Enam bulan lalu Ariella Al Sharif, putri Eren dan Shaera Al Sharif, patah hati setelah sahabat sepupunya ditolak oleh ayahnya. Sebagai putri penguasa kerajaan Oman, Ariella tidak bisa membantah keputusan ayahnya. Sekarang Ariella ingin berlibur setelah dirinya disibukkan urusan kerajaan ke Solo, heritage buyutnya. Ariella sengaja menjadi backpacker, dengan naik kendaraan umum. Saat dirinya naik kereta api dari Jakarta ke Solo, Ariella duduk bersama dengan Akarsana. Pria cupu itu hendak ke Yogyakarta, untuk nyekar eyangnya. Keduanya saling mengobrol dan entah bagaimana, mereka jalan-jalan keliling Semarang, Solo, Magelang dan Yogyakarta. Keduanya pun saling tertarik hingga akhirnya mereka harus berpisah.
Sebulan setelah itu, Ariella bertemu lagi dengan Akarsana tapi dengan status yang berbeda.
8th Generation of Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jelong-jelong
Akarsana menikmati acara jalan-jalan ke Lawang Sewu bersama dengan Ariella dengan berjalan kaki. Keduanya pun menyeberang di zebra cross dekat dengan Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci yang sama-sama peninggalan bangunan Belanda dengan Lawang Sewu. Setibanya disana, Ariella memilih ikut tur guna ingin tahu sejarahnya. Akarsana pun jadi paham kenapa disebut lawang sewu ( pintu seribu ) karena memang memiliki banyak pintu. Puas berfoto, keduanya pun berjalan ke mall yang ada di sebelah gedung Lawang Sewu.
Ariella dan Akarsana pun membeli kopi disana lalu keduanya pun masuk ke dalam mall untuk ngadem.
"Lho, ada AEON?" gumam Ariella.
"Kenapa?" tanya Akarsana.
"Beli camilan yuk!"
"No sushi, lho Ella. Kita mau makan enak di Kota Lama." Akarsana sudah kebayang makanan yang ada di area Gereja Blenduk.
"Kamu pengen apa?" tanya Ariella sambil masuk ke dalam AEON dan mengambil kotak plastik.
"Sate Kambing 29!" jawab Akarsana.
"Lha, kenapa nggak gulai atau ramen?" Ariella tahu disana ada restauran ramen enak berdasarkan rekomendasi dari Daisy Mancini Buwono, istri Dokter Lucky, yang baru saja liburan bersama keluarganya ke Semarang.
"Entah kenapa aku ingin kambing." Akarsana melihat Ariella belanja camilan, hanya tersenyum. "Cewek tuh ya, tidak bisa lepas dari camilan."
"Apa kamu tahu, camilan is comforting for tummy and mind ( menenangkan perut dan pikiran )," ucqp Ariella.
"Iya deh! Sini, aku yang bayarin." Akarsana mengambil keranjang camilan Ariella dan membawanya ke kasir lalu membayarnya. Setelahnya, mereka menuju ke area makan yang sudah disediakan dan memakan camilan itu.
"Kenapa kamu bayarin?" tanya Ariella.
"Karena, makanan disini jauh lebih murah daripada di Dubai," jawab Akarsana, "Dan lebih enak."
Ariella tertawa. "Kalau begitu, soal makanan kamu yang bayar, soal transportasi, aku yang bayarin. Gimana?"
"Deal!"
Ariella dan Akarsana saling bersalaman.
"Eh, kita ke Jogja dulu atau ke Magelang dulu atau ke Solo dulu?" tanya Akarsana.
Ariella menatap bingung. "Kok kamu jadi tanya aku? Aku kan memang suka-suka jalannya."
"Bagaimana kalau kita ke Magelang dulu, terus ke Jogja dan baru dari sana, kita ke Solo naik kereta? Terus kita nikmati di Solo baru balik ke Jakarta lewat Adi Soemarmo. Gimana?" tanya Akarsana.
"Sebenarnya sih aku mau kembali ke Semarang dulu, buat beli oleh-oleh. Kan aku tidak mungkin beli sekarang jadi tadi aku beli makanan yang memang akan aku makan selama di Jawa Tengah," jawab Ariella. "Mamaku minta dibawakan macam-macam soalnya. Aku kembali ke negaraku juga via bandara Ahmad Yani nanti."
"Oh begitu. Ya sudah, kita enjoy saja ya?" senyum Akarsana.
"Kalau kamu mau solo traveling, bukan solo leveling, monggo lho. Aku juga santai kok jalan sendiri," kekeh Ariella.
"Solo leveling? Kamu baca atau nonton animenya?"
Ariella terkejut. "Kamu tahu?"
Akarsana tersenyum. "Hei, aku suka baca manga, manhwa dan komik DC."
"Ah, so desu ka." Ariella maggut-manggut.
