Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Reyhan melihat tingkah Sabrina yang kurang ajar mendesah frustasi, bisa bisanya ia berhadapan dengan bosnya yang galak dan jutek itu, dimata Reyhan saat ini Sabrina adalah bos yang aneh dan gila.
Ditengah perjalanan hanya keheningan yang terjadi dianatara mereka, Reyhan fokus menyetir dan Sabrina dengan sikap aslinya yang cuek dan tak perduli dengan sekitar.
"Dimana nomor Rumahmu?" Tanya Reyhan memecah keheningan.
Sabrina yang mendengar itu seketika terkejut karna jujur saja saat ini otak Sabrina sedang ia gunakan untuk berpikir cara menyingkirkan ibu dan saudara titinya. Tersadar hal itu Sabrina memberitahu dimana letak rumahnya.
"Terimakasih, kau tidak ingin mampir?? Ajak Sabrina.
"Kita saat ini sepasang kekasih Reyhan, bukankah wajar aku mengajak kekasihku untuk main kerumah" ucap Sabrina yang melihat kebingungan Reyhan.
"Secepat ini??
"Jika kau mau, jika tidak lain waktu saja"
"Ini terlalu cepat aku butuh waktu untuk mencerna semuanya"
"Baiklah kalau begitu, hati hati di jalan" ucap Sabrina, Reyhan mengangguk dan kembali melajukan mobil ya.
Sepanjang perjalanan Reyhan meratapi hidupnya yang tiba tiba harus berhadapan dengan atasanya yang aneh itu. Ia menghela nafas memikirkan keputusan yang terlanjur telah ia ambil.
Jujur saja Reyhan tipe laki laki yang tidak memandang wanita dari parasnya saja, ia lebih suka wanita yang berpikiran terbuka, independen dan juga mandiri, melihat semua itu Sabrina termaksuk dalam kiterianya namun semua itu kembali pada hati yang berbicara, apa wanita itu bisa membuatnya nyaman atau tidak.
Begitu Sabrina memasuki rumah, ia langsung dihadang oleh Lisa, saudara tirinya. Lisa terlihat penasaran dan langsung menanyakan dengan siapa Sabrina pulang tadi.
"Kau pulang dengan siapa??
Mendengar pertanyaan itu, Sabrina menatap sinis Lisa dan menjawab, "Aku pulang dengan kekasihku, memang kenapa? Ingin kau rebut juga?"
Lisa tampak terkejut dan tak percaya, ia menuduh Sabrina berbohong. Dengan nada ejek, Lisa berkata,
"Tidak mungkin ada laki-laki yang tertarik jadi kekasihmu. Kau itu tidak cantik, cupu, dan kutu buku. Mana ada yang mau?"
Mendengar celaan itu, emosi Sabrina memuncak.
"Ohya tunggu saja nanti" ucap Sabrina dengan sinis.
"Dengar Sabrina tak akan ada laki laki yang mau denganmu, jika ada, mereka pasti memanfaatkan hartamu saja" ejek Lisa.
"Bukankah kau dan ibumu juga begitu???" Sinis Sabrina balik mengejek membuat Lisa mengepallan tanganya emosi.
"Daddyku usianya jauh dari ibumu, lalu mengapa dia mau dengan lelaki tua bangka seperti daddy jika bukan karna harta heh" ucap Sabrina semakin semang melihat Lisa yang mati kutu.
"Dan satu lagi, usia ibumu terlalu muda untuk mengandung dirimu Lisa, aku tak yakin dia lulus sekolah high school, atau jangan jangan kau anak haram yang tidak diakui, untuk itu ibumu menggaet pria tua yang kaya agar bisa hidup enak"
"Kurang ajar, jangan asal bicara Sabrina!!!!" Bentak Lisa dengan marah.
"Coba tanyakan saja pada ibumu, apakah ucapanku benar atau salah" ucap Sabrina dengan senyum mengejeknya dan berlalu pergi.
Tak jauh darinya ia berpapasan dengan ibu tirinya membuat Ia semakin menatap sinis ibu tirinya itu yang pura-pura baik di depan orangnya.
"Kau sudah pulang Sabrina?? Tanyanya
"Apa kau buta??" Ucap Sabrina dengan ketus ia lebih memilih pergi kekamar di banding bercakap cakap dengan manusia bertopeng itu. Sampai kapanpun Sabrina tidak akan terima mereka menjadi bagian dari keluarganya.
Sabrina menghempaslan tubuhnya ke ranjang, memikirkan cara untuk membuat hubunganya dengan Reyhan berhasil, benar kata Amanda ia harus memikat hati laki laki itu sebelum meminta Reyhan menikahinya, apapun cara harus ia lakuakn, ia tak rela harta peninggalan sang mommy jatuh ke dua ular yang berada di rumah ini.
***
Pagi ini, suasana di kantor terasa berbeda bagi Reyhan. Setelah kemarin Sabrina mengumumkan hubungan mereka, kini banyak karyawan yang menatap Reyhan dengan aneh dan penasaran. Sudut-sudut bisikan dan tawa terdengar saat Reyhan berjalan melewati lorong kantor. Beberapa temannya bahkan mengejek Reyhan karena berani menjalin hubungan dengan bosnya yang galak dan cupu itu.
"Reyhan jadi selama ini kau menolak segala ajakanku karna kau menjalin kasih dengan Miss Sabrina?" Tanya salah seorang karyawan perempuan yang selama ini selalu mencari perhatian nya.
"Apa yang kau lihat dari Miss Sabrina Reyhan? aku lebih cantik darinya, terlebih dia boss yang galak apa kau akan betah bersamanya??
