NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Ya mana saya tau, saya niatnya kesini kan mau ketemu Guntur." jawab Dita membuat Dina

geleng-geleng.

"Bohong kamu! Pandai sekali kamu main drama ya, asal kamu tau sekali pelakor ya tetap pelakor." ujar Alvin membuat Dita lagi-lagi memutar mata malas.

'Kayaknya Alvin gak ada di rumah deh, mending pergi aja gak sih daripada berurusan sama orang begini.' ujar Dita dalam hati lalu ia berbalik.

"Heh... Mau kemana kamu pelakor!" teriak Dina. Dita berbalik lalu tersenyum ke arah Dina.

"Pulang Mbak sana sholat taubat, jangan teriak-teriak malu sama orang banyak." ujar Dita lalu ia masuk ke dalam mobilnya.

Melihat Dita pergi Dina kembali

mengintip ke dalam rumah berharap didalam

ada Guntur, karena sudah dua hari ia tidak bisa Tidur karena tiba-tiba saja merindukan anaknya.

"Mas kalian kemana sih, aku juga ada hak atas Guntur." gumamnya lalu kembali duduk di kursi panjang tersebut.

Lain halnya dengan Dita sepanjang jalan ia terus berpikir kemana Alvin dan Guntur.

"Apa jangan-jangan Alvin nguli ya sambil bawa Guntur, ya tuhan ... Atau bisa juga ia sedang jalan mungkin sama pacarnya.

Duh... Apaan sih Dit mending fokus buat besok deh nyebar proposal untuk acara student day Minggu depan." lanjutnya lalu ia kembali pulang.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam, eh non Dita udah balik

cepat amat non." ucap Mbok.

"Iya Mbok orang gak ada disana, ini makanannya nanti Mbok bawa pulang aja sayang kalo di buang." ucap Dita lalu memberikan paper bag itu pada Mbok.

Setelah itu Dita kembali naik ke atas lalu

menghempaskan tubuhnya diatas ranjang.

"Ngapain sih aku mikirin mereka terus toh belum tentu juga mereka mikirin aku." ujar Dita kemudian ia meraih laptopnya lalu membereskan proposal yang akan ia sebar besok ke perusahaan-perusahaan.

Keesokan harinya, Dita berangkat ke kampus walaupun hari libur karena ia pengurus BEM setiap weekend ia menghabiskan waktu rapat dan rapat.

"Dit proposal aman?" tanya Erik.

"Udah nih tinggal sebar." jawab Dita menunjukkan proposal yang sudah ia susun.

"Sebenarnya mah ini juga humas ya buat nyebar tapi karena humasnya gak ada yang sadar diri jadi---

"Aku lagi!" potong Dita membuat Erik cengengesan.

"Maaf ya Dit." ucapnya ia tau pasti Dita sudah kesal karena kebanyakan tugas ia yang menghandlenya.

"Udah kebal tau gak, kalo bisa ini cepat- cepat selesai dah kepengurusan kalo gini terus. Mati-matian satu orang yang lain gak Ada empati, capek tau gak!" omel Dita lalu ia bangkit dari duduknya.

"Mau ditemenin gak Dit?" tanya Bagas.

"Gak usah, aku sendiri juga semua selesai." kesal Dita lalu ia keluar dari ruang BEM dengan perasaan campur aduk antara ingin marah dan menangis.

Ia juga tidak mengerti akhir-akhir ini moodnya suka berubah-ubah, tepatnya ia lebih sensitif.

Di dalam mobil Dita menumpahkan tangisnya sejenak untuk menghilangkan sesak di dadanya, merasa sudah aman Dita kembali menjalankan mobilnya.

"Perusahaan apa ini?" gumam Dita lalu membuka kembali proposal di depannya.

Cukup lama Dita mengikuti jalan menggunakan map akhirnya ia sampai di kantor tersebut.

"Bener gak ya ini? Bener kali ya udah pas kok." gumamnya lalu ia masuk ke dalam.

"Cari siapa Mbak?" tanya salah satu karyawan begitu Dita masuk ke dalam.

"Em... Mau bertemu Pak Burhan." ucap Dita yang dibalas anggukan oleh Doni.

"Pak Burhannya lagi dinas keluar kota,

bisanya ketemu sama Bu Maya istrinya Pak Burhan." jawab Doni yang dibalas anggukan oleh Dita.

"Gak apa-apa Pak." jawab Dita.

"Mari saya antarkan." ajak Doni lalu membawa Dita ke ruangan Burhan.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk."

