" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 35
Yusuf benar tidak kembali malam ini. Itu bisa dimanfaatkan Alna untuk keluar. Tapi ternyata tidak bisa. Ameh Aatirah melarang dengan keras sat Alna meminta izin. Kejadian terakhir membuat Ameh Aatirah tidak bisa asal memberi izin.
Walaupun sebenarnya Yusuf tidak pernah bicara demikian. Semua murni inisiatif Ameh Aatirah sendiri.
Dia baru melihat Yusuf sepanik dan sekhawatir itu terhadap orang lain. Itu menegaskan bahwa Yusuf benar-benar menyukai dokter pribadinya.
" Dokter baru saja mengalami hal buruk, Ameh sungguh khawatir. Jadi untuk sementara jangan pergi ya."
" Ehmm, oke deh Ameh. Maaf ya sudah membuat semua orang khawatir."
" Tidak Dokter, justru kami yang minta maaf. Kami minta maaf karena kurang baik dalam menjaga Dokter."
Alna pasrah, dia tahu akan begini. Pada akhirnya dia memilih untuk kembali ke kamar. Berpikir bagaimana caranya untuk menghubungi sang komandan, Alna masuk ke kamar mandi.
Seandainya di kamarnya ini ada kamera tersembunyi yang sama sekali tidak bisa ditemukan, setidaknya tidak dengan kamar mandi. Di kamar mandi pasti tidak akan ditaruh hal demikian.
" Halo Om."
" Oh ya, gimana?"
" Anu Om, aku kirimin data yang aku dapet ya. Oh iya Om, setelah ngubek-ubek isi ruangan Yusuf plus isi laptop nya, aku sama sekali nggak nemuin soal Yusuf yang terlibat sama perang itu."
Sunyi sejenak. Agaknya di sebrang sana Irawan pun sedang berpikir juga atas laporan dari Alna.
" Ehmm, tapi kita tetep kudu nyari lagi sih."
" Oke Al, sementara gitu aja dulu. Kita nggak bisa langsung nyimpulin kan?"
" Iya Om, bener. Ya udah akau tutup ya. Itu yang aku kirim di cek dulu."
Tuuut
Fyuuuuh
Alna bernafas lega setelah memberi kabar kepada Irawan. Di seberang sana, Irawan ternyata sedang melakukan pertemuan dengan semua anggotanya. Termasuk Bimo juga ada di sana.
Sedari tadi Irawan memandang tajam ke arah Bimo. Dia memiliki rasa kesal yang sama dengan Alna saat mendengar bahwa pria itu sudah kembali bertunangan dengan seorang wanita.
Bukan hanya itu, Bimo juga sudah mengajukan permohonan izin perkawinan kepada Irawan. Karena Irawan adalah atasan Bimo, maka Bimo mengajukan izin perkawinan secara tertulis kepadanya.
Rasanya ingin sekali Irawan mempersulit hal tersebut namun itu namanya tidak affair. Bagaimanapun itu adalah hak Bimo mau menikah , entah dengan siapapun wanitanya.
" Jadi sampai di sini saja. Kembali ke tempat."
" Siap Komandan!"
Irawan kemudian memanggil Bimo, dia meminta mantan tunangan Alna itu untuk menuju ke ruangannya.
" Apa kamu sungguh segera ingin menikah, Kapten Bimo?"
" Siap! Betul Komandan!"
" Haah, ya sudah. Ini surat persetujuan dari ku. Semoga rencana pernikahanmu lancar. Kembalilah."
" Siap! Terimakasih Komandan!"
Bimo melenggang keluar dari ruangan Irawan. Surat persetujuan sudah ada di tangan. Ini berarti dia tinggal mengurus hal-hal selanjutnya. Tapi ada yang aneh, Bimo merasa tidak senang dengan hal ini.
" Kenapa rasanya begini?" ucapnya lirih.
Plaak!
" Kenapa muka mu kusut gitu? Wuiiih dah di acc. Buset cepet juga ternyata. Lancar bener nih kayaknya yang mau kawin."
Sandi menepuk bahu Bimo yang baru saja keluar dari ruangan Irawan. Sandi pikir Bimo akan sangat senang karena izin menikahnya sudah di setujui, namun wajah Bimo tidak menunjukkan hal tersebut.
" Kenapa?"
" Nggak tau Sand, kok aku jadi kayak nggak ada semangat gini ya."
" Jangan mulai deh Bim. Inget apa yang aku bilang waktu itu. Jangan lagi nyakitin hati wanita. Cukup hati satu wanita aja yang pernah kamu lukai, jangan ada lagi. Sholat istikharah, Bro. Minta petunjuk dari Yang Maha Kuasa buat pilihan hidup mu kedepannya. Yook balik."
