NovelToon NovelToon
Serunai Cinta Santriwati

Serunai Cinta Santriwati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita
Popularitas:429
Nilai: 5
Nama Author: Lalu LHS

Fahira Hidayati tak pernah menyangka akan terjebak begitu jauh dalam perasaannya kini. Berawal dari pandangan mata yang cukup lama pada suatu hari dengan seorang ustadz yang sudah dua tahun ini mengajarnya. Sudah dua tahun tapi semuanya mulai berbeda ketika tatapan tak sengaja itu. Dua mata yang tiba-tiba saling berpandangan dan seperti ada magnet, baik dia maupun ustdz itu seperti tak mau memalingkan pandangan satu sama lainnya. Tatapan itu semakin kuat sehingga getarannya membuat jantungnya berdegup kencang. Semuanya tiba-tiba terasa begitu indah. Sekeliling yang sebelumnya terdengar riuh dengan suara-suara santri yang sedang mengaji, tiba-tiba saja dalam sekejap menjadi sepi. Seperti sedang tak ada seorangpun di dekatnya. Hanya mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalu LHS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#5

Winda begitu riang begitu turun dari sepeda motor sehabis beberapa jam tadi Ustadz Pahlevi mengajaknya jalan-jalan keluar rumah. Dia berteriak-teriak memanggil ibunya sambil mengacungkan bungkus plastik warna hitam berisi es krim yang baru saja dibelikan Ustadz Pahlevi di warung tetangga sebelah rumah.

Walaupun perasaan Ustadz Pahlevi masih cemas akibat penamparannya terhadap Zulaikha beberapa jam lalu, namun ia agak sedikit tenang. Tadi dia sempat mampir di salah satu rumah kerabatnya. Dan alhamdulillah dia dapat pinjaman lima ratus ribu. Masih tersisa empat ratus lima puluh lagi dari belanja Winda. Untuk hari ini, setidaknya beberapa beban keuangannya bisa diselesaikan.

Ustadz Pahlevi melangkah pelan menuju pintu rumahnya. Hatinya semakin cemas ketika melihat Winda terlihat berdiri di depan pintu.

"Ibu mana, Yah,"

Ustadz Pahlevi mengerutkan dahinya. Hatinya bertambah cemas. Ia meraih tangan Winda dan mengajaknya masuk. Ustadz Pahlevi mulai mencari Zulaikha. Di kamar, di dapur maupun di kamar mandi, ia tidak menemukan Zulaikha.

"Kemana ibu, Yah," kata Winda mulai merengek. Ustadz Pahlevi menggendongnya dan mengajaknya duduk di sofa.

"Kita tunggu saja ya. Mungkin ibu lagi ke warung beli telur untuk makan siang nanti. Sekarang, kamu habiskan dulu es krimnya. Setelah itu langsung tidur. Nanti ayah akan ajak kamu ikut ngaji ke pondok," kata Ustadz Pahlevi berusaha menenangkan anaknya.

Winda menganggukkan kepalanya dan mulai terlihat tersenyum. Dengan lahapnya ia mulai membuka satu persatu cemilan di dalam plastik.

Saat Winda sedang asik dengan makanannya. Kecemasan Ustadz Pahlevi bertambah besar ketika melihat jam dinding. Rutinitas wajib yang selalu dilakukan Zulaikha pada jam-jam siang seperti ini adalah tidur. Berdasarkan itu, ia mulai merasa yakin. Zulaikha saat ini sudah kabur meninggalkannya.

Ustadz Pahlevi memperbaiki posisi duduknya. Dia bangkit dan melangkah menuju kamarnya. Setelah mengambil HP di atas meja, ia mulai mencari nomor Zulaikha dan menghubunginya.

Ustadz Pahlevi mendesah pendek dan terdengar keras.Ia terlihat kesal.Sudah beberapa kali percobaan,namun Zulaikha sepertinya sengaja tidak mengangkat panggilannya. Ia merasa kecewa Zulaikha berani keluar rumah tanpa ijinnya. Walaupun ini adalah pertama kalinya.

"Assalamualaikum." Terdengar salam dari arah luar. Sepertinya itu adalah suara bu Romlah, kakak mertuanya yang kebetulan juga menikah ke desanya. Jarak rumahnya sekitar lima belas rumah dari rumahnya. Kedatangannya membuat ia semakin cemas.

"Eh,Ibu. Mari masuk, Bu," kata Ustadz Pahlevi mempersilahkan bu Romlah masuk.

"Gak usah, Nak. Ibu cuma mau bawa Winda. Di suruh sama ibunya," kata bu Romlah. Ustadz Pahlevi mengernyitkan dahinya.

"Kenapa dia gak pulang, Bu," tanya Ustadz Pahlevi.

"Ibu juga tadi ditelpon sama dia. Kamu gak tahu kalau dia sekarang di rumah mertua kamu?"

Ustadz Pahlevi kebingungan menjawab pertanyaan bu Romlah. Mungkin bu Romlah tidak tahu apa yang terjadi antara dirinya dan Zulaikha.

