NovelToon NovelToon
Bringing Back My Ex Wife

Bringing Back My Ex Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Dokter / Mantan
Popularitas:300.3k
Nilai: 5
Nama Author: moon

WARNING❗

CERITA INI BUAT YANG MAU-MAU SAJA.

TIDAK WAJIB BACA JUGA BILA TAK SUKA.

⚠️⚠️⚠️

Setelah hampir satu tahun menjalani pernikahan, Leon baru tahu jika selama ini sang istri tak pernah menginginkan hadirnya anak diantara mereka.

Pilihan Agnes untuk childfree membuat hubungannya dengan sang suami semakin renggang dari hari ke hari.

Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Debby, sahabat Leon yang sekian lama menaruh rasa yang tak biasa pada Leon.

Badai perpisahan pun tak bisa mereka hindari.

Tapi, bagaimana jika beberapa tahun kemudian, semesta membuat mereka kembali berada di bawah langit yang sama?

Bagaimana reaksi Leon ketika tahu bahwa setelah berpisah dari istrinya, Leon tak hanya bergelar duda, tapi juga seorang ayah?

Sementara keadaan tak lagi sama seperti dulu.

"Tega kamu menyembunyikan keberadaan anakku, Nes." -Leonardo Alexander-

"Aku tak pernah bermaksud menyembunyikannya, tapi ... " -Leony Agnes-

"Mom, where's my dad?" -Alvaro Xzander-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gleg!

#34

#Mohon bersabar pemirsa, karena cerita ini masih di setting berdasarkan hitungan hari, jadi baru 2 hari lalu ponsel Mas Leon masuk bengkel, masih ada 2 hari lagi, kok. 🤧

•••

Jum'at tengah malam. 

Baru 2 jam Leon memejamkan mata selepas keluar dari ruang operasi. Sejak meluncur berita tentang Miracle Hospital yang membuka poli jantung secara cuma-cuma, mereka kebanjiran pasien. 

Sayangnya Leon masih bekerja sendiri, karena belum menemukan asisten dokter yang pas, jadi semua tahapan operasi ia kerjakan seorang diri, dengan dibantu beberapa perawat. 

Dua hari di Miracle Hospital, Leon sudah membedah 4 jantung manusia, dari yang hanya sakit jantung ringan, hingga berat. Belum termasuk pasien yang berkonsultasi saat rawat jalan. Dan malam ini akhirnya ia bisa tidur setelah operasi terakhir selesai. 

Tapi baru 2 jam ia tidur, ponselnya sudah berteriak meminta perhatian. Sebenarnya Leon tak ingin merasa terganggu, tapi insting alaminya sebagai dokter akan bekerja bila mendengar suara panggilan. 

“Iya—” jawabnya dengan suara malas. 

“Berapa hari, kamu tak tidur?” 

“Entah, yang jelas aku senang bisa tidur.” 

“Kapan kamu kembali ke Jakarta?” Orang itu kembali bertanya, padahal Leon belum menyadari siapa yang meneleponnya. 

“Besok siang.” 

“Kamu tak ingin bertemu anakmu?” 

Kedua mata Leon terbuka lebar, ia baru ingat jika sudah hampir 3 hari ia tak mendatangi Al. Walau Al menolak, tapi setidaknya ia harus datang, agar Al tahu bahwa ia sangat disayangi. 

Leon menjauhkan ponsel dari telinganya, kemudian melihat siapa gerangan yang sedang menelponnya. Ah, rupanya Dean. 

“Sudah pasti aku ingin bertemu, tapi dia menolak, aku harus bagaimana, Kak?” 

“Mayra bercerita, hari ini Al tidak ke sekolah. Apa Agnes tak mengabarimu?” 

Leon kembali menjauhkan ponsel dari telinganya, ia mengaktifkan mode loudspeaker, agar tetap bisa mendengar suara Dean, sambil memeriksa riwayat telepon dan pesan di ponselnya. 

“Entahlah, Kak. Aku baru memegang ponsel, karena terlalu sibuk.” 

“What?!” pekik Dean, siapa yang menyangka Leon kini bisa mengabaikan ponsel lebih dari 2 jam. Padahal dulu, ponsel adalah sebagian dari dunianya. 

Leon pun memeriksa riwayat panggilan, benar, ada banyak panggilan tak terjawab, dari orang tua, dari rumah sakit, dan yang paling membuatnya takjub adalah, panggilan yang berasal dari mantan istrinya. 

Rasanya sudah lama sekali Leon tak melihat nama wanita itu menghiasi layar ponselnya, kini kembali melihat nama itu, hatinya menjadi bahagia. Terlepas dari semua fakta tentang pahitnya perpisahan mereka. 

