Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5 Bingung
Pagi-pagi sekali Fabby sudah berangkat ke kantor, semalaman dia tidak bisa tidur karena memikirkan keinginan neneknya. Poppy berjalan dengan sedikit terburu-buru karena tidak biasanya bosnya datang sepagi ini. Poppy pun segera masuk ke dalam ruangan Fabby sembari membawa sebuah kopi.
“Pagi bu, tumben pagi-pagi sudah di kantor? Ini aku bawakan kopi untuk ibu,” ucap Poppy.
“Terima kasih, Poppy,” sahut Fabby.
Fabby mulai menyesap kopinya, Poppy sangat terkejut saat melihat mata Fabby yang terlihat sedikit menghitam. “Astaga bu, ibu kenapa? Kok, seperti yang kurang tidur?” tanya Poppy.
“Semalaman aku gak bisa tidur, Pop. Makanya aku datang ke kantor pagi-pagi sekali,” sahut Fabby.
“Kenapa gak bisa tidur? Apa nenek masih sakit?” tanya Poppy semakin penasaran.
“Nenek sudah mendingan, tadi juga pada saat aku mau berangkat ke kantor, nenek masih tidur,” sahut Fabby.
“Terus, apa yang sedang ibu pikirkan?” Poppy semakin penasaran kepada Fabby.
“Nenek ingin aku cepat menikah,” sahut Fabby lemas.
“Nenek benar, bu. Ibu itu sudah pantas untuk menikah, umur pun sudah cukup matang untuk mempunyai anak. Lihat deh, teman-teman ibu mereka sudah punya banyak buntut memangnya ibu tidak malu ditanya kapan nikah terus?” ledek Poppy.
“Sialan kamu, Pop. Kamu meledek aku?” kesal Fabby.
“Idih, siapa yang meledek ibu, mana berani aku. Tapi aku benar-benar setuju dengan nenek. Sekarang yang jadi permasalahannya, ibu sudah punya calonnya belum?” ucap Poppy dengan senyuman meledek.
“Calon apaan? Kamu juga kan tahu, boro-boro calon suami, calon pacar pun gak ada,” ketus Fabby.
“Makanya, move on dong bu, masa terus-terusan ingat sama Rangga,” ucap Poppy.
“Siapa juga yang ingat sama pria brengsek itu, aku sudah move on ya, dari dulu jadi jangan menyebut nama pria itu lagi,” kesal Fabby.
“Terus, bagaimana dong? Apa perlu aku daftarkan ibu ke acara kencan buta, supaya ibu dapat jodoh gitu?” Poppy memberikan saran kepada Fabby.
“Astaga Pop, memangnya kamu pikir aku wanita tidak laku apa? Sampai-sampai harus ikutan acara kaya gitu?” sentak Fabby.
“Ya, terus bagaimana? Mau aku cariin pacar bohongan buat meyakinkan nenek?”
Fabby memijat keningnya yang tiba-tiba terasa berdenyut itu. “Sebenarnya nenek mau menjodohkan aku dengan pria kenalannya,” lirih Fabby.
“Serius, bu? Orangnya bagaimana? Apa dia tampan?” tanya Poppy antusias.
“Kalau wajah sih memang tampan, tapi----“
“Tapi apa, bu?” tanya Poppy memotong ucapan Fabby.
“Pekerjaan dia seorang sekuriti,” sahut Fabby.
“Yaelah, kirain apa. Biarinlah, yang penting dia kerja halal. Lagi pula, ibu kan sudah sangat kaya jadi gak perlu cari suami yang kaya juga,” ucap Poppy dengan senyumannya.
“Justru itu Pop, kalau aku menikah dengannya, harga diriku mau disimpan di mana? Pasti rekan bisnis ku meledek aku, apalagi Rangga sudah pasti akan menertawakanku.” Fabby tidak akan bisa membayangkan penghinaan yang akan dia terima jika menikah dengan Arga.
Poppy seketika terdiam, terlihat sekali dia sedang memikirkan sesuatu. Poppy memang sekretaris sekaligus asisten pribadi Fabby, tapi Fabby sudah menganggapnya seperti adiknya sendiri. Apa pun yang sedang Fabby alami, pasti dia akan cerita kepada Poppy.
“Aku tahu, bu. Bagaimana kalau ibu nikah diam-diam saja dengan pria itu jadi kan semuanya aman. Nenek akan bahagia dan ibu juga akan aman karena sudah menikah dengan pria itu,” ucap Poppy memberikan saran.
“Tapi Pop, aku gak mau nikah sama dia pasti lama-lama juga semua orang akan tahu,” tolak Fabby.
