NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Mantanku

Menikahi Bos Mantanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Me Akikaze

"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Wira, teman satu kantor Binar. Seketika pertanyaan itu membuatnya terdiam beberapa saat. Di sana ada suaminya, Tama. Tama hanya terdiam sambil menikmati minumannya.

"Suamiku sudah meninggal," jawab Binar dengan santainya. Seketika Tama menatap lurus ke arah Binar. Tidak menyangka jika wanita itu akan mengatakan hal demikian, tapi tidak ada protes darinya. Dia tetap tenang meskipun dinyatakan meninggal oleh Binar, yang masih berstatus istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Akikaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan

Pukul 5 sore, Tama keluar dari kantor. Menaiki mobil berwarna putih, dia menuju sebuah tempat di mana dia memesan perhiasan, berganti tempat, lalu mengambil buket bunga mawar ukuran besar. Dengan wajah sumringahnya dia kembali masuk ke dalam mobilnya, meletakkan hadiah-hadiah tersebut di dalam mobilnya. Kemudian dia kembali berangkat.

Pukul 9 malam, dia tiba di rumah. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, kali ini Binar menunggu suaminya pulang. Dia tengah duduk di kursi makan, makanan sudah tersaji dengan lengkap. Menunggu untuk makan malam berdua. Bahkan malam ini Binar dandan agar terlihat lebih cantik dari dandanan dia biasanya.

"Akhirnya mas Tama pulang," sambutnya.

Tama tersenyum manis melihat istrinya menyambutnya, tangan kanan tersembunyi di belakang. Sebuah buket berukuran kecil berada di balik tubuhnya. Tama mendekat, Binar berdiri hendak memeluk suaminya.

"Selamat ulang tahun sayang," Tama mengecup kening istrinya, kemudian memutar tangan kanannya dan menyerahkan buket tersebut. Bunga mawar berwarna putih gading diterima istrinya dengan raut wajah bahagia.

"Ah...terima kasih mas," Binar nampak senang dengan kejutan dari suaminya. "Maaf ya, ulang tahun kali ini, aku nggak bisa bawa kamu kemana-mana,"

"Iya mas, nggak apa-apa, aku senang mas pulang jam segini, jadi kita bisa makan malam," jawabnya legowo, dia sudahh sangat hafal dengan ritme pekerjaan Tama sekarang, meskipun sesekali dia merasa bosan juga, merasa kesepian, sedangkan dia bukan tipe yang suka kumpul dengan orang lain tanpa tujuan. Tama menaikkan kedua alisnya, perutnya sudah terasa kenyang, tapi dia tidak mau mengatakan itu. Dia tidak mau menolak ajakan Binar untuk makan malam yang sudah disiapkan secantik malam ini.

"Yuk," Tama menarik kursi dan duduk tak jauh dari Binar. Tama membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam. "Sebelum makan malam, ini ada sesuatu buat kamu sayang, semoga kamu suka," Binar menatap hadiah dari tangan suaminya, lalu menerimanya. Tidak terlalu kaget, karena kemarin diia menemukan nota di dalam saku celana suaminya. Sebuah nota yang menujukkan suaminya membeli sebuah kalung.

"Boleh aku buka sekarang mas?" Binar meminta persetujuan.

"Boleh dong, buka," Tama mempersilahkan, senyumnya mengembang.

Binar membuka perlahan kotak tersebut, senyum yang semula mengembang tiba-tiba sirna. Ternyata bukan seperti yang dia kira. Sebuah gelang berada di kotak tersebut, sebuah gelang emas putih.

Tama mengambil kotak perhiasan tersebut, lalu mengambul gelangnya. "Aku lihat ini dari beberapa bulan yang lalu, aku berfikir bahwa gelang ini akan sangat cantik berada di pergelangan orang secantik kamu," Tama membantu memakainan ke pergelangan tangan kiri Binar. Binar kembali menyunggingkan senyum meskipun otaknya sedang mencerna cerita lain.

"Nah kan, cantik," Tama berhasil memakaikan gelang tersebut, Tama meraih tangan istrinya lalu menciumnya.

"Ehm....terima kasih mas," Binar memperhatikan gelang tersebut sejenak, kemudian beralih melihat suaminya dan tersenyum kecil. Kemudian senyum itu memudar, dia sibuk makan malam, begitu juga Tama. Hanya perayaan kecil di hari kelahirannya, tidak seperti tahun lalu atau bahkan tahun sebelumnya. Tapi entah kenapa, Binar merasa bukan ini yang dia inginkan, bukan barang mewah juga. Ada yang mengganjal, tapi tidak bisa dia untai dala cerita, bahkan walau di hatinya.

