Cerita tentang dua keluarga hebat, bersatu melalui penerus mereka. Yang mana Zayd, dari keluarga Van Houten. Dan si cantik Cahaya, dari keluarga Zandra...
Ingin tau kisahnya?? Cuss... otewe keun guys🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
JEDEEEEERRR
Semua orang terkejut bukan main, pasangan mesum itu langsung pucat. Bahkan wanita yang tadi membentak Cahaya, sempat mundur satu langkah, saking terkejutnya.
"J-jangan asal bicara kamu, kamu..
"Maaf, suami pasien yang mana?" tanya salah seorang perawat, membuat semua fokus teralihkan.
"S-saya" ucap pria, yang di tampar Cahaya. Bahkan terlihat jelas, cap lima jarinya.
"Tolong tanda tangani persetujuan kuret pada nyonya Rahma, kandungan pasien tak bisa di selamatkan." ucap perawat tersebut
JELEGEERRR
Lagi, semua orang kembali di kejutkan dengan fakta ini. Ibunya Rahma, bahkan sampai jatuh tak sadarkan diri. Beruntung sang suami dan anak sulungnya, segera menahan tubuhnya. Sehingga tak sampai jatuh, terbentur lantai. Keduanya, langsung membopong wanita tersebut ke IGD.
"K-kandungan?? K-Kuretase?" tanya suami Rahma, ia benar-benar terkejut. Istrinya hamil??
"Terkejut?? Dan yang membuatnya harus keguguran, adalah kamu dan sahabat istrimu. Dia melihat kalian, keluar dari ruang periksa kehamilan. Dia melihat kamu, mengusap sayang perut wanita di sampingmu dan mencium mesra kening selingkuhanmu. Belum lagi, kamu juga melakukan KDRT pada istri dan anakmu yang masih kecil. Kamu tega menyiksa istrimu, hanya karena ingin pergi malam. Dengan alasan tak masuk akal, padahal kamu menemui gundikmu. Kamu juga tega memukuli anakmu, hanya karena meminta makan. KAMU PRIA BAJINGAN FARIS" ucap Cahaya, dengan tatapan penuh kemarahan. Bahkan ia berteriak di akhir kalimat, hatinya benar-benar ikut merasakan sakit.
"Sayang, tenanglah" dengan menggendong keponakannya, Zayd mendekat dan menenangkan Cahaya
BUGH
BUGH
BUGH
KYAAAAAAA
"SALMAN, HENTIKAN SALMAN. JANGAN TERUS KAMU PUKULI FARIS, HENTIKAN." teriak ibu dari suami pasien, saat melihat kakak kedua pasien memukuli putranya.
Sedangkan ayah dari Faris, ia hanya diam melihat putranya di siksa. Ia bahkan tak percaya, putranya bisa sebejat ini. Selingkuh? KDRT? Cucunya bahkan di siksa oleh putranya sendiri, istrinya pun mengalami KDRT. Apa yang salah pada didikannya? Ia menatap istrinya, yang sedang menghalangi Salman.
Akhirnya ia sadar, ia tak salah mendidik. Tapi... istrinya, yang sudah memanjakan dan selalu membela putranya. Tak peduli putranya salah, di mata istrinya selalu benar.
Kakak pertama pasien, ikut bangun. Ia yang seorang TNI, ikut memukuli Faris.
"INDRAAAA... HENTIKAN, KENAPA KAMU IKUT MEMUKULI FARIS" teriak ibunya Faris lagi
"Biar saya yang tanda tangani" ucap kakak ketiga Rahma, yang bernama Abizar. Perawat yang shock, langsung tersadar dan memberikan berkas tersebut.
"TOLONG HENTIKAN, INI RUMAH SAKIT" teriak si perawat, yang langsung membuat Salman dan Indra berhenti. Mereka menatap marah pada Indah, yang menjadi selingkuhan adik iparnya. Yang juga, merupakan sahabat dekat adiknya.
Mendadak lorong tersebut menjadi hening, namun terasa penuh ketegangan. Mereka kini ada di depan ruang operasi, menunggu Rahma selesai melakukan kuretase.
Mereka pun kembali di kejutkan, dengan penyakit yang selama ini di derita oleh Rahma. Sungguh pandai ia menyimpan sakitnya, bahkan berniat mempertahankan kehamilannya. Meski dokter, sudah melarangnya dan meminta untuk mengikhlaskan janinnya. Rahma kekeh mempertahankan kandungannya, membayangkan wajah bahagia sang suami.
Namun... Tuhan berkehendak lain, ternyata kekhawatiran dokter. Yang juga merupakan sahabat Rahma sejak SMP, lebih di dengarkan Allah. Janin itu.... Tak selamat. Bahkan di ruang operasi pun, bukan hanya kuretase. Namun dilakukan pengangkatan ginjal, yang sudah tak bisa bekerja dengan baik.
Ya.... Rahma di vonis gagal ginjal, sehingga dokter tak menyarankan nya untuk kembali hamil.
Faris, dia tak sadarkan diri di IGD. Indah selingkuhannya, yang menemani. Keluarga Rahma, kekeh akan memisahkan keduanya. Dengan hak asuh anak, berada di tangan Rahma.
