NovelToon NovelToon
Darah Rubah, Nafsu Naga

Darah Rubah, Nafsu Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Spiritual
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.

Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.

Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 — Serangan di Kolam Roh

​Lian Yue sudah mencapai batas kendalinya. Latihan sinkronisasi Qi yang intens di Bab 13 telah meninggalkan sensasi kehangatan yang menetap di kulitnya, seolah-olah Qi Naga Ryuko telah menjadi lapisan kedua dari dirinya. Ryuko, meskipun lebih dingin dari biasanya, tetap posesif, tidak mengizinkan Lian Yue keluar dari Paviliun Utara tanpa pengawasannya.

​Malam itu, Ryuko memutuskan untuk melanjutkan latihan di luar.

​“Kita membutuhkan medium Qi yang lebih murni dan dingin untuk menguji kontrol emosimu,” jelas Ryuko, matanya tajam. “Kolam Roh Hitam di Lembah Tersembunyi adalah tempat terbaik. Qi di sana terlalu kuat; jika Rubahmu tidak bisa menahan diri di sana, kita akan tahu betapa mendesaknya Ikatan Tubuh ini.”

​Kolam Roh Hitam terletak di ceruk tersembunyi Sekte Naga Hitam, airnya memancarkan aura es dan energi spiritual yang pekat—tempat para Tetua memurnikan Qi mereka.

​Lian Yue mengikuti Ryuko, hati-hati menapaki jalan berbatu yang licin. Ryuko berdiri di tepi kolam, airnya hitam pekat memantulkan cahaya bulan sabit yang tipis.

​“Masuklah,” perintah Ryuko, suaranya tenang. “Duduk bersila di dalam air. Aku akan duduk di tepi, menyalurkan Qi dari jauh. Aku harus melihat apakah Rubahmu masih sehaus yang aku duga.”

​Lian Yue mengangguk. Ia melepaskan jubah luarnya, hanya menyisakan pakaian tipis berlapis. Ia melangkah ke dalam kolam. Airnya langsung menusuk kulitnya, sangat dingin hingga udara dari paru-parunya keluar dalam kepulan kabut. Energi Qi yang pekat di dalam air terasa seperti jarum-jarum halus yang menusuk meridiannya.

​Ryuko duduk di tepi batu besar, menutup mata. Ia menyalurkan untaian Qi Naga yang stabil ke dalam kolam, membiarkan energi itu menemukan Lian Yue.

​Begitu Qi Naga mencapai Lian Yue, sensasi dingin dari air langsung hilang. Qi Ryuko bertindak sebagai selimut panas yang kuat, menstabilkan setiap meridiannya. Lian Yue menutup mata, menikmati fusi Qi yang damai ini.

​Yueyin tenang. Ini berhasil, pikir Lian Yue lega.

​Tiba-tiba, kedamaian itu pecah.

​Dari hutan di seberang kolam, tiga bayangan hitam melompat keluar. Mereka mengenakan topeng kulit dan membawa belati Qi yang berlumuran racun. Mereka adalah Shadow Assassin dari Organisasi Gelap Hei Wenzhan.

​Mereka menyerang Ryuko lebih dulu, melemparkan jimat Qi yang meledak dan mengeluarkan asap tebal beracun.

​"Penculik! Sialan, mereka tahu kita di sini!" Ryuko menggeram. Ia tidak panik, tetapi Qi Naganya langsung meledak, menghancurkan jimat asap.

​Dua pembunuh bayaran menahan Ryuko dengan serangan simultan, sementara yang ketiga, yang paling cepat, langsung melesat menuju kolam.

​Targetnya adalah Lian Yue yang rentan di dalam air.

​Lian Yue terkesiap. Kepanikan murni membanjiri dirinya. Lingkungan yang tiba-tiba berbahaya, air yang dingin menusuk, dan Qi Naga Ryuko yang terpotong fokusnya.

​Qi Rubahnya mengamuk.

​Energi perak dari tubuh Lian Yue meledak di dalam kolam, menyebabkan air beriak liar. Lian Yue merasa kehilangan kontrol. Energi Yin yang mentah itu tidak terkendali, mengancam untuk merobek-robek meridiannya sendiri. Rasa sakit ini sepuluh kali lipat lebih buruk dari malam kebangkitannya.

​Pembunuh bayaran itu tertawa sinis. "Warisan Purnama yang liar! Datanglah padaku, Gadis Rubah!"

​Ryuko melihat kilatan Qi perak yang menyakitkan dari Lian Yue. Ia menyadari: jika Lian Yue tidak segera ditenangkan, ledakan Qi Yin ini akan menarik semua Shadow Assassin di sekitar gunung.

​Ryuko melepaskan raungan brutal. Naga di dalam dirinya marah. Ia mengayunkan tinjunya, melepaskan gelombang Qi Yang hitam pekat yang langsung menghantam dua pembunuh, meremukkan baju zirah Qi mereka dan melemparkannya ke pepohonan.

​Ia tidak punya waktu untuk mengejar. Target utamanya adalah Lian Yue.

​Ryuko melesat ke sisi kolam, tepat saat pembunuh bayaran ketiga mencoba menarik Lian Yue dari air.

​"LEPASKAN DIA!"

​Ryuko melompat, Naga Hitamnya sepenuhnya terlepas. Ia menghantam pembunuh bayaran itu dengan pukulan Qi yang menghancurkan, membuatnya terlempar ke batu-batu kolam.

​Namun, Lian Yue sudah di ambang Qi Deviation. Matanya memutih, energi peraknya mengamuk, dan ia kehilangan kekuatan.