***

Setelah mengambil hadiah dan juga bunga, Tama pergi ke toko kue brand ternama. Dia ingat, ada seseorang yang menyukai roti di sana. Tidak ada salahnya memesannya di hari ulang tahunnya. Tama meletakkan ke dalam mobil dengan sangat hati-hati, agar kue ulang tahun itu tetap selamat sampai tujuan, bahkan dia mengemudi seaman mungkin menghindari goncangan.

Tama tiba di sebuah rumah bercat putih, tangan kanannya memencet bel yang berada di luar pagar. Tidak menuggu lama, seorang perempuan keluar rumah dengan wajah ceria. Dia sangat senang menyambut kedatangan Tama.

"Ada angin apa?" tanya perempuan tersebut menggoda.

"Ada yang bertambah umur hari ini," Tama menatap perempuan itu penuh cinta. Perempuan itu merasa tersipu.

"Selamat ulang tahun sayang,"

"Masuk ih, nggak enak dilihat tetangga," usul perempuan itu, Tama melihat sekeliling, meskipun sepi, tapi ada benarnya dengan apa yang dikatakan oleh perempuan itu.

"Ok" Tama mengangguk. "Sebentar ya," Tama kembali membuka pintu mobilnya, mengambil kue, Bunga raksasa, dan juga hadiah secara bergantian. Perempuan itu nampak takjub dengan apa yang dilakukan Tama.

"Ini buat aku?" tanyanya.

"Buat siapa lagi?" Tama mengedikkan bahu.

"Terima kasih ya Mas,"

Mereka sudah berada di ruang tengah, barang-barang sudah diletakkan di meja kaca. Kue ulang tahun berbentuk bunga, buket bunga dipeluk erat oleh perempuan itu, dan untuk hadiahnya masih disimpan Tama di sakunya.

Tama membantu menyalakan lilin ulang tahun, di sana tertera sebuah angka 23 tahun. Tama mengangkat kue berwarna biru muda dengan hiasan bunga itu, agar perempuan itu dengan mudah meniupnya.

"Selamat ulang tahun ya sayang....sebelum kamu meniupnya, kamu berdoa dulu, apa harapan kamu di ulang tahun kali ini," ujar Tama.

Perempuan itu menutup matanya dan mengucapkan harapannya dalam hati. Beberapa detik kemudian, dia membuka matanya dan meniup lilin hingga padam. Tama meletakkan kue tersebut kembali ke atas meja. Lalu dia memeluk perempuan itu erat.

"Mau tahu nggak doaku apa?" tanya perempuan itu masih dalam pelukan Tama.

"Apa?"

"Aku ingin kamu berada di sini selamanya, Mas," harapnya. Tama melepas tubuhnya perlahan dan menatap perempuan yang ada di depannya. Kedua tangannya meraih kedua tangan perempuan itu dan mengecupnya.

"Maafkan aku ya, suka buat kamu sedih, belum bisa memenuhi harapan kamu,"

"Makanya aku berdoa mas," rengeknya.

"Iya..." jawab Tama.

Beberapa detik suasana hening.

"Oh ya, kamu suka bunganya nggak?" Tama mengambil bunga berwarna biru muda, warna kesukaan perempuan yang ada di depannya. Perempuan itu mengangguk senang. "Dan tunggu, ada satu lagi" Tama merogoh sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah kotak berwarna hitam berada di tangannya, perlahan dia menyerahkannya untuk perempuan itu.

"Bukalah," perintahnya. Dengan mata berbinar, prempuan itu meraih kotak perlahan, lalu membukanya. Tidak hanya kalung, tetapi juga sebuah cincin berlian.

"Buat aku,?" seoah perempuan itu tidak percaya.

"Iya sayang, sini aku bantu pakaikan," Tama meraih sebuah kalung dan melingkarkan ke leher perempuan itu. Perempuan itu memegang kalung tersebut, dia meyakini kalung itu mahal. "Dan ini....sebuah cincin sebagai penanda bahwa kamu adalah milikku," ujar Tama dengan percaya diri.

Sejenak perempuan itu terdiam, andai saja situasinya tidak serumit ini, maka dia akan amat sangat bahagia dengan momen ini. Seolah seperti lamaran pada umumnya. Tapi nyatanya berbeda.

"Ini momen bahagiamu, jangan pasang wajah cemberut," Tama menyentil hidung mancung perempuan itu. "Sini" Tama meraih tangan kiri perempuannya, dan memakaikan cincin tersebut di jari manisnya.

"Pas, sangat cocok di jari lentikmu," lagi-lagi Tama mencium jemari perempuan itu.

"Terima kasih atas semuanya ya mas..."

Tama menarik tubuh perempuan itu dan memeluknya erat. Jam dinding menunjukkan pukul 9 kurang, dengan berat hati Tama harus bergegas pulang.

