Perjodohan adalah takdir,semua akan berjalan seperti air mengalir.Demikian juga dengan tokoh yang namanya Yulia.
Yulia merupakan seorang gadis belia cantik nan rupawan,ia harus menderita di jodohkan oleh orang tuanya di masa masih ABG dengan seorang pria yang sudah berumur tua atau kakek kekek.
memiliki suami yang sudah tua banyak kendala dan penderitaan, apa lagi dia di nikahi dengan cara di madu.
Akhirnya rumah tangganya harus hancur gara gara hal yang sepele yang tak masuk akal.
Akhirnya mereka hidup masing masing walaupun berakhir dengan penderitaan bagi semuanya, namun ada titik kebahagiaan setelah mereka berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5. BERITA KECELAKAAN.
Pagi itu cuaca agak sedikit mendung, menandakan sebentar lagi akan turun hujan. dikarenakan sering di guyur hujan , banjir pun terjadi di mana-mana. akibat banjir Yuli tidak bisa sekolah Ia pun hanya diam di rumah. hati Yuli merasa sedih karena tidak dapat bertemu dengan farel.
demikian juga dengan Julia, dia hanya diam di rumah tak bisa beraktivitas ke sekolah seperti biasanya
Yuli mengambil handphonenya, dia mencoba membuka aplikasi WhatsApp lalu mengirimkan chatting kepada Julia
"Jul elu lagi dimana?"
"gue lagi di rumah, lu sendiri lagi di mana?"
"sama gue lagi di kasur, nggak bisa ke mana-mana",
'oh iya Yul, lu pernah lihat si Rena nggak?"
"enggak tuh emang ada apa?"
"gue dengar katanya si Rena dikeluarin dari sekolah"
"lu tahu dari mana?, awas jangan gosip loh",
"beneran yul, gue dengar dari ayang beb gue dia mau chat ku semalam".
"alasannya apa ya?",
"gue denger sih katanya, dia itu hamil diluar nikah sama terlibat jaringan narkoba",
"oh gitu ya, pantesan aja uangnya banyak",
"gue denger katanya dia sekarang di penjara"
"masa sih,?".
"beneran serius nih gue punya infonya dari antrian".
"oh ya udah berarti akurat".
"udah dulu ya dah ".
telepon pun terputus.
Yuli duduk di atas kursi di depan rumahnya. dia menyaksikan banyak orang berlalu lalang tak lama kemudian ibunya bertanya,
"Yul kamu lagi apa?"
"emangnya ada apa Bu kok serius banget?"
"ibu kepikiran bapakmu terus kok dia belum pulang ya dari tadi, kamu tahu sendiri kan sekarang Jakarta lagi dilanda banjir di mana-mana, takutnya terjadi sesuatu pada bapakmu".
"semoga aja nggak seperti itu Bu mudah-mudahan bapak baik-baik aja",
"iya sih semoga demikian itu yang kita harapkan".
"coba telepon kakakmu dia lagi di mana siapa tahu barengan sama bapak",
Yuli pun mengambil handphonenya lalu mencari nomor HP kakaknya, Yuli mencoba menghubunginya lewat aplikasi WhatsApp. ternyata tidak aktif, kemudian ya melalui lewat telepon biasa, ternyata nomor di luar jangkauan. dia mencobanya beberapa kali namun tetap gagal.
"Bu tidak bisa dihubungi sudah beberapa kali ibu yang sabar aja dulu semoga nomor satunya lagi masih aktif".
Yuli pun mencari nomor kakaknya yang satu lagi di dalam handphonenya setelah ditemukan Ia pun mencoba menghubunginya lewat aplikasi WhatsApp. ternyata hasilnya sama. dia pun mencoba menghubunginya lewat telepon biasa ternyata sama hasilnya nomornya di luar jangkauan.
dasar sah mulai timbul di antara mereka berdua, namun Yuli mencoba menenangkan keresahan ibunya dan dirinya dengan berkata,
"semoga aja mereka tidak kenapa-napa Bu, dan mereka selamat semuanya amin",
obrolan mereka terhenti ketika salah seorang datang menghampiri rumah mereka setelah dia lihatnya ternyata dia adalah bapak RT.
"assalamualaikum, permisi Bu"
"waalaikumsalam, ya pak RT, ada apa ya?".
"ini Bu mau nanyain bapak Aep, ada nggak di rumah?",
"belum pulang pak dari tadi, ini juga lagi nunggu sebetulnya,, memangnya ada apa pak serius banget?",
"ada undangan Bu dari bapak lurah nanti malam untuk menghadiri sekaligus mendata kepala keluarga yang terdampak banjir".
"iya pak nanti akan saya sampaikan jika sudah pulang ".
"ini suratnya Bu"
magrib pun tiba, siang berganti malam suara adzan terdengar dari berbagai masjid di kota tersebut lampu kelap-kelip perkotaan terlihat terang benderang menghiasi jalanan ibukota
pikiran Yuli dan ibunya kini bertambah gundah dan khawatir, Mereka takut kalau terjadi sesuatu pada ayah mereka. tiba-tiba terdengar ponsel Yuli berdering menandakan adat telepon masuk.
Yuli pun segera mengangkatnya, ternyata yang nelpon adalah kakaknya yang bernama Anwar.
