NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:248.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obrolan Sebelum Tidur (Revisi)

Linlin mengusap keringat di dahinya dan tersenyum puas. Rasa lega mengalir dalam dirinya saat melihat anak itu menangis di pelukan ibunya. Namun, sebelum ia sempat berdiri, suara sistem kembali terdengar di kepalanya.

[Misi selesai! Poin kebaikan tambahan +20. Hadiah: Salep luka bakar tingkat tinggi telah ditambahkan ke dalam penyimpanan.]

Linlin mengangkat alis. "Salep luka bakar? Untuk apa?" pikirnya dalam hati.

Namun, ia tidak sempat berpikir lama karena tiba-tiba terdengar suara langkah kaki tergesa-gesa. Seorang lelaki paruh baya dengan jubah tabib berlari mendekat, napasnya terengah-engah. Wajahnya tampak serius, jelas sekali bahwa ia datang setelah mendengar kabar darurat.

“Apa yang terjadi?” tanyanya dengan suara berat, matanya langsung tertuju pada anak yang masih meringkuk dalam pelukan ibunya.

Linlin berdiri, menepuk debu di pakaiannya sebelum tersenyum tipis. “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tabib. Anak ini sudah selamat.”

Tabib itu mengerutkan kening, lalu berjongkok untuk memeriksa anak itu. Ia meraba denyut nadi di pergelangan tangan dan lehernya, mendekatkan telinga ke dada anak itu untuk mendengar detak jantungnya.

“Denyut nadinya stabil… napasnya juga sudah kembali normal.” Ia menatap ibu anak itu. “Anakmu selamat. Bersyukurlah pada langit.”

Ibu anak itu mengangguk berulang kali, air matanya masih mengalir. “Terima kasih, Tabib… dan juga Nona ini. Jika bukan karena dia, anakku mungkin sudah…”

Penduduk desa yang mengelilingi mereka mulai berbisik-bisik lagi.

“Tabib saja baru datang, tapi gadis itu sudah menyelamatkan anak itu lebih dulu.”

“Apa mungkin dia juga seorang tabib?”

“Tidak mungkin! Dia masih sangat muda.”

Tabib itu akhirnya menoleh pada Linlin, matanya meneliti gadis itu dengan tajam. “Nona… bagaimana kau bisa tahu metode penyelamatan seperti itu?”

Linlin menatap tabib itu dengan tenang. Ia sudah menduga pertanyaan ini akan muncul.

“Aku belajar dari seorang tabib keliling di perjalanan,” jawabnya santai. “Metode ini digunakan di daerah-daerah tertentu untuk menyelamatkan orang yang tenggelam atau mengalami serangan jantung mendadak.”

Tabib itu menyipitkan mata, jelas tidak sepenuhnya percaya.

“Aku sudah menjadi tabib selama puluhan tahun, tapi belum pernah melihat metode semacam ini…” gumamnya.

Linlin hanya tersenyum. “Terkadang, ilmu baru datang dari tempat yang tak terduga.”

Tabib itu masih ingin bertanya lebih lanjut, tetapi Yi Hang tiba-tiba melangkah maju dan menepuk bahu Linlin.

“Sudah cukup. Anak itu sudah selamat, dan yang terpenting, kita bisa kembali ke tujuan awal.”

Linlin menatapnya, lalu mengangguk. “Benar. Kita harus segera pergi.”

Namun, sebelum mereka sempat melangkah, ibu anak itu tiba-tiba berlutut di depan Linlin.

“Nona! Tolong biarkan kami membalas budi ini!”

Linlin terkejut. “Ah? Tidak perlu seperti itu. Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan.”

Namun, ibu anak itu menggeleng dengan penuh tekad. “Aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja setelah menyelamatkan anakku. Jika kau butuh sesuatu, apa pun, aku dan keluargaku akan membantumu!”

Penduduk desa lainnya ikut menyuarakan dukungan.

“Benar! Jika ada yang bisa kami lakukan untuk membalas kebaikan Nona, katakan saja!”

Linlin menatap mereka satu per satu, hatinya sedikit hangat melihat ketulusan di mata mereka.

