NovelToon NovelToon
Teman Bahagia

Teman Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: firefly99

Tampan, mapan dan populer rupanya tidak cukup bagi sebagian perempuan. Vijendra sendiri yang menjadi objek dari ketidak syukuran pacarnya, atau mungkin bisa disebut mantan pacar. Ia memilih mengakhiri semuanya saat mendapati perempuan yang ia kasihi selama 3 tahun lamanya sedang beradu kasih dengan laki-laki lain.

Cantik, berprestasi dan setia juga sepertinya bukan hal besar bagi sebagian laki-laki. Alegria harus merasakan sakitnya diputuskan sepihak tanpa tahu salahnya dimana.

Semesta rupanya punya cara sendiri untuk menyatukan dua makhluk yang menjadi korban ketidak syukuran hingga mereka sepakat untuk menjadi TEMAN BAHAGIA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon firefly99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Chef Ade

Alegria

Tok tok tok!

Mendengar pintu di ketuk, Alegria segera berdiri untuk membukanya. "Eh, Bu kades. Silahkan masuk." ucapnya sopan saat mengetahui jika tamunya adalah Bu kades yang merupakan ibu ketua PK*K.

"Di luar saja, dek." tolak Bu kades.

"Silahkan duduk, Bu. Saya ambil minum dulu." Alegria lalu berjalan memasuki rumah untuk mengambil nampan yang sudah berisi air gelas dan juga setoples biskuit. "Silahkan Bu." ucap Ale.

Bu kades lalu minum terlebih dahulu sebelum menjelaskan maksud kedatangannya. "Begini dek, sesuai dengan yang adek bilang kapan hari tentang pengelolaan pisang, ibu-ibu di sini baru ada waktunya itu lusa. Adek gimana? Bisa nda? Takutnya ada proker lain."

Alegria tersenyum. "Bisa,Bu , bisa. "

"Jadi bahan apa saja yang perlu disiapkan yah dek? Biar nanti minta tolong orang yang mau ke kota."

Alegria berpikir sejenak. "Sebentar yah Bu, saya siapkan dulu catatannya." Ale kembali memasuki rumah untuk mengambil sejumlah uang, kertas dan juga pulpen. "Wajan dan oven ada kan Bu?" tanya Alegria.

"Ada dong dek."

Alegria lalu mencatat beberapa bahan untuk pengelolaan pisang lusa. "Ini saja Bu bahannya." ucapnya sambil memberikan selembar kertas kepada Bu kades.

"Owalah, baik dek. Ibu kira bahannya banyak."

"Nggak, Bu. Kita bikin yang mudah-mudah saja dan tidak menggunakan bahan yang banyak. Ini juga Bu, uang untuk beli bahannya." Algeria kembali memberikan amplop kepada Bu kades.

"Lho, dek?"

"Diterima yah, Bu. Gak banyak kok ini."

"Adek ini gimana sih? Kok malah repot? Kami ada anggarannya sendiri " Bu kades terkekeh.

Alegria menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. "Beneran Bu? Takutnya repotin."

"Kok bilang gitu sih dek? Padahal niat adek bagus untuk kami semua. Uangnya gak usah lah. Ini saja." tolak Bu kades.

"Te-terima kasih Bu." ucap Alegria.

Bu kades mengangguk. Ia lalu celingukan, seolah mencari sesuatu. "Yang lain kemana dek?"

"Oh, mereka ke lapangan Bu, main bola katanya."

Mata Bu kades membulat. "Kok berani ditinggal sendirian sih? Padahal di belakang rumah ini ada makam. Ibu saja gak berani."

"Wah, serius Bu?" Alegria tentu saja kaget, ia tidak tahu perihal hal ini.

"Ya, iya. Ini tuh bekas rumah mamak, istri tetua desa. Tapi minta tolong rumahnya diwakafkan untuk pendatang saja yang membutuhkan hunian. Tapi tenang saja, mamak baik kok orangnya. Oh iya, adek juga gak usah masak dulu untuk makan malam, biar ibu yang masak. Nanti ibu titip ke teman-temannya yah."

Alegria mengangguk senang, melupakan fakta tentang mamak. "Terima kasih Bu."

"Sama-sama ,dek. Ibu sekalian pamit yah. Nunggu temannya di luar saja."

Sepeninggalan Bu kades, Alegria bergerak secepat mungkin mengambil laptop dan juga ponselnya di ruang tamu sebelum kembali ke teras rumah dan menunggu kedatangan teman-temannya. Langit juga sedang mendung, membuat suasana lebih gelap di sore ini. Bahkan saat hujan turun pun, ia masih berada di teras rumah. Lampu rumah belum ia nyalakan, karena merasa takut.

"Lho, kok di luar?" tanya Fathan.

"Ta- nunggu kalian datang." jawab Ale. Ia bersyukur teman-temannya sudah pulang, meskipun dalam keadaan basah kuyup. Keanu bahkan sambil membawa rantang, sepertinya titipan Bu kades.

"Ya sudah, ayo masuk. Diluar dingin." ajak Ali.

"Eh, kalian lewat belakang. Baju kalian basah yah.". Alegria kembali ke mode ngomel.

"Duh, kirain lupa." Yoga meringis. Lalu mengambil langkah cepat ke samping rumah.

