NovelToon NovelToon
Pangeran Sampah Yang Menyembunyikan Kemampuannya

Pangeran Sampah Yang Menyembunyikan Kemampuannya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Akademi Sihir / Harem / Romansa / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life / Barat / Light Novel
Popularitas:28.8k
Nilai: 5
Nama Author: Katsumi

Kalian Bisa Dukung aku di link ini :

https://saweria.co/KatsumiFerisu

Seorang pengguna roh legendaris, yang sepanjang hidupnya hanya mengenal darah dan pertempuran, akhirnya merasa jenuh dengan peperangan tanpa akhir. Dengan hati yang hancur dan jiwa yang letih, ia memutuskan mengakhiri hidupnya, berharap menemukan kedamaian abadi. Namun, takdir justru mempermainkannya—ia terlahir kembali sebagai Ferisu Von Velmoria, pangeran ketiga Kerajaan Velmoria.

Di dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk menjalin kontrak dengan roh, Ferisu justru dikenal sebagai "Pangeran Sampah." Tidak ada roh yang mau menjawab panggilannya. Dipandang sebagai aib keluarga kerajaan, ia menjalani hidup dalam kemalasan dan menerima ejekan tanpa perlawanan.

Tetapi saat ia masuk ke Akademi Astralis, tempat di mana para ahli roh belajar tentang sihir, teknik, dan cara bertarung dengan roh, sebuah tempat terbaik untuk menciptakan para ahli. Di sana Ferisu mengalami serangkaian peristiwa hingga akhirnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12 : Kecurigaan

Erica terus memandangi Ferisu dengan tatapan penuh kecurigaan. Ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya, sesuatu yang tidak sesuai dengan semua desas-desus tentang Ferisu sebagai "Pangeran Sampah." Setiap langkah Ferisu, setiap kata yang ia ucapkan, semua terasa terlalu terencana, terlalu tajam untuk seseorang yang dianggap tidak berguna.

Saat mereka melewati sebuah toko kecil yang menjual perhiasan, Erica memperhatikan Ferisu melirik sekilas ke arah barang-barang di sana, lalu berjalan tanpa berhenti. Gerakan kecil itu membuat Erica semakin yakin bahwa ada sisi lain dari Ferisu yang disembunyikannya.

"Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Orang seperti Ferisu tak mungkin memperhatikan detail kecil seperti itu tanpa alasan," batin Erica.

Sementara itu, Licia terus bergelayut manja di lengan Ferisu, seolah tak ada yang salah. Senyumnya begitu cerah, matanya berbinar seperti sedang bersama pahlawan idamannya.

"Ferisu-sama, kau hebat sekali tadi! Cara kau menyelesaikan masalah antara pandai besi dan pedagang itu luar biasa. Aku semakin kagum padamu," ujar Licia dengan nada penuh pujian.

Ferisu tersenyum kecil, tapi ia tetap berusaha menjaga jarak emosional. "Ah, itu hanya kebetulan saja. Siapa pun yang cukup memperhatikan situasi bisa menemukan solusi yang sama."

Erica mendengus pelan, tapi cukup keras untuk didengar. "Hmph. Kebetulan, ya?" ujarnya sinis.

Licia menoleh ke arah Erica, tampak bingung. "Ada apa, Erica-sama?"

"Tidak ada," jawab Erica cepat, meski sorot matanya masih penuh curiga.

Saat mereka melanjutkan perjalanan, Erica akhirnya tak tahan lagi. Ia mempercepat langkahnya, menyusul Ferisu, dan berjalan di sampingnya.

"Ferisu," panggil Erica tanpa embel-embel penghormatan.

Ferisu menoleh perlahan, alisnya terangkat sedikit. "Ada apa?"

"Aku hanya ingin bertanya," Erica menatapnya dengan tajam. "Kenapa kau terlihat sangat berbeda hari ini? Bukankah kau seharusnya… malas, tak peduli, dan hanya jadi beban bagi orang lain? Tapi dari apa yang kulihat, kau jauh dari itu semua."

Licia langsung menegang mendengar pertanyaan itu. Ia menatap Erica, lalu Ferisu, dengan tatapan waspada.

Ferisu terdiam sejenak, sebelum akhirnya tertawa kecil, meski tawanya terdengar hambar. "Hah, berbeda, ya? Mungkin kau hanya salah melihat. Aku tetap Ferisu yang sama, Pangeran Sampah seperti yang kalian semua kenal."

Erica tidak puas dengan jawaban itu. "Kau bisa mencoba menutupi semuanya dengan kata-kata, tapi aku tak sebodoh itu. Kau menyembunyikan sesuatu, dan aku akan mencari tahu apa itu."

Ferisu menatap Erica sejenak, lalu tersenyum tipis, penuh arti. "Kalau begitu, aku harap kau berhasil menemukannya," ujarnya sambil kembali berjalan.

Licia menatap Erica dengan ekspresi bingung dan khawatir. "Erica-sama, apa kau benar-benar perlu bersikap seperti itu?" tanyanya pelan.

