Ratu Esme Coventina Vasilica dieksekusi oleh suaminya sendiri, Raja Stefan Vasilica karena dituduh membunuh anak raja.
Anak raja yang berasal dari selir Jenna itu akan jadi putra mahkota dan akan duduk di tahta selanjutnya. Keputusan itu diambil karena Ratu Esme dinyatakan oleh tabib tidak akan bisa mengandung selamanya alias mandul.
Karena dianggap membunuh keturunan raja, Esme yang merupakan seorang ratu tetap tidak lepas dari hukuman.
Namun ketika ekseskusi akan dimulai, sebuah senyum licik dari Jenna membuat Esme merasa bahwa semua ini tidak lah benar. Dia sendiri tidak pernah merasa membunuh anak dari suaminya itu.
" Jika aku diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka akan ku balas semua rasa sakit dan penghinaan ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 14
"Apa? Aah maaf Yang Mulia Baginda Kaisar, saya hanya terkejut saja. Saya pikir Anda akan berada lebih lama di sini."
"Tidak, aku memang hanya mampir sebentar saja. Aku harus memeriksa wilayah lain. Negara-negara yang berada di bawah ku, tentu aku harus memeriksa, jangan sampai ada yang terisolir. Jadi, aku akan pergi setelah makan pagi ini."
Stefan merasa sedikit kecewa. Ia pikir kunjungan Loyd lebih lama. Masih banyak yang ingin ia bicarakan terkait urusan negara. Dia ingin menjadi salah satu orang dan salah satu negara yang dekat dengan Loyd.
Akan banyak hal yang menguntungkan jika itu terjadi. Jika dia bisa dekat dengan Loyd, maka namanya pun akan terkenal di kekaisaran. Itu akan membuat banyak urusan menjadi mudah, dia pun akan semakin dipandang hormat.
Stefan pikir, Loyd benar-benar datang untuk urusan politik padahal bukan sama sekali. Pria itu sekarang ini hanya bersenang-senang, dan kebetulan Vasilica ada sesuatu yang menarik untuknya.
"Aah iya, qku tidak melihat selir mu, Raja Stefan?"
"Oh dia sedang tidak enak badan. Jadi saya memintanya untuk istirahat saja, saya tidak ingin Baginda Kaisar menjadi terganggu dengan adanya orang sakit di sekitar Anda."
Jawaban yang cukup bagus, tapi bagi Loyd sama sekali dia tidak peduli. Saat ini dia sagat ingin segera pergi dari sin. Dari semua tindak tanduk Stefan, dia tahu ada maksud tersembunyi dari orang itu akan dirinya. Dan inilah yang membuatnya sama sekai tidak suka berlama-lama dengan orang model seperti ini.
"Aku rasa cukup, sekarang aku harus pergi."
"Cepat sekali Yang Mulia, Anda bahkan belum memakan apapun dan hanya minum saja."
"Aku sudah cukup, aku biasa berpetualang jadi melewatkan makan sekali saja itu tidak jadi masalah."
Mendengar ucapan Loyd, Stefan sudah tidak lagi bisa bicara untuk menahan Loyd lebih lama dari ini. Jika dia melakukannya maka malah yang ada akan memperburuk citra dirinya.
"Kalau begitu kami permisi, Raja Stefan Vasilica."
"Baik Marquis Heros, terimakasih untuk kunjungan Yang Mulia Baginda Kaisar di Vasilica ini."
Loyd melenggang pergi dan Heros lah yang melakukan basa-basi berpamitan kepada Stefan. Ya memang itu adalah tugasnya. Kedudukan Heros pada tingkat bangsawan memang hanyalah Marquis, namun karena dia berada di sisi Loyd maka semua orang bahkan raja dari sebuah kerajaan yang bernaung di bawah kekaisaran Ravenloft pun menghormatinya.
Sebagai tangan kanan dari sang kaisar, Heros pun kadang menjadi sasaran mereka yang ingin mengambil keuntungan tertentu. Tapi Heros bukanlah orang seperti itu. Dia bukan orang yang mudah untuk dibujuk ataupun disuap.
"Kita mau pakai kereta kuda atau menunggang kuda saja, Baginda?"
"Menunggang kuda saja, biar lebih cepat. AKu ingin melihat Coventina. Wilayah County yang letaknya di paling ujung Vasilica ini, aku sungguh penasaran."
Heros memutar bola matanya malas. Yang dikatakan oleh Loyd itu mungkin tidak ada separuhnya benar. Yang membuat Loyd penasaran jelas bukan County melainkan Esme, sang mantan ratu.
