Jingga lelah dengan kehidupan rumah tangganya, apalagi sejak mantan dari suaminya kembali.
Ia memilih untuk tidak berjuang dan berusaha mencari kebahagiaannya sendiri. dan kehadiran seorang Pria sederhana semakin membulatkan tekadnya, jika bahagianya mungkin bukan lagi pada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sebentar malam aku lembur lagi."
"Hemmm...." Jingga hanya mengangguk pelan sambil terus mengunyah roti isinya.
"Sabtu nanti Ada acara Reuni SMA ku, kamu boleh ikut kalau mau." Danish tidak benar benar mengajak Jingga, karena diacara itu tentu akan ada Alea, ia hanya ingin melihat reaksi Jingga. Biasanya jika diajak keluar Jingga begitu antusias dan jika nanti Istrinya ingin ikut terpaksa Danish harus membawanya.
"Aku akan mengganggu acara Abang kalau ikut, bersenang senanglah disana bang. karena aku tahu kehadiranku sama sekali tak diharapkan." Setelah berujar, Jingga lalu menghabiskan segelas susu UHT yang sudah ia tuang. Sebuah produk yang berasal dari perusahaan sang suami.
"Kenapa kau berkata seperti itu?" Kedua alis Danish saling bertautan. Ini seperti bukan istrinya.
"Aku akan ketoko buku sebentar sambil mencari angin segar."
"Angin segar lagi! Angin segar lagi!" kesal Danish, "Apa udara dirumah ini tidak cukup segar?"
"Sangat segar. Sampai aku kadang tak bisa bernafas" ujar Jingga dengan wajah sendunya.
Tak ingin berdebat lama, Danish meraih tas kerjanya dan meninggalkan ruang makan. Meski begitu Jingga tetap menyusul sang suami, ia mengantarkan hingga depan pintu mobil dan tak lupa mencium punggung tangan Danish.
"Arghhhh....." Danish menghantam kuat kemudinya, entah ia kesal kepada lampu lalu lintas yang tiba tiba berubah merah ataukah kesal pada dirinya sendiri.
Danish akui ia masih menyimpan perasaan untuk Alea, tapi menyakiti perasaan Jingga tak pernah terfikirkan olehnya. Dan ia terluka melihat sorot mata Jingga akhir akhir ini, istrinya itu seperti menimbun luka yang teramat pedih, walau Jingga selalu tersenyum tapi semuanya nampak tidak baik baik saja dimata Danish.
Danish tidak menyukai grafik yang tengah dijelaskan oleh divisi penjualan dan pemasaran dihadapannya. Garis itu terus mengalami penurunan selama beberapa bulan ini padahal mereka sudah melakukan usaha terbaik, mulai dari kemasan sedikit lebih besar, promosi dengan artis tik tok yang lagi viral, model kenamaan, hingga menambah varian rasa terbaru yang belum pernah ada pada perusahaan lain, tapi semua seakan jalan ditempat padahal biaya produksi sudah ditambah.
Pria berusia tiga puluh tahun itu bahkan langsung meninggalkan ruang rapat saat bawahannya belum selesai dengan persentasenya.
"Brak!" pintu ruangan General manager tertutup dengan keras. Danish kemudian duduk dikursi kebesarannya sembari meremas rambutnya kuat. Masalah perusahaan dan rumah tangganya seakan kompak ingin menghancurkannya.
krek!!
"Aku bilang jangan ada yang masuk!!!" bentak Danish, namun saat melihat siapa yang masuk ia justru memberi kode agar wanita yang baru datang itu mendekat.
"Maaf membentakmu." Danish berusaha berbicara lembut, namun yang keluar justru nada datar yang sangat dingin.
Alea menjabat sebagai salah satu staf biasa di divisi personalia, namun karena ia sering mendapat perlakuan istimewa oleh GM para karyawan menjadi segan padanya. Alea bahkan diberikan fasilitas mobil inventaris kantor sebagai alat transportasinya. Desas desus yang berkembang mengatakan jika selain sahabat Danish, Alea juga memiliki hubungan istimewa dengan atasannya.
Tiga tahun yang lalu Alea Menjauh dari Danish setelah sadar jika ia tak mendapatkan restu dari kedua orang tua Danish, ia sadar diri mengingat dirinya hanyalah seorang putri Aparatur sipil negara. Sedangkan yang ia dengar istri Danish adalah putri pejabat disalah satu perusahaan BUMN terkemuka. Namun ia kembali mencoba peruntungannya saat mendengar kabar kedua orang tua Danish kini menetap di Swis. Dan gayung pun bersambut Danish tak pernah benar benar melupakannya. Kini ia tak peduli lagi jika Danish masih menginginkannya maka ia akan menerima segala konsekwensinya entah menjadi simpanan atau istri kedua akan ia jalani.
"Jangan terlalu lelah Dan, kamu juga manusia biasa....penjualan turun itu juga hal biasa, lagi pula kita masih punya beberapa produk yang merajai pasar, diperusahaan tempatku kerja dulu hal seperti ini juga biasa terjadi Dan..." Alea mengusap tangan Danish yang terulur dimeja dengan penuh kelembutan.
