Pohon Neraka Dunia terbelah, membebaskan miliaran jiwa pendosa ke dunia para ninja. Sementara itu di gunung yang berada di bawah kekuasaan Klan Naga Badai, tetua Klan Naga Badai memilih prajurit muda untuk mewarisi gulungan Dewa Badai dan Dewa Bayangan.
Inilah kisah Ren yang memulai perjalanan panjangnya menguasai peninggalan-peninggalan Dewa kuno serta pertempuran tanpa akhir melawan jiwa-jiwa yang terbebas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon After Future, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5: Misi Baru Diterima Ren
Mendengar ejekan itu, kepala suku yang terlanjur malu pun akhirnya menyerah, "Baiklah, aku akan mendengarkanmu. Tolong tunggu sebentar," ucap ketua klan sambil menahan emosi.
"Huh, kalau saja kau bukan siswa berprestasi—pasti sudah kukirim kau ke lembah pengasingan!" gumam ketua klan.
Diantara tiga ninja muda yang menjalankan misi mengawal harta kerajaan, Ren adalah yang paling mudah dimanipulasi diantara kedua temannya. Bisa dibilang, Ren adalah siswa kesayangan ketua klan, makanya ketua klan berpikir dua kali sebelum memutuskan menghukum anak itu. "Nah sekarang apa yang mau kau katakan?"
Ren dan ketua klan duduk di ruang tengah yang tampak antik sekaligus megah dengan pahatan-pahatan dinding yang berbentuk Naga, burung api alias Phoenix, ular raksasa (World Serpent), dan kuda bersayap (pegasus) yang saling serang.
Ketua klan juga sudah berganti pakaian. Sekarang dia mengenakan baju berwarna biru yang dimata Ren mirip kaos partai di dunianya dahulu.
Ren pun mulai menjelaskan, "Aku menginginkan dua hal dari anda. Pertama, perlindungan dari algojonya Kaisar. Kedua, aku ingin mempercepat prosesku mendapatkan gulungan berisi Ninjutsu legendaris. Karena seperti yang anda tahu, saya dipersiapkan untuk menjadi pelindung klan Naga. Tapi dengan kemampuan saya saat ini, berhadapan dengan roh pendosa dari neraka hanya akan menjadi agenda bunuh diri." Ren menutup penjelasannya dengan senyum pahit sambil membayangkan mayatnya menggantung di senjata tombak milik roh pendosa.
Ketua klan menjawab, "Mengapa kalian bisa gagal dalam misi yang sangat mudah itu, hmm?"
"Kami bertemu dengan roh pendosa di tengah jalan. Mereka tidak banyak tetapi kekuatan mereka tidak main-main kuatnya. Dikarenakan kami tidak sanggup melawan mereka, kami pun memilih untuk mundur."
Ketua klan membuang nafas dengan kasar. Dia berkata, "Belakangan ini banyak sekali ketidakbecusan yang dilakukan oleh anak-anak didikku. Baguslah ramalan itu menjadi kenyataan. Akh sangat ingin menempatkan kalian di medan perang untuk menempa mental pengecut kalian agar menjadi mental seorang ksatria "
Ren sedikit tersinggung dengan ucapan ketua klan. Bagaimanapun dia kabur bukan karena takut, melainkan karena berpikir rasional. Mau sekuat apapun seorang ninja, tidak mungkin dia bisa menahan gempuran roh pendosa yang dikatakan dalam novel seperti gelombang tsunami.
"Baiklah, aku paham masalahmu. Tapi kau tidak bisa serta merta melarikan diri dari hukuman. Harus ada penggantinya."
"Pengganti seperti apa?"
"Contohnya, menyelesaikan misi lainnya dengan tingkat kesulitan berkali lipat. Atau cari orang lain yang mirip denganmu untuk dieksekusi. Opsi kedua lebih mudah untuk dilakukan, akan kucari pedagang manusia di kaki pegunungan sana untuk menggantikanmu."
Sekilas saran itu terdengar menggiurkan, namun Ren yang moralnya stabil tidak sudi terlibat dalam perdagangan manusia untuk menyelesaikan masalahnya, "Tidak, saya bukan orang yang pemalas. Biarkan saya mengambil misi lain untuk menebus kesalahan saya."
Ketua klan menatap Ren dengan dalam. Terkejut dengan jawaban Ren yang seolah memperlihatkan kesucian hatinya, "Padahal manusia yang diperjualbelikan itu adalah narapidana hukuman mati."
"Ehh??"
"Iya mereka penjahat yang dihukum mati oleh kaisar, makanya dijual murah. Lagipula, sejak kapan kau peduli pada penjahat, hmm? Bukankah kau paling bersemangat menghukum mati etnis yang disebut 'The Biggest Fail' itu."
The Biggest Fail, hal yang tidak pernah disebutkan dalam novel The Chronicles of Ninja.