Bimo mengangguk, sepanjang jalan menuju ke rumah dinas, dia terus memikirkan hal tersebut. Dan ketika sampai di rumah, dia terkejut melihat Mila yang sudah ada di depan rumah.
" Lho Mil, kenapa kemari? Kalau butuh sesuatu kan bisa telpon. Terus kafe siapa yang jaga?"
" Kan ada pegawai A', aku kemari bawa ini buat Aa'. Aku masakin makanan buat Aa', dimakan ya."
Degh!
Bimo tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Mila untuknya. Ini adalah salah satu hal yang oleh Alna dulu tidak pernah dilakukan.
Keraguan yang tadi menelusup dalam hatinya, kini sudah tidak lagi ada.
" Ah iya, ini adalah surat izin perkawinan yang Aa ajukan dan alhamdulillah langsung di acc."
" Waah Alhamdulilah. Jadi apa aja ini A' yang harus disiapkan."
Bimo mengajak Mila untuk duduk di teras, dia kemudian menjelaskan apa yang harus mereka persiapkan. Setelah adzan magrib berkumandang, Mila pamit untuk pulang. Dia tidak kembali ke kafe, melainkan langsung kembali ke rumahnya yang letaknya hanya di atas kafe.
Fyuuuh
Mila membuang nafasnya kasar. Dia kemudian menaruh semua barangnya dan kemudian melepas bajunya satu persatu.
Wanita itu kemudian masuk ke dalam kamar mandi, menyalakan air shower dan membiarkan tubuhnya diguyur air dingin. Padahal saat itu hawa dingin tengah terasa, namun Mila tidak peduli. Dia melihat tampilannya di cermin, tubuh yang bagus dan mulus, namun dia memiliki sebuah kekurangan yang hanya dia dan keluarganya yang tahu.
" Akhirnya aku bisa menikah dengan pria yang aku suka. Tapi, aku harus jujur apa nggak ya?"
Mila membuang nafasnya kasar. Dia senang tapi sekaligus takut. Dia takut kalau semua yang ia rasa senang yang saat ini dalam hatinya berubah menjadi sendu.
Mila menyudahi acara mandinya. Ia masih menggunakan handuk dan memilih untuk duduk sejenak sebelum berganti pakaian. Mila mengambil ponsel untuk menghubungi orang tuanya, memberi kabar bahwa semua izin yang diajukan sudah disetujui.
" Pa, ini gimana. A Bimo udah bilang kalau izinnya udah di acc. Terus aku kudu gimana?"
" Ya udah lakuin lah, lanjutin. Bagus tinggal ngurus yang lainnya. Emangnya mau kayak gimana."
" Soal Evan, Pa. Aku harus ngasih tahu A' Bimo soal Evan."
" Apa?"
Di seberang sana ayah dari Mila terdengar sangat terkejut dengan apa yang baru saja dibicarakan anak perempuannya itu.
" Mila! Jangan aneh-aneh kamu ya. Evan itu adalah anak Papa dan Mama. Jadi kamu jangan mikir yang aneh-aneh. Udah kamu nggak usah mikir yang kayak gitu. Kapan lagi kamu punya suami orang berseragam yang pangkatnya juga udah lumayan tinggi. Jadi fokus aja sama hidupmu sendiri."
" Tapi Pa, kalau mau jadi persit tuh katanya ada tes keperawanan."
" Kata siapa? Papa lihat peraturan itu udah di cabut dari lama. Udah jangan mikir yang aneh-aneh. Pokonya kamu fokus aja sama pernikahan kamu dengan Bimo."
Tuuuuut
Mila tertunduk lemas, ucapan dari ayahnya seolah dalah sesuatu yang mutlak. Dia sungguh bingung harus bersikap bagaimana. Dia takut jika jujur nanti Bimo akan meninggalkannya. Tapi jika dia tidak mengatakannya dari sekarang, ia juga takut suatu hari dicap pembohong.
" Aaah aku nggak ngerti."
TBC
Maaf ya kalau ada yang kurang suka jika ada cerita tentang Bimo. Tapi di sini Bimo juga tokoh yang harus diceritain agar jelas alurnya. Terimakasih 🙏
so nikmatin aja..... Oce....
Mungkin hbs ini Mila mikir, mau mengakui Evan itu anaknya bkn adiknya.
ngomong² Mila msh punya ibu gak sih, kayaknya ayahnya doang yg selalu nongol
yaa penyesalan selalu datang terakhir Bimo... klo duluan namanya pendaftaran.. tapi ya sudah, pilih lah jalan terbaik yang bisa dijalani sekarang selain nikung istri orang.. karena udah jelas Alna udah ngga ada rasa sama sekali ke kamu..
selamat ya bang ucup sama al bahagia selalu
semoga SAMAWA