Clara merupakan gadis yatim piatu, dia memiliki seorang adik angkat yang memiliki kelainan genetik namun dia tetap menyayangi adiknya. Mereka di asuh oleh keluarga tantenya yang kaya raya sejak usianya sembilan tahun. Namun suatu hari mereka di usir sebab Clara di tuduh menggoda kekasih putri tantenya. Akhirnya Clara dan adiknya keluar dari rumah. Kemudian dia bertemu dengan mantan pengasuh adiknya dan tinggal bersama pengasuh mereka dengan membuat usaha jualan sayur, namun ada rahasia yang di simpan oleh pengasuhnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Bertemu omah wulan
Pagi ini omah akan kembali ke Semarang bersama perawat nya, dia segera pamit pada anak dan menantunya serta tak lupa pada cucu kesayangan dan juga Fendy
Namun ternyata omah tak kembali ke Semarang melainkan ke kota tempat dimana cucunya berkuliah dan menjalankan bisnis perkebunan nya
" Omah kita mau kemana?" Tanya perawat nya yang bernama ibu Rina
"Saya ada urusan di kota baru, jadi kamu lebih baik pulang ke kampung aja dulu, ntar kalau saya udah balik baru saya akan menghubungi kamu" jawab omah
" Bukannya tadi kita mau balik ke Semarang ya omah?"
" Gak jadi Rina, pokoknya kamu harus merahasiakan ini, jangan bilang siapa siapa kalau saya ke kota baru"
" Baiklah omah, saya akan merahasiakan ini dari semua orang"
" Terima kasih ya Rina, Untuk sekarang kamu balik ke kampung dulu ya"..
" Baiklah omah, sebaiknya omah jaga diri baik baik di sana dan jangan lupa minum obatnya omah"...
" Iya, ya sudah saya jalan ya" ucap omah dan bu Rina membungkuk kan sedikit badannya melepas kepergian omah
Di dalam taxi omah sedang berpikir akan menyamar sebagai wanita tua yang tak tau arah rumahnya, Dia akan melihat apakah kekasih cucunya itu sebaik yang dia katakan
Di sana sekretaris omah sudah menunggu dan menyamar juga sebagai pelanggan sayur flora
Tak lam taxi yang di tumpangi oleh omah berhenti di salah satu hotel tempat sekretaris omah itu tinggal
" Selamat siang Bu Wulan, Mari silakan masuk Bu" tawar sekretaris itu yang bernama Meri
" Meri apakah benar gadis ini kekasih cucu saya?" Tanya omah begitu melihat foto Clara di ponsel Bu meri
" Iya Bu, saya sudah mencari tau dan bener memang dia gadis yang bernama clara kekasih tuan Radit"...
" Trus Radit sendiri tinggal dimana jika dia berada di kota ini?"..
" Seperti ya dia tinggal di rumah pribadi yang sudah dia beli"..
" Baiklah hari ini aku akan ke sana dan kamu tolong bantu saya meyakinkan gadis itu untuk menolong saya"
" Baiklah Bu, mari saya antarkan Bu"...
Mereka berdua menggunakan pakaian yang sangat lusuh, yang di beli di lapak baju bekas, dengan menggunakan angkot mereka bergegas ke lapak Clara
" Neng clara, ibu mau beli sayur dan ayam dong" ucap Bu meri
" Iya Bu, silakan di pilih Bu kebetulan tadi baru amsuk loh Bu, masih seger seger" jawab Clara tersenyum ramah
" Wahh beneran masih seger ini neng, masih mengkilat juga kulit ayamnya"
" Iya dong Bu, kan saya hanya jual yang seger aja Bu"
" Huhuhuhu... Huhuhuhu.." suara tangisan membuat clara keluar dari lapak dan mencari tau siapa yang menangis itu
" Nenek, nenek kenapa kok nangis?"
" Nak, nenek gak tau alamat rumah nenek, tiba tiba saja tadi nenek sudah berada di dekat sama dan bingung" ucap omah memulai sandiwaranya
"Neng, mungkin saja nenek ini mengalami penyakit alzheimer, Makanya di kadang lupa neng" ucap Bu Meri
" Kasihan dong Bu kalau nenek ini gak tau alamatnya, kita mau nganterin dia kemana coba"
" Gak tau lah neng, coba neng urusin ya, ibu mau pulang masak, suami dan anak ibu Idan nunggu" ucap Ibu Meri berlalu meninggalkan Clara bersama omah
"Nek, emang nenek gak inget di rumah nenek?" Tanya clara membantu omah duduk di kursi yang ada di lapaknya
" Maaf nak, nenek gak ingat sama sekali, nenek lupa nak, bisa gak nenek tinggal di depan sini buat tidur juga gak apa apa nak"
"Jangan nek, lebih baik nenek tidur di dalem aja, tunggu ya nek" ucap Clara masuk memanggil bi nur
" Ada apa non?"