"Tahu sih, tapi ijinnya gak sekarang. Ntar sorean," kata Ustadz Pahlevi. Dia segera menoleh ke dalam rumah. Takut bu Romlah membaca ekspresi wajahnya.

"Winda? Ayo keluar, Nak. Ini ada nenek Romlah," panggil Ustadz Pahlevi. Beberapa lama kemudian, Winda terlihat berlari-lari ke arahnya.

"Ayo, Nak. Kamu ikut nenek menemui ibumu," kata bu Romlah. Winda yang saat itu sedang bergelayutan di tangan Ustadz Pahlevi, mengarahkan pandangannya ke atas. Seperti meminta persetujuan pada Ustadz Pahlevi. Ustadz Pahlevi tersenyum menganggukkan kepala.

"Memangnya ibu dimana, Nek," tanya Winda.

"Ada di rumah nenek Marni. Ayo, nanti kta ketinggalan sepeda motor. Ayo, kamu salaman dulu sama ayahmu," kata bu Romlah. Winda kemudian meraih tangan Ustadz Pahlevi dan menciumnya. Ustadz Pahlevi mengusap-usap lembut rambut Winda, kemudian mencium keningnya.

"Baik-baik di sana, ya. Jangan sampai kamu ribut sama sepupu-sepupumu," pesan Ustadz Pahlevi. Winda tersenyum manja menganggukkan kepalanya.Setelah itu ia mendekat ke bu Romlah.

"Kalau begitu, ibu berangkat dulu ya, Nak," kata bu Romah pamit.

"Ustadz Pahlevi tersenyum.

"Hati-hati di jalan, Bu,"

Ustadz Pahlevi memandang resah ke arah tubuh Winda yang mulai menjauh meninggalkannya. Bahkan ketika tubuh Winda sudah hilang dari penglihatannya, dia masih berdiri dengan perasaan resahnya. Dia memang salah karna menampar begitu keras wajah Zulaikha. Area yang tidak diperbolehkan agama untuk dipukul. Tapi ia juga kecewa karna Zulaikha tiba-tiba menghilang dari rumah. Niatnya untuk meminta maaf begitu pulang dari mengajak Winda jalan-jalan, akhirnya tak terjadi. Dan kini entahlah. Apakah Zulaikha akan pulang malam ini ataukah tidak akan pulang lagi. Dia membayangkan bagaimana sulitnya Zulaikha untuk ditaklukkan ketika sedang marah. Membayangkan itu membuatnya ragu untuk menyusul Zulaikha ke rumah orang tuanya. Tapi kalaupun ia tidak menyusulnya, ia takut permasalahan akan menjadi lebih besar lagi.

Ustadz Pahlevi mendesah panjang dan menghempaskan tubuhnya kembali di atas sofa.

Suara lantunan ayat-ayat suci Al-qur'an terdengar dari arah masjid desa. Udara yang panas membuat suasana di dalam rumah terasa gerah. Walaupun kipas angin dekat pintu masih berputar-putar, tapi belum mampu menghalau keringat yang bercucuran dari tubuh Ustadz Pahlevi. Di tambah lagi dengan pikirannya yang kacau saat ini, membuat suasana menjadi bertambah panas.Entah, apakah sore ini dia akan mengisi jadwalnya atau tidak, ia belum bisa memastikannya. Dengan kondisi seperti itu, juga pikirannya yang masih kacau, tidak memungkinkannya untuk pergi mengajar.

Lantunan ayat-ayat suci Al-qur'an telah berganti dengan kumandang suara adzan. Ustadz Pahlevi memejamkan matanya sembari menghela nafas panjang. Dengan berat ia mengangkat tubuhnya dari sofa. Dan dengan langkah lunglai ia menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu'.

*****

Fahira Hidayati masih berdiri memperhatikan wajahnya di depan cermin, sehabis shalat dhuhur. Di luar kamar, terlihat beberapa santri sedang menikmati makan siang mereka. Ada yang duduk berselonjor di teras kamar. Ada juga yang berkerumun di bawah rindangnya pohon-pohon mangga yang tumbuh lebat di depan asrama.

Di saat yang lain sedang santai menikmati sesekali angin semilir yang menghempas, Fahira Hidayati sibuk dengan pakaian yang akan dipakainya nanti ketika ngaji sore. Masih empat jam lagi. Tapi ia sudah tak sabar. Ia tak sabar memandang wajah Ustadz Pahlevi. Padahal ia juga masih merasa mengantuk. Berbaring sedikit saja ia pasti sudah terlelap. Tapi ia berusaha menahannya. Ia takut saat mengaji nanti ia terlihat seperti orang baru bangun tidur. Beberapa kali ia mondar-mandir ke kamar Amelia untuk meminjam cream miliknya. Ada bintik hitam yang membuatnya tak nyaman saat melihatnya. Ia ingin terlihat bersih dan cantik di hadapan Ustadz Pahlevi. Ia sama sekali tak peduli apakah Ustadz Pahlevi akan menyadari atau tidak dia mengaguminya. Yang jelas, apa yang ia lakukan saat ini membuatnya bahagia.

1
MEDIA YAQIN Qudwatusshalihin P
good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!