1
Sunaryati
Tama kapan kau dapat Karma, atau tahu hubungan Helena dengan Hansen. Dan jika Bos Aksa dan Binar berjodoh, mereka hidup bahagia
Sunaryati
Syukurin Tama sepertinya kamu tertipu sikap Helena yang seakan tulus. Perkiraan emak itu hanya sandiwara. Dari kata kita tidak pernah selesai dan hari ini senang, itu seperti ayah biologis anak yang dikandung Helena, dan menjerat Tama uny menikahinya. Jika benar pikiran emak 🤣🤣✋✋
Sunaryati
Semoga kalian berjodoh dan hidup bahagia pada waktu dan Tama hidup dalam penyesalan terdalam
Sunaryati
Ya Binar akan hidup bahagia, sekarang dia hancur karena ulahmu Helena dan ibumu. Sekarang kamu dan Helena nikmati bahagia karena adanya anak yang tumbuh hasil pengkhianatan kamu. Namun selanjutnya Kamu Helena dan keluarga yang akan hancur oleh karma perbuatan kalian.
Sunaryati
Sudah tumbuh benih cinta di hati Binar dan Bos Aksa semoga cepat berkembang subur dan bersatu tanpa banyak rintangan. Ibu Binar segera siuman dan sembuh. Untuk Tama, Helena, dan ibu Tama segera dihampiri karma
Sunaryati
Kalian Tama dan Helena manusia tak berperasaan senang- senang di atas luka hati perempuan. Puas- puasin bermesraan kalian ditempat umum. Mungkin sebentar lagi kalian yang akan hancur menuai karma.
Sunaryati
Emak pastikan hidupmu akan hampa dan rumah tanggamu hambar , karena di hatimu penuh Binar dan kau akan selalu di hantu rasa bersalah. Emak berharap Helena keguguran dan tsk bisa punya anak lagi.
Sunaryati
Binar tidak balas dendam tapi Pak Bos mulai pendekatan, jangan ganggu dan hormati, serta instropeksi diri. Serta tunggu balasan untuk bukan dari tangan Binar tapi secara alami. Emak menunggu juga kehancuran dan penyesalan kamu , dan keluargamu terutama ibumu.
Sunaryati
Sepertinya Tama belum ikhlas jika Binar bersama pria lain. Thoor ibu Binar sakit dan koma gara-gara dengar omongan ibu Tama. Tolong segera beti balasan instan pada Tama, Thoor🙏🙏
Sunaryati
Kebanyakan pengusaha menjodohkan anak- anaknya demi memperkokoh bisnis, bukan kebahagiaan anak- anak . Kebanyakan laki- laki yang dipaksa. Sungguh martabat wanita makin rendah, menawarkan diri bahkan ada yang memaksa, sampai menggunakan cara licik
Sunaryati
Tama , ibunya, dan Helena harapan emak mendapatkan balasan yang pedih sedangkan Selina dan orang tuanya hidup, rukun ,harmonis serta bahagia
Sunaryati
Tama dan Bu Ratih seger mendapatkan teguran atas kedzaliman terhadap Binar dan kedua orang tuanya.
Sunaryati
Bagus Bos lindungi dan sayangi Binar. Buat perusahaan pelakor hancur, saat Tama bergabung di perusahaan istri barunya.
Sunaryati
Maka sekali lagi nasehat emak cari kehidupan pribadi Binar, Nak Aksa. Tak sulit bagimu mengetahui riwayat pribadi karyawan kamu. Cintamu tidak salah Binar, telah bebas, dia telah dicerai suaminya. Balaskan sakit hati Binar dengan menghancurkan usaha Helena dan pecat Tama, mantan suaminya, miskinkan keduanya🙏🙏
neur
kereeen
Sunaryati
Selidiki Pak Aksa siapa suami Binar, setelah tahu pecat saja, kan istrinya juga menyarankan untuk keluar dari perusahaan anda
Sunaryati
Kau sekarang karirmu bagus Tama tapi ingat karma
Sunaryati
Tabiatmu buruk suka mengkonsumsi minuman soda dan beralkohol, hatimu busuk begitupun dengan Tama, fix anak yang ditunggu cacat atau keguguran dan rahim diangkat. Sedangkan Binar makin bersinar
Sunaryati
Calon mantan mertuamu nanti akan malu sendiri oiya perusahaan Helena sudah bermasalah kan? Mungkin sebentar lagi kolaps
Sunaryati
Semoga setelah lepas dari Tsma kamu menemukan kebahagiaan kamu, Binar. Dan Tama Tama hidup dalam penyesalan, kemiskinan, dan kehampaan, itu harapan emak Thoor. Pengkhianat jangan dilindungi 💪💪🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!