Namun sebelum ia sempat menjawab, suara sistem kembali terdengar di kepalanya.

[Poin kebaikan tambahan +10. Penduduk desa mulai percaya pada Pemilik.]

Linlin menghela napas dan tersenyum kecil. “Kalau begitu… aku hanya minta satu hal. Jika suatu hari aku butuh bantuan, aku harap kalian tidak akan menolaknya.”

Penduduk desa langsung mengangguk bersemangat.

“Tentu! Tentu saja!”

Yi Hang menatap Linlin dengan ekspresi penuh arti, tetapi tidak mengatakan apa pun.

Sementara itu, tabib masih menatap Linlin dengan pandangan penasaran. Gadis ini jelas bukan orang biasa. Ia tidak hanya memiliki ilmu medis yang tidak dikenalnya, tetapi juga mampu mendapatkan kepercayaan penduduk desa dalam waktu singkat.

“Siapa sebenarnya gadis ini?” pikir tabib itu dalam hati.

Baru saja Linlin ingin berdiri tegak, tubuhnya sedikit oleng karena lelah. Yi Hang dengan sigap menahannya sebelum ia jatuh.

"Hei, kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir, tangannya masih menahan lengan Linlin.

Linlin berkedip beberapa kali, mencoba mengusir rasa pusing yang menyerangnya. "Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah," jawabnya sambil mengatur napas.

Yi Hang menghela napas panjang. Ia melirik pakaian Linlin yang basah kuyup dan tampak berantakan setelah insiden tadi. Tanpa banyak bicara, ia melepas baju luar yang ia kenakan dan menyampirkannya ke bahu Linlin, melindungi gadis itu dari tatapan para penduduk desa.

Linlin menatapnya dengan heran. "Kau tidak perlu—"

"Tidak apa-apa," potong Yi Hang cepat. "Pakai saja."

Linlin akhirnya mengalah dan membiarkan baju luar itu menutupi dirinya. Kainnya terasa hangat, memberikan kenyamanan di tubuhnya yang dingin akibat air.

Namun, Yi Hang tidak berhenti di situ. Ia merogoh kantongnya dan mengeluarkan kain kecil, lalu tanpa ragu menghapus keringat yang masih ada di dahi Linlin.

Linlin tertegun. Ia bisa merasakan sentuhan lembut tangan Yi Hang saat pria itu dengan hati-hati menyeka dahinya.

"Kau ini kenapa sih, tiba-tiba jadi perhatian begini?" tanya Linlin dengan nada bercanda, mencoba menyembunyikan rasa canggungnya.

Yi Hang hanya mendengus pelan. "Jangan salah paham. Aku hanya tidak ingin kau pingsan di sini. Kalau kau jatuh, aku yang harus menggendongmu."

Linlin memutar mata. "Aku tidak selemah itu, tahu."

"Benarkah?" Yi Hang menatapnya skeptis. "Berdiri saja hampir jatuh, tapi masih sok kuat."

Linlin mendecak, tetapi tidak bisa membantah karena memang benar ia merasa lelah.

Sementara itu, penduduk desa yang melihat pemandangan itu mulai berbisik-bisik.

"Lihat, mereka tampak dekat sekali!"

"Apakah nona ini tunangan Yi Hang?"

"Ah, mereka cocok sekali!"

Linlin yang mendengar bisikan itu langsung tersentak sadar dan buru-buru mundur selangkah. Ia menatap Yi Hang dengan wajah sedikit memerah.

Yi Hang yang baru menyadari apa yang ia lakukan pun ikut tersipu. Ia buru-buru menyimpan kembali kainnya dan berdeham pelan.

"Ehem... Sebaiknya kita kembali," katanya sambil mengalihkan pandangan.

Linlin mengangguk cepat, ingin segera mengakhiri situasi canggung ini. "Iya, ayo."

Namun, sebelum mereka bisa pergi, tabib yang tadi diam memperhatikan akhirnya membuka suara.

Tabib itu menatapnya dengan penuh ketertarikan. "Nona, bolehkah aku datang ke rumah kalian nanti? Aku ingin bertanya lebih banyak tentang cara penyelamatan anak tadi."