Reyhan hanya membalas tatapan dan ejekan itu dengan senyum tipis. Ia berusaha untuk tidak terpengaruh oleh omongan para karyawan.
Namun, berbeda dengan Sabrina yang tak sengaja mendengar bisikan-bisikan itu saat berjalan di lorong yang sama. Emosi Sabrina memuncak dan ia merasa perlu mengambil tindakan agar para karyawan tidak lagi menggunjing.
Banyak yang tidak menyukai hubunganya dengan Reyhan karna menurut mereka, Reyhan tidak pantas untuk Sabrina yang tampilanya sangat kuno.
Dengan langkah tegap, Sabrina berjalan menuju ruang pertemuan. Ia memutuskan untuk mengadakan rapat mendadak dengan seluruh karyawan. Setelah semua berkumpul, Sabrina dengan tegas menyampaikan pesannya.
"Mulai hari ini, saya tidak ingin mendengar lagi gosip atau cibiran mengenai hubungan saya dengan Reyhan. Ingat, kita di sini untuk bekerja, bukan menghakimi kehidupan pribadi seseorang. Jika saya mendengar hal seperti ini lagi, saya akan mengambil tindakan yang tegas," ucap Sabrina dengan suara keras dan tegas.
Para karyawan terdiam, tak ada yang berani mengeluarkan suara. Mereka tahu bahwa Sabrina tidak main-main. Setelah rapat usai, Sabrina menatap Reyhan yang duduk di sudut ruangan, sedari tadi pria itu terdiam dengan kaku, membuat Sabrina kasihan, akibat ulahnya Reyhan yang tidak tahu apa apa terlibat dalam situasi yang tak mengenakan.
"Tak perlu kau pikirkan Reyhan, fokuslah bekerja, aku akan menjamin kenyamananmu, kau bisa pindah ruangan yang lebih privat" ucap Sabrina menghampiri Reyhan.
"Tak perlu sejauh itu Miss, dan juga aku sudah memprediksi hal ini aka terjadi, jadi tak apa apa, aku baik baik saja, permisi" ucap Reyhan pergi dari ruangan itu.
Sabrina mendesah lelah menatap Amanda yang duduk di ujung ruangan.
"Its okay, apa yang kau lakukan sudah benar Sabrina" ucap Amanda berjalan menghampiri Sabrina.
"Rasanya aku merasa bersalah pada Reyhan"
"Dengar Sabrina, kau sudah sejauh ini, jangan menyerah, usaha tidak akan menghianati hasil"
"Aku takut mereka diam diam membully Reyhan, aku sudah biasa mendapat ejekan semacam itu, namun Reyhan???.
"Hmm tenang saja serahkan saja semua padaku" ucap Amanda dengan senyum mengembangnya, membuat Sabrina penasaran.
"Apa yang ingin kau lakukan??
"Tenang saja, tidak bahaya, ayo ikut denganku" ucap Amanda menarik tangan Sabrina dengan tiba tiba. Sabrina hanya bisa pasrah mengikuti kemana Racel akan membawanya.
Saat ini Reyhan sedang menatap sebal sahabatnya bernama Dimas, mereka berdua sedang makan siang di kantin perusahaan seperti biasanya.
"Pilih pisau atau garpu yang akan melayang ke wajahmu Dimas" desis Reyhan dengan kesal.
Dimas hanya cengengesan dengan tawa gelinya.
"Aku masih tak percaya kau menjalain kasih dengan Miss Sabrina, Rey" ucap Dimas. Lagi lagi topik itu, Reyhan di biat bosan mendengarnya.
"Aku hanya penasaran Reyhan kemarin aku absen kerja, kau tahu kemarin semua karyawan di lantai sepuluh membicarakanmu karna makan siang bersama Miss Sabrina aku melihat di grup chat, dan booommm rapat tadi membuatku terkena serangan jantung, Miss Sabrina jelas jelas mendegerasikan hubungan kalian" ucap Dimas denagn heboh.
"So.,. can you tell me about this??
"Tak perlu ada yang perlu aku ceritakan" ucap Reyhan dengan malas.
"Ayolah Rey, kau tega membuatku penasaran setengah mati" ucap Dimas lagi dengan paksaan menggoncangkan lengan Reyhan.
"Singkirkan tanganmu dari lenganku, aku masih normal" ucap Reyhan dengan ketus.
"Sialan, kau kira aku menyukai sesama jenis" kesal Dimas menggeplak kepala Reyhan, pria itu hanya membalas menatap tajam Dimas.
Sial Dimas tidak akan berhenti mengganggunya sebelum apa yang pria itu inginkan terwujud, lihat saja sampai saat ini Dimas terus mendesak Reyhan untuk menceritakan hubunganya dengan Sabrina, hal itu membuat Reyhan mengerang frustasi, beberapa kali menghela nafas berat, sebelum memulai cerita.
"Aku tidak tahu, Sabrina datang kepadaku dan mengungkapkan perasaanya padaku, dan ya kami berkomitmen untuk menjalin kasih" ucap Reyhan tidak menceritakannya secara singkat.
"Hanya itu??" Tanya Dimas mendesah kecewa, ia kira Reyhan akan cerita panjang kali lebar.
"Kau mengharapkan aku cerita apa??
"Ceritalah dari mana kalian bisa saling menyukai, sejak kapan dan bagaimana kalian menjalin kasih" ucap Dimas dengan raut wajah jengkel.
"Tak perlu" ucap Reyhan beranjak pergi meninggalkan Dimas yang sedang mengumpat kesal.