Ayah Faris hanya bisa pasrah, namun istrinya terlihat tak peduli. Wanita yang menjadi ibunya Faris, menatap benci kedua kakak Rahma. Yang sudah membuat putranya babak belur, bahkan belum sadarkan diri sampe sekarang.
Cahaya dan Zayd, sudah pamit sejak Rahma masuk ke ruang operasi. Cukup sampai di sini, mereka membantunya. Karena ini merupakan masalah intern, mereka tak bisa ikut campur.
.
.
Di perjalanan, Zayd mengusap sayang kepala Cahaya yang terlelap. Sembari memangku keponakannya, yang juga sama-sama terlelap. Zayd memilih mengantarkan keponakannya terlebih dahulu, baru mengantar sang kekasih pulang.
.
"Ra keluar, bawa nih anak lo. Gue mau lanjut nganter cewek gue balik.." panggilan langsung di tutup Zayd
Tak lama terlihat pintu terbuka, keluar Zara. Dengan Cedric di belakangnya, Zayd tersenyum melihat kakaknya mencak-mencak. Dia sudah bisa menebaknya, apalagi tadi ia menutup panggilan tanpa menunggu jawaban dari Zara.
"Lu mah kebiasaan, gue belum ngomong apa-apa, udah lu tutup duluan. Ga sopan tau, kakak lu ini." gerutu Zara, seraya membuka pintu mobil. Cedric gegas mengambil putranya, tanpa mau terlibat perdebatan dua bersaudara ini.
"Ck, cuma beda beberapa menit doang Ra. Ga bikin lu mati berdiri juga pan, dah ah awas. Gue mau anterin calon bini gue, sebelum ayah Sigmund ngamuk. Bye... Assalamu'alaikum" Zara segera menutup pintu
Ingin menutupnya dengan kasar, tapi Cahaya masih terlelap. Tak terganggu sama sekali, dengan perdebatan keduanya.
Zayd kembali menyalakan mesin mobil, ia meninggalkan pekarangan rumah Zara.
"Wa'alaikum salam.. Dasar ade duralex, bisa-bisanya Cahaya mau ma laki modelan cangcorang" Zara masuk, sembari menggerutu kesal
.
.
"Ay, bangun." Zayd membangunkan Cahaya pelan, dengan mengguncang pelan pundaknya.
"Udah sampe by?" Zayd mengangguk
"Yuk turun, itu ayah udah liatin dari depan pintu." Cahaya menoleh, ia pun tersenyum melihat ayahnya tersebut.
Cinta pertamanya, meski tak ada ikatan darah. Namun ia begitu menyayangi pria dewasa tersebut, meski tak sebesar rasa sayangnya pada sang ibu Cia. Mereka segera turun dari mobil, berjalan beriringan.
"Assalamu'alaikum ayah" salam keduanya, seraya mencium punggung Sigmund dan Cia
"Wa'alaikum salam, kenapa selarut ini? Kamu bawa kemana perawan ayah?" jawab Sigmund, dengan kedua tangan bersedekap. Cia yang berdiri di samping sang suami, hanya diam menggelengkan kepalanya.
"Tadi ada sedikit insiden yah, makanya telat." jawab Zayd
"Insiden apa?? Kamu ga papa kan sayang?" tanya Cia, seraya menyerobot dan memegang kedua pundak putri sulungnya.
"Ga papa ibu, semuanya udah selesai. Di dalem yuk, nanti Cahaya cerita." jawab Cahaya, Cia mengangguk dan menarik pelan tangan putrinya.
Entah karena Cahaya yang sengaja menutupi, entah memang tak bisa dilihat. Cia tak bisa melihat masa lalu, ataupun masa depan putri angkatnya itu.
"Masuk" titah Sigmund, Zayd mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Meski waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun ia tak bisa main pulang saja. Sigmund meski terlihat tegas, namun ia tau.. bila pria itu menyayanginya juga.
"Udah makan?" tanya Cia, seraya berjalan ke ruang keluarga
"Udah bu, tadi waktu di jalan pulang. Cahaya makan mi ayam tadi" jawab Cahaya, seraya merangkul lengan Cia. Dia berbisik, di kalimat terakhirnya. Karena takut ketahuan ayah, bisa kena omel.
Mereka duduk di ruang keluarga, Cia meminta mbak membuatkan minuman hangat. Cahaya mulai bercerita, dari awal ia bertabrakan sampai masalah perselingkuhan suami Rahma terbongkar.
...****************...
Jangan lupa masukin ke favorit, like, komen, gift sama vote nya yaaaa ❤️❤️❤️❤️
Haiiiii.... Jangan lupa rate nyaaaaa ya⭐⭐⭐⭐⭐
lanjutttt mak
masih bocil udah pinter ngegombal🤣🤣
pasti zayd tambah cinta😘😍 karna cahaya keren badass sekali cocok lah sama zayd.. jangan di kasih cewek yg lemah ya maakkk😘
dasar Domi si gembul, makan terus. awas loh nanti jadi kayak gentong😅