NovelToon NovelToon
Love Stalker Syndrome

Love Stalker Syndrome

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / One Night Stand / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tyarss_

Milan selalu punya ide gila untuk selalu menggagalkan pernikahan Arutala. semua itu karena obsesinya terhadap Arutala. bahkan Milan selalu menguntit Arutala. Milan bahkan rela bekerja sebagai personal asisten Arutala demi bisa mengawasi pria itu. Arutala tidak terlalu memperdulikan penguntitnya, sampai video panasnya dengan asisten pribadinya tersebar di pernikahannya, dan membuat pernikahannya batal, Arutala jadi penasaran dengan penguntitnya itu, ia jadi ingin lebih bermain-main dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyarss_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Mengenal

Pukul 20:37 Milan berada di penthouse Arutala. Mereka sedang berdiri di pantry. Tampak sekali wajah Milan sudah terlihat lelah. Arutala diam-diam menyunggingkan senyum. Ini yang dia inginkan. Mempersulit hidup Milan tanpa wanita itu ketahui.

"Ingat ini baik-baik Milan, sebelum jam tujuh pagi kau harus sudah ada di sini. Sebelum itu, kau harus mampir ke toko roti dan membelikan ku sourdough. Sebagai sarapan pagiku. Dan kau harus membuatkan ku secangkir coffe."

Milan mengingat dengan baik itu. Ia tidak mungkin lupa dengan kebiasan pagi Arutala. Mengingat Milan sudah menyadap cctv di tempat Arutala. satu-satunya tempat yang tidak terjangkau oleh Milan adalah kamar pribadi Arutala. katakanlah Milan gila, jika memang itu kenyataanya.

"Dan, aku tidak suka menerima telpon di pagi hari. Jadi begitu kau sampai, kau harus mengambil ponsel milikku yang berada di nakas tempat tidurku. Terima semua telpon yang masuk. Ada pertanyaan?"

Mata Milan bertemu dengan Arutala. Dan Milan tidak ingin menghindari tatapan itu, ia justru lebih berani balik menatap Arutala.

"Sejauh ini, yang jadi pertanyaan saya... apa saya juga harus membantu Pak Aru mengenakan dasi? Membantu berpakaian juga? Karena apa yang saya kerjakan itu tidak lebih hampir sama seperti seorang istri."

Arutala terkekeh. "Sebenarnya kau tidak perlu sampai membantuku berpakaian. Tapi setelah mendengar perkataanmu barusan, boleh juga. Catatat itu sebagai tugasmu."

Hati Milan bersorak. Seperti apa yang ada dalam bayangannya. Ia tidak menyangka ia akan begitu dekat dengan Arutala. Milan tidak ingin menikah, tapi mungkin menjalankan pekerjaan ini sudah cukup memberikan gambaran baginya berperan sebagai seorang istri.

"Aku harap kau mampu bertahan sampai aku menemukan seorang istri Milan." Ujar Arutala.

Senyuman di bibir Milan luntur seketika. "Aku tidak bisa menjanjikan itu."

"Kenapa? Apa gaji yang ku berikan masih kurang banyak?"

"Bukan itu masalahnya."

"Lalu apa?"

Milan diam. Ia menundukkan kepala, melihat ujung heelsnya. Masalahnya, ia tidak sanggup melihat jika Arutala pada akhirnya akan menikah nantinya.

"Apa PA Pak Aru yang sebelumnya seorang pria?" ujar Milan mengalihkan pembicaraan.

Arutala mangangguk. "Iya. Kenapa memangnya?"

Milan tersenyum penuh arti. "Sekarang aku tau kenapa PA Pak Aru itu tidak bisa bertahan lama."

"Kenapa?"

"Karena PA Pak Aru itu tidak ingin sampai salah arah. Yaa bisa dibilang gay. Berada di dekat Pak Aru itu bisa menjadi dua hal. Berdampak positif atau negative. Terlebih yang di kerjakan PA Pak Aru itu biasa dilakukan oleh pasangan."

Kening Arutala berkerut. "Jadi maksudmu, bisa saja PA ku yang kemarin jatuh cinta padaku?"

"Yaa." Jawab Milan dengan entengnya. Pikirannya justru berkelana membayangkan pikiran gilanya barusan.

"Lalu, kamu sendiri bagaimana? Apa mungkin kau juga akan jatuh cinta padaku?" Arutala mencondongkan tubuhnya mendekat. Mengikis jarak di antara mereka.

Tubuh Milan berasandar pada meja karena terkejut dengan gerakan Arutala. Sudah tidak ada jalan untuk mundur.

"Menurut Pak Aru? Apa mungkin untukku jatuh cinta pada Pak Aru?" tutur Milan membalik pertanyaan.

Ternyata lawannya memang tidak bisa dibilang mudah. "Mungkin saja." Jawab Arutala. Setelahnya Arutala memundurkan langkah. Kembali pada posisinya. Sudah cukup seharian ini ia mengerjai Milan.

"Pastikan saja kau menemukan calon istri yang terbaik buatku besok Milan."

Oh iya, Milan hampir lupa itu. "Pasti Pak Aru." Tentu saja Milan akan mencarikan calon yang sangat tepat untuk Arutala. Tapi sebelum itu, mari kita bermain-main terlebih dahulu.

"Ayo, saya antar kamu pulang." Ajakan Arutala itu membuat Milan mematung di tempatnya.

"Apa? Pulang? Saya rasa saya bisa sendiri." Tolak Milan. Gawat, Milan lupa dengan identitas palsunya. Masa iya, dia bilang jika mereka tinggal di gedung yang sama.

