NovelToon NovelToon
Mantan Istri Yang Berharga

Mantan Istri Yang Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: Japraris

Anya tidak menyangka bahwa hidupnya suatu saat akan menghadapi masa-masa sulit. Dikhianati oleh tunangannya di saat ia membutuhkan pertolongan. Karena keadaan yang mendesak ia menyetujui nikah kontrak dengan seorang pria asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Japraris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 34

"Kinan sudah tidur, Bi?" tanya Anya lembut pada Bibi Suryani.

Bibi Suryani mengangguk, "Sudah, Nyonya."

"Dia menungguku makan malam?" Anya bertanya lagi, nada suaranya sedikit cemas.

"Tidak, Nyonya," jawab Bibi Suryani, senyum tipis menghiasi wajahnya.

"Makasih, Bi," ucap Anya, lalu beranjak naik ke atas.

Ia melihat Kinan tertidur pulas. Dengan lembut, ia mengelus kepala Kinan dan mencium keningnya sebelum berbaring di samping putri kecilnya. Namun, matanya sulit terpejam. Bayangan Friska Joseph terus menghantuinya. Meskipun Arga meyakinkannya bahwa Friska hanya teman, Anya tetap tak mampu menghilangkan rasa curiga. Ada sesuatu yang janggal.

Kepalanya terasa pening. Masalah silih berganti datang menerjangnya tanpa henti, seakan dunia tengah mengujinya. Suara pintu kamar berderit pelan. Anya memejamkan mata, pura-pura tertidur. Dari langkah kaki yang mendekat, ia mengenali Arga.

Arga mencium kening Kinan dengan penuh kasih sayang, lalu dengan hati-hati menggendong Anya. Anya tetap diam, mempertahankan pura-puranya. Arga meletakkan Anya dengan lembut di ranjang, lalu mencium keningnya.

"Bangunlah, Sayang. Jangan pura-pura tidur," bisik Arga, suaranya lembut namun tegas, diiringi usapan lembut di pipi Anya.

Anya membuka mata, menatap Arga dengan tatapan yang sulit dibaca – campuran kelelahan, kecemasan, dan mungkin sedikit... harapan?

”Ada yang ingin kamu bicarakan?” tanya Anya.

"Aku minta maaf. Aku tidak memberitahumu soal kepemilikan 60% saham. Aku tahu kau pasti menolak, jadi ku putuskan untuk merahasiakannya," ujar Arga, dengan nada menyesal, matanya menunjukkan penyesalan yang tulus.

Anya terdiam, wajahnya masih membeku dalam luka dan kebingungan.

"Kau tetap jalankan perusahaan itu. Kau butuh pekerjaan, kan? Ini kesempatanmu," lanjut Arga, suaranya lembut, berusaha membujuk.

"Aku mau, tapi katakan pada media kalau aku bukan pemiliknya. Aku hanya karyawanmu," pinta Anya, suaranya sedikit bergetar, menahan kepedihan yang terpendam. Ia tak ingin terus menjadi sasaran hujatan publik.

Arga menghela napas, "Anya, kau tahu kan aku tidak mungkin menarik ucapanku setelah terlanjur dipublikasikan?" Nada suaranya sedikit lebih tegas, namun tetap dijaga agar tidak melukai.

Anya masih terdiam, menimbang-nimbang kata-kata Arga. Pikirannya berputar cepat.

"Pamanmu tidak akan muncul kalau kita tidak memberinya umpan," jelas Arga, mengungkapkan rencananya, raut wajahnya serius.

"Aku umpannya?" tanya Anya, suara sedikit gemetar, matanya melebar karena terkejut.

Arga menggeleng, "Perusahaan ini. Bagaimanapun, perusahaan ini menguntungkan baginya," jelas Arga. Ia menggunakan perusahaan sebagai umpan untuk memancing paman Anya muncul ke permukaan.

Anya terlihat berpikir keras, menimbang risiko dan keuntungan rencana tersebut. Keningnya sedikit berkerut.

"Aku janji, setelah pamanmu muncul, aku akan mengadakan konferensi pers untuk mengklarifikasi semuanya," kata Arga, memberikan jaminan dengan tatapan meyakinkan.

