NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kutukan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: bbyys

Saat Sora membuka mata, dia terkejut. Dia terbangun di sebuah hutan rindang dan gelap. Ia berjalan berusaha mencari jalan keluar, tapi dia malah melihat sebuah mata berwarna merah di kegelapan. Sora pun berlari menghindarinya.

Disaat Sora sudah mulai kelelahan, dia melihat sesosok pria yang berdiri membelakanginya. "Tolong aku!" tanpa sadar Sora meminta bantuannya.
Pria itu membalikkan badannya, membuat Sora lebih terkejut. Pria itu juga memiliki mata berwarna merah.

Sora mendorongnya menjauh, tapi Pria itu menarik tangannya membuat Sora tidak bisa kabur.

"Lepaskan aku." Sora terus memberontak, tapi pegangan pria itu sangat erat.

"Kau adalah milikku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Orang Baru, Aldrich

"Sora, Disini!"

Flora memanggilnya dari kejauhan sambil membawa nampan makanan. Sora menghampiri temannya. Tiap hari mereka selalu makan bersama. Meskipun tidak bekerja di tempat yang sama tapi mereka selalu makan bersama.

Bersama para pelayan yang lain, mereka bercengkrama. Saling membicarakan hal yang menarik yang terjadi hari ini.

"Aku punya kabar yang akan mengejutkan kalian." ucapan Flora menarik perhatian mereka. Semua orang menghentikan tangannya, pandangan mereka tertuju ke arah Flora.

"Kabar apa itu?" Mereka terlihat sangat antusias menunggu jawaban flora.

"Aku mendengar ada bangsawan tinggi yang akan bergabung dengan pasukan ini." ucapnya antusias.

"Apa orangnya tampan?"

"Tentu saja. Ketampanannya tidak kalah dengan Jendral. Parasnya sangat menawan. Dia juga murah senyum." jelas Flora dengan raut wajah terpesona.

Mata mereka terlihat sangat antusias. Mereka tak sabar untuk melihat bangsawan itu. Sepertinya bangsawan itu akan menjadi sasaran selanjutnya.

...****************...

Hari telah berganti, langit malam yang dihiasi bulan sabit kini sudah berganti dengan matahari yang bergantung dilangit. Sora kembali memulai aktifitasnya. Bekerja menjadi buruh cuci.

Sora mengangkat keranjang penuh pakaian yang sudah selesai dicuci. Ia membawanya ke tempat penjemuran. Langitnya terlihat sangat cerah hari ini.

"Kita bertemu lagi!"

Wajah yang tak asing datang menghampiri Sora. Pria yang ia temui di danau kemarin. Pria itu memakai pakaian yang sama seperti prajurit yang lain. Tapi anehnya meskipun pakaiannya terlihat sederhana, terlihat bagus jika dipakai Pria itu. Rasanya sangat berbeda saat prajurit lain yang memakainya.

"Kau lagi! Apa hari ini kau mendapatkan hari libur lagi?" Ledek Sora.

"Aldrich!"

"Apa?!"

"Panggil dengan namaku. Namaku Aldrich. Dan kuharap kau bisa berbicara formal denganku."

Sora langsung menolak. "Maaf, aku tidak bisa melakukannya. Mana bisa aku bicara santai pada seorang bangsawan."

Aldrich kaget. "Kau tahu aku seorang bangsawan?"

Wajahnya terlihat sangat terkejut. Apakah itu adalah hal yang aneh jika ia tahu Pria itu seorang bangsawan?

Sebelumnya Sora memang tidak tahu, tapi saat Flora memberitahu kalau ada bangsawan yang akan masuk ke camp, ia langsung menyadarinya saat melihat wajah Pria itu. Kalau pria di hadapannya ini adalah seorang bangsawan.

Waktu itu Sora tidak terlalu memperhatikan wajahnya. Tapi di sini di tempat terang, dia baru melihat wajahnya lebih jelas. Wajahnya tampak rupawan, hidungnya yang mancung, serta kulitnya yang putih.

Rambutnya terlihat tak biasa. Sora tidak pernah melihat warna rambut seperti itu. Warnanya kuning keemasan. Seperti ada seseorang yang menaburkan bubuk emas di rambutnya, rambutnya bercahaya saat terkena cahaya matahari.

Tapi ada satu hal yang menarik perhatian Sora. "Matamu berwarna biru?"

Warna mata berwarna biru laut yang cerah. Warna matanya sama dengannya. Kedua mata mereka bertemu dan saling bertatapan.

Aldrich terkejut ketika ia melihat warna mata mereka sama. "Aku baru menyadarinya juga. Warna matamu juga biru."

"Aku juga tidak menyangka." ucap Sora.

"Apa kau tahu matamu diwarisi dari ayah atau ibumu?" tanya Aldrich penasaran.

"Ibuku berwarna kuning safir sepertinya dari ayahku." ucap Sora berbohong.