"assalamualaikum",
"waalaikumsalam',
"adek ada apa tadi memanggil kakak ,maaf HP mah nya baru aktif ini karena kakak tadi tugas di luar",
"nggak ada apa-apa kak cuman sedikit khawatir sama bapak, sampai sekarang belum pulang ke rumah",
"oh gitu ya, mudah-mudahan nggak ada apa-apa selamat dek jangan punya pikiran jelek dulu".
"iya sih kakak, kakak kapan pulan",
"paling bulan depan dek maklumlah kakak belum ada duit kan belum gajian",
"ya besok nggak apa-apa, kakak hati-hati aja kerjanya",
"Oke deh salam aja ya buat ibu",
", iya kak ntar ada sampaikan",
"dadah".
"ada juga".
tap tap tap telepon terputus.
jam di dinding sudah menunjukkan jam 09.00 malam, rasa risau dan ketakutan pun ini semakin besar di hati mereka berdua. ibunya Yuli duduk di depan rumah, pikirannya sudah tidak fokus. kemudian dia memanggil putrinya.
"yuli kesini teman ibu, lu jangan di kamar aja sini keluar !".
Yuli pun datang menghampiri dan duduk di samping ibunya.
tiba-tiba dari kejauhan terlihat 4 orang datang memasuki halaman rumah mereka, lalu menghampiri Yuli dan ibunya.
salah satu di antara mereka bertanya,
"permisi Bu".
"ya ada apa?".
"apa benar ibu istrinya pak Aep?,
"betul pak kami keluarganya, ada apa ya?"
"maaf Bu Kami datang ke sini sengaja, untuk mengasih kabar bahwa suami ibu mengalami kecelakaan di jalan raya tadi, sekarang ada di rumah sakit".
"astaga, yang bener pak, terus gimana kondisinya?",
"pokoknya ibu ikut aja bersama kami ke rumah sakit sekarang",
"tapi ini tidak bohong kan pak?".
"tidak Bu ini serius kami menemukan dompet dan KTP ini Bu di dalam sakunya. apakah ini benar istrinya pak aep?"
"betul sekali pak"
Yuli hanya terdiam dia melirik ke arah ibunya ibunya, terlihat butiran air mata mulai menetes di pipinya.
"ibu jangan sedih Bu, tenang aja dulu Bu Kita kan nggak tahu kondisi bapak sekarang seperti apa".
tiba-tiba pak RT datang melintas, Yuli pun memanggilnya.
"pak RT pak RT maaf ke sini dulu pak".
"ada apa ya neng?"
"dulu pak tolongin kami pak".
partai pun datang menghampiri Yuli.
"maaf ada apa ya, dan ini dari mana?".
pak RT menoleh ke arah tamu yang tidak dikenalnya ,kemudian salah satu dari empat orang tersebut menjawab,
"begini pak RT pak Aep sekarang sedang di rumah sakit dia kecelakaan".
"oh ke rumah sakit mana?".
"di RSCM pak".
"emangnya pak gimana kronologi kejadiannya? ".
"waduh saya bingung menjelaskannya pak, sebab ini tabrakan beruntun sih tidak tahu siapa yang salah dan yang benar, kalau bisa sekarang lebih baik aja ke rumah sakit aja dulu pak",
"waduh gimana ya, mana ini mau kumpulan lagi".
"masalah kumpulan bisa di pending ini lebih penting kali pak dari kumpulan tersebut, pak Aep kan masih warga bapak juga kan",
"iya darurat kayaknya".
kemudian partai mengambil ponsel yang ada di saku celananya, lalu ia membuka ponsel dan menelpon salah satu asistennya terdengar pak RT berbicara.
"halo pak Ujang rapatnya di teruskan saja ya meskipun saya tidak hadir. sebab saya mau ke rumah sakit dulu salah satu warga kita kecelakaan, sekarang dia dirawat di RSCM .
tap tap tap telepon terputus.
tak perlu menunggu waktu lama akhirnya Yuli ibunya dan pak RT pun berangkat ke rumah sakit. mereka ikut bersama empat orang tadi.
setelah sampai di rumah sakit Mereka pun langsung ke IGD, setelah sampai di ruangan tersebut Yuli melihat bapaknya sedang berbaring di pojok ruangan itu, Mereka pun langsung menghampirinya. Yuli dan ibunya langsung menangis melihat kondisi bapaknya seperti itu.
pak Aep terbaring lemah, kepalanya diperban karena mungkin kena benturan. pak Aep belum sadarkan diri. Bu Mimin meraba seluruh tubuh baik memeriksa luka apa aja yang dialaminya.
sambil menangis Yuli merangkul ibunya. pak RT pun ikut iba dan bersedih melihat kejadian ini. kemudian pak RT bertanya pada salah satu dari empat orang tersebut,
"maaf ini kronologinya gimana?".
"jadi begini pak, ketika pak aip sedang narik angkotnya di dalamnya itu ada copet dia berusaha menolong orang yang kecopetan, namun ternyata dia dalam keadaan apes dia dikeroyok oleh copet tersebut pak RT. kami adalah anggota keluarga yang kecopetan itu pak RT"
"oh begitu ya terima kasih ya sudah memberi kabar kepada keluarga nya"
"sama-sama pak RT, justru kami yang harus berterima kasih sebab berkat bantuan bapak sopir ini uang milik keluarga kami bisa terselamatkan, coba kalau tidak bisa diselamatkan mungkin kami semua masuk penjara pak",
"emangnya berapa uangnya?".
"itu uang untuk gaji karyawan di perusahaan keluarga pak".
"oh begitu ya".