NovelToon NovelToon
JERAT SUTRA BERDURI

JERAT SUTRA BERDURI

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Arsila

Aruna yang sedang menikmati masa kuliahnya yang santai tiba-tiba dipaksa pulang ke rumah untuk sebuah "makan malam darurat". Ia mendapati keluarganya di ambang kehancuran finansial. Ayahnya terjerat hutang pada keluarga Gavriel, sebuah klan penguasa bisnis yang kejam. Aruna "dijual" sebagai jaminan dalam bentuk pernikahan politik dengan Damian Gavriel, pria dingin yang mempesona namun manipulatif

bagaimana cara aruna mengahadapi takdirnya?..... yuk, baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Arsila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gema dari Seberang Lautan

​Setelah malam yang penuh air mata dan martabak manis di atas awan, Aruna berpikir bahwa tantangan terberatnya hanyalah belajar cara berjalan anggun dengan sepatu hak tinggi. Namun, dunia Damian Gavriel tidak pernah benar-benar tenang. Seperti permukaan laut yang terlihat biru namun menyimpan palung terdalam, musuh-musuh lama selalu menemukan cara untuk merayap kembali.

​Pagi itu, di meja makan yang penuh dengan hidangan sarapan sehat buatan Ibu Elena, Damian tidak menyentuh kopinya. Matanya terpaku pada layar laptop, jemarinya bergerak cepat menelusuri barisan kode saham yang memerah.

​"Mas, kalau kopi itu dipandangi terus, dia tidak akan berubah jadi jus jeruk loh," celetuk Aruna sambil menyodorkan piring berisi roti bakar dengan olesan selai srikaya yang tebal.

"Ada apa lagi? Apa harga baja dunia turun karena orang-orang mulai beralih pakai bambu?"

​Damian mengalihkan pandangannya ke Aruna, ada gurat kecemasan yang coba ia sembunyikan. "Aruna, ada aktivitas aneh di bursa saham Singapura. Sebuah perusahaan cangkang bernama 'Phoenix Global' tiba-tiba muncul dan mulai membeli aset-aset kecil milik Gavriel Group secara agresif."

​"Phoenix? Nama burung yang suka terbakar itu?" Aruna mengerutkan kening. "Apa hubungannya dengan kita?"

​"Masalahnya bukan pada namanya," Damian memutar laptopnya agar Aruna bisa melihat. "Alamat terdaftar perusahaan itu adalah sebuah kantor tua di Cayman Islands. Kantor yang dulu pernah digunakan Lukas untuk menyembunyikan dana taktisnya. Aku pikir perusahaan itu sudah mati saat Lukas dipenjara, tapi seseorang baru saja menyuntikkan dana besar ke sana."

​Ibu Elena yang mendengar pembicaraan itu mendadak menghentikan aktivitas mengaduk tehnya. "Phoenix... Damian, Ibu ingat nama itu. Lukas pernah bilang kalau dia punya 'kartu as' di luar negeri yang hanya akan aktif jika dia benar-benar terpojok. Dia menyebutnya sebagai 'warisan untuk masa depan'."

​Belum sempat Damian menanggapi, suara bel pintu mansion berbunyi dengan nada yang tidak sabaran. Seorang pelayan masuk dengan wajah ragu-ragu, membawa sebuah kartu nama berwarna perak metalik.

​"Tuan, ada seorang wanita di depan. Dia bilang dia adalah utusan dari Phoenix Global dan ingin bertemu dengan pemilik sah Gavriel Group," lapor pelayan itu.

​Aruna dan Damian saling pandang. Aruna langsung berdiri, membetulkan daster batiknya yang motif parang. "Suruh masuk! Biar aku lihat seperti apa rupa 'burung terbakar' ini."

​Wanita yang masuk ke ruang tamu bukanlah orang sembarangan. Ia mengenakan setelan jas putih yang sangat tajam, rambutnya dipotong pendek dengan gaya pixie cut yang sangat modern. Wajahnya cantik, namun tatapannya memiliki ketajaman yang mengingatkan Aruna pada seekor elang.

​"Selamat pagi, Tuan Damian. Dan... Nona Aruna," wanita itu tersenyum, namun senyumnya tidak mencapai matanya.

"Perkenalkan, saya Kira. Saya adalah CEO dari Phoenix Global, pemegang mandat baru atas sisa saham Lukas Gavriel di pasar internasional."

​"Lukas sudah tidak punya hak apa pun," ujar Damian dingin.

​"Benar," Kira duduk dengan santai tanpa dipersilakan. "Tapi surat utang yang Lukas jaminkan kepada investor kami masih berlaku. Dan karena Lukas gagal membayar, sesuai perjanjian, kendali atas beberapa anak perusahaan logistik milik Gavriel Group kini beralih ke tangan kami. Termasuk... gudang logistik utama di pelabuhan utara."

​Aruna tersentak. "Maksudmu gudang tempat Ayahku sering kirim barang itu? Yang baru saja Mas Damian berikan kontrak kerjasamanya pada Ayahku?"

​Kira mengangguk tipis. "Tepat sekali. Mulai besok, perusahaan Maheswari tidak lagi memiliki izin untuk masuk ke pelabuhan tersebut kecuali mereka membayar biaya sewa tiga kali lipat dari harga pasar."