Ceklek!

Doni membuka pintu terlebih dahulu meminta izin pada Maya.

"Bu ada tamu anak kuliahan sepertinya Bu." ucap Doni yang dibalas anggukan oleh Maya.

"Iya suruh masuk aja, suruh duduk dulu ya saya mau ke kamar mandi sebentar, ketuanya sudah menghubungi saya tadi." suruh Maya yang dibalas anggukan oleh Doni.

"Silahkan masuk Mbak, Ibu ada di dalam."

Ucap Doni mempersilahkan Dita masuk ke

dalam.

"Silahkan duduk Mbak, Bu Mayanya ke

kamar mandi sebentar." ujar Doni yang dibalas anggukan oleh Dita.

"Terima kasih."

"Sama-sama Mbak, saya tinggal ya Mbak." lanjut Doni yang dibalas anggukan oleh Dita.

Setelah Doni keluar Dita melihat-lihat foto-foto yang terpajang di tembok sambil ia melihat ruangan tersebut.

"Bum... Bum..."

Tiba-tiba Dita mendengar suara anak kecil, membuatnya langsung celingak- celinguk mencari asa suara tersebut.

Detik kemudian ia melihat Guntur sedang berjalan di dalam kereta bayi. Matanya membola melihat anak kecil itu, Dita mengucek-ucek matanya memastikan penglihatannya.

"Guntur..." panggil Dita membuat Guntur

menoleh.

"Ibu..."

"Kamu ..."

"Ya Allah Bu, i--ini kantor Ibu?" tanya Dita, ntah kenapa perasaan kesalnya tiba-tiba hilang begitu saja.

"Nggak punya saya sih punya suami, kamu sama siapa kesini?" tanya Maya lalu duduk di dekat Dita membuat Dita cengengesan.

"Sendirian Bu." jawab Dita, Maya melihat Guntur yang anteng di pangkuan Dita.

"Ini anak siapa yang datang pasti minta gendong." ucap Maya mangacak-acak rambut Guntur.

"Duh Bu... . Saya senang banget bisa ketemu Guntur, soalnya kemaren saya ke rumahnya gak ada." ucap Dita membuat Maya hampir saja keceplosan mengatakan jika Alvin sendang dinas.

Alvin selalu mengatakan pada Maya dan Burhan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang, ia tetap ingin di kenal sebagi kuli bangunan.

"Bu ini proposalnya aduh saya hampir Lupa, se senang itu saya bisa ketemu anak kecil ini." ujar Dita membuat Maya terkekeh.

"Ngangenin ya," timpal Maya yang dibalas anggukan oleh Dita.

Beberapa menit kemudian mata Dita celingak-celinguk mencari Alvin.

'Kok bisa Guntur disini ya? Alvin kemana?'

ucap Dita dalam hati.

"Eugh..."

"Eh kenapa sayang? Mau tidur ya, sini bunda timang-timang." ucap Dita lalu ia merebahkan Guntur di gendongannya.

'Gadis ini sayang banget sepertinya sama Guntur.' ucap Maya dalam hati.

"Em ... Alvin lagi nguli ya Bu?" tanya Dita membuat Maya tersadar.

"Hah?"

Detik kemudian Dita tertawa lalu ia

bangkit dari duduknya mendekati Guntur, ia berjongkok menyamakan tingginya dengan Guntur.

"Guntur ngapain disini sayang?" tanya Dita sambil mengusap kepala Guntur membuat Guntur tertawa.

"Ma... Ma..." ucap anak kecil itu lalu merentangkan kedua tangannya membuat Dita berkaca-kaca, ia benar-benar sangat merindukan anak kecil itu.

"Sini sama Bunda." ucap Dita lalu ia bangkit kemudian menggendong Guntur.

"Mukanya cemong banget sayang, makan apa ini?" lanjut Dita lalu mengambil tisu di tasnya kemudian me lap wajah gembul itu.

"Uh Bunda kangen banget sama kamu." ujar Dita sambil mendekap Guntur dengan penuh kasih sayang.

"Maaf ya saya la--

Ucapan Maya terpotong saat melihat yang duduk di sofa adalah Dita, ditambah sekarang Dita sedang menggendong Guntur.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Yuri/Yuriko
Wah, seru banget! 😄
pejuang: ikuti terus keseruan nya kak ...:)
total 1 replies
Khansarila Adisoga
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
pejuang: terimakasih kak
ikuti terus update terbarunya ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!