" Bi, di luar ada seorang nenek yang gak tau rumahnya dimana, aku mau bibi lihat melalui feeling bibi apakah kita harus menolongnya atau gak? Kan feeling bibi biasanya bener, heheheh"...
" Oalaahhh non, tak pikir mau ngomong opo, Yo wes bibi lihat dulu ya"..
Mereka berdua keluar untuk menemui wanita tua itu yang tengah duduk termenung di lapak
" Nek, gimana kalau nenek tinggal di sini aja untuk sementara, ntar kalau keluarga nenek dateng baru nenek bisa kembali, lagian hari udah mau malam juga nek" ucap clara
" Iya Bu, lebih baik ibu di sini aja dulu, kita siap kok kalau ibu mau tidur di sini, tapi maaf kami hanya punya rumah kecil ini" sambung bibi pada nenek..
" Iya gak apa apa nak, nenek berterima kasih banyak pada kalian karena sudah mau menolong nenek"..
" Ya udah yuk nek kita masuk, Udah sore gini, cuaca makin dingin nek"
" Tapi nenek juga lapar nak"
" Iya kita makan yuk nek, tapi maaf ya nek, di dalem ada adik aku, mungkin nenek akan sedikit terganggu tapi tenang aja adikku baik kok nek" ucap Clara
Mereka masuk ke dalam rumah, dan saling memperkenalkan diri
" panggil saja saya nenek Wulan nak, Ini adik kamu?" Tanya nek Wulan
" Iya nek, Oiya nek maaf ya kalau nantinya nenek kurang nyaman tidur di sini, soalnya rumah kami memang hanya sebatas ini" jawab Clara sedikit malu..
" Gak apa apa nak, Nenek boleh tidur kan sekarang?"
" Boleh nek, nenek istirahat aja dulu, aku lanjut di lapak yang nek, kalau butuh apa apa panggil aku aja"..
" Iya nak, terima kasih banyak" jawab omah sementara Clara kembali ke lapak dan melayani pelanggan lagi
*****
Sudah tiga hari nenek Wulan di sini, clara masih terus berdoa semoga keluarga nenek Wulan sedang mencarinya dan berharap mereka akan ke sini untuk bertanya
" Bi, gimana kalo kita lapor di kantor polisi saja? Mungkin keluarga nenek Wulan juga sedang mencarinya bi" ucap Clara
" Bibi juga pengennya gitu non, tapi nenek itu gak mau katanya takut"
" Jadi bibi udah pernah ngomong gitu sama nenek?"
" Udah tapi dia bilang gak mau kalo ke kantor polisi"
Sementara mereka bercengkrama tiba tiba tante ratna dan Shella menghampiri mereka dengan wajah yang sangat tidak bersahabat, mungkin mereka sedang ingin mencari masalah lagi
" Clara...!!! Kurang ajar ya kamu" teriak Tante ratna yang membuat nenek Wulan keluar melihat keadaanku
" Kenapa lagi Tante? Salah aku apa lagi sama tante dan Shella?" Ucapku mulai melawan pada mereka
" Mana uang suamiku? Aku tau suamiku memberi mu uang kan untuk membayar uang sayur yang tak segar itu"?
" Maksud Tante apa sih?"
" Jangan sok lugu lo anak yatim" ucap Shella berdiri di hadapanku
" Aduh nak jangan ngomong gitu sama dia, kamu tidak boleh berkata kasar seperti itu nak" sambung nenek Wulan pada Shella
Buuggghhh...