"So desu ne." Akarsana tertawa kecil. 'Kita itu lucu ya. Baru dua hari ketemu tapi macam sudah kenal lama."
"Mungkin itu yang dinamakan bertemu dengan teman seperjalanan yang tepat?" senyum Ariella.
"Bisa jadi. Sejujurnya, aku tadinya sudah bertekad jalan sendirian tapi ternyata malah mendapatkan teman seperjalanan yang menyenangkan. Plus, teman ini memiliki mata biru yang indah. Bagaimana bisa kamu mendapatkan anugerah seperti ini?" Akarsana memandang mata biru muda Ariella.
"Oh, mamaku matanya biru ... Very blue tapi papaku coklat. Entah gimana, ternyata gen mamaku menurun di aku dan Aidan. Kalau kamu lihat mata Ai, dia jauh lebih pucat warna biru matanya. Bisa dibilang pembagian yang adil. Rambutku mirip mamaku, Aidan macam papaku yang rambutnya brunette. Jadi begitulah." Ariella tersenyum.
"Allah memang adil bukan?"
"Exactly."
Mereka pun menyelesaikan acara ngemilnya dan Ariella memesan taksi biru untuk membawa mereka ke Kota Lama.
***
Note
Solo Leveling menceritakan unia diserang monster! Muncullah "hunter" untuk menyerang monster-monster itu. Di kalangan hunter, ada yang disebut hunter terlemah di dunia. Itulah julukan Seong Jin-woo. Masuk rumah sakit adalah kebiasaannya setelah masuk ke dungeon. Suatu hari, saat melakukan raid, suatu peristiwa tragis menimpanya. Peristiwa itu hampir merenggut nyawanya. Namun, saat tersadar, dia mendapati dirinya masih hidup dan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. Sejak saat itu, kehidupan Seong Jin-woo berubah. Inilah perjalanan Seong Jin-woo untuk menjadi hunter terkuat di dunia!
Sumber Wikipedia
***
Ariella dan Akarsana tiba di Kota Lama lalu mereka mulai acara jalan-jalan. Ariella senang mereka datang di pertengahan tahun karena musim hujan sudah mulai jarang meskipun terkadang hujan kulonuwun rindu membasahi kota Lumpia.
Puas berjalan-jalan, mereka pun masuk ke rumah makan sate dan gulai 29 yang legendaris. Ariella dan Akarsana menikmati acara makan sore disana lalu mereka memilih untuk jalan-jalan ke area jalan Gajah Mada menuju depok dimana disana ada banyak kuliner malam.
"Ini baru di Semarang ... Gimana besok ke Magelang, Jogja dan Solo?" gumam Ariella sambil melihat-lihat warung dan depot di sekitar Depok.
"Apa kamu masih muat buat tahu gimbal?" tawar Akarsana sambil menunjuk ke tenda tahu gimbal.
"Noooo, aku kenyang!" gelak Ariella. "Tapi masih ada kalau buat es krim."
Akarsana tertawa. "Yuk kita kembali ke hotel. Masih ada hari esok kan buat menjelajah banyak kuliner kan?"
"Kita belum ke area Tanah Mas! Disana katanya banyak yang enak tapi harus pintar-pintar cari karena daerah Chindo jadi banyak yang non halal," jawab Ariella.
"Boleh juga."
Ariella memesan taksi lewat aplikasi dan mereka pun kembali ke hotel untuk beristirahat. Ariella tidak lupa mengambil kiriman makanan dari pusat oleh-oleh yang dititipkan di resepsionis. Ariella dan Akarsana memperpanjang acara menginap mereka hingga tiga hari ke depan. Rasanya masih belum semuanya mereka jelajahi.
Keduanya pun masuk ke dalam lift dan Akarsana mengantarkan Ariella sampai ke kamarnya.
"Selamat beristirahat, Ella."
"Selamat beristirahat juga, Sana."
Akarsana tersenyum lalu berbalik ke arah lift.
"Sana ...."
Akarsana membalikkan tubuhnya. "Ya?"
"Besok, nge-gym?"
Akarsana tersenyum. "Tentu saja. Kita sudah banyak makan hari ini."
Ariella mengangguk. "Oke. Night."
"Night."
Ariella pun masuk ke dalam kamarnya sementara Akarsana masuk ke dalam lift.
Di dalam kamarnya, Ariella meletakkan kantong belanjaannya diatas meja. Dirinya sudah tidak sabar memakan kue mochi Gemini kesukaannya namun suara ponselnya membuat Ariella menunda keinginannya.
Gadis itu mengambil ponselnya dan mengrenyitkan keningnya karena ada nama yang sudah lama tidak ingin dia tahu di layar. Meskipun begitu, dia tetap menerimanya.
"Hello Soldier."
"Hello Princess."
***
Yuhuuu up malam yaaaa gaeeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
Mngkn kl sm akar phon,mreka mau ngsih ksmptan....