"Baiklah Yang Mulia, sesuai dengan kemauan Anda."
Tak berselang lama, Heros sudah membawa dua ekor kuda. Dan Loyd langsung menaiki kuda tersebut.
Hiyaaaa
Loyd memacu si kuda dengan begitu cepat, membuat Heros harus lebih cepat juga untuk menyusulnya. Dia kadang ingin mengeluh tapi tidak bisa. Hati dan pikirannya tidak bisa bersatu. Kepalanya ingin mengeluh namun hatinya tidak ingin meninggalkan Loyd dalam keadaan apapun. Hatinya ingin terus berada di sisi orang itu.
"Semoga ada waktunya dia berhenti kabur-kaburan, dan berlaku sebagai Kaisar Ravenloft yang sesungguhnya."
Doa Heros tulus, dia tidak ingin melihat Loyd terus dijadikan bahan gunjingan oleh para bangsawan yang tidak menyukai Loyd duduk di tahta Ravenloft. Jika boleh di bilang partai pendukung Loyd lebih sedikit ketimbang yang menentangnya. Tapi mereka belum bisa bergerak karena Loyd memanglah pewaris sah dan tidak ada lagi yang bisa diusulkan untuk naik ke tahta.
Kuda terus dipacu dengan begitu cepat, Loyd tidak ingin membuang waktunya untuk berlama-lama di jalan. Dia juga sudah mendapatkan alasan yang tepat saat bertemu dengan putri Count Coventina.
Sedangkan di istana Vasilica setelah Loyd pergi, Stefan menuju istana ratu. Dia berjalan terus ke arah kamar dimana dulu Esme berada.
"Siapapun tidak boleh masuk ke sini. Kecuali pengasuh dan pelayan yang membersihkan tempat ini."
"Baik Baginda Raja, kami akan mengingat akan hal itu."
Dua kesatria yang ditempatkan Stefan untuk menjaga kamar ratu mengangguk patuh. Kini mereka tidak akan gentar lagi jika Jenna berani menerobos seperti sebelumnya.
Rumor tentang Jenna yang kena marah Stefan karena masuk dan menggunakan barang-barang Esme sudah menyebar ke seantero istana. Mereka pikir Jenna sudah berhasil menempati hati Stefan, tapi ternyata tidak. Jenna hanyalah sekedar selir, dan mereka yakin Jenna tidak akan bisa naik ke posisi ratu.
Bluk!
Stefan menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang. Dia menarik bantal dan mencium kuat-kuat aroma Esme yang masih tertinggal di sana.
"Aku merindukanmu, Esme? Sungguh sangat merindukanmu.Tapi kau begitu keras kepala ingin kita berpisah. Mengapa hanya karena Jenna saja kau melepaskan posisi Ratu. Padahal jika nanti Jenna punya anak, anak itu pun akan jadi anak kita."
Stefan bicara sendiri dia mengingat kembali setiap waktu yang ia habiskan bersama Esme. Sejak kecil, Esme adalah priadi yang kuat dan rajin. Dulu dia selalu malas jika disuruh belajar, namun tidak dengan Esme. Gadis kecil sangat rajin dan antusias. Dan tak jarang Esme menarik tangan Stefan untuk belajar bersama.
"Kau harus pintar, biar jadi raja yang hebat. Dan aku pun juga akan jadi ratu yang hebat."
Stefan tersenyum mengingat ucapan Esme pada waktu itu.
"Ya semua terjadi, kau jadi ratu yang sangat hebat, Esme tapi aku tidak. Aku bahkan hanya seperti orang yang berdiri di belakangmu. Aku hanya sepeti bayangan bagi mu. Itu yang membuat sisi diriku tidak menyukaimu. Kenapa kau begitu sangat menonjol dibanding diriku yang seorang raja?"
Nampaknya itu adalah sisi ego dari diri Stefan. Jika boleh di bilang, dia mencintai Esme. Sangat mencintainya, namun Stefan tidak ingin menunjukkannya. Dia tidak mau dianggap sebagai pria yang kalah oleh seorang wanita. Maka dari itu dia mendatangi Esme jika hanya saat butuh dan juga tidak pernah menunjukkan rasa cintanya itu.
"Aku harap kau kembali Esme, sungguh aku berharap demikian."
TBC
ditunggu kelanjutan dan keseruan kisah cinta dari janda mantan ratu dengan kaisar loyd /Drool/
semangat dan tetap sehat kak 🙏
daku padamu kaisar..sat set /Kiss/