Fauzia seorang gadis desa yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan bersama sahabatnya Tantri, namun berjalannya hari dia harus di hadapkan dengan seorang pria keturunan konglomerat yang merupakan sahabat dari bos tempatnya bekerja yang bernama Adrian Riyan Pramuka. Dia di rumor kan menjadi selingkuhan dari Adrian namun berita itu malah membuat dirinya semakin dekat bahkan keluarga dari Adrian menerimanya dengan baik membuat Adrian harus rela menerima keputusan keluarganya untuk menjadikan Fauzia sebagai calon tunangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah dari Adrian.
Adrian yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang tiba-tiba menerima panggilan telepon dari sang sahabat Kevin memberitahukan jika sang oma ada di taman. Adrian langsung tancap gas menuju taman yang di sebutkan Kevin. Adrian meminta nomor ponsel orang yang menemukan sang oma pada Kevin dan langsung menghubunginya menanyakan keberadaan sang oma.
Zia mendapatkan panggilan masuk dari nomor tak di kenal namun tak diangkat melainkan langsung dimatikan. Tak lama ada pesan masuk dari nomor tersebut menanyakan keberadaan dirinya dan sang nenek. Zia pun mengirim foto pada no tersebut dimana posisi mereka saat ini. Tak lama Adrian datang dan membuat Zia kaget.
"Kamu" ucap Zia kaget begitu pun Adrian "Lo".
" Kalian kenal? "tanya sang oma.
" Dia kerja di tempatnya Kevin"jawab Adrian.
"Oalah ternyata kamu karyawan nya Kevin" ucap sang oma.
"Oma, ayo pulang" ajak Adrian.
"Oma pulang dulu ya, oya nama kamu siapa? " tanya sang oma pada Zia.
"Nenek panggil saja Zia" jawab Zia sambil tersenyum.
Adrian dan sang oma langsung pergi begitu saja tanpa mengucapakan Terimakasih membuat Zia menggelengkan kepala.
Zia pun memutuskan untuk ke kontrakannya karena saat ini Tantri ada di sana. Tak butuh waktu lama Zia sudah sampai di kontrakan mereka dan Zia melihat masih ada mobil sang bos Kevin. Zia pun masuk dan kaget saat melihat isi kontrakannya sudah banyak barang dan rapi.
Tantri yang mengerti dengan tatapan Zia dia langsung menarik Zia masuk kamar.
"Pak Kevin yang paksa aku " beritahu Tantri.
"Udah aku gak apa-apa kok, mungkin dia cuman ingin buktikan kalau dia serius sama kamu" balas Zia yang sebenarnya tidak setuju karena dia gak mau Tantri akan seperti Amanda.
"Tantri, Zia aku pamit pulang ya! " teriak Kevin dari luar membuat Tantri dan Zia keluar.
"Makasih lo pak semua ini" ucap Zia.
"Sama-sama, kalau kalian merasa gak enak kalian bisa anggap sebagai pinjaman jika sudah ada uang bisa kalian bayar" ucap Kevin yang tau apa yang ada di pikiran Zia.
"Iya Pak" jawab Zia sedikit dingin karena Zia tetap gak setuju.
setelah Kevin pulang Zia masuk kamar dan dia rebahan di tempat tidur.
Tantri yang merasa tidak enak langsung menghampiri Zia dan duduk di samping Zia.
"Aku udah berusaha nolak tapi dia malah beli di belakang ku" ucap Tantri.
"Aku justru mikirin kamu aku takut kamu paksakan perasaan kamu hanya karena hutang budi" ucap Zia.
"Enggak ko, aku juga suka sama dia dan kami udah resmi pacaran sekarang" beritahu Tantri membuat Zia menatapnya.
"Zia kamu jangan marah dong" mohon Tantri membuat Zia ingin tersenyum karena dia gak nyangka sahabatnya yang polos ini berani pacaran. Zia langsung menyerang Tantri dengan cara menindihnya dengan bantal.
Pada Akhirnya Zia dan Tantri mereka malah perang bantal dan tertawa bersama.
Namun berbeda dengan Adrian sesampainya di rumah dia malah mendengar sang oma memuji Zia gadis kampung yang baru saja dua kali dia temui.
"Zia itu baik dan ramah gak seperti pacar kamu yang baik di depan tapi di belakang beda lagi" ucap sang oma.
