Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.
Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.
Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Lima
Beberapa saat kemudian Yuni kembali membawa dua gelas teh hangat. Amanda buru-buru menyeka matanya. Tapi raut wajahnya tetap tak bisa berbohong.
Yuni duduk lagi di sampingnya, menatap penuh cemas. “Manda, kamu beneran nggak apa-apa? Aku serius, kamu pucat banget dari tadi. Ada yang kamu pikirin?”
Amanda berusaha bicara, tapi lidahnya kelu. Ia menatap Yuni, dan perasaan bersalah tiba-tiba menyelimuti dirinya. Bukan karena salah memilih suami, tapi karena tanpa sadar telah ikut melukai seseorang yang sangat berarti baginya.
“Uni …,” ucap Amanda dengan suara pelan, serak. “Kamu … bahagia sama Azka?”
Pertanyaan itu membuat Yuni menatapnya aneh. Tapi ia menjawab dengan sedikit berbohong. “Ya … bahagia, sangat bahagia Manda. Azka itu segalanya buat aku. Dia ayah yang baik buat Nathan, suami yang setia. Aku nggak tahu gimana hidupku tanpa dia.”
Hati Amanda remuk. Mendengar Yuni mengatakan kalau Azka suami yang setia. Kata itu seperti tamparan keras.
Ia ingin berteriak dan mengatakan semuanya. Ingin memaksa Yuni tahu siapa dia sebenarnya. Tapi bibirnya membisu. Ada rasa takut. Takut kehilangan sahabatnya, takut menghancurkan dunia yang tampak begitu damai di depan matanya.
Untuk pertama kalinya, Amanda merasa dirinya orang jahat. Bukan hanya sebagai korban kebohongan, tapi juga bagian dari luka yang akan datang.
Suasana menjadi hening beberapa saat. Hanya suara jam dinding yang terdengar berdetak pelan.
Yuni lalu tersenyum kecil, mencoba mencairkan suasana. “Eh, kamu nanti malam nginep di sini aja ya, Manda. Rumahku luas, kamar tamu kosong. Biar besok aku anterin kamu ke tempat rapatnya Azka, kan kamu bilang mau ketemu dia juga.”
Amanda menatap Yuni dengan mata yang membesar seketika. Yuni masih belum tahu bahwa Azka yang dimaksud adalah suaminya juga.
Darah Amanda seperti berhenti mengalir. Ia ingin mengatakan “Nggak usah”, jawabnya pelan. Suaranya seperti mau hilang. Padahal dalam hatinya berteriak.
"Azka jarang pulang. Kebetulan kamu ada di sini, jadi aku bisa kenalin. Kapan lagi kamu bisa bertemu suamiku!"
"Maaf, Ni. Aku besok harus temani suamiku juga. Tak enak kalau ditinggalin."
"Oke, kamu masih ada seminggu di sini. Suamiku mungkin ada tiga harian di rumah. Karena kami akan merayakan ulang tahun Nathan ke empat lusa. Kamu harus datang dengan suamimu. Aku pasti akan marah kalau kamu tak bisa datang," ucap Yuni.
Amanda tak menjawab ucapan Yuni, hanya anggukan kepala saja. Dia menarik napas dalam. Ruangan terasa sesak. Azka akan merayakan ulang tahun putranya.
"Pantas kamu tak begitu peduli saat aku belum memberikan keturunan, karena kamu telah memilikinya dari Yuni," ucap Amanda dalam hatinya.
"Kamu tunggu sebentar. Aku mau ke dapur," ujar Yuni.
Yuni bangkit, berjalan ke dapur lagi untuk memanggil Nathan makan. Amanda masih duduk di tempatnya, menatap kosong ke arah foto keluarga itu. Air matanya kembali menetes. Satu, dua, hingga jatuh di pangkuannya.
Suara langkah kaki Yuni terdengar lagi dari arah dapur. Ia kembali dengan wajah sedikit khawatir, melihat Amanda masih duduk dengan pandangan kosong.
“Man, kamu kenapa? Dari tadi aku lihat kamu kayak bukan kamu. Mana Amanda yang ceria itu. Kalau kamu ada masalah, ceritakan! Aku siap mendengar."
Amanda tidak menjawab. Ia memejamkan mata, menarik napas dalam. Tubuhnya terasa dingin, jantungnya berdetak cepat tak beraturan. Yuni mendekat, menyentuh bahu sahabatnya
“Amanda, apakah ini menyangkut suamimu?" tanya Yuni dengan suara pelan. “Mukamu pucat banget, Manda.”
Amanda membuka mata perlahan. Tatapannya kosong. Suaranya serak saat menjawab, “Aku cuma capek.”
Tapi Yuni tak yakin. Ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang menakutkan di balik mata sahabatnya.
“Manda …,” panggil Yuni lagi, suaranya bergetar. “Katakanlah sesuatu. Apa kamu sudah tak percaya denganku? Sepuluh tahun tak bertemu, aku masih Yuni yang dulu. Kamu jangan ragu."