Yi Hang melirik Linlin, seolah bertanya apakah ia setuju atau tidak.

Linlin mengangkat bahu. "Tentu saja. Aku akan dengan senang hati berbagi ilmu."

Tabib itu tersenyum puas. "Baik, aku akan datang nanti."

Setelah berpamitan pada para penduduk desa, Yi Hang dan Linlin akhirnya melanjutkan perjalanan mereka.

Sementara itu, Yi Hang melirik gadis di sampingnya dengan tatapan lembut yang bahkan tidak ia sadari.

Entah mengapa, ia merasa semakin penasaran dengan Linlin.

Setelah mereka sampai di kediaman Yi Hang, pria itu segera membuka pintu dan membiarkan Linlin masuk lebih dulu.

"Kau harus segera mengganti pakaian," kata Yi Hang sambil menutup pintu di belakangnya. "Aku akan menghangatkan ruangan dan merebus air panas."

Linlin mengangguk, merasa sedikit kedinginan karena pakaiannya yang lembap setelah insiden di sungai tadi. "Baiklah, kalau begitu aku ganti dulu."

Yi Hang berjalan menuju dapur, menyalakan kompor kayu bakar dengan cekatan. Api perlahan menyala, memberikan sedikit kehangatan di ruangan itu. Ia kemudian mengambil sebuah panci besar, menuangkan air ke dalamnya, lalu meletakkannya di atas api untuk direbus.

Sementara itu, Linlin masuk ke dalam kamar yang tadi digunakan untuknya. Ia membuka pakaian luar yang diberikan Yi Hang dan melihat baju kering yang sudah disiapkan sebelumnya.

Saat hendak mengganti pakaian, suara sistem tiba-tiba terdengar.

[Pemilik, jangan lupa memastikan tidak ada yang mengintip!]

Linlin memutar mata. "Siapa yang akan mengintip? Yi Hang bukan tipe pria seperti itu."

[Tetap saja, berhati-hatilah. Beberapa pria di zaman ini bisa saja penasaran!]

Linlin mengabaikan ocehan sistem dan mulai mengganti pakaian dengan cepat. Setelah selesai, ia keluar dari kamar dan melihat Yi Hang sedang sibuk di dapur.

Pria itu duduk di dekat perapian, tangannya sibuk mengatur kayu bakar agar api tetap menyala. Matanya fokus pada air yang mulai mengeluarkan uap.

Linlin berjalan mendekat. "Airnya sudah hampir matang?"

Yi Hang menoleh ke arahnya, lalu mengangguk. "Iya. Kau sudah lebih baik?"

Linlin menggerakkan tubuhnya sedikit, merasa jauh lebih nyaman. "Ya, jauh lebih baik. Terima kasih."

Yi Hang tersenyum tipis, lalu mengambil cangkir kayu dan menuangkan air hangat ke dalamnya. "Minumlah. Ini bisa menghangatkan tubuhmu."

Linlin menerimanya dan meniup uap yang masih mengepul sebelum menyesapnya perlahan. Kehangatan menyebar di dalam tubuhnya, membuatnya merasa lebih rileks.

Suasana menjadi tenang sesaat, hanya ada suara api yang berderak di dalam perapian. Yi Hang memperhatikan Linlin dari sudut matanya.

"Nona," panggilnya.

"Hm? Panggil aku Linlin."

"Baik, Linlin. Tentang tadi di desa... bagaimana kau bisa tahu cara menyelamatkan anak itu?"

Linlin mengangkat bahunya. "Aku sudah pernah mempelajarinya sebelumnya."

Yi Hang masih tampak penasaran, tetapi ia tidak ingin memaksa. "Aku mengerti. Aku hanya ingin bilang, kau melakukan hal yang luar biasa."

Linlin tersenyum kecil. "Terima kasih."

Yi Hang menghela napas lega, lalu kembali mengatur kayu bakar. Sementara itu, Linlin menikmati kehangatan airnya.

Yi Hang menyandarkan punggungnya pada dinding, matanya melirik sekilas ke arah Linlin yang masih menikmati air hangatnya. Setelah kejadian di desa tadi, rasanya aneh jika mereka langsung diam dan tidur begitu saja.

