus,,,,ksni bilang syng ksno bilang cinta
Ida Naurah
suami oon...sebel aku...
Ida Naurah
lah sirani'a ini Gmna kan dia udh tanda tangan srt cerai, ko mau tidur brdua...klw si Adry wajar mnta tidur brdua kan dia g tau soal srt cerai palsu
Ida Naurah
hadehhh Thor ngapa bikin sirania cpt balik,,,sirani'a yg ditindas sirani'a yg disakitin ngapa yg bahagia sinita, Lo jg Rania udh difitnah dngn gampang'a Nerima si ardy rasain dah penderitaan Lo sndri
Ida Naurah
bloon bngt ngapa Lo cerita k Ema Lo Adry,,,,kata'a kaya ngapa kaga nyuruh orang bwt nyelidikin kasus ema lo sama istri lo
Ida Naurah
suami tolol g mikirin perasaan ema'a yg udah bawa2 dlm perut trus ngelahirin sampe ngurusin mana penyakitan tuh ank,,,,ibu'a jg oon kaya BKN perempuan aj
Ida Naurah
boleh si Adry ngerawat tp si Raina jngn gampang luluh
Ida Naurah
ya Allah baca bab ini air mata GA berenti2....
Ida Naurah
orang mah Thor bikin Raina tuh cantik berhasil bisa ngalahin sinita...lah ini dibikin makin buruk
Ida Naurah
nyesek thor
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Anonymous
.
Agung Antarini
Luar biasa
Sunarmi Narmi
Hani sosok yg egois..lupakan saja Hana..saatnya hatimu hrs keras dgn saudara kembar yg gilaaaa...
Ririn Yanti
emang gak ada
Sunarmi Narmi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ bener Rayna..mertuamu nyidam ngemut watu kali atosss
Sunarmi Narmi
Kubu Roy akhirnya Kalah telak dgn kubu Mertua Lampir ibu dn nenek Durjana..ini kan cerita diluar negeri jdi yg salah selalu menang kyak kafir quraishi 😬😬😬😬
Badai Z
di culik lg? hadeh kpn selesai'a???
Badai Z
ada konspirasi antara hani dan maruli kah??? hani jahat ya padahal sama kembarannya sendiri.... rela melakukan semua itu karena uang atau sakit hati kah???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!