"Aku hanya ingin tahu kebenarannya," jawab Erica tegas. "Dan jika kau tahu sesuatu, Licia, aku sarankan kau memberitahuku."

Licia terdiam, tapi tangannya di lengan Ferisu sedikit mengerat. Ia tidak menjawab, memilih untuk tetap diam sambil menatap Ferisu dengan ekspresi lembut.

Di depan mereka, Ferisu melangkah dengan santai, seolah tak peduli. Namun, dalam hatinya, ia tahu bahwa Erica semakin dekat untuk membongkar rahasianya. "Aku harus lebih berhati-hati," pikir Ferisu.

.

.

.

Ferisu berhenti melangkah, berbalik ke arah dua penjaga yang selalu setia mengikuti di belakangnya. Ia menyeringai kecil, sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar permintaan biasa.

"Soal kejadian hari ini," ujarnya santai, "kuharap kalian tutup mata dan mulut. Anggap saja tak ada yang terjadi."

Dua penjaga itu saling pandang, lalu mengangguk mantap. "Seperti yang Anda inginkan, Ferisu-sama," jawab salah satu dari mereka tanpa ragu.

Bagi orang lain, sikap tunduk itu mungkin terlihat biasa. Namun, ada alasan mengapa dua penjaga itu begitu loyal dan mendukung Ferisu di balik layar. Mereka bukan hanya pengawal istana biasa; mereka adalah orang-orang yang mengenal sisi lain dari sang "Pangeran Sampah."

Beberapa tahun sebelumnya, dua penjaga itu pernah mencoba mencegah Ferisu kabur dari istana di malam hari. Tapi alih-alih berhasil menangkapnya, mereka malah terjebak dalam tantangan yang diajukan Ferisu sendiri.

"Jika kalian ingin menghentikanku," kata Ferisu saat itu dengan nada santai, "kalian harus bisa mengalahkanku dulu."

Awalnya mereka menganggap itu hanya lelucon. Bagaimana mungkin pangeran yang dianggap tak berguna bisa melawan mereka, dua prajurit terlatih? Namun, mereka segera menyadari bahwa Ferisu bukanlah pangeran biasa.

Pertarungan itu berlangsung di area terpencil di taman istana. Dalam waktu singkat, Ferisu menunjukkan kecepatan, strategi, dan keterampilan bertarung yang luar biasa. Dengan gerakan gesit, ia mengalahkan kedua penjaga itu satu per satu, tanpa menggunakan senjata sekalipun.

Saat keduanya terbaring di tanah, terengah-engah, Ferisu berdiri di atas mereka dengan senyum penuh kemenangan. "Jadi, bagaimana? Apakah kalian akan membantuku menyelinap keluar, atau aku harus menghajar kalian lagi?"

Sejak saat itu, kedua penjaga itu menjadi sekutu rahasia Ferisu. Mereka tidak hanya menutup mata terhadap pelanggaran kecilnya, tetapi juga membantu menutupi jejaknya agar tak ketahuan oleh penjaga lain.

Kembali ke saat ini, salah satu penjaga melirik ke arah Erica dan Licia, memastikan mereka tidak terlalu memperhatikan percakapan tersebut. "Jangan khawatir, Ferisu-sama. Kami tahu apa yang harus dilakukan," katanya dengan nada penuh keyakinan.

Ferisu tersenyum tipis, lalu kembali melangkah santai. "Bagus. Aku tahu bisa mengandalkan kalian."

Namun, Erica yang sejak tadi mengamati tak luput dari detail kecil itu. Ia mencatat bagaimana Ferisu berinteraksi dengan para penjaga, dan bagaimana mereka tampak begitu patuh kepadanya.

"Ini semakin menarik," pikir Erica. "Pangeran Sampah, tapi dihormati oleh penjaga istana? Apa lagi yang kau sembunyikan, Ferisu?"

Sementara itu, Licia tampak tidak menyadari apa pun. Ia hanya berjalan sambil tersenyum, menganggap semuanya berjalan seperti biasa. Namun di balik senyumnya, ada rasa penasaran yang perlahan tumbuh. "Apa Ferisu-sama benar-benar orang yang mereka bicarakan? Atau ada sesuatu yang belum kuketahui?"

...----------------...

Setelah perjalanan panjang yang penuh drama dan intrik, Ferisu akhirnya tiba di istana. Begitu sampai, ia segera berpisah dari Licia dan Erica, langsung berlari menuju kamarnya dengan langkah ringan.

“Ah, akhirnya… tempat tidur,” gumam Ferisu sambil menguap lebar, membayangkan tidur panjang tanpa gangguan.

Erica memandang kepergiannya dengan tatapan datar, lalu menghela napas. “Hah, dia tetap saja sampah yang pemalas,” gumamnya cukup keras hingga terdengar oleh Licia yang berdiri di dekatnya.

