Istri Simpanan Sang Casanova

Lisa sedikit kesiangan saat bangun pagi ini. Padahal alarm sudah ia setting agar bangun lebih cepat karena hari ini adalah hari pertama ia kerja. Namun sialnya ponselnya mati karena kehabisan daya. Wanita itu buru-buru menyambar handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi. Sebelumnya dia tidak lupa untuk Men-charger ponselnya.

Lisa berjalan terburu-buru untuk mengejar angkot. Hanya angkutan umum itulah yang pas dengan isi kantongnya saat ini. Lisa harus menghemat sisa uang pemberian dari Bela. Karena jarak dari rumah kontrakan nya ke tempat kerja terlalu jauh. Menghabiskan banyak waktu dan ongkos jika ia tidak berhemat.

Satu jam lebih Lisa baru sampai di depan gedung yang menjulang tinggi, terlihat seperti akan menggapai langit. Lisa menghembuskan nafasnya kasar. Kembali ke tempat ini sungguh butuh kesiapan penuh. Apalagi saat melihat ukuran alfabet yang begitu besar, tergantung di atas sana ' Haidar ' satu nama yang berhasil membuat hati Lisa tercubit. Pria yang berhasil menorehkan luka di hatinya menyandang nama itu di belakangnya.

" Rileks Lisa.. Dia gak mungkin ada di sini. " ucap Lisa meyakinkan dirinya. Melangkah lebih jauh masuk kedalam. Masih sama, orang-orang yang bekerja di sana masih bisa Lisa kenali. Bahkan OB dan OG yang berpapasan dengan nya tak segan menyapa kedatangannya.

Lisa masih hafal dimana ruangan Bela berada, dia tidak perlu bertanya pada resepsionis di depan. Bahkan mereka mempersilahkan Lisa dan menyambutnya dengan baik.

Keadaan kantor terlihat lebih fresh, karena ornamen dinding telah di ubah dengan selera kekinian.

Lisa mengetuk pintu terlebih dahulu, lalu masuk ke ruangan itu setelah mendengar suara dari dalam mempersilakannya masuk.

" Lis, akhirnya dateng juga. Gue pikir lu gak jadi dateng. " Ujar Bela.

" Hehe.. Sorry gue telat ya? "

" Gak papa kok, Sofie juga belum dateng. Bentar lagi. " Bela mempersilahkan Lisa duduk sembari menunggu kedatangan Sofie, artis pendatang baru yang akan menjadi atasan Lisa.

" Oh.. Namanya Sofie? " Tanya Lisa. " Artis baru apa gimana? "

" Iya namanya Sofie, baru setaunan ini dia masuk ke HP kita. Artis pendatang baru, biasa.. Punya koneksi menjanjikan jadi cepet melesat. " Bela.

Lisa mengangguk mengerti. Bela menyerahkan beberapa lembar kertas yang berisi surat kontrak kerja. " Nih baca dulu, baru tanda tangan. "

Lisa menerimanya, membaca dengan cermat isi perjanjian kontrak itu. " Gak ada masalah sih, gue setuju. "

" Yaudah, kita tunggu Sofie dateng. " Ucap Bela. " Oiya Lis, besok gue mau nemuin Clara, lu mau ikut gak? Ada job buat dia dan babby nya. "

" Loh bukannya Clara gak mau lagi ikut syuting? "

" Iya itu kalau di luar rumah. Ini lokasi syuting di rumahnya kok, cuma buat memperkenalkan babynya yang baru lahir. Itung-itung buat nama Clara masih melambung, gak tenggelem banget gitu. "

" Oh.. Iya gue ikut deh kalo ada waktu. Kan besok gue udah mulai kerja sama si Sofie. "

" Iya juga sih ya. "

Tak lama kemudian Sofie datang ke ruangan Bela untuk bertemu dengan asisten barunya. " Siang.. Telat ya.. " Ucapnya sembari duduk di sofa. " Ini Lisa? " Tanya Sofie pada Bela, menunjuk ke arah wanita yang duduk bersebrangan dengan nya.

" Iya Fie, kenalin ini Lisa temen gue. Yang kemaren gue ceritain itu. " Bela memperkenalkan Lisa pada Sofie.

" Hai.. Gue Lisa. "

" Sofie. " Mereka berjabat tangan.

***

Jadwal Sofie hari ini lumayan padat, mengingat dia hanya artis pendatang baru. Tapi rentetan job sudah menunggunya dari siang hingga malam hari.

" Lu udah baca isi kontraknya kan? " Tanya Sofie. Mereka kini tengan menuju studio salah satu stasiun televisi di negri ini.

" Udah kok. " Lisa.

" Berarti inget dong, gak boleh membeberkan apapun yang kamu liat mengenai kehidupan pribadi gue. "

" Iya gue tau cara kerjanya kok. Gak akan ikut campur apalagi menyebar luaskan hal pribadi mengenai artisnya. " Jawab Lisa yang memang sudah berpengalaman menjadi seorang asisten selebriti.

" Bagus. " Sofie tersenyum. " Dulu pernah jadi asisten siapa aja? " Sofie ingin lebih tau mengenai Lisa.

" Gak banyak sih.. Cuma beberapa. Salah satunya senior kamu. Clara. "

" Oya? Kok Bela gak ngasih tau elu pernah kerja sama Clara? " Lisa mengedukkan bahunya. Tidak tau dengan alasan Bela yang tidak memberitahu jika dirinya pernah bekerja pada Clara.

" Ish berarti kamu udah pengalaman banyak dong. Gak perlu di ragukan lagi nih. " Sofie begitu senang mendapatkan asisten pribadi seperti Lisa yang sudah berpengalaman, apalagi mantan asisten dari seorang Clara, artis ternama.

Lisa hanya tersenyum. Lisa pun tak tahu pekerjaan ini akan semudah dulu saat bekerja dengan Clara atau tidak. Pasalnya setiap orang memiliki sifat dan watak yang berbeda. Walau Clara termasuk selebriti papan atas namun memiliki sifat yang terpuji. Tidak sombong, apalagi membedakan derajat orang dari segi materi. Pembawaan Clara yang ceria membuat orang sekitar nyaman berada di dekatnya. Lisa berharap, Sofie memiliki sifat tidak jauh seperti Clara. Mudah-mudahan.