“Ya nikahnya jangan banyak orang, kita-kita saja,” sahut Poppy.
“Memangnya si Arga mau?” ucap Fabby.
“Ya, ibu bicarakan dulu sama dia terus membuat perjanjian gitu dengan dia,” sahut Poppy.
Fabby tampak berpikir, namun Fabby tersentak saat mendengar ponselnya berbunyi. Ada sebuah notif pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Fabby sampai membelalakkan matanya saat melihat siapa yang sudah mengirimnya pesan.
“Aku bawa sarapan untukmu, dan sekarang aku sudah berada di bawah.” Begitulah isi pesan yang diterima oleh Fabby.
“Astaga, panjang umur banget nih orang. Lagi pula, ngapain dia ke sini?” kesal Fabby.
“Ada apa, bu?” tanya Poppy.
“Si Arga sudah ada di bawah, katanya dia membawakan sarapan untukku,” sahut Fabby.
“Hah, serius? Ya, sudah biar aku saja yang ambil makanannya biar sekalian aku juga mau melihat wajah pria itu,” ucap Poppy.
“Gak usah, biar aku saja yang nemuin dia,” ucap Fabby.
“Aku ikut, bu.”
Akhirnya Fabby dan Poppy pun turun ke lobi untuk menemui Arga. Fabby begitu sangat kesal kepada pria tampan itu, bisa-bisanya dia datang ke kantornya. Fabby sangat takut jika Arga keceplosan dan menganggap kalau Fabby adalah calon istrinya.
Sesampainya di lobi, terlihat Arga sedang duduk di depan pintu masuk. “Astaga, kamu ngapain ke sini?” tanya Fabby dengan raut wajah tidak suka.
Arga seketika berdiri dan memberikan sebuah paperbag berisi makanan. “Tadi Bi Nunung bilang kalau kamu tidak sarapan, makanya aku berinisiatif membelikanmu sarapan,” ucap Arga dengan senyumannya.
“Astaga, kalau ini namanya tampan banget, bu,” bisik Poppy.
“Diam, kamu!” sentak Fabby.
Fabby yang emosi pun menarik tangan Arga. “Ikut denganku!”
“Kamu mau bawa aku ke mana?” tanya Arga.
Fabby tidak menjawab, dia pun membawa Arga ke dalam ruangannya. Poppy juga mengikuti mereka dari belakang sembari membawa paperbag milik Fabby. Sesampainya di dalam ruangannya, Fabby melepaskan genggamannya dan menatap Arga dengan sangat tajam.
“Berani sekali kamu datang ke kantorku seperti ini? Kalau mereka sampai bertanya mengenai kamu, bagaimana?” bentak Fabby.
“Ya, tinggal jawab saja kalau aku adalah calon suami kamu,” sahut Arga dengan santainya.
“Apa? Lancang sekali kamu, memangnya kamu pikir aku mau apa menikah denganmu?” bentak Fabby.
“Tapi kan nenek ingin sekali kamu menikah denganku,” sahut Arga.
“Kamu memang licik, memanfaatkan kesehatan nenekku supaya kamu bisa menikah denganku,” geram Fabby.
“Aku tidak pernah memanfaatkan siapa pun, tapi jika kamu memang tidak mau menikah denganku, tidak apa-apa, sekarang juga aku akan bilang sama nenek dan aku janji tidak akan mengganggu kamu lagi,” ucap Arga.
Arga mulai melangkahkan kakinya hendak keluar dari ruangan Fabby, tapi tiba-tiba ponsel Fabby berdering dan tertera nama Bi Nunung di sana. “Halo bi, ada apa?” tanya Fabby khawatir.
Arga menghentikan langkahnya kala mendengar Bi Nunung yang menghubungi Fabby. “Maaf nona, nenek kembali drop,” sahut Bi Nunung.
“Apa? Ya, sudah aku pulang sekarang,” ucap Fabby sembari menutup sambungan teleponnya.
“Kenapa dengan nenek?” tanya Poppy.
“Nenek drop lagi, kalau begitu aku pulang dulu ya,” sahut Fabby panik.
“Kamu pulang sama aku saja,” ucap Arga.
“Apaan sih, mana ada aku pulang naik motor butut kamu itu, mana panas pula,” hina Fabby.
Tanpa banyak basa-basi, Fabby pun segera pergi meninggalkan Arga. Arga lagi-lagi hanya bisa menghembuskan napasnya dengan kasar. Ternyata mendapatkan Fabby benar-benar sangat sulit dan membutuhkan mental yang kuat.
gasss season 2