"Ini, titipan dari Bu kades." Keanu memberikan rantang nya kepada Alegria sebelum menyusul teman-temannya.

Alegria menggelengkan kepalanya. Ia lalu memasuki rumah dan menyalakan lampu. Setelah menyimpan laptop dan juga ponselnya, ia berjalan menuju dapur untuk memasak air panas. Barangkali teman-temannya butuh minuman yang hangat. Sambil menunggu airnya mendidih, ia membawa sejumlah piring ke ruang tamu, untuk digunakan saat makan nanti.

Uhhuk uhhuk!

Accciennna!

Suara batuk dan bersin itu berasal dari dalam rumah, sepertinya teman-temannya terkena pilek. Jadilah Alegria juga sekalian menyiapkan obat tablet di atas meja.

"Kok pada pilek?" heran Alegria saat mendapati kelima temannya makan sambil batuk, sesekali bersin. Hidung mereka juga sudah merah.

"Di-dingin." ucap Naku dengan susah payah. Sepertinya memang benar-benar kedinginan, padahal tubuhnya sudah dalam balutan sleeping bag bak kepompong.

"Aduhh." Alegria tentu saja khawatir. Setelah makan, ia cosplay menjadi perawat. Membantu teman-temannya minum obat dan menyediakan air hangat di samping kasurnya masing-masing.

"Lo jangan lupa istirahat. Piringnya gak usah di cuci dulu." pesan Yoga saat menunggui Alegria keluar dari kamar mandi.

"Iya." Alegria mengangguk.

✨✨✨

Tibalah hari yang disepakati oleh Alegria dan Bu kades untuk mengelola buah pisang. Ale ke balai desa bersama Ali, satu-satunya laki-laki yang sudah fit pagi ini. Sementara empat yang lain masih dalam balutan selimut.

"Makanannya aku simpan di meja. Ada obat juga. Kalau misalnya nanti sore belum ada perubahan, kita sama-sama ke pustu yah." pesan Alegria.

"Ingat makan kalian." Ali juga ikut memberikan pesan.

Tiba di balai desa, Alegria lekas memakai apron dan bando untuk menghalau rambutnya. Ada sekitar 30 orang perempuan yang duduk membentuk huruf U dan Alegria sendiri duduk di tengah-tengah. Ia memisahkan 30 orang ini menjadi dua kelompok. Satu kelompok untuk membuat keripik pisang, satunya lagi untuk membuat roti pisang dan brownies pisang kukus.

Sementara Ali menjadi bagian dokumentasi saja dan memperhatikan Alegria yang begitu lihai dalam hal memasak. Apalagi karena menggunakan kompor gas yang tentu saja jauh berbeda dengan di posko. Ibu-ibu yang lain juga terlihat sangat bersemangat mengikuti setiap arahan yang Alegria berikan.

"Wah"

"Cantik sekali jadinya "

"Enak"

"kriuk"

"Gurih "

Alegria tersenyum melihat respon ibu-ibu di sekitarnya. Ia tentu saja merasa sangat senang saat ini. "Jadi Bu ibu yang cantik, sekarang pada tahukan yah kalau pisang itu bisa diolah menjadi beberapa macam makanan. Selain bisa memanjakan lidah juga bisa menghasilkan nilai jual. Gak apa-apa dimulai dari lingkungan yang kecil dulu, kalau bisa bertahan, pasti nanti akan bertahap ke lingkungan yang lebih besar. Syukur kalau bisa menjadi ciri khas desa tercinta ini. Jangan malu hidup di desa, jangan merasa tertinggal...."

Prok prok prok!!!

Ibu-ibu bertepuk tangan mendengar motivasi yang Alegria berikan. Selain cantik rupanya, otaknya jauh lebih cantik ternyata.

"Ayo-ayo foto bersama. Nanti aku bantu up di sosial mediaku, kalau ibu-ibu ini bisa membuat kue, roti dan kripik yang enak." ajak Alegria. Ia berdiri ditengah-tengah dan tersenyum ke arah kamera yang dipegang oleh Ali.

Acara di balai desa baru selesai saat jarum jam menunjukkan angka 4 sore. Lagi-lagi Alegria merasa terselamatkan karena Bu kades memberikan makan malam.

"Gimana? Ada keluhan?" tanya Alegria begitu tiba di posko.

"Better." jawab Fathan.

"Nih, cicipi dulu hasil tangan ajaib Ade." seru Ali sambil meletakkan box kue di meja.

Keanu, Naku dan Yoga bangun dari rebahan nya dan berjalan menuju ruang tamu.

"Langsung sehat kalau gini." ujar Yoga.

"Pahitnya obat tergantikan dengan nikmatnya brownies ini." Naku juga ikut memberikan komentar.

"Ade memang serba bisa. Jadi perawat bisa, jadi koki juga bisa." puji Fathan.

"Kasian bener mantannya. Ish ish ish." Keanu berucap tanpa beban.

"Dih, malah diingetin." cibir Alegria.

Hal itu lantas membuat tawa yang lain terdengar.

1
Novita Ika Rini
Kayaknya seru banget nih ceritanya 😍
Mau pantengin terus sampai tamat ahh 😁
Semangat kak bikin ceritanya 🤗 ditunggu sampai happy ending yahh 😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!