" Siapa lo nenek tua?" Oowww jadi sekarang di sini jadi tempat penampungan orang miskin ya, hahahaha" ucap gracie mendorong tubuh nenek wulan
" Shella... Astaga kasar sekali kamu. Kamu gak buta kan? Ini orang tua loh shel, bisa bisanya kamu mendorong nenek begitu keras" ucapku membantu nenek Wulan untuk berdiri
" Emang gw pikirin, mana cepet duit papa gw yang dia kasi ke lo"
" Astaga itu uang emang hak non clara Ratna, karena itu uang sayur dan lauk yang kamu ambil dari lapak non Clara, tapi kamu gak bayar, jadi pak Agus yang membayar nya"
" Aku gak iklhas kalau uang itu di berikan sama kamu, lagian sayur kamu itu udah layu juga, jadi gak pantes untuk di bayar"
" Ya sudah bi, kasi kembali aja bi, Kasihan mereka lebih membutuhkan dari pada kita bi" ucap Clara
" Apa Lo bilang? Uang segitu gak ada gunanya buat gw, Lo kan tau sendiri gw calon istrinya Radit mahavir, cuma gw gak ikhlas aja uang bokap gw jatuh ke tangan lo" ucap Shella
" Ingat kamu Ratna, harta anak yatim itu gak berkah untukmu "
" Diam kamu nur, dasar orang miskin bilang aja kamu iri Karena gak bisa jadi orang kaya seperti aku kan?"
" Gak sudi aku makan harta anak yatim ratna, gak ada gunanya kaya tapi makan harta orang"
" Hallaaah alasan aja kamu nur, Clara mana sini duit suamiku"
" Tante.." teriak raka ingin memeluk tante ratna
" Apaan sih kamu anak cacat, jangan dekat dekat saya, saya jijik sama kamu"
" Ayo mah kita pulang, mual aku dekat semua orang miskin ini"
" Cuiih.. dasar anak cacat mati saja Kamu raka" ucap Tante ratna
" Tante...., tolong jaga ucapan Tante" ucap Clara
" Peduli amat saya sama kamu Clara" Ucap Tante melajukan mobilnya dengan cepat
" Astagfirullah, kok ada ya orang kayak gitu" ucap nenek Wulan
" Udah biasa nek, mereka memang suka kayak gitu pada kami"
" Tadi dia bilang kalo dia itu calon istri dari putra mahavir?"
" Iya nek, katanya dia calon istri dari Radit mahavir, emang nenek kenal kelurga mahavir?"
" Gak, nenek cuma pernah denger di tivi"
" Sama dong nek, aku juga kenal mereka lewat tivi aja, apalagi kemaren ada peresmian lahan perkebunan baru mereka nek, mereka juga jadi pemasok sayuran buat lapak kecil aku nek"
" Tapi emang mereka mau punya menantu macam gadis kurang ajar tadi"
" Gak tau lah nek, itu urusan mereka bukan urusan kita heheh"
Kami sedang berbincang dan kemudian datang lagi masalah baru
" Nur, aku minta uang sewa lapak kamu di naikin harga"
" Kok gitu sih pak, kan perjanjian nya gak gitu"
" Itu dulu, sekarang beda, aku lihat lapak kamu udah rame banget jadi aku naikin harga kalau gak mau pergi aja kalian dari sini"
" Jangan gitu dong pak, kan kita juga udah lama di sini, masa baru sekarang naikin harga mendadak gini pak"
Braak.. brakk.. braaakkk...
Semua jualanku di buang oleh pak Jaka pemilik rumah ini, tanpa rasa kasihan dia mengobrak abrik lapakku jika aku tak membayar sewa seperti yang dia minta
" Pak jangan gitu dong, itu bisa merugikan saya" teriakku
" Saya gak peduli ya Neng, pokoknya hari mulai besok kalian harus bayar sisanya kalau gak kalian harus angkat kaki dari sini besok"
Aku menangis melihat lapakku berantakan seperti itu, Aku seperti ingin berteriak dan mengumpat siapa saja yang ada di depanku, Tapi aku harus sabar dan tak boleh melakukan itu
Kami mengumpulkan semua jualanku yang berjatuhan, termasuk Bu Meri yang ikut membantu ku juga
" Yang sabar neng, jangan nangis lagi ya neng, kasihan adiknya juga ikut nangis lihat neng nangis" ucap Bu meri
" Iya Bu, aku juga gak tau mesti apa makanya aku nangis Bu" jawabku
" Ya sudah semua udah beres, lebih baik kamu masuk istirahat ya neng, gak usah jualan dulu, selesain dulu masalah ini neng"...
" Iya Bu, makasih ya Bu karena udah bantuin saya beresin lapak "
" Iya neng, ibu permisi ya" ucapnya dan akhirnya Bu Meri pun pulang, dan aku masuk ke dalam rumah setelah menutup lapak ku
jelas tokoh Clara di sini tergantung dari mood menulis Kamu Thor, iya kaaann....jadi buat lah nantinya happy ending ya Thor...
oh ya, jangan kelamaan up ya Thor, hihihihiiii 🤭
up terus leee....
🤭
semangat Author 💪