"Oke. Sepakat," Anya akhirnya setuju, mempercayai Arga, meskipun keraguan masih sedikit terlihat di matanya. Selain itu dia memang butuh pekerjaan untuk menghidupi anaknya. "Pembicaraan sudah selesai. Aku boleh pergi?"

"Pergi?" Arga terlihat sedikit terkejut, alisnya terangkat.

"Ya. Ke kamar Kinan," jawab Anya, berusaha terdengar tenang, namun ada sedikit ketegangan di suaranya.

"Sepertinya aku harus menegaskan hubungan kita," kata Arga, nadanya berubah, lebih hangat dan intim. Ia mendekat, matanya penuh akan ketertarikan.

"Arga, apa yang kau lakukan?" Anya merasa gugup, tubuhnya menegang.

"Apa yang seharusnya kulakukan sebagai suami," jawab Arga, semakin mendekat, tangannya terulur.

"Tidak, jangan. Setidaknya kita menikah dulu," Anya menolak, suaranya sedikit bergetar, namun tetap tegas.

”Aku tidak mau berhubungan denganmu sebelum aku memastikan kesungguhanmu,” pikir Anya.

Ia ingin memastikan ketulusan perasaan Arga sebelum bertindak lebih jauh. Ia menahan diri.

"Kau masih belum bersedia? Baiklah, aku bisa menunggumu," kata Arga, menarik tubuhnya.

Ia tidak ingin memaksa Anya. Ia berbaring di samping Anya, lalu memeluknya dengan lembut. Keheningan menyelimuti mereka beberapa saat. Hanya detak jantung mereka berdua yang terdengar di tengah kegelapan malam. Anya masih terbuai dalam pelukan Arga, namun pikirannya masih melayang pada masalah perusahaan dan juga pamannya yang selalu menjadi bayang-bayang menakutkan.

...---------------- ...

Anya terbangun. Udara dingin pagi menerpa kulitnya; ranjang terasa kosong di sisinya. Arga telah pergi. Sebuah kehampaan singkat memenuhi hatinya sebelum ia bangkit. Ia mandi, berganti pakaian, lalu menuju kamar Kinan. Putri kecilnya masih tertidur pulas, wajahnya tenang dan damai. Setelah memastikan Kinan baik-baik saja, Anya turun ke bawah.

“Selamat pagi, Nyonya,” sapa Bibi Suryani dengan senyum ramah, matanya memancarkan kehangatan.

Anya membalas dengan senyum tipis, “Selamat pagi, Bibi.” Ada sedikit kelelahan yang tersirat dalam senyumnya.

“Nyonya, Tuan Muda berpesan bahwa beliau menunggu Nyonya di perusahaan LN,” Bibi menyampaikan pesan Arga. Nada bicaranya tenang dan lugas.

Kenapa begitu cepat? Anya mengerutkan dahi, sedikit bingung dengan keputusan Arga yang terkesan mendadak.

“Terima kasih, Bibi,” ucap Anya, lalu menikmati sarapannya dengan tenang.

Usai sarapan, Anya menuju perusahaan LN. Meskipun Arga telah menyediakan supir, ia memilih naik taksi. Mobil berhenti di depan gedung pencakar langit yang megah dan menjulang tinggi. Dari balik kaca mobil, Anya mengintip halaman perusahaan yang tampak lengang. Suasana sepi itu sedikit melegakannya. Setelah membayar, ia bergegas masuk.

“Selamat pagi, Nyonya,” sapa resepsionis dengan senyum profesional.

“Selamat pagi,” Anya membalas, “Tuan Arga sudah datang?” Suaranya terdengar sedikit tegang.

“Ya, Nyonya. Tuan Muda menunggu Anda di ruangannya,” jawab resepsionis, senyumnya ramah dan menenangkan.

“Terima kasih.”

Anya melangkah mantap menuju lift khusus CEO, menekan tombol lantai teratas. Perjalanan singkat di dalam lift terasa panjang karena debar jantungnya yang berdetak cepat. Pintu lift terbuka, memperlihatkan ruangan CEO yang luas dan mewah.

“Anya, kau sudah datang. Sini,” Arga menyambutnya dengan senyum hangat, menawarkan kursi CEO yang besar dan nyaman. Tatapannya menenangkan, namun ada sebuah tekad yang kuat terpancar di matanya.

