NovelToon NovelToon
Babysitter Pavorite

Babysitter Pavorite

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Harem / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: SNUR

"Berhenti gemetar Ana.. Aku bahkan belum menyentuhmu." Nada suara itu pelan, rendah, dan berbahaya membuat jantung Ana berdebar tak karuan. Pertemuan mereka seharusnya biasa saja, tapi karena seorang bocah kecil bernama Milo semuanya menjadi berubah drastis. Daniel Alvaro, pria misterius yang membuat jantung ana berdebar di tengah kerasnya hidup miliknya. Semakin Ana ingin menjauh, semakin Daniel menariknya masuk.Antara kehangatan Milo, sentuhan Daniel yang mengguncang, dan misteri yang terus menghantui, Ana sadar bahwa mungkin kedatangannya dalam hidup Daniel dan Milo bukanlah kebetulan,melainkan takdir yang sejak awal sudah direncanakan seseorang.
Bagaimana jadinya jika Ana ternyata mempunyai hubungan Darah dengan Milo?
apa yang akan terjadi jika yang sebenarnya Daniel dan Ana seseorang yang terikat janji suci pernikahan di masa lalu?
Siapa sebenarnya ibu dari Milo? apa hubungannya dengan Ana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Rafael

Motor Rafael berhenti mendadak di depan gang sempit tempat kontrakan Ana berada. Napasnya memburu, bukan karena lelah, tapi karena rasa cemas yang semakin menyesakkan dada.

Ia turun dari motor dan berlari kecil menyusuri gang. Setiap langkahnya terasa berat seolah firasat buruk membayangi.

Saat sampai di depan pintu kontrakan Ana, Rafael tertegun.

Pintu itu tertutup rapat, gemboknya terpasang rapi dan lampu di dalam tidak ada yang menyala sama sekali.

“Tidak…” Rafael memanggil pelan, “Ana… kamu ada di dalam kan?”

Ia mengetuk pintu pelan, lalu semakin keras.

Tok… tok… tok!

Tok! Tok! Tok!

Hening.

“ANA! Ini aku, Rafael! Kamu dengar aku?!” teriak Rafael dengan keras.

"Ana kamu di dalam kan? "

lagi-lagi hening Tidak ada jawaban.

Genggaman Rafael pada gagang pintu mengencang. Jantungnya berdetak semakin keras. Ia mencoba mengintip lewat celah jendela kecil di samping, tapi gorden tertutup rapat. kekhawatirannya semakin memuncak.

Sambil menahan napas, ia menarik ponsel dari saku dan menelepon lagi.

Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.

Rafael mundur satu langkah. Kedua tangannya terangkat, menutup wajahnya frustasi.

“Ana… kamu kenapa? Kenapa kamu menghilang seperti ini?”

Beberapa tetangga yang lewat melirik, mengenali Rafael sebagai siswa sekolah dekat situ.

Seorang ibu-ibu akhirnya mendekat.

“Kamu nyari Ana, Nak?”

Rafael langsung menghampiri, “Iya, Bu. Ana kemarin ke mana ya barangkali ibu tau? Dia kenapa? Dia baik-baik saja, kan?”

Ibu itu menggeleng pelan. “ kemarin pagi Ana berngakat sekolah seperti biasa, tapi sorenya tidak ada pulang sampai sekarang."

Rafael membeku.

"apa dia ada titip sesuatu bu atau ... atau apa bu info.."

“tidak ada nak, bahkan kontrakan ini sudah kosong dari kemarin pagi.”

Rafael menarik napas panjang, dadanya terasa semakin sesak.

“Baik, Bu… terima kasih.”

Rafael berjalan kembali ke motornya, namun langkahnya terasa sangat berat. Ia menggenggam helmnya sambil menunduk, hampir tak mampu menenangkan pikirannya.

“ Aku harus pastikan kamu baik-baik saja Kak Ana.”

Suara mesinnya menghidup, namun Rafael tidak memacu motornya. Ia hanya duduk, memandang ujung gang.

"Sherin harus di beri pelajaran. gadis nakal itu tidak mengerti dengan sebuah kata. "

raut wajah Rafael berganti dengan amarah, ia segera memakai helmnya dan memacu motor dengan kecepatan tinggi.

Rumah keluarga Sherin berdiri megah di tengah kota, pagar besinya tinggi menjulang. Rafael berhenti di depan pintu pagar, wajahnya mengeras. Tangannya mengepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

Tanpa pikir panjang, ia menekan bel berkali-kali.

Ting tong!

Ting… tong!

TING TONG!!

Pintu pagar akhirnya terbuka. Seorang ART muncul, terkejut melihat Rafael berdiri dengan ekspresi membara.

“Eh… Anda Tuan Rafael, kan? Mau ketemu siapa tuan?”

“Sherin. Sekarang.” Suaranya dingin, dalam, dan penuh tekanan, membuat ART dihadapanya sedikit ketakutan.

ART itu tampak ragu, tapi Rafael sudah melangkah masuk tanpa menunggu izin. Napasnya teratur tapi penuh kemarahan yang nyaris meledak kapan saja.

Di ruang tamu, Sherin muncul dari arah tangga sambil mengibas rambutnya awalnya hendak tersenyum menyapa, namun senyum itu langsung hilang melihat tatapan dongim Rafael.

“Rafael? Kenapa mukamu—”

BRAK!

Rafael membanting tas Sherin yang tadi ia lihat di sofa.

“Apa yang kamu lakukan ke Ana?!” teriaknya.

Sherin tersentak, mundur satu langkah. “A-apa maksudmu?”