"Duh, jangan Pak. Rumah saya di pinggiran." Tolak Milan.

"Ya pinggirannya mana? Ini sudah malam. Tidak papa jika mengantarmu. Anggap saja ini bentuk peduli saya sebagai atasanmu." Dan Arutala masih kekeuh untuk mengantar Milan pulang.

"Jangan Pak. Rumah saya di gang sempit." Tolak Milan sekali lagi.

Arutala justru meneliti penampilan Milan dari atas hingga bawah. "Melihat apa yang kamu kenakan saat ini, sepertinya rumah mu tidak seperti yang kamu sebutkan."

Mampus. Bagaimana lagi Milan harus mengelak. "Ini nyewa pak." Ujar Milan.

Apa Milan pikir Arutala akan percaya dengan perkataan wanita itu barusan? Tapi yasudahlah, ikuti saja permainan wanita itu.

"Yasudah kalau kamu tidak mau saya antar. Lantas sekarang bagaimana caramu pulang?"

"Saya sudah menyuruh teman saya untuk menjemput saya Pak. Anda tenang saja."

"Baiklah kalau begitu, kau boleh pulang sekarang."

Milan bisa bernapas lega sekarang. Ia berjalan keluar sesuai perintah Arutala. Yang di butuhkan sekarang olehnya adalah kasurnya yang nyaman. Dan ia sudah membayangkan berendam air hangat.

Tak butuh waktu lama untuk Milan sampai di tepatnya. Karena unitnya berada tepat di bawah Arutala.

Begitu masuk, Milan langsung di sambut Lyra. Wanita itu ternyata sudah menanti kepulangannya.

"Akhirnya kau pulang juga. Ku kira kau tidak pulang dan akan menginap di tempat pria itu." Cerocos Lyra.

Sudah bisa di pastikan Lyra melihat interaksi dirinya dan Arutala melalui cctv.

"Aku baru sadar jika ternyata bekerja sangat melelahkan. Tunggu, dari awal aku memang tau jika bekerja itu sangat melelahkan. Tapi ternyata jadi seorang bawahan sangat double lelahnya." Kata Milan mencurahkan rasa lelahnya.

Lyra menatap prihatin Milan yang berjalan sempoyongan menuju sofa. Dengan sekejap tubuh wanita itu terjatuh di atas sofa.

"Kau mau ku buatkan secangkir coklat hangat? Ku rasa itu yang saat ini kau butuhkan." Saran Lyra. Menuju ke pantry untuk membuatkan segelas coklat panas.

"Bagai mana dengan hal yang ku minta tadi siang? Kau sudah mencari semua informasi?" tanya Milan tidak ingin membuang waktu.

"Itu sudah ku lakukan." Lyra menghampiri Milan dengan membawa tab miliknya. Meninggalkan kegiatannya membuat coklat panas untuk Milan.

"Hanya ada dua kandidat terbaik. Kau mau tau siapa orangnya?"

Milan merubah posisinya menjadi duduk sempurna. "Siapa memangnya."

Terukir senyuman di bibir Lyra. Inilah saat yang ia tunggu. "Pertama, namanya Davina. Ternyata dia dulu satu universitas dengan Arutala. Berasal dari keluarga politisi."

Milan masih mendengarkan sambil melihat foto Davina. Cantik. Dan sepertinya berdarah campuran.

"Yang kedua, Milantika Pramoedya. Anak dari Malik Pramoedya."

"WHAT THE-" Milan terkejut bukan main. Kenapa pula namanya ada dalam daftar.

Saat Milan sedang shock, Lyra justru tertawa terpingkal-pingkal. "Takdir macam apa ini Milan? Tau begini mending kau tidak usah mendaftar sebagai PA Arutala."

"Sebenarnya apa yang di pikirkan oleh keluargaku? Apa kekayaan Pramoedya masih belum cukup?"

"Sebenernya yang di butuhkan oleh orang tua mu hanya penerus."

"Kau kan tau aku tidak ingin menikah."

"Jusrtu karena itu mereka khawatir. Tenang saja Milan. Di sini tidak ada fotomu. Jadi kau aman, penyamaranmu tidak akan terbongkar. Mungkin Arutala hanya akan bertanya-tanya saja jika ada perasamaan nama. Tapi bagaimana rencanamu selanjutnya."

Cukup lama Milan diam. Tenang Milan. Tenang. Ia pasti bisa mengatasi ini semua. Ia masih ingin menikmati perannya.

"Kita ubah rencana. Biarkan Arutala bertemu dengan wanita-wanita ini. Dan untuk mengagalkannya aku punya ide bagus. Siapa di antara wanita-wanita ini yang paling bermasalah?"

Jika sudah seperti ini, Lyra harus waspada. "Camila? Dia yang paling banyak melakukan one night stand. Dia salah satu influencer terkenal. Kau mau membuat hancur karirnya?" terka Lyra.

"Tidak. Aku hanya akan membuat berantakan saja. Hubungi semua pria yang pernah melakukan one night stand dengan Camila." Di akhir kalimatnya Milan sempat mengeluarkan smirk andalannya.

"Oke." Lyra lumayan khawatir dengan hal ini.

1
Irma Wati Jelita
kk episode pelit ☺️3 gtu. dong kk
sagitarius: mau gitu, tp nunggu dapet libur kerja dulu yaa😊
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kpn up lg kk
sagitarius: besok akan di up yaa
total 1 replies
Risa Koizumi
TERBAIK! Itu aja yang bisa aku bilang, bagus banget storynya! 🙌
sagitarius: Makasih banyakk🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Alphonse Elric
Mantap betul!
Sun Seto
Terselip kebijaksanaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!