Perlakuan Arga mengingatkan Anya pada almarhum ayahnya. Bayangan sosok ayahnya muncul dalam ingatannya – mendudukkannya di kursi yang sama, seraya berkata dengan penuh kebanggaan, "Anya Leonardo, pemilik perusahaan LN. Kau akan menjadi pemimpin yang berbakat dan dipuja dunia.” Kenangan itu menimbulkan gelombang haru dan sekaligus beban tanggung jawab yang begitu besar.

“Sekarang, kau pemimpin perusahaan ini. Semua tanggung jawab ada di tanganmu,” kata Arga, suaranya tegas namun dibumbui dukungan yang tulus. Ia melihat keraguan yang terpancar di wajah Anya.

“Arga, kau harus membimbing aku. Aku tidak percaya diri. Aku takut membuatmu bangkrut,” Anya mengaku dengan jujur, raut wajahnya menunjukkan keraguan dan kecemasan yang mendalam.

Arga menatap Anya dengan tatapan penuh keyakinan, “Aku percaya padamu. Perusahaan MN bisa berkembang pesat berkat kemampuanmu.” Ia memberikan semangat dan dukungan yang Anya butuhkan.

Anya melihat ke belakang, saat dia menjadi karyawan MN. Pak Hendry selalu mempercayai dirinya untuk menemui klien dan membahas desain.

“Apa kau masih mengekang perusahaan itu?” tanya Anya, kecemasannya masih terlihat jelas. Kebetulan mereka sedang membahas ini, dia menanyakan kabar perusahaan yang pernah menaunginya itu.

“Setelah bernegosiasi denganmu dan mempertimbangkan pendapatmu, aku sudah melepaskannya. Jika jatuh bangkrut itu bukan salahku,” jawab Arga, suaranya tenang dan penuh keyakinan, memberikan Anya rasa aman dan kepercayaan.

“Terima kasih,” Anya bernapas lega. Beban di pundaknya terasa sedikit berkurang. “Semalam, aku bertemu Rina di acara David. Rina bilang Pak Hendry mencariku dan memintaku kembali bekerja.”

Arga menyahut dengan nada tegas, namun di balik itu tersirat kepedulian, “Jika kau kembali, aku meragukan kecerdasanmu.”

“Aku tahu,” Anya mengangguk setuju, memahami maksud tersirat dalam perkataan Arga.

Telepon Arga berdering, menghentikan pembicaraan mereka. Setelah berbicara sebentar, ia menutup telepon.

“Pergilah ke kantormu jika ada urusan,” kata Anya.

“Ya. Aku pergi dulu. Hubungi aku jika ada sesuatu. Selamat bekerja, sayang,” Arga mencium kening Anya dengan lembut sebelum pergi, meninggalkan Anya di kursi CEO.

Anya menghela nafas. Tanggung jawab yang besar kini ada di pundaknya.

1
partini
ini mah bukan mantan istri berharga tapi mantan yg menderita plus nyesek ngap ngap 😭
alfy
arga..laki laki kok gak punya pendirian
Uthie
permainan ibu tiri yg jahat!!
Muchamad Ridho
udh bab 10..tp ko blm jelaaass msalhnya apa..cm penghianatn manta..😏😏
Umi Badriah
penuh teka teki
@Al🌈🌈
/Good/
Uthie
jangan mancing singa yg sedang mengaum 😂
alfy
lanjut thor
Uthie
semoga bisa terkuak yg berniat jahatnya....
Aerik_chan
3 iklan untuk mensuprot kakak...
Uthie
benarkah itu?!??? 🙄
Putusri Martini
ceritanya menarik 👍👍
Uthie
nexxxttt 💞
Uthie
Wahhh.. Arga terluka! 😟
Uthie
nexxxttt 💞
Aerik_chan
1 bunga untukmu kakkk
Aerik_chan
mantan kayak gini enaknya diapaain ya...
Uthie
Anya membingungkan juga...
Arga juga blm terbuka soal kejelasan skandal dia sama wanita2 yg digosipkan!!!
Uthie
kenyataan soal Arga gimana nii ?!??? 🤨😤
Isma Nayla
anya apa gk jijik bila kembali sama arga,sdh jln sama bnyak cewek mngkin jg sdh zina.
klu reno kn nikah sm wanita lain gk zina jg.
gitu kok anya tetap cinta arga.iihh...😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!