Elena Rosalina Smith memiliki seorang tunangan yang tiba-tiba di rebut oleh saudari tiri nya. Dan sebagai ganti nya, Elena terpaksa harus menikahi tunangan dari saudari tiri nya- seorang miliarder kaya yang telah di tolak oleh saudari nya karena pria itu cacat.
Terikat oleh perjanjian antar keluarga dan ingin merebut kembali pusat perbelanjaan mendiang ibu nya, membuat Elena setuju untuk menggantikan saudari nya menikah dengan CEO cacat.
Elena tidak menyadari jika diri nya telah melempar batu dan mengambil berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
" Beri tahu kami, bagaimana rencana anda untuk meningkatkan penjualan di dalam mall, Nona Elena ? Apa strategi anda?". Tanya salah satu anggota dewan bernama pak Sean, saat rapat berlangsung.
Kabar bahwa Elena yang tidak memiliki pengalaman di bidang pemasaran tiba - tiba di tunjuk sebagai direktur pemasaran pusat perbelanjaan menyebar dengan cepat.
Banyak yang menentang penunjukan yang di lakukan secara dadakan juga sepihak itu, terutama mereka yang berada di pihak Amanda— ibu tiri Elena.
Dan karena berita itu lah, mereka segera mengadakan rapat anggota dewan untuk mencari cara menyingkirkan Elena.
Karena gadis itu di tunjuk oleh Bryan, mereka tidak bisa menyingkirkan Elena begitu saja. Tetapi jika seluruh anggota dewan menyetujui pengusiran Elena, itu akan lebih mudah bagi mereka yang memihak pada Amanda.
Mengetahui jika diri nya pasti akan di layang kan banyak pertanyaan membuat Elena malah tersenyum santai, karena diri nya telah mempersiapkan segala nya, jauh sebelum undangan rapat itu di kirim pada nya .
Dengan penuh keyakinan nya, dagu Elena terangkat. " Untuk meningkatkan penjualan, saya menyarankan agar kita menerapkan strategi seperti menawarkan diskon, kode promosi dan kupon ". Netra gadis itu bergerak, mengabsen seluruh anggota yang duduk memutari meja yang sama dengan nya. " meskipun kita ingin menghasilkan uang, kita juga perlu memikirkan pelanggan. Jika barang dan jasa kita terlalu mahal, tidak akan banyak orang yang datang ke mall". Gadis itu pun kembali mengalihkan arah pandang nya, ke arah Sean. " Namun, ketika sebagian besar barang dan jasa di tawarkan dengan harga yang wajar, bisa di pastikan ada banyak pelanggan yang datang ke mall untuk berbelanja dengan menghemat uang " .
Richard— pria yang berumur lima puluh tahunan, yang duduk di dekat Amanda. Tiba - tiba mengangkat tangan nya.
" Tunggu! Semua ini tidak ada artinya jika semua pelanggan tidak benar - benar mengunjungi mall. Tahu kah anda berapa banyak mall yang memiliki diskon dan kode promosi? Apa yang nanti nya dapat membuat Rosella istimewa? Kita hanya akan mendapatkan beberapa pelanggan dan pendapatan yang lebih sedikit ". Dengan angkuh nya, pria itu melipat ke dua tangan nya di dada, menatap tak suka ke arah Elena. " Pusat perbelanjaan Narendra masih berada di nomor satu saat ini, Beri kami alasan yang konkret agar kami dapat yakin bahwa anda cocok menyandang jabatan itu, Nona Elena ".
Panjang lebar Elena di cecar dengan begitu banyak pertanyaan dari sorot mata semua orang yang hadir setelah Richard melayangkan pertanyaan tersebut.
Bahkan ayah nya yang saat itu juga hadir, nampak diam dan seakan mempercayakan itu semua pada diri nya .
Elena memicingkan mata nya ke arah Richard, tetapi dia tidak marah. Sebalik nya Elena tersenyum pada pria tua itu." Kita dapat membedakan diri dengan mengubah pusat perbelanjaan kita menjadi pusat hiburan. Jika kita menempatkan hal - hal seperti area bermain anak - anak, bioskop, restoran panggangan dan PUB untuk—".
" Keluarga Narendra sudah melakukan hal itu, apa kah anda pernah pergi ke tempat bernama Black? Setiap akhir pekan, tempat itu penuh dengan tamu VIP yang menghabiskan jutaan dollar mereka untuk bir dan wanita. Beri tahu kami sesuatu yang baru, Nona Elena. Atau berhenti lah membuang waktu berharga kami ". Kata Richard setelah menukas perkataan Elena.