“Jangan pura-pura.” Rafael melangkah maju, menatapnya tajam. “Karena omongan busuk kamu, Ana dipecat. Dia bahkan menghilang padahal kondisi Dia sedang sakit. apa Kamu puas?!”

Sherin menelan ludah. “Aku cuma—aku nggak suka dia. Dia—”

“Tutup mulutmu.” Rafael memotong kasar, suaranya rendah namun bergetar menahan amarah. “Karena fitnah mu dan egoismu, kamu menghancurkan hidup orang lain.”

Sherin mulai gemetaran, matanya mulai berkaca-kaca, untuk saat ini dia sangat takut pada Rafael “Kenapa kamu bela dia? Kamu suka sama dia ya?!”

Rafael mendekat hingga hanya berjarak beberapa sentimeter.

“Dengarkan baik-baik…” suaranya dalam, seperti bisikan ancaman.

“…kalau sampai aku tahu kamu masih ganggu Ana sekali lagi, aku akan pastikan seluruh keluarga kamu jatuh sampai tidak ada satupun yang tersisa. "

kedua mata Sherin membesar, ucapan Rafael tidak bisa di anggap main-main. keluarganya bukanlah dari kluarga sembarangan. “K-kamu nggak berhak!”

Rafael tersenyum miring senyum yang membuat Sherin merinding.

“Ayahku punya kuasa lebih dari yang kamu bayangkan. Sekali aku buka mulut kehidupan keluarga kamu selesai.”

Sherin panik. “Rafael, kamu nggak bakal—”

“Coba saja sentuh Ana lagi.” Rafael menatap lurus ke mata Sherin. “Dan lihat apa yang terjadi dengan keluargamu.”

Sherin terdiam kaku, tubuhnya sedikit gemetar.

"Sekarang cari Ana dimanapun dia berada. jika sampai besok keberadaan Ana masih belum di ketahui. aku akan membuat perusahaan ayahmu hancur secara perlahan! "

Rafael menarik napas, lalu berbalik tanpa menunggu jawaban. Langkahnya cepat dan tegas menyisakan keheningan mencekam di ruang tamu.

Saat Rafael keluar rumah itu, Sherin tidak mampu berkata apa-apa.

Ia hanya berdiri memeluk kedua lengannya, wajahnya pucat

Karena untuk pertama kalinya melihat Rafael dengan emosi yang meledak-ledak, sherin benar-benar dibuat takut oleh Rafael.

Begitu pintu rumah menutup dan langkah Rafael menghilang dari halaman, Sherin langsung merasa seluruh tubuhnya lemas. Ia terduduk di sofa, jantungnya berdetak tak karuan.

Ancaman itu…

Sorot mata Rafael tadi…

Nada suaranya…

Semua membuat tengkuknya dingin.

Tanpa pikir panjang, ia mengambil ponselnya. Jarinya gemetaran saat mengetik nama “ANA” di daftar kontak.

Call.

Beep…Beep…Beep…

Koneksi tidak dapat dijangkau.

Sherin menggigit bibirnya. Ia mencoba lagi.

Beep…Beep…

Koneksi tidak dapat dijangkau.

“Kenapa?! Kenapa HP-nya mati terus?!” Sherin memukul lututnya frustrasi.

Ia mencoba WhatsApp.

✓ Menghubungkan…

✓ (hanya centang satu)

Sherin menahan napas.

Tidak ada foto profil disana, Tidak ada status online, Seolah Ana menghilang dari dunia.

Ketakutan mulai merayap naik ke tenggorokannya.

Kalau Rafael sampai tahu aku benar-benar membuat Ana kehilangan pekerjaan… kalau sampai Ana cerita ke dia… keluargaku…

Sherin berdiri mondar-mandir di ruang tamu dengan kepala kacau.

“Astaga… aku harus bagaimana? Rafael serius… dia benar-benar serius tadi.” Suaranya pecah.

Ia mencoba menelepon lagi tangan bergetar begitu keras hingga HP-nya hampir jatuh.

Sherin memejamkan mata.

“angkat dong… Angkat!” ia memohon, suaranya bergetar, entah pada siapa.

Tapi tetap sama. Tidak tersambung sama sekali.

Sherin mulai menangis ketakutan.

Bukan karena rindu pada Ana…

Bukan karena merasa bersalah…

Tapi karena untuk pertama kalinya dalam hidupnya, seseorang yang ia sukai Rafael memperlihatkan kebencian yang begitu terang kepadanya bahkan sampai mengancam.

Dan ancaman itu…

Masih berdengung di telinganya

"Sentuh Ana sekali lagi, dan keluargamu selesai."

Sherin menutup mulutnya, menahan isak. Tubuhnya menggigil.

Dia tahu Rafael bukan tipe yang bicara tanpa bukti.

Rafael punya kekuasaan ayahnya orang berpengaruh.

“Aku harus temukan Ana… Sebelum Rafael menghancurkan keluargamu…” bisiknya penuh ketakutan.

1
Anonymous
seruu👍
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anonymous
curiga sama si ana
Anonymous
sinis nya si lara
Anonymous
kerenn👍
Anonymous
keren thor👍👍
Anonymous
seruu thor. bikin penasaran
Anonymous
👍👍
Anonymous
keren kak. 👍
Anonymous
keren kak
snurr
jadi si lara ini suka sama Daniel ya
snurr
👍👍
Nur Aeni
seru thor
Sela Nuraeni
di tunggu updatenya min
Kartika Candrabuwana
keren... novelku, Titik Nol Takdir, juga keren lho
Nur Aeni
ceritanya lumayan seru min👍👍
Sugi Arto
seruuu
Yusuo Yusup
Sempurna deh ini. 👌
snurr
bagus min.. lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!