Entah mengapa Sora sedang membayangkan seorang wanita didalam mimpinya. bukan membayangkan orang tua aslinya. Sora memberitahu semua hal tentang gadis kecil itu dan menganggap gadis itu adalah dirinya sendiri.

"Siapa nama ayahmu?"

"Aku ... tidak ingat."

Sora kembali teringat tentang mimpi malam itu. Tentang wanita yang berusaha memberitahu siapa nama ayahnya. Tapi saat ia mengucapkannya Sora tidak bisa mendengar suaranya. Sora tidak tahu apa yang wanita itu katakan.

"Apa kau percaya mungkin saja kita bersaudara?" Aldrich melontarkan kata-kata yang aneh. Sora tertawa kencang ketika ia mendengarnya.

"Mana mungkin! Aku yang seorang rakyat biasa mana mungkin bersaudara dengan seorang bangsawan." ucap Sora sambil tersenyum geli.

Sora tidak bisa mempercayai kata-katanya. Itu adalah sebuah kebohongan yang paling bodoh yang pernah ia dengar.

"Kau tidak mengerti. Dalam sejarah hanya keluargaku yang bisa memiliki mata berwarna biru laut yang bersinar seperti permata aquamarine." jelas Aldrich serius.

"Permata aquamarine melambangkan ketenangan, harmoni, ketentraman, dan kemurnian. Aquamarine melambangkan laut dan surga, karena langit tercermin di perairan. Karena itu adalah pemberian dari dewa laut kepada leluhurku." ucapnya lagi meyakinkan Sora.

Sora terdiam, ia tidak tahu tentang hal itu. Tentang dimana ada keluarga bangsawan yang mendapat berkah dari dewa.

Sora memandangi tatapan Aldrich yang tampak serius, ia sedang tidak bercanda. Ia memberitahu kebenaran.

"Itu tidak mungkin!"

Sora tetap menolak mempercayainya. Ada hal yang Pria itu tidak ketahui. Ia berasal dari dunia lain dan tidak mungkin memiliki hubungan dengan siapapun dari dunia ini.

Selama Sora berada di dunia ini, Semua hal yang Sora katakan adalah kebohongan. Agar ia bisa tetap hidup dan berusaha berbaur dengan sekitarnya.

Aldrich mengusulkan idenya dengan Sora. "Jika kau tahu siapa nama ayahmu, aku akan bantu cari tahu asal usulmu."

"Tidak perlu!" teriak Sora.

Entah mengapa Sora tidak suka usulan Pria itu.

Jika Pria itu benar-benar mencari tahu siapa dia yang sebenarnya dan mengetahui ia bukanlah dari dunia ini bagaimana? Bagaimana Sora harus menjelaskan kepada semuanya. Tanpa disadari air matanya mengalir kepipinya.

Aldrich terkejut ketika dia melihat Sora menangis. "Maafkan aku!" ucapnya.

Aldrich merasa bersalah. Ia tidak menyangka reaksi Sora akan seperti itu. la menepuk pundak Sora menenangkannya.

"Aku benar-benar minta maaf jika kata-kataku menyinggungmu." ucapnya dengan nada lembut.

Aldrich mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya. Sapu tangan berwarna putih, bahannya terlihat halus. Lalu memberikannya ke Sora. Sora hanya memandangi Aldrich.

"Ambillah."

Sora agak segan untuk mengambilnya. Dia pikir sapu tangan itu pasti mahal. Ia tidak ingin mengotorinya.

Aldrich menyadari keengganan Sora. Lalu la langsung mengelap air mata yang jatuh di pipi Sora dengan lembut.

Sora terkejut, dengan reflek tubuhnya langsung mundur kebelakang.

"Lap lah air matamu." Aldrich menyodorkan sapu tangannya yang sudah sedikit basah.

"Tidak perlu segan." ucapnya lagi.

Aldrich meletakkan sapu tangan di tangan Sora. Sora pun tidak menolaknya lagi.

"Maafkan aku." Aldrich jadi merasa tidak enak. Lalu menjadi diam. la menunggu hingga Sora berhenti menangis. Menunggu disampingnya dengan tenang.

"Aku sudah melakukan hal yang mengganggumu. Aku harap kau masih mau berteman denganku." ucap aldrich dengan raut wajah memelasnya.

Aldrich memandangi Sora dengan tatapan penuh harapan. Sora tidak bisa mengabaikan tatapan itu.

"Aku mau menjadi temanmu asalkan kau tidak mengungkit masalah tadi." ucap Sora dengan nada serius.

"Baiklah, aku berjanji!" sumpah Aldrich sambil mengangkat tangannya membuat tanda janji.

...****************...

Matahari sudah terbenam dan berganti dengan langit hitam dihiasi bulan purnama. Sora memandangi bulan purnama, itu adalah ketiga kalinya ia melihat bulan purnama di dunia ini.

