"Aku akan berusaha melawan badai yang akan menerpaku kapanpun itu. Aku siap menerima serangan badai yang besar sekalipun. Aku tidak takut kepada besarnya badai, aku tidak gentar terhadap ganasnya badai. Aku juga tidak akan menyerah walau badai itu terus menggulungku. Aku akan berusaha berdiri di atas badai itu. Aku akan menghadapi badai itu. Aku akan melawan badai itu. Aku akan menari diatas badai itu pula. Hingga pada akhirnya, badai itu bisa menyatu dengan diriku. Aku adalah badai dan badai adalah aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Latihan Fisik I
Shin Shui terus berlari mengelilingi Hutan Kematian. Baru kali ini dia menjalani hal seperti ini. Baginya latihan ini lebih buruk daripada neraka sekalipun.
Di perjalanan dia menemukan banyak sesuatu yang belum dia temui sebelumnya. Bahkan binatang-binatang disini pun sangat aneh bagi dia. Shin Shui masih sangat awam, jadi dia belum mengetahui perbedaan binatang biasa dan siluman itu seperti apa.
"Hutan Kematian ini luas sekali. Aku rasa butuh waktu sampai malam untuk bisa satu kali mengelilingi Hutan Kematian ini." Shin Shui bergumam sendiri sambil berjalan karena merasa kelelahan.
Panas matahari begitu menyengat kulit, rasa haus, rasa lelah, rasa lapar, bercampur semua. Rasanya dia ingin sekali menangis karena sudah merasa tidak kuat dengan latihan yang diberikan oleh Lao Yi.
Tapi ketika dia mengeluh, Shin Shui selalu teringat orang tuanya yang dibunuh secara sadis oleh sekte Tengkorak Kegelapan.
Ketika terbayang tragedi beberapa tahun lalu, disitulah dia merasa seperti ada api dalam diri, dadanya panas, hatinya terasa sesak. Rasa ingin balas dendam muncul dalam dirinya.
"Aku harus kuat, aku pasti bisa. Demi orang tuaku, aku akan membalas dendam kepada sekte Tengkorak Kegelapan suatu saat nanti," dia berusaha menyemangati dirinya sendiri.
"Huaaa ..." Shin Shui berteriak dengan kencang untuk membakar kembali api semangat dalam dirinya. Burung-burung yang singgah dipohon langsung beterbangan karena ketakutan mendengar suara Shin Shui.
Dia kembali berlari dengan rasa dendam dalam dirinya. Semua rasa haus, lapar, lelah, sirna dalam seketika. Tidak ada rasa lain selain rasa dendam pada sekte aliran hitam dalam diri Shin Shui saat ini.
Matahari sudah berada di ufuk barat menunjukkan sinar jingga yang indah, Shin Shui sebentar lagi akan sampai pada tempat semula. Sedangkan Lao Yi daritadi sudah menunggu muridnya diatas sebuah batu yang berukuran besar sambil memakan buah-buahan.
Lao Yi sudah bisa menangkap hawa keberadaan Shin Shui walaupun jaraknya masih sekitar dua kilometer dari tempatnya berdiam. Lao Yi memanggil Shin Shui dengan menggunakan tenaga dalam miliknya.
"Shui'er cepatlah! Jangan lambat seperti ini. Kau itu lelaki, kau harus kuat. Jika sekarang kau seperti ini, bagaimana nantinya?" Lao Yi angkat bicara karena dia merasa gemas kepada Shin Shui.
Shin Shui bisa mendengar suara gurunya, suaranya begitu dekat seperti berada di pinggirnya.
"Baik guru, aku akan berlari lebih cepat lagi," gumam Shin Shui.
Dia berlari lebih cepat dari sebelumnya, dia tidak mau membuat gurunya menunggu lebih lama lagi. Dia khawatir akan dihukum olehnya saat kembali nanti.
Matahari sudah menyembunyikan sinarnya dan digantikan dengan sang rembulan. Tepat ketika rembulan baru menampakkan dirinya, Shin Shui baru saja tiba ditempat gurunya berdiam diri.
"Lama sekali kamu Shui'er. Mengelilingi hutan yang luasnya tidak seberapa saja begitu lama sekali. Dasar pria yang payah." Lao Yi menyambut kedatangan Shin Shui dengan ocehannya karena Shin Shui begitu lama.
'Hutan ini sangat luas, tapi guru bilang tidak seberapa? Oh dewa, ada apa dengan guruku ini,' batin Shin Shui.
"Hehehe ... maaf guru, aku baru pertama kali mengalami hal seperti ini," jawab Shin Shui dengan tersenyum getir.
"Sudahlah tidak usah di bahas. Besok harus lebih baik dari sekarang. Besok harus kau lakukan semua metode latihan yang guru ajarkan padamu," kata Lao Yi.
"Baik guru, akan murid usahakan," jawab Shin Shui.
"Jika sudah menyelesaikan semuanya, guru akan mengajarkan kepadamu latihan tentang tenaga dalam. Mulai dari bagaimana cara membentuk tenaga dalam, mengolah, hingga melepaskannya menjadi suatu energi yang mematikan," jelas Lao Yi.
"Sekarang makan buah-buahan ini supaya badanmu kembali segar," kata Lao Yi sambil memberikan buah-buahan yang agak aneh dimata Shin Shui.
Shin Shui tidak banyak bertanya kepada Lao Yi, dia langsung saja memakan buah-buahan yang disediakan oleh gurunya. Setelah beberapa saat kemudian, Shin Shui merasa dirinya menjadi segar kembali seperti semula.
Semua rasa lelahnya hilang setelah memakan buah-buahan itu. Namun dia merasakan ada yang tidak beres.
"Emmm ... Guru, badanku kenapa menjadi panas seperti ini?" tanya Shin Shui kebingungan mendapati badannya terasa dibakar dari dalam.
"Hahahaha ... itu karena kau memakan buah terlalu banyak Shui'er. Buah-buahan yang aku berikan adalah sumber daya langka. Sekarang cobalah bermeditasi di atas batu itu. Kosongkan dirimu dan jika ada energi yang masuk pada tubumu jangan kau lawan," Lao Yi menjelaskan.
"Baik guru," jawab Shin Shui.
Shin Shui langsung melakukan meditasi sesuai dengan arahan dari gurunya. Malam yang begitu tenang ditemani rembulan bersinar terang mereka lewati berdua. Shin Shui semalaman bermeditasi, sedangkan Lao Yi menjaganya agar tidak ada gangguan dari siluman.
semoga utk cerita2 lain penulis bisa insaf 🤣🤣🤣
kasian Thor membuat cerita seperti ini 🤣🤣🤣
katanya belajar dan mencontoh Kho Ping Ho,,,, jaaaaauuuuhhh thor