-Kamu dimana? Ada yang harus kita bahas, tentang Al-

Walau yang Agnes bicarakan hanya tentang Al, tapi itu cukup membuat Leon bahagia. Setidaknya ia jadi punya alasan menemui mantan istrinya. 

“Ah, iya, ini, aku baru membuka pesan Agnes.” 

Setelah itu, Dean mulai bercerita tentang kegiatan Fathers Day yang akan diselenggarakan di sekolah. 

Setelah mendapatkan penjelasan panjang lebar dari Dean, Leon bergegas bangun dan mencuci muka. Abaikan rasa lelah, karena Al mungkin sedang mengharapkan kedatangannya. 

Leon menemui dokter jaga yang bertugas menjaga dan mengawasi pasiennya, memberikan penjelasan dan hal-hal yang harus diperhatikan. Dan kapan saat yang tepat harus melapor padanya. 

Jalanan menurun masih sangat sepi, walau sudah tak sabar ingin menemui putranya, tapi Leon tetap mengendalikan kecepatan mobilnya selama menuruni pegunungan. Agar keselamatannya tetap terjamin. 

Setelah berada di jalanan mendatar, barulah Leon menaikkan kecepatan mobilnya. Suasana perbatasan pun belum terlalu ramai, jadi Leon bisa melaju kencang tanpa hambatan yang berarti. 

Satu jam kemudian. 

Mobil mewah berlogo tiga jarum itu, akhirnya berhenti sempurna di depan rumah Agnes. Dan waktu baru menunjukkan pukul 03.00 dini hari, apakah etis jika bertamu di jam seperti ini? Apa kata para tetangga nanti?

Tapi kemudian, semesta berbaik hati. Tepat beberapa saat setelah mobil Leon berhenti, Agnes membuka pintu depan. Wanita itu berjalan keluar, Leon buru-buru berakting seolah tengah tertidur, namun ia sengaja menonaktifkan tombol kunci pintu. 

Tok! 

Tok! 

Leon masih diam, berpura-pura terlelap, padahal berharap yang lain. 

Tok! 

Tok! 

Agnes kembali mengetuk jendela mobil, dan Leon masih tetap memejamkan mata. 

“Buka saja pintunya! Ayolah, buka!” jerit Leon dalam hati, berharap sungguh, hingga memohon agar Tuhan mengabulkan keinginan bodohnya. 

Dan Akhirnya—

Klek! 

“Kerja bagus, Mantan Istri,” puji Leon dalam hati. 

“Bangunlah! Aku tahu kamu berpura-pura tidur!” 

Sebelah mata Leon terbuka sebelum menoleh. “Hah?! Sejak kapan kamu tahu?” tanya Leon, berpura-pura o'on. 

“Aku mendengar suara mobilmu tadi.” 

Pria itu tersenyum smirk. “Kamu menungguku?” 

“Dih, ngapain?” elak Agnes, “aku bangun karena harus menyiapkan adonan bolu untuk acara di sekolah Al.” 

Leon mengangguk. “Ya, sudah, kalau kamu memang tak menungguku kenapa harus keluar? Masuk lagi sana! Aku menunggu Al bangun!” usir Leon. 

“Di sini?” 

“Ya, iya, memang dimana lagi?” jawab Leon, seolah tak punya pilihan, wajahnya pura-pura cemberut, berharap Agnes iba lalu menyuruhnya masuk ke dalam rumah. 

“Masuklah, jangan menunggu di sini.” Agnes berjalan lebih dulu, sementara Leon masih bengong, belum percaya apa yang baru saja ia dengar. 

Karena Leon tak segera turun, Agnes kembali menoleh. “Tak mau masuk? Ya, sudah.” 

Leon bergegas turun, dan berjalan cepat menyusul mantan istrinya. Girang bukan kepalang karena Agnes masih menaruh perhatian padanya. 

Hanya berdua karena semua orang masih terlelap, Leon kikuk, Agnes pun demikian. Namun keduanya berusaha menyembunyikan perasaan masing-masing. 

“Tidurlah di kamar Al, dia pasti senang melihatmu datang.” 

Leon menggosok tengkuknya grogi, “Tapi aku belum mandi, aku tak berani berdekatan dengan Al.”

“Kalau begitu, mandilah,” cetus Agnes. 

Kedua mata Leon terbelalak karena kaget. “Bolehkah?” 

“Boleh,” jawab Agnes. 

“Baiklah, aku ambil pakaian ganti di mobilku.” 

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Leon pun kembali keluar rumah, menuju mobil guna menurunkan koper kecil yang berisi pakaian. 

“Em, Nes. Boleh aku pinjam handuk? Aku kehabisan handuk bersih.” 