Licia menoleh dengan wajah bingung. “Kenapa kau terus menghina Ferisu-sama seperti itu?” tanyanya dengan nada tak setuju. “Apa salahnya padamu?”

Erica mengangkat alis, lalu melirik Licia dengan sedikit heran. “Kau benar-benar tak tahu apa-apa tentang dia, ya?”

Licia menggeleng pelan. “Aku hanya tahu dia adalah orang yang menyelamatkanku di hutan. Dia mungkin terlihat biasa saja, tapi dia jelas orang yang baik hati dan pintar.”

Erica mendengus kecil. “Baik hati dan pintar? Kau tahu apa yang orang-orang sebut tentang dia di sini? Pangeran Sampah. Itu gelarnya,” ujarnya tajam.

Licia mengerutkan kening. “Kenapa dia disebut begitu? Aku tak mengerti. Dia bahkan sangat cerdas saat membantu menyelesaikan masalah tadi di kota.”

Erica memutar matanya. “Itu karena dia biasanya sama sekali tidak seperti itu. Kau hanya melihat sisi baiknya, tapi tahukah kau bagaimana dia bertingkah sehari-hari?”

Licia tetap diam, menunggu penjelasan Erica.

Erica bersandar di dinding dekatnya, menatap ke arah kamar Ferisu dengan ekspresi campuran antara jengkel dan bingung. “Dia tak punya bakat sihir. Bahkan untuk menggunakan pedang pun, dia gagal dalam semua pelatihan. Sebagai pangeran, dia seharusnya bisa setidaknya melakukan kontrak dengan roh, tapi dia tak bisa. Dia selalu membolos latihan, tidur sepanjang hari, dan lebih sering kabur dari istana untuk hal-hal yang tak jelas.”

Licia tampak terkejut, namun tetap diam.

“Para bangsawan memandang rendah dirinya,” lanjut Erica. “Karena itulah dia disebut Pangeran Sampah. Dia dianggap tak berguna, bahkan oleh keluarganya sendiri.”

“Lalu kenapa dia terlihat sangat berbeda saat di kota tadi?” tanya Licia akhirnya, matanya berbinar penuh rasa penasaran.

“Itulah yang membuatku bingung,” Erica mengakui. “Di luar istana, dia bisa memecahkan masalah yang bahkan orang-orang dewasa sulit atasi. Dia punya cara berbicara dan bertindak seperti seseorang yang berpengalaman. Tapi di dalam istana, dia seperti orang yang menyerah pada hidup. Aku tak tahu apa yang dia sembunyikan, tapi aku yakin ada sesuatu yang tidak dia tunjukkan pada kita semua.”

Licia merenung, mencoba memahami ucapan Erica. Bagaimanapun, sosok Ferisu yang ia lihat di hutan dan kota tadi terasa begitu berbeda dari gambaran yang Erica jelaskan.

“Aku hanya tahu satu hal,” kata Licia akhirnya. “Ferisu-sama menyelamatkanku tanpa meminta apa pun sebagai balasan. Aku percaya, dia lebih dari sekadar apa yang kau dan orang lain pikirkan tentangnya.”

Erica menatap Licia dengan pandangan skeptis. “Kita lihat saja,” gumamnya. “Aku tak akan diam sampai tahu apa rahasianya.”

1
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
yeahhh, akhirnyaa😆😆
Frando Wijaya
oke next Thor 😃
Nani Kurniasih
beyond the imagination
raja sihir gitu lho 🤩
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
awpkapwka😭
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
yeeahhh akhirnyaa😆😆
Didik Por
Biasa
Nani Kurniasih
rindu sama Laura tanpa sadar memperlakukan noa seperti ketemu Laura.
Nani Kurniasih
namanya apa ya.. putus asa kah viana karena kalah terus
Mizuki
Sekumtum bunga untuk Author
Mizuki
berapa kata bjir kok gak kerasa
Katsumi: 1-1,5k
total 1 replies
Mizuki
tiba-tiba udah ilang lagi aja masalah kontrak sucinya, padahal w pingin lihat penyelesaian masalahnya🗿
Katsumi: nda ada, sekali lewat aja itu kontrak
total 1 replies
Nani Kurniasih
keren banget sih MCnya
Nani Kurniasih
😄😄😄😄 alasan yg gazebo banget
Z Uli
calon heroine
Nani Kurniasih
latihan fisik dikitlah biar kakaknya anteng 😁
Nani Kurniasih
tetaplah kekuatannya jadi rahasia agar musuh jadi lengah
Nani Kurniasih
sebenernya gak mau repot sama hal yg remeh temeh. tapi klo ada masalah yg terlampau pelik baru dech MC yg maju
Nani Kurniasih
deg degan khan. emang sekece itu MC klo udah beraksi gak ada lawan 👍🏻
Nani Kurniasih
segitu gak pake kekuatan sihir ataupun roh. gimana klo pake ya.
Nani Kurniasih
tunjukan keahlianmu ferisu . ganbatte
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!