NovelToon NovelToon
Bukan Cinderella-nya

Bukan Cinderella-nya

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nitzz

Nathaniel Alvaro, pewaris muda salah satu perusahaan terbesar di negeri ini, hidup dalam bayang-bayang ekspektasi sang ibu yang keras: menikah sebelum usia 30, atau kehilangan posisinya. Saat tekanan datang dari segala arah, ia justru menemukan ketenangan di tempat yang tak terduga, seorang gadis pendiam yang bekerja di rumahnya, Clarissa.
Clarissa tampak sederhana, pemalu, dan penuh syukur. Diam-diam, Nathan membiayai kuliahnya, dan perlahan tumbuh perasaan yang tak bisa ia pungkiri. Tapi hidup Nathan tak pernah semudah itu. Ibunya memiliki rencana sendiri: menjodohkannya dengan Celestine Aurellia, anak dari sahabat lamanya sekaligus putri orang terkaya di Asia.
Celeste, seorang wanita muda yang berisik dan suka ikut campur tinggal bersama mereka. Kepribadiannya yang suka ikut campur membuat Nathan merasa muak... hingga Celeste justru menjadi alasan Clarissa dan Nathan bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Retak dalam Gemerlap

Pesta ulang tahun Madeline berjalan dengan megah. Musik klasik mengalun lembut, tamu-tamu berdansa di bawah lampu kristal, dan para pelayan sibuk menyajikan minuman serta kudapan. Celeste berdiri di samping Nathan, mengenakan gaun sage yang membuatnya tampak seperti putri bangsawan. Ia tersenyum sopan, menjawab sapaan para tamu dengan anggun, sementara Nathan tampak bingung sendiri dengan situasi ini.

"Kamu yakin nggak apa-apa begini?" bisik Nathan di sela musik.

"Tante Madeline memintaku. Aku hanya menjalankan perannya malam ini," jawab Celeste lembut.

Nathan menatapnya sejenak. Entah mengapa, ada sesuatu dalam tatapan Celeste yang membuat dadanya terasa sesak. Ia ingin bertanya lebih banyak, tapi suara tepuk tangan memecah lamunannya. Madeline naik ke atas panggung kecil, memberikan pidato singkat tentang rasa syukurnya atas usia baru dan keluarga yang selalu mendukungnya.

Di antara kerumunan, Clarissa berdiri di luar ruangan pesta, memandang ke dalam dari balik jendela kaca. Gaunnya masih sama—emas mencolok, tapi kini kusut sedikit karena ia terburu-buru datang kembali. Matanya menatap tajam ke arah Celeste dan Nathan yang berdiri berdampingan.

Dengan langkah mantap, Clarissa mendorong pintu dan masuk. Para tamu yang melihatnya berbisik-bisik. Clarissa berjalan ke tengah ruangan, langsung menuju Nathan dan Celeste.

"Aku cuma ingin bilang satu hal, di depan semua orang," katanya lantang.

Musik berhenti. Beberapa tamu menghentikan langkah dansa mereka. Madeline menoleh dari atas panggung.

Clarissa berdiri tegak, suaranya nyaring. "Aku adalah pacar Nathan. Dan aku pikir sudah cukup aku disembunyikan."

Suasana seketika membeku.

Nathan membelalak. "Clarissa..."

Clarissa menoleh padanya, matanya berkaca-kaca namun penuh keteguhan. "Aku lelah pura-pura jadi tak terlihat, sementara kamu berdiri di sini bersama wanita lain, hanya demi memenuhi keinginan orang lain."

Madeline turun dari panggung, wajahnya tetap tenang tapi sorot matanya tajam. Ia berjalan pelan menghampiri mereka, dan semua tamu membuka jalan.

"Clarissa," ucap Madeline, suaranya tenang namun dingin. "Kamu tahu aku tidak suka drama di pesta ulang tahun, apalagi jika menyangkut urusan pribadi."

"Saya minta maaf, Nyonya... tapi saya juga manusia. Saya nggak bisa terus dibohongi dan disembunyikan."

Madeline menarik napas. Ia menatap Clarissa lama, lalu beralih pada Nathan.

"Kamu pacaran dengan Clarissa?" tanya Madeline dengan suara yang terdengar datar.. terlalu datar, bagi Nathan. Ia tahu, ibunya sebenarnya sudah tahu sejak lama. Tapi mendengarnya langsung, di tengah pesta seperti ini, membuat semuanya menjadi resmi dan tak bisa ditarik kembali.

Nathan menelan ludah. "Iya, Ma. Tapi..."

Madeline mengangkat tangannya, menghentikan penjelasan. "Cukup."

Ia menatap seluruh tamu, lalu memberi isyarat pada pengurus acara. Musik dihentikan sepenuhnya. Para pelayan diminta menghentikan servis makanan. Suasana jadi penuh ketegangan.

"Saya rasa pestanya cukup sampai di sini. Terima kasih semua atas kehadirannya," ucap Madeline. "Silakan menikmati makan malam di rumah masing-masing."

Tamu-tamu mulai berkemas, sebagian dengan ekspresi bingung dan penasaran, sebagian lagi diam-diam menikmati drama yang terjadi. Nathan masih berdiri kaku di tempat, sementara Clarissa tampak bangga sudah mengungkapkan segalanya.

Celeste hanya berdiri diam. Wajahnya tetap tenang, tapi hatinya berdegup cepat. Ia merasa... hancur? Bukan karena Nathan. Tapi karena segalanya terasa semakin rumit dan salah.

Setelah para tamu pergi, Madeline menatap Nathan dan Clarissa bergantian.

"Kita akan bicara nanti. Tanpa drama. Tanpa penonton."

Lalu ia pergi, diikuti oleh pengurus rumah tangga.

Clarissa mencoba menggenggam tangan Nathan, tapi pria itu menarik diri.

"Kamu tahu kamu nggak harus melakukan itu tadi."

"Aku hanya ingin diakui. Apa itu salah?"

Nathan menatapnya, kali ini tanpa emosi. "Aku butuh waktu."

Dan ia berjalan pergi, meninggalkan Clarissa di tengah aula yang kini sepi. Celeste masih berdiri di dekat pilar, tak ikut campur. Tapi sorot matanya... menyimpan luka yang tak pernah bisa ia bagi ke siapa pun.

Malam yang berkilau itu berubah menjadi puing-puing kenyataan. Dan di antara reruntuhannya, satu per satu kebenaran mulai muncul ke permukaan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!