Agnes sedang fokus menimbang tepung dan gula, jadi ia hanya menjawab, “Iya, nanti aku ambilkan.” 

Leon meletakkan kopernya di depan kamar Al, ia membuka benda tersebut, hanya untuk mengambil peralatan mandinya, kemudian masuk begitu saja ke kamar mandi. 

Setelah mendengar pintu kamar mandi menutup, tubuh Agnes lunglai ke kursi yang ada di dekatnya. Ia menarik dan menghembuskan nafas perlahan demi menormalkan kembali detak jantungnya. 

Barusan, ia berusaha mati-matian bersikap normal, seolah tak pernah ada apa-apa di antara mereka. Tapi ternyata, berpura-pura itu sangat berat, dan kini ia harus berusaha menetralisir perasaannya. 

Apa ini? Kemana perginya keyakinan Agnes pada pernikahan yang sudah ada di depan mata? Kenapa jantungnya berdebar hebat, seperti dulu, kala ia mulai menyadari perasaan cintanya Leon. 

Agnes memukul kepalanya sendiri, mencoba mengembalikan fokusnya pada adonan bolu yang sedang ia buat. 

Klik! 

Agnes menyalakan mesin pengaduk otomatis pada mixer-nya, kemudian ia ke kamarnya, guna mengambilkan handuk bersih untuk mantan suaminya. 

20 menit berlalu, Leon mengintip dari celah pintu, “Nes, handuk,” pintanya dengan suara pelan. 

Agnes yang mendengar suara Leon, segera mengambilkan benda yang pria itu minta. Leon menatap tangan Agnes yang terulur masuk melalui celah pintu kamar mandi, jika dulu, ia pasti sudah menarik wanita itu masuk ke kamar mandi dan berlanjut mandi berdua sambil— 

“Apa yang kamu pikirkan, Leon!” makinya dalam hati. 

“Terima kasih,” ucap Leon. 

Agnes tak menjawab, langsung menjauh dari depan pintu kamar mandi, karena aroma sabun dan shampo Leon, mulai mengganggu indera penciumannya. 

Klek! 

Pintu kamar mandi terbuka, secara kebetulan, Agnes berbalik, hendak menyalakan oven dan mengatur suhunya. Tanpa sengaja kedua mata Agnes menatap Leon yang baru keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Glek! 

•••

Kapan Al ketemu Daddy? besok, sekarang Al masih merem.

🤧🤧

1
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
digampar aja duo kuntilanak dan sunderoblong..pelakor kere Munggah bale👹👺😈👻
74 Jameela
dibw ke Lokalisasi biar lebih lihay melacur..kn dia menggatal kaak brgkali di t4 itu bs ktmu lawan yg tangguh..bs berimbang..haaah haaahhh😄
Sunaryati
Kapan dua uler keket jelmaan iblish itu dapat karma, kok masih baik- baik saja.
Sh
kurang...bisa ular medusa semprot yang banyak
Pujierde
di karungin trus lempar ke rawa" biar di mkn sama buaya"
aaaahhhh akhirnya kebagian juga menunggu up semoga gak lama coz pengen liat amukan ci nenex cihil kuyang melihat kebahagiaan agnes dan mama wina serta calonnya om rifky
Pujierde
diih narsisnya tetep aja di tampilkan dacal gen gerald 😀😀
Bunda Idza
penasaran visual uler demit 😂😂😂
moon: belom nyari visual udah mules duluan 😤
total 1 replies
Pujierde
lebay lo put
Pujierde
iiiiihhhh gigi onty sampai catit gala-gala mayla ney geregetan geumuuuuuush 🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
Pujierde
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 bodel....bodel...bisa ae
Pujierde
ontu tanen dilimu mayla bodel kecayangankuh 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Pujierde
maafkan papamu nez berat memang tp dengan memaafkan membuat hati kamu jadi tenang
Pujierde
didikan emaknya jadi anaknya gak jauh beda
Pujierde
semoga ada yang menolong debby jika ada yang berbuat jahat, wlo debby jahat kepada leon dan agnes tapi jahat tidak seperti selengkinya papa agnes
Pujierde
akhirnya......jodoh mama wina datang
Pujierde
jangan deb takutnya kamu di perlakukan tidak baik
Patrick Khan
wahhh pasti jingkrak2 uler itu..tau leon suaminya agnes..siap siap menyusun rencana si uler😁
Pujierde
oh iya sempet mikir di bab berapa ya yg ada nama gendis berharap rama nikah sama gendis semoga ada gendis msh single
Pujierde
😭😭😭😭😭😭
Pujierde
akhirnya sah btw namanya orang tua mereka mirip dewanto dan darmanto
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!