"Udah deh oma gak usah banding-bandingkan mereka, lagian oma baru sekali ketemu Zia" ujar Adrian.
"Ya tapi tetap aja oma ingin Zia jadi menantu di rumah ini" teriak sang oma karena Adrian sudah pergi naik ke kamarnya.
Seperti biasa Zia dan Tantri pergi kerja namun karena kebetulan atau apa lagi-lagi Zia bertemu dengan Adrian.
"Males banget aku lihat tuh cowok bawaannya pengen marah mulu" gumam Zia saat di depan pintu masuk karena melihat Adrian turun dari mobil.
"Siapa, Adrian? " tanya Dika tiba-tiba karena Zia gak tau kapan Dika datang nya.
"Abang bikin kaget saja" kesal Zia karena Dika muncul begitu saja.
"Lo belum kenal aja, tar kalau udah kenal bakal naksir lo" ucap Dika.
"Dih ogah naksir cowok kaya gitu yang ada darah tinggi lihat kelakuannya yang dingin kaya es batu" balas Zia.
Dika dia malah tertawa melihat tingkah Zia yang ogah-ogah an naksir Adrian.
"Abang menertawakan siapa? " tanya Amanda yang baru muncul.
"Sepupu kamu tuh" jawab Dika.
"Dia kenapa? " tanya Amanda yang tidak mengerti.
"Udah nanti aku ceritakan di dalam" ucap Dika dan Amanda pun masuk ke dalam karena mereka akan makan siang bareng.
Namun saat di dalam Dika dan Adrian berpapasan, Adrian langsung menghindar begitu saja sedangkan Dika dia hendak menyapa.
"Mau sampai kapan lo marah sama gue? " tanya Dika membuat Adrian menghentikan jalannya.
"Padahal sekarang lo udah tau kelakuan Helena tapi lo tetap masih marah sama gue" lanjut Dika dan Adrian langsung berbalik menghadap Dika lalu tersenyum miring pada Dika.
"Gue gak pernah marah sama lo, mungkin lo aja yang merasa salah makanya lo menghindar dari gue" ucap Adrian.
Zia yang melihat suasana di anatar Dika dan Adrian sedikit panas membuatnya punya ide untuk menjalin nya.
"Tan, ambilkan aku air dingin" titah Zia pada Tantri dan Tantri pun segera mengambil.
"Ini"Tantri menyerahkan air dingin.
Zia pun langsung mendekati Adrian dan Dika. Zia menyerahkan satu bol minuman dingin pada mereka membuat Adrian bingung.
" Ngapain lo ngasih gue air dingin? "tanya Adrian.
" Biar suasananya gak panas"jawab Zia membuat Dika dan Amanda tersenyum karena kelakuan Zia.
Adrian yang kesal langsung melempar botol minum itu membuat air yang ada di botol tumpah. Adrian pun langsung pergi namun di tahan oleh Zia dan Zia hendak mendekati Adrian namun karena lantai licin membuat Zia terpeleset dan jatuh di pelukan Adrian membuat semua orang kaget dan mengabadikan kejadian itu karena mereka berdua jatuh.
Zia segera bangun karena Adrian menatapnya tajam membuat dia takut. Amanda segera membantu Zia.
"Kamu gak apa-apa kan? " tanya Amanda dan Zia hanya menggelengkan kepala.
Dika mengulurkan tangannya membantu Adrian namun bukan Adrian yang rela menerima bantuan dari Dika. Adrian hanya menatap Zia lalu pergi begitu saja.
"Lo ngapain cari masalah sama tuh orang" ucap Dika.
"Ya habis kalian kaya yang mau adu jotos aja membuat aku takut" balas Zia sambil duduk karena sepertinya tangannya terluka terkana pecahan botol.
Tantri datang dengan membawa kotak obat dan membantu Zia mengobati tangannya. Setelah masalah itu berakhir Zia kembali bekerja begitu pun dengan Dika dan Amanda mereka makan. Namun saat jam pulang tiba-tiba Kevin memintanya datang ke ruangannya.
"Aku ke ruangan pak Kevin dulu" beritahu Zia pada Tantri. Tantri hanya mengangguk.
Zia masuk dan setelah menghadap Kevin tiba-tiba menyerahkan sebuah paper bag yang berisi kue.
"Ini apa pak? " tanya Zia.
"Itu titipan dari Adrian tanda terimakasih karena kemarin udah nolongin oma" jawab Kevin.
"Oh"....