NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:60.6k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Hanya Sandwich

“Saya akan jelaskan peraturan di gedung ini, karena tampaknya kamu belum membacanya.” Kata Devon. “Silakan kalau mau mendengar sambil pakai baju. Saya terbiasa melihat tubuh wanita. Kamu tidak perlu canggung.”

Hani menipiskan bibirnya. Jelas saja sudah terbiasa. Hani baru saja memergokinya bercinta dengan dua wanita sekaligus!

Mungkin itu sebabnya ia bisa menggeledah Hani tanpa batasan.

Tapi Hani masih memiliki moral dan etika. Ia risih diperhatikan oleh Devon.

“Di Basement ada kamar mandi, dengan shower. Lumayan bersih, dan kalau kamu pakai mandi tidak akan membuat lantai basah. Karena yang di atas sini tidak dirancang untuk mandi. Istilahnya, powder room. Atau bisa juga ‘kamar mandi kering’.”

“Saya sudah mengeringkan lantainya setelah saya gunakan.” Desis Hani sambil membuka handuknya dan buru-buru memakai pantynya yang sudah kering.

“Jam 22 adalah batas Janitor bersih-bersih. Lebih dari itu akan kami anggap ‘penyusup’ dan akan ditindak lanjuti hukumannya dengan segera.”

Mata Hani terbelalak. Ia baru tahu peraturan yang ini.

“Kecuali kamu karyawan yang kerja lembur. Akan ada sekuriti yang ditugaskan menjaga.”

“Ah, kenapa semalam ini tidak ada sekuriti yang berjaga?” akhirnya ia tanyakan juga hal ini ke Devon.

“Kami tidak butuh sekuriti. Di lantai ini saja ada 40 CCTV tersembunyi. Kalau ada perampok mau curi barang, kami biarkan saja mereka masuk. Ambil saja sesukanya. Tapi biasanya... usia mereka tidak akan bertahan selama 24 jam. Karena besoknya sudah kami habisi.”

Hani terdiam sambil menatap Devon dengan tegang.

Dihabisi?

Apa maksudnya ‘dihabisi’?

Dibunuh?

“Saya akan menjawab pertanyaan yang terlintas di pikiran kamu.” Kekeh Devon. “Kamera kami dilengkapi dengan fungsi ‘pengenalan wajah’. Saat kami turun ke jalan memakai kamera khusus dan mencari wajah yang mirip, mereka akan mudah tertangkap.”

“Dan... kalau ketemu...?” bisik Hani dengan bulu kuduk langsung meremang.

“Kalau kabur, kami tembak di tempat.”

“Siapa...” Hani mundur dan menelan ludahnya. Rasanya kepalanya langsung pusing. “Siapa kalian sebenarnya?” tanyanya.

Akal sehatnya berjalan.

Ini bukan kantor biasa.

Karena tidak akan ada pengusaha yang blak-blakan mengenai cara mengeksekusi seseorang.

Kecuali ini... sarang mafia.

“Orang kecil seperti mereka, kalau kami habisi tidak akan ada yang mencari. Karena beban negara. Sudah miskin, penjahat pula. Paling kami ditangkap karena membunuh. Tapi jatuhnya kami membela diri karena yang kami bunuh ya sama-sama kriminal. Karena itu... kalau tahu siapa pemilik gedung ini, siapa yang bekerja di sini, siapa kami... tidak akan ada yang berani mendekati lahan parkir kecuali memang orang goblok dan niat mati.”

Hani menipiskan bibirnya.

“Kami miskin dan jadi kriminal untuk hidup, bukan salah kami. Kalau korupsi diberantas habis dan tidak merajalela, tidak akan ada orang miskin. Berapa triliun uang kami yang mereka pakai untuk kepentingan mereka sendiri? Sementara kami di sini harus berjuang mengais sampah.” kata Hani.

“Heh...” dengus Devon sambil terkekeh. “Kami? Jadi kamu juga termasuk ke golongan kriminal? Kamu mengakui bagian dari mereka?”

Hani bungkam. Ia sadar kalau terjebak untuk mengaku.

“Dengar, sayang...” Devon akhirnya maju dan masuk ke dalam ruang Janitor.

Hani baru sadar kalau dari tadi ia hanya mengenakan Panty dan tidak ada kain apa pun lagi melekat di tubuhnya. Saat Devon mendekat, Hani sampai mendongak ke atas. Tubuhnya yang 150cm/45kg jelas tampak sangat mungil dibandingkan dengan sosok Devon.

“Kami lebih menghormati orang miskin yang jujur, mengais sampah jadi pemulung di jalanan. Bahkan seorang kriminal yang membunuh demi harga diri, dibandingkan dengan perampok yang menghabisi orang untuk kesenangan mereka. Dan kamu bilang tadi apa?  Salah para koruptor? Apa bedanya? Mereka sama-sama pencuri. Kalaupun mereka bergelimang harta, mereka akan tetap mencuri.”

Kalimat itu langsung menghujam hati Hani.

Ia merasa tersindir.

Karena mereka bertemu pertama kali dalam keadaan hina.

Apakah Itu sebabnya Devon yang di depan orang lain tampak lembut, ramah dan bergaul tak pandang status, menjadi sangat marah saat menangkapnya waktu itu? Karena ia sangat membenci pencuri? Apa sebabnya?