"Kalau aku menggunakan cara yang mudah, kemampuanku akan sulit berkembang. Aku ingin menebus kesalahanku dengan cara bertempur hingga hidungku mengeluarkan darah." Tegas Ren dengan semangat membara.
Ren terus memaksa sampai ketua klan setuju. Berikutnya perihal ninjutsu warisan klan Naga.
"Aku akan memberimu ninjutsu warisan yang terkubur di bawah rumah ini. Tapi ada syaratnya. Syaratnya—kau harus membawakan buah persik air 1000 tahun untukku."
"Benda apa pula itu ketua klan?"
Ketua klan mengeluarkan sebuah gulungan yang didalamnya terdapat ninjutsu khusus yang dapat menampilkan model 3 dimensi dari suatu objek. Mirip seperti teknologi hologram di dunia lama Alvien.
"Ini adalah buah persik air yang sudah berumur 1000 tahun. Bentuknya memang mirip kepala gajah. Kau dapatkan satu lalu kita bagi dua."
Ren memonyongkan bibir. Buah persik ini pasti tidak mudah didapatkan. Apa aku akan berurusan dengan pasukan elit klan lain seperti tahun lalu?
Membayangkan harus berhadapan dengan musuh yang kuat saja sudah membuat darah Alvien panas, "Aku terima misi ini. Katakan saja dimana buah persik itu, akan kubawakan sebanyak yang tanganku bisa. Aku juga tidak akan mempertanyakan mengapa anda menginginkan buah itu."
Ketua klan merasa puas dengan jawaban Alvien, "Semangat yang bagus. Aku semakin yakin untuk memberikan ninjutsu warisan Naga badai padamu. Untuk membuktikan keseriusanku, aku akan memberimu—ninjutsu baru yang bisa kau kuasai selama perjalanan."
"Katakan! Berapa banyak ninjutsu dan taijutsu yang kau kuasai?"
"Untuk ninjutsu, aku menguasai semua ninjutsu elemen petir—Raiton meliputi: kecepatan, serangan, pertahanan, dan tipuan. Aku menguasai keempatnya. Lalu, aku juga mahir dalam Taijutsu model Aikido. Terakhir, aku juga menguasai jutsu penyegelan (Fuinjutsu) Pembekuan Darah."
Setelah mengungkapkan jutsu-jutsunya, Ren mendapatka gulungan berisi Ninjutsu baru yang khusus, "Aku yakin kau bisa menguasai jutsu ini. Sebuah jutsu yang diberikan khusus untuk 10 besar siswa terkuat di akademi dengan tujuan menunjang kekuatan mereka."
Ren menerima gulungannya. Ren ingin membukanya tapi dihalangi oleh ketua klan. Bukanya pas dijalan saja. Kata ketua klan memperingatkan.
"Baik ketua klan, saya akan segera kembali."
"Pulanglah secepat mungkin. Kau harus melatih jutsu warisan sebelum roh para pendosa menembus Kekkai pelindung pegunungan ini."
Ren mengangguk. Dimulailah perjalanan Ren mencari buah persik 1000 tahun.
"Satu hal lagi sebelum aku berangkat. Apa yang akan klan Naga Badai lakukan seandainya Kekkai pelindung pecah lebih cepat dari dugaan? Tindakan apa yang akan kita ambil saat roh-roh pendosa menerobos sistem pertahanan itu?" tanya Ren memastikan.
"Yang pasti kita akan bertarung dan menyembunyikan warga sipil. Tenang saja, dengan pasukan 3 juta ninja yang menjaga pegunungan Naga Badai, ditambah koordinasi kita yang terjamin, aku yakin kita dapat memukul mundur pasukan musuh."
Ren menatap mata ketua klan dalam-dalam. Pria paruh baya itu segera memalingkan pandangannya, "Berhenti menatapku! Dasar aneh!"
Ketua klan menendang Ren karena tatapannya yang aneh. Ren pun bergegas turun gunung untuk membeli perbekalan sebelum berangkat. Ren merogoh kantongnya, mengeluarkan satu keping koin emas bertanda kerajaan dari tumpukan koin lainnya.
"Untung saja aku sempat mengambil beberapa koin, hahahaha!"–wkwk, ternyata kau tidak sesuci yang terlihat ya Ren.
"Dengan uang ini aku bebas membeli sebanyak apapun makanan yang aku butuhkan. Terima kasih banyak Kai dan Yukio, terima kasih sudah menjadi penjaga yang payah," ejek Ren dalam hati.
Ren menukar koin emas yang dia punya dengan gulungan Ninjutsu ruang, "Aku mau beli kantong penyimpanan dengan kapasitas sedang. Ini uangnya."
"Siap bos! Ini barangnya. Datang lagi ya," ucap penjual gulungan itu sambil tersenyum manis.
"Oke, aku terima. Terima kasih Ten Ten."