"Tapi sudah empat bulan berturut turut, ini tidak bisa dibiarkan." penjualan menurun memang sudah biasa, tapi jika turun terus menerus perusahaan bisa rugi. Lagi pula Susu UHT adalah produk utama mereka.
"Itu tugas divisi pemasaran dan produksi, kamu tak perlu berfikir terlalu kuat Dan."
Tak melihat respon apapun dari Danish. Akhirnya Alea mengalihkan pembicaraan.
Berbicara mengenai perusahaan tak akan pernah menemukan penyelesaian yang ada Danish semakin terlihat emosi.
"Nanti malam jadikan makan malam dirumah mamaku, mereka kangen katanya sudah lama gak ketemu sama kamu."
"Iya jadi!"
"Yaudah, kalau begitu aku pergi dulu...ingat jangan terlalu banyak berfikir." Alea meraih tangan Danish dan mengecupnya lembut penuh kasih sayang.
kelembutan inilah yang membuat Danish masih menyimpan perasaannya kepada Alea, dan membuatnya buta jika selama menjadi Istri Jingga bahkan lebih lembut dalam memperlakukannya.
.
.
.
Sore ini Jingga keluar rumah lebih cepat dari biasanya, seperti ucapannya tadi pada Sang suami Jingga mampir dulu disebuah toko buku.
buku dengan sampul berwarna ungu menjadi incarannya, ia membeli dua pcs satu untuk dirinya sendiri sedangkan satu untuk Koa.
setelah membayar dengan cash, Jingga kemudian keluar dan berjalan sedikit cukup jauh untuk mencari ojek pengkolan.
Hari ini ia tidak membawa mobil karena akan pulang dengan Koa menggunakan Motor. Ia juga tidak memakai jasa ojek maupun taxi Online karena ia masih berusaha menyembuhkan hatinya untuk tidak terhubung dengan jaringan, Jingga merasa perlahan bisa menata hati saat tidak melihat kebersamaan sang suami dengan mantan kekasihnya, atau lebih tepatnya kembali menjadi kekasih.
Jingga berjalan menyusuri bebatuan pinggir pantai, yah hampir tak terlihat pasir disepanjang bibir pantai ia menunggu senja sambil sesekali melambai pada Koa yang tengah mengerjakan proyeknya. Ada sekitar dua orang wanita muda yang mengantri agar wajahnya bisa dilukis diatas kanvas berukuran folio.
"Aku tidak bawa kendaraan." Ujar Jingga memberitahu, ia duduk disalah satu batu berukuran besar seperti yang biasa ia lakukan.
Koa yang baru saja tiba mengernyitkan alisnya bingung, "Kenapa?" tanyanya
"Aku akan pulang naik motor bersamamu!" ucap Jingga mantap.
Koa tersenyum bahagia, ia kemudian duduk tepat disamping Jingga dengan jarak sekitar setengah meter dari wanita bersuami itu.
cukup lama mereka saling diam mengamati Jingga diujung cakrawala yang menampilkan semburatnya.
"Indah...." gumam Jingga pelan,"Aku tidak akan bosan memandangi Senja."lanjutnya lagi kemudian menoleh dan memandang pria rupawan disampingnya yang masih menatap lurus.
"Lukiskan satu untukku." pinta Jingga.
"Apanya?" kali ini Koa dan Jingga saling menatap dalam..
"Senja!"
"Aku lebih suka menyebutnya sang Jingga. suatu saat akan kubuat lukisan yang paling indah untukmu, sebuah lukisan yang akan membuatmu menangis bahagia ketika menatapnya." ujar Koa dengan sorot netra yang sangat dalam.
"Kapan kau mau melukisnya?"tanya Jingga penasaran. Wanita itu bahkan menggoyang goyangkan lengan Koa.
"Saat aku dan kau sudah menemukan kebahagiaan."
"Kalau begitu masih lama," Jingga tertunduk lesu, "Aku tidak tau dengan dirimu, tapi aku masih dalam proses mencari kebahagiaan itu dan waktunya mungkin akan lama..bisa satu, dua atau mungkin puluhan tahun lagi namun yang bisa aku pastikan suatu saat aku pasti akan bahagia." lanjut Jingga namun kini dengan sorot mata penuh binar harapan.
"Jika waktu itu tiba, aku pastikan juga akan menemukan bahagiaku. kau akan berdiri menghadap sang Jingga, lalu aku melukis siluet mu, tak perlu tersenyum karena bayangan hitam ditengah cahaya temaram yang kelak kubuat akan membuat siapapun yang melihatnya merasakan kebahagiaanmu."
"Janji..."Jingga mengambil tangan Koa dan saling menautkan jari kelingking mereka.
Jangan lupa like,comen, and Vote ya.....agar authornya lebih semangat🥰
semoga ada karya baru yg seindahhh ini... aamiin
semua karya author yg pernah aku baca keren semua... 👍👍👍
(sedih banyak penulis yang keren yang gak lanjut disini)