Tidak terasa dia sudah tinggal sekitar 3 bulan di dunia ini. Tanpa Sora sadari ia hidup dengan baik. Bisa makan dan tidur dengan teratur, mendapatkan tempat tinggal, bahkan pekerjaan. Sora bersyukur masih bisa hidup hingga hari ini.

"Ayo, Sora!"

Sudah waktunya makan malam, Sora berjalan bersama Flora menuju ruang makan. Bersenda gurau sambil berjalan di remangnya jalanan.

Ruang makan sudah ramai dipenuhi pelayan yang sudah lelah bekerja. Menu hari ini adalah spaghetti serta roti.

Sora membawa nampannya dan duduk bersama pelayan lainnya. Awalnya Sora tidak terbiasa dengan makanan disini. Karena makanan utamanya roti. Setiap hari harus makan roti gandum keras.

Rasa makanannya juga sedikit hambar tak terlalu berbumbu. Jika tak dipaksakan, Sora tidak akan bisa makan dan bisa mati kelaparan.

"Bagaimana harimu?" tanya Flora.

"Ya. Seperti biasa." jawab Sora sambil makan.

Hari ini Sora tidak bekerja bersama Flora. Sora mencuci pakaian sendiri lagi.

.

.

.

Sora dan Flora sibuk berbincang-bincang.

"Apa disini ada Sora?"

Tiba-tiba seseorang datang di pintu masuk ruangan.

"Sora ada yang mencarimu!" teriak pelayan lain memberitahu.

"Siapa yang mencarimu?"

Semua orang bertanya-tanya, siapakah yang mencari Sora di jam ini. Disaat sudah waktunya istirahat. Sora menghampiri dan berjalan ke arah pintu.

"Wakil Jendral?"

Sora melihat Javier yang sedang berdiri disana. Semua orang bisa melihatnya. Tatapan terkejut terlihat di mata mereka. Mereka bertanya-tanya.

"Apa yang dilakukan Wakil Jendral?"

"Kenapa dia mencari Sora hingga kesini?"

Biasanya Javier selalu mencari pelayan pria tapi hari ini ia mencari Sora.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Sora penasaran.

"Jendral mencarimu." ucap Javier.

Sora dan orang-orang diruangan kembali dibuat terkejut. Semua orang kembali berbisik. Menerka-nerka apa yang diinginkan Jendral. Apalagi sekarang sudah malam.

"Apa Jendral ingin meminta bantuan Sora untuk membersihkan ruangannya lagi?" Tiba-tiba Elena datang menghampiri Sora dan Javier.

"Iya. Ruang kerjanya sangat berantakan. Jadi Jendral ingin meminta bantuannya lagi. Kinerja kerjanya bagus. Sehingga Jendral puas dengan hasilnya." tutur Javier.

"Aku juga bisa melakukannya. Jika hanya membersihkan ruangan, kerjaku lebih bagus." ucap Elena meyakinkan Javier bahwa kerjaan nya lebih baik daripada Sora.

Elena benar-benar berusaha keras untuk bisa mendekati Jendral. Apa saja bisa ia lakukan agar tujuannya tercapai.

Javier langsung menolak dengan tegas. "Tidak perlu! Jendral hanya menginginkan Sora. Kau tahu sendiri, keinginan Jendral adalah mutlak. Aku tidak bisa mengubahnya."

"Bukankah hanya membersihkan ruangan. Siapapun yang melakukannya, hasilnya akan sama. Kenapa hanya memanggil Sora?"

Elena tetap tidak mau menyerah, ia terus mengabaikan perintah Javier dan tetap kekeh akan keinginannya. Elena tidak menyadari raut wajah Javier yang berubah, seakan ingin memarahinya.

Elena terus mengoceh tentang kehebatan diri dan membanggakan dirinya sendiri. la mengatakan hasil kerjanya lebih baik daripada Sora.

"Hentikan, Elena!"

Madam Cyra datang menghampiri, ia menarik tangan Elena dan berdiri di depannya.

"Wakil Jendral, Maafkan gadis ini karena tidak mematuhi perintah. Anda bisa langsung membawa Sora."

"Madam!" teriak Elena kesal karena Madam menghentikannya. Tatapan matanya penuh amarah mengarah ke Sora.

"Hentikan! Elena. Keputusan Jendral tidak ada yang bisa mengabaikannya." Ia menatap Elena dengan tatapan tajamnya membuat Elena terdiam.

"Ayo, Sora!"

Javier mengajak Sora pergi. Sora mengikutinya tepat di belakang. Sora bertanya-tanya dalam hati, apa benar Jendral mencarinya hanya karena ingin meminta di bersihkan kamarnya atau ada masalah lain.

Sora melihat ke langit, bulan purnama tampak terlihat jelas, tanpa tertutupi awan sama sekali. Membuat tubuhnya bergidik ngeri.

'Malam purnama? Apa mungkin?' Sora merasakan firasat buruk.

"Masuklah." ucap Javier ketika ia melihat Sora sedang linglung.

1
Aksara_Dee
sampai sini dulu ya Thor, nanti lanjut lagi..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!