Amanda menoleh perlahan. Bibirnya bergerak, seolah ingin bicara sesuatu. Tapi hanya sampai tenggorokan. Suaranya tercekat.
Amanda akhirnya menarik napas panjang, berusaha menata perasaannya yang hampir berantakan. Ia tersenyum kecil, meski wajahnya masih tampak pucat.
“Nggak apa-apa, Ni. Aku cuma kurang tidur aja. Udah lama nggak ngobrol sama kamu, jadi agak kaget aja rasanya,” ujar Amanda mencoba terdengar ringan.
Yuni tersenyum lega. “Syukurlah kalau gitu. Ayo, makan dulu. Aku udah siapin lauk kesukaanmu, selain ayam kecap ada sambal teri sama sayur asem. Masih ingat nggak dulu tiap main ke rumah aku, kamu pasti minta itu?”
Amanda tertawa kecil, kali ini terdengar lebih tulus, walau matanya masih sembab. “Ingat banget. Kamu emang nggak pernah berubah, ya.”
Mereka berdua lalu berjalan ke ruang makan. Meja kayu di tengah ruangan sudah tertata rapi, dengan aroma masakan yang menggugah. Yuni menyendokkan nasi ke piring Amanda, sementara Nathan duduk di kursi kecil di sebelah ibunya, sibuk bermain sendok.
Baru beberapa suap, suara ponsel Amanda berdering. Ia mengambilnya dari meja dan melihat nama di layar. Suaminya menghubungi. Amanda ragu untuk menerima, takut dia tak bisa menahan diri.
"Manda, siapa yang telepon? Kok nggak diangkat?" tanya Yuni.
"Suamiku." Amanda lalu mengangkatnya juga, tak mau Yuni curiga.
"Ya, Mas."
"Sayang, aku sudah selesai rapat. Apa aku jemput kamu sekarang?"
"Aku pulang dengan taksi aja, Mas. Kamu pasti capek. Tunggu di kamar saja." Amanda berusaha menjawab dengan suara yang wajar.
"Baiklah, hati-hati Sayang."
Amanda lalu menutup teleponnya. Dia tersenyum dengan Yuni yang tampak memperhatikannya.
"Ada apa, Ni? Kenapa kamu memandangku seperti itu?" tanya Amanda.
"Suara suami kamu mirip dengan suara Azka. Bisa begitu ya," ucap Yuni.
"Pasti hanya kebetulan saja," jawab Amanda dengan gugup. "Aku mau ke kamar mandi sebentar."
"Silakan!"
Amanda segera berdiri dan berjalan cepat menuju kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, Amanda bersandar di belakang pintu. Tangannya gemetar. Air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. Dunia rasanya benar-benar runtuh. Tak ada lagi ruang untuk menyangkal. Semuanya nyata.
Beberapa menit kemudian ia keluar dengan wajah yang tampak lebih tenang. Ia mencoba tersenyum ketika Yuni menatapnya cemas.
“Udah baikan? Kamu kelihatannya pucat banget barusan,” tanya Yuni.
Amanda mengangguk pelan. “Aku harus balik ke hotel, Ni. Suamiku nelpon, katanya mau istirahat bareng. Aku nggak enak kalau ninggalin dia sendirian.”
Yuni tampak kecewa. “Sayang banget, padahal Azka pulang malam ini. Kalau kamu nginep, aku bisa kenalin kalian. Siapa tahu suamimu dan Azka bisa akrab.”
Amanda menelan ludah, lalu memaksakan senyum. “Lain kali aja, ya. Aku janji bakal datang lagi. Aku juga pengin main sama Nathan.”
“Janji, ya?” kata Yuni sambil menggenggam tangan sahabatnya.
“Janji,” jawab Amanda pelan.
Ia kemudian berpamitan. Di depan pintu, Yuni melambai sambil tersenyum hangat, tanpa tahu badai besar yang sedang menghantam hati Amanda.
Begitu mobil taksi yang ditumpangi Amanda menjauh, Yuni menatap ke arah jalan dengan wajah heran. Dalam hati ia bergumam,
Aneh, suara suaminya Amanda tadi benar-benar mirip dengan suara Azka.
Sementara di dalam taksi, Amanda menatap kosong ke luar jendela. Lampu-lampu kota memantul di matanya yang basah. Bibirnya bergetar tanpa suara.
supaya adil tdk ada yg tersakiti..
amanda dan yuni berpisah saja..
klo terus bersm yuni hanya amanda yg diikiran azka ..hanya u status nathan..
klo terus dengan amanda..azka melepas yuni merampas nathan..bagai mana perasaan yuni apalagi amanda sahabat nya..
kita mah pembaca nurut aja gimana kak authornya..walau baper gemesh😂😂😂
.manda juga milih mundur .yuni sangking cinta nya ke azka repot jg ya😤