Elena mengerutkan bibir nya, manjadi sebuah senyuman tipis. Menatap ke arah Richard.
Pria itu mencoba mengintimidasi diri nya, namun Elena merasa tak terpengaruh. Hanya karena gadis itu memiliki kerendahan hati bukan berati dia bisa di intimidasi.
Elena membuka iPad nya, menekan layar lalu muncullah sebuah gambar di layar proyektor yang di pasang di ruang rapat tersebut.
" Penjelasan nya sangat mudah, pak Richard ". Kata Elena.
" Saya mendengarkan, nona Elena". Pancing Richard, dengan gaya nya.
" Mall Rosella dan mall Narendra berbeda dengan mall lain di kota ini, kami menjalankan kerja sama untuk nama baik keluarga kami, menyatukan keluarga, mempererat cinta dan ikatan yang mereka miliki dan keluarga kami miliki ". Elena kembali mendongak menatap Richard setelah beberapa saat sibuk mengotak atik iPad nya.
" Kami.. hm maksud saya adalah saya dan tuan Malvin. Kami dapat membuat acara yang akan mendorong pelanggan untuk mengunjungi mall kami ". Elena pun menunjuk ke arah proyektor. " Anda bisa melihat foto yang terpajang di proyektor tersebut? Itu adalah artis terkenal bernama Yolanda Nicholson. Ketenaran nya sangat menguntungkan untuk memengaruhi banyak orang , sehingga merek apa pun yang dia dukung akan melipat gandakan pendapatan dan pelanggan, saya akan menjadikan dia sebagai duta merek pusat perbelanjaan Rosella atau bisa di sebut juga dengan Brand ambassador ". Kata Elena menjelaskan dengan percaya diri nya.
Beberapa anggota dewan terlihat mengangguk, setuju dengan ide yang Elena sampaikan.
" Ehem ". Richard berdehem, sebelum akhir nya kembali buka suara." Yolanda sangat sulit untuk di hubungi dan saya dengar dia akan menuntut uang dengan jumlah yang besar. Saya rasa sangat sulit untuk meyakinkan nya". Richard tersenyum penuh kemenangan. " Apa rencana alternatif anda, jika anda gagal menjadikan nya sebagai duta merek kami ?".
Elena mendesis di dalam hati nya, dia tahu Richard sengaja menantang nya. Tetapi Elena sama sekali tidak merasa takut, Elena tetap memaksa kan bibir nya untuk terus tersenyum. " Pak Richard, jangan khawatir. Saya akan memperkerjakan Yolanda Nicholson untuk menjadi Brand ambassador ".
Elena sangat yakin dengan kemampuan negoisasi yang di miliki nya. Jika itu berati dia harus bepergian keluar negeri untuk membawa artis nya itu secara pribadi , maka Elena akan melakukan nya.
" Presentasi nya mungkin terlihat baik - baik saja, tapi Elena tidak memiliki kualifikasi yang tepat untuk menjalankan mal—".
" Maaf mengganggu, pak. Ini kredensial saya ". Kata Elena dengan cepat menukas perkataan Richard. " Saya memiliki gelar di bidang bisnis dan keuangan. Juga saya baru saja mendapatkan gelar master di bidang pemasaran dan penjualan". Sambung Elena, menaikan sebelah alis nya ke atas. " Jadi, saya memenuhi syarat untuk pekerjaan ini. Akan saya tunjukkan kepada anda melalui presentasi ku ". Kata Elena menunjukkan sertifikat milik nya yang memang sengaja ia bawa untuk mengulti semua senior yang berlagak hebat di rapat ini .
Saat para anggota dewan saling melempar pandangan mereka satu sama lain.
Richard kembali buka suara." Kalian tidak di perkerjakan melalui prosedur yang tepat tetapi karena kalian memiliki saham di mall ini ". Kata Richard pada semua orang, lalu kembali menatap ke arah Elena ." Kami akan melakukan pemungutan suara untuk melihat apakah anda pantas menjadi direktur. Menjadi putri tuan Bryan Smith bukan berarti posisi tersebut harus di serahkan kepada anda. Lagi pula Tuan Bryan memiliki dua anak perempuan dan dia mungkin memutuskan untuk menyerahkan pusat perbelanjaan pada saudara perempuan mu". Kata pria itu dengan tidak punya rasa malu nya, lalu mengedikkan bahu nya. " Segala nya bisa terjadi bukan?".