“Yang saya mau tahu sekarang... kenapa kamu ke sini? Kamu pasti tahu kan kalau saya kerja di sini?” tanya Devon tajam

“Saya berniat mau mengembalikan ini.” Kata Hani.

Gadis itu mengulurkan sebuah Name Tag. Kartu tanda pengenal milik Devon yang hilang kemarin. “Tapi saat sampai di depan gerbang, saya melihat ada perempuan sebaya saya yang mengenakan pakaian cleaning service. Saya langsung berpikir untuk melamar pekerjaan di sini. Sekalian... saya berniat untuk mengganti sandwich yang waktu itu Abang berikan ke saya.”

“Hm...”

Devon hanya bergumam pendek sambil mengulurkan pakaian Hani.

“Saya bicara sejujurnya.” ada nada bergetar di dalam suara Hani

“Hm.”

“Mohon percaya saya.”

“Masih ada yang kamu sembunyikan.” Gumam Devon sambil meraih rambut Hani yang setengah basah dan memilinnya.

Hani menarik nafas panjang sambil gemetaran.

Secara kasat mata, aksi Devon kepada dirinya ini terkesan lembut. Tapi... aura di sekitar mereka terasa mencekam.

Devon sedang mengintimidasi Hani.

Ia sedang menyelidiki Hani, sedang menginterogasinya.

Itu kesan yang ditunjukkan Devon kepada Hani.

Gadis itu... sedang diancam.

Devon menatapnya dengan tajam, memberitahunya lewat mata, kalau ia bohong maka ia akan ‘dihukum’ berat.

“Honey...” kali ini bukan sahutan. Tapi geraman.

Sebuah peringatan.

Devon meraih pakaian Hani yang sudah kering dan memberikannya ke gadis itu.

“Bukan...” Hani menerima pakaian yang diulurkan Devon dan memeluk buntelan kain itu di depan dadanya.

Hatinya berdoa memohon ampun.

Ia sangat ketakutan kali ini.

Lebih takut daripada saat menghadapi Ketua Genk-nya.

“Bukan hanya sandwich yang saya amb-”

Brakk!!

Devon langsung mencengkeram leher Hani dan menekannya ke lemari besi di belakang Hani, sebelum gadis itu sempat menyelesaikan kalimatnya.

“Saya benci pencuri.” Geram Devon pelan sambil mendekatkan wajahnya ke depan wajah Hani. “Pencuri itu masuk ke rumah kami. Ia mengambil hape bapak saya... lalu menggorok leher bapak saya. Ibu saya memohon ampun, bukan atas nyawanya, tapi ia mohon ampun supaya saya dan adik saya dilepaskan. Pencuri itu sebenarnya boleh mengambil semua harta kami, asal saya dan adik saya bisa hidup.”

Cengkeraman Devon semakin mengencang, seketika oksigen di sekeliling Hani terasa berhenti berputar.

“Nyatanya, pencuri itu sangat serakah. Ia memperkosa ibu saya, di depan saya dan adik saya. Lalu menikam ibu saya dengan pisau. Adik saya masih berusia sebulan... kepalanya dihantam dengan handphone bapak saya sampai hancur. Dan terakhir... dia menikam saya dengan pisau yang ia gunakan untuk membunuh ibu saya. Sial sekaligus beruntung bagi saya, saya masih hidup...” geraman itu penuh dengan nada kebencian.

Masuk akal kalau Devon benci pencuri.

Apalagi... pencuri ponsel.

Hal itu membuka luka lama di hatinya.

Saat itu Devon kecil terbangun di rumah sakit, berteriak-teriak histeris karena terbayang kejadian itu.

Butuh penyembuhan yang sangat lama, sekitar 10 tahun ia baru bisa berdamai dengan keadaan.

1
mamaqe
laaahhh si babang artemis kok teledor yaakk..misyuu babang keseringan gombalin jd kurang y kejemnya🤭
🐥Yay
Jackson harus ditangkap sih.. biarin dia udh menyababkan ortu hany meninggal kok
Me mbaca
wih kereeeennnn ada Artemis sama grifiin, jangan jangan ntar jadi temen nih....axel
lenong
gile bener si Devon, kuat gak ya kira2 entar tuh si Hani🤭🤭
🙃😉
Jack yg malang..
🙄🙄
liari sandi
tp tetep seru kok madam @Angspoer
🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️
hmmmmmm
Nyenk Fateem
masih kasihan sebenernya sama jackson
Ita Putri
best-lah pokoknya....
Ita Putri
oalaaaaa Iyo rek ...laliiiii😁
Ita Putri
Baron apa ivander ya .....
Nurmala_Neen
wohoo..
Ummi Yatusholiha
ya ampyuuunnn itu perangkat komplek kok pada random sih madam,pecat aja lah 😄😄
emang ada ya pesugihan codot ngising 🤣🤣🤣
Wiwit Duank
gak ada bab yg receh²an Madam apalagi receh 100 an 200 an..ups 🤭
semuuuaaaa bab menyenangkan dan menghibur.makasih Madam 🥰🥰
lenong
receh nya sukaaa koq👍👍
Bakul Lingerie
heeet daaah.. 5juta doang, pelit amat Devon
Diedie
alah alesann 😁
Poethree Andrias
gpp mak meskipun receh tetep kita tunggu updatenya /Smile/
Emi Wash
recehmu menghibur hatiku jeng.....
semangat sehat selalu jeng septi....
Emi Wash
😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!