​Ryuko tahu ia tidak bisa hanya menyalurkan Qi dari tepi. Ia harus melakukan kontak fisik total untuk menyerap kelebihan Qi Yin yang merusak itu.

​Tanpa ragu, Ryuko melompat ke Kolam Roh Hitam.

​Air kolam yang dingin dan pekat itu langsung menelan Ryuko. Ia berenang cepat ke Lian Yue.

​Lian Yue hampir tenggelam, Qi Rubahnya menyeretnya ke dasar. Ryuko meraihnya, membalikkan tubuhnya, dan memeluknya erat di dalam air yang gelap.

​Sensasi itu luar biasa: kulit dingin, air dingin, Qi Yin yang liar, dan Qi Naga Ryuko yang membara, semuanya menyatu dalam kekacauan.

​Ryuko menahan tubuh Lian Yue di antara dirinya dan tepi kolam. Ia menekan wajah Lian Yue ke bahunya.

​“Tenang! Aku di sini! Biarkan Qi-ku masuk!” Ryuko berteriak, suaranya terdengar bergema di air.

​Ryuko menyalurkan Qi Yangnya melalui setiap titik kontak kulit mereka—dada ke dada, paha ke paha. Qi Yang Ryuko yang panas memasuki meridian Lian Yue yang sedang memberontak, meredam amukannya.

​Lian Yue merasakan kehangatan yang mencekik. Ia tidak bisa bernapas di bawah air, tetapi Ryuko memberinya Qi Yang melalui kulit, memberinya nafas spiritual. Lian Yue memeluk Ryuko dengan naluriah, mencengkeram jubahnya yang basah.

​Keintiman itu, di tengah bahaya dan di dalam air yang sedingin es, terasa lebih brutal dan mendesak daripada malam di Paviliun Utara.

​Qi Yin Lian Yue, yang terlepas dari kendali, tidak hanya menyerap Qi Ryuko, tetapi juga mencoba menarik lebih jauh, menuju Ritual Ikatan Tubuh yang sempurna.

​Wajah Ryuko menegang karena menahan diri. Ia merasakan tarikan hasrat Naganya yang hampir tak tertahankan di tengah air yang menyegarkan.

​Ia memisahkan diri hanya cukup untuk mengangkat kepala mereka di atas air.

​Lian Yue tersentak, terengah-engah. Ia basah kuyup, rambut peraknya menempel di wajahnya, dan matanya kini jernih, tetapi penuh air mata.

​“Ryuko…” ia berbisik.

​“Jangan bicara,” Ryuko memotongnya. Ia melihat ke seberang kolam. Para pembunuh bayaran sudah melarikan diri, menyadari Ryuko terlalu kuat dan Qi Lian Yue terlalu liar untuk ditangani.

​Ryuko tetap memeluk Lian Yue, tidak membiarkannya pergi. Ia menstabilkan Qi-nya sambil menahan diri.

​“Feng Ruyin.”

​Lian Yue terkejut. “Apa?”

​“Dia yang memberi informasi kepada Organisasi Gelap. Dia tahu kita akan datang ke sini,” kata Ryuko, Qi Naganya bergetar dengan amarah yang dingin. “Dia menggunakan musuh kita untuk mencoba menghancurkanmu. Dia tahu kolam ini akan memicu ledakan Qi-mu.”

​Lian Yue tersentak. Ia menatap Ryuko, terkejut dengan kebrutalan intrik Sekte.

​“Kita harus keluar dari sini,” Ryuko berbisik. Ia mencium kening Lian Yue, ciuman singkat dan keras yang terasa lebih seperti klaim daripada kelembutan.

​Ryuko mengangkat Lian Yue dari kolam, tubuh gadis itu basah kuyup, lengket oleh air roh dan Qi yang panas.

​Mereka berdua basah, menggigil, tetapi Qi di tubuh mereka membara.

​Saat Ryuko membaringkan Lian Yue di jubahnya yang kering, ia menyadari satu hal krusial: kontak di dalam air, di tengah bahaya, telah memperkuat ikatan mereka lebih dari meditasi apa pun.

​Ryuko memegang tangan Lian Yue, dan Tanda Naga di punggung tangannya terasa sangat panas, seolah-olah baru saja diukir. Ia melihat ke leher Lian Yue; Tanda Rubah Perak kini lebih berkilau di bawah sinar bulan.

​Lian Yue menatap Ryuko, matanya kini dipenuhi campuran rasa takut, kebingungan, dan... keterikatan. Ia tahu dirinya tidak akan bertahan tanpa Qi Ryuko.

​“Aku minta maaf,” bisik Lian Yue, gemetar.

​“Jangan minta maaf,” Ryuko mendesis, suaranya serak. Ia memeluk Lian Yue erat-erat, memindahkan sisa Qi Yangnya untuk menghangatkan gadis itu. “Kau adalah takdirku. Dan siapapun yang mencoba mencelakaimu… akan menghadapi Naga Hitam sepenuhnya.”

​Di balik pohon, Feng Ruyin melihat segalanya. Ia melihat kebrutalan Ryuko terhadap para pembunuh, dan ia melihat betapa intimnya Ryuko memeluk Lian Yue di dalam kolam. Ia marah karena rencananya gagal, tetapi ia melihat peluang baru.

​Ia tahu Ryuko akan membawa Lian Yue kembali ke Paviliun Utara, basah kuyup, dan dengan Qi yang bergejolak.

​Saatnya menjatuhkan palu.

​Ruyin tersenyum dingin dan menghilang ke dalam kabut, bersiap untuk langkah selanjutnya: Cemburu Pertama.

1
Noveni Lawasti Munte
ko makin berbelit2 ya..itu2 muli konflikny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!