Elena tau apa yang di maksud oleh Richard. Ayah nya bisa saja memilih Maya sebagai pewaris tunggal seluruh bisnis nya, namun perkataan sarkas Richard tidak bisa mempengaruhi diri nya.
Rencana Elena adalah bekerja keras dan mendapatkan kendali penuh atas pusat perbelanjaan milik mendiang ibu nya. Elena tidak perduli dengan hal lain.
" Kita bisa memberinya waktu satu bulan dan melihat bagaimana kinerja nya. Lalu kita bisa mengadakan pertemuan lagi untuk memutuskan apakah dia akan tetap sebagai direktur pelaksana atau tidak ". Saran dari seorang pria bernama Robert.
Bryan yang selama rapat berlangsung hanya diam mengamati pun berdehem dan dalam diam pria itu memuji kepandaian Elena yang begitu terampil.
Elena sering mengunci diri nya di dalam kamar ternyata tanpa diri nya sadari, putri nya itu banyak belajar mengenai bisnis.
Bryan menatap ke semua orang . " kalau begitu rapat kita untuk hari ini , kita anggap selesai ". Katanya dengan lantang.
Pria itu lalu menatap ke arah putri nya. " Elena, dewan direksi menugaskan mu untuk memimpin mall selama sebulan. Buktikan pada mereka bahwa kamu memenuhi syarat untuk pekerjaan itu. Sebagai ketua dewan anggota, kita akan bertemu sebulan lagi untuk membuat keputusan akhir ". Kata Bryan dengan tegas.
" Baik ayah, aku pasti bisa melakukan nya ". Balas Elena dengan percaya diri nya, mengangkat dagu dan kepala nya ke atas.
Elena tidak takut di tantang karena yang dia inginkan hanya lah kesempatan untuk membuktikan jika diri nya bisa melakukan nya.
Ketika rapat selesai dan Elena telah kembali ke ruang kerja nya.
Richard tiba - tiba saja datang dan masuk ke dalam ruang kerja Elena.
Dan ketika di tegur Elena, karena pria itu tidak meminta izin terlebih dahulu.
Pria itu justru mengatakan jika diri nya bebas melakukan nya , mengingat jabatan nya sebagai wakil presiden Starlight Inc juga pengawas pusat perbelanjaan Rosella, itu lebih tinggi dari pada jabatan Elena.
Elena terpaksa duduk di kursi yang berseberangan dari Richard, karena pria itu meminta nya .
" Kita perlu menjalin kemitraan dengan perusahaan elektronik, karena mereka yang memasok departemen store elektronik kita dengan smart TV terbaru nya—". Richard menggantung perkataan nya.
Tersenyum dan berfikir jika pasti Elena tidak sanggup melakukan nya . " Pergi dan bernegosiasi dengan Tuan David. Kita membutuhkan dia untuk memasok barang dengan harga yang lebih murah". Pria itu menaikan sebelah alis nya ke atas. " Kau yang akan melakukan nya! Temui dia di salah satu ruang VIP di gedung Black ".
Elena mengernyitkan dahi nya, bingung. " Bukan kah seharusnya negosiasi bisnis di lakukan di perusahaan nya? Kenapa aku harus pergi ke Black? ".
Black adalah nama dari sebuah klub yang menyajikan hiburan berupa tarian perut dari wanita - wanita malam.
Lebih tepat nya, jika siang tempat itu akan menjadi restoran seperti pada umumnya.
Dan sebalik nya, jika malam tiba tempat itu akan menjadi pusat para pria berhidung belang untuk bersenang - senang dengan bermabuk - mabukan atau pun bermain wanita.
Jadi, menurut Elena. Tempat itu tidak ideal untuk sebuah pertemuan negoisasi bisnis.
Belum sempat Richard menjawab pertanyaan Elena. Gadis itu telah lebih dulu buka suara. " Tolong ubah lokasi dan janji nya, aku akan menemui dia di kantor nya ". Sambung Elena membuat Richard merasa kesal pada gadis itu.
Pria itu melihat Elena dengan tatapan dingin nya. " apa kah kau serius untuk mempertahankan posisi mu di sini ?". Ancam nya.