"Linlin," panggilnya lagi.

Linlin menoleh dengan alis terangkat. "Apa?"

Yi Hang menghela napas pelan. "Aku masih penasaran, kau datang dari mana sebenarnya? Aku rasa, yang kau katakan tadi pagi pada penduduk desa tidak benar."

Linlin hampir saja tersedak. Ia buru-buru meneguk air sebelum menjawab, "Aku? Uh, dari tempat yang jauh. Ah ternyata kau sadar."

Yi Hang menyipitkan matanya. "Aku tau, tadi pagi kau berbohong. Jadi, jauh sejauh apa?"

Linlin berdeham, mencoba mencari jawaban yang masuk akal. "Sangat jauh, sampai kau tidak akan bisa menemukannya di peta."

Yi Hang tertawa kecil. "Jadi kau seorang pengelana?"

Linlin mengangguk cepat. "Bisa dibilang begitu."

Yi Hang mengamati ekspresi Linlin dengan saksama, lalu tersenyum samar. "Aku tidak akan memaksamu bercerita kalau kau tidak mau."

Linlin diam sebentar, lalu mengalihkan pembicaraan. "Kalau kau sendiri? Kau bilang tadi kau tinggal di sini baru dua tahun, sebelumnya bagaimana?"

Yi Hang tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. "Aku juga dari tempat tak jauh dari sini, dan kebetulan terluka di pegunungan. Lalu dibawa oleh kakek Dong dan diajak tinggal bersama. Dia yang menyelamatkanku dan yang mengajarkanku banyak hal, termasuk cara bertahan hidup."

Linlin mengangguk pelan. "Lalu keluarganya? Mereka tidak keberatan kau tinggal di sini sendirian?"

Yi Hang tersenyum miring. "Mereka ada di ujung desa, tapi... mereka bukan orang yang peduli."

Linlin menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. "Maksudmu?"

Yi Hang menghela napas. "Mereka sangat berisik. Yang jelas, aku lebih suka hidup sendiri di sini."

Linlin bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Yi Hang, tapi ia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. "Hm, aku mengerti."

Yi Hang menatap Linlin yang sudah terlihat lebih santai. "Kau kelihatan tidak terlalu kedinginan lagi."

Linlin mengangguk. "Ya, air hangatnya membantu."

Yi Hang tersenyum tipis. "Baguslah. Ngomong-ngomong, kau tadi benar-benar kuat saat mengangkat Nona Jia keluar dari rumah. Apa kau sering berlatih bela diri?"

Linlin tertawa kecil. "Mungkin aku punya tenaga lebih dibanding wanita lain di sini."

Yi Hang menatapnya curiga. "Lebih dari sekadar 'lebih'. Aku tidak pernah melihat wanita dengan kekuatan seperti itu."

Linlin hanya mengangkat bahu dan tersenyum misterius. "Mungkin aku memang istimewa."

Yi Hang tertawa pelan. "Sepertinya memang begitu."

Suasana kembali hening sebentar sebelum Yi Hang melirik lilin yang menyala di sudut ruangan.

"Sudah malam," katanya sambil berdiri. "Kau harus istirahat. Besok mungkin akan ada banyak hal yang terjadi lagi."

Linlin menguap kecil, baru menyadari betapa lelahnya dirinya. "Kau benar. Kalau begitu, aku tidur dulu."

Yi Hang mengangguk. "Selamat tidur, Linlin."

Linlin tersenyum. "Selamat tidur, Kakak Yi."

Ia kemudian berjalan ke kamar, meninggalkan Yi Hang yang masih duduk di dekat perapian.

1
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
Duwianto
q kasih kopi kak biar semangat ngetiknya 🤭🤭
Paramitha Tikva
Wiiiuh hari ini crazy up,, thank you Thor
Besuk isinya manipulasi
Srie Ncii Herdiansyah
jangan² nanti ada eposod linlin kembali ke dunia modern,dan yihang mencari cara supaya bisa menyusul kesana 🤣🤣
Sribundanya Gifran
thor up bnyak lagi dah tak ksih kopi menemani harimu
lanjut💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!