​Setelah Kira pergi meninggalkan tumpukan dokumen tuntutan, suasana mansion menjadi dingin. Damian segera menelepon tim hukumnya, namun Aruna tahu bahwa jalur hukum akan memakan waktu berbulan-bulan, sementara bisnis Ayahnya bisa hancur dalam hitungan hari.

​"Mas, ini bukan soal bisnis saja. Ini serangan personal," ujar Aruna sambil mondar-mandir. "Kira itu... dia bukan cuma CEO. Mas lihat cara dia menatap Mas tadi? Seperti orang yang sedang menatap barang yang dulu pernah jadi miliknya tapi dicuri orang lain."

​Damian terdiam. "Kira adalah putri dari rekan bisnis Lukas di Singapura. Dulu... ada pembicaraan tentang perjodohan bisnis antara kami, tapi aku menolaknya mentah-mentah sebelum aku bertemu dengamu."

​"Oalah! Jadi ini urusan mantan lagi?" Aruna memutar bola matanya. "Kenapa musuh Mas Damian ini isinya barisan sakit hati semua sih? Apa Mas dulu sesadis itu kalau menolak wanita?"

​"Aruna, ini bukan saatnya bercanda.."

​"Aku tidak bercanda, Mas! Kalau dia menyerang pakai cara kotor di pelabuhan, kita tidak bisa balas pakai kertas hukum di pengadilan saja," Aruna mengepalkan tangannya. "Besok, aku akan ikut ke pelabuhan. Aku ingin tahu seberapa hebat CEO Phoenix ini kalau berhadapan dengan putri pemilik logistik yang sudah kenyang makan debu jalanan."

​Damian hendak melarang, namun ia melihat kilatan tekad di mata Aruna—tatapan yang sama saat gadis itu menyusup ke sanatorium. "Baiklah. Tapi ingat, jangan lakukan hal bodoh seperti melempar tepung lagi."

​"Tepung sudah kuno, Mas," Aruna tersenyum penuh rahasia. "Sekarang aku punya ide yang lebih... licin."

"Licin?" Damian menaikkan sebelah alisnya, firasatnya mengatakan bahwa kata itu bukan berarti sesuatu yang bersih. "Aruna, pelabuhan itu zona merah. Isinya bukan cuma kontainer, tapi juga orang-orang keras yang tidak akan segan jika diganggu."

​"Justru karena mereka keras, mereka butuh sesuatu yang bikin mereka 'terpeleset',"

Aruna terkekeh sambil mulai mengetik pesan di grup WhatsApp yang dinamainya 'Srikandi Jalanan'. "Mas tahu tidak, di dekat pelabuhan itu ada gudang sisa minyak goreng curah yang sudah tidak layak pakai? Dan kebetulan, salah satu teman ojek ojek online-ku adalah keponakan pemilik gudangnya."

​Damian memijat pelipisnya. "Kamu tidak berniat menyiram pelabuhan dengan minyak goreng, kan?"

​"Tentu saja tidak semuanya, Mas! Hanya di jalur khusus truk milik Phoenix Global. Bayangkan saja, saat Kira ingin menunjukkan kekuasaannya dengan truk-truk megahnya, tiba-tiba rodanya berputar di tempat karena jalannya terlalu glowing. Itu akan membuat pengiriman mereka terlambat, dan secara hukum, mereka yang akan kena penalti keterlambatan kontrak!"

​Aruna menatap Damian dengan mata berbinar penuh kelicikan yang jenaka. "Sementara truk Ayahku? Kita akan lewat jalur tikus yang sudah aku siapkan dengan bantuan warga sekitar. Mas, terkadang untuk melawan orang yang merasa dirinya elang, kita tidak perlu terbang tinggi. Kita cukup lumuri tangkringannya dengan minyak biar dia jatuh terpeleset."

​Damian tidak bisa menahan senyumnya lagi. "Baiklah, Nyonya Gavriel. Aku akan menyiapkan tim hukum untuk memantau dari jauh, sementara kamu... silakan lakukan operasi 'licin' itu. Tapi janji, kalau situasi memanas, kamu harus langsung mundur ke mobil pengawalan."

1
shabiru Al
aruna jeli juga yah...
shabiru Al
waduh,, bakalan jadi korban barunya aruna nih si raka
shabiru Al
ini gimana sih thor aruna bilangnya saya saya terus sementara damian bilangnya aku
shabiru Al
buset aruna masih sempet kepikiran mesen makanan onlen cod lagi 🤭
shabiru Al
tdkah aruna ingin belajar menjadi lebih cerdik,, tdk mungkin jika harus bergantung terus sama damian kan.. tak selamanya damian akan ada d sisi aruna
shabiru Al
sudah mulai falinginlop kah.... 🤭
shabiru Al
aruna yang out of the box😄
shabiru Al
nah kan bener damian mengerikan,, dia bisa merancang sekenario dengan sangat rapih
shabiru Al
kok damian sedikit mengerikan ya...
shabiru Al
aruna ya gokil abis,, berbanding terbalik dengan damian
shabiru Al
mampir ya thor....
Ayu Arsila: silahkannn🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!