Seorang Pemuda biasa-biasa saja, ingin menjalani kehidupan yang damai dan aman, tidak mengurusi masalah orang lain. Namun setelah matanya bermutasi kehidupannya menjadi berubah!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nori Fai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tehnik Penampa Lingzhi
Bab 5 Tehnik Penempa Lingzhi.
Bai Xiaochun duduk sebentar di lantai kotor dan membaca teknik penampakan yang Sudah usang.
Ketika Bai Xiaochun membaca teknik menempa ini, yang tadinya sangat sulit dipahami, dengan kekuatan mata langsung perlahan-lahan tercerahkan.
“Oh jadi seperti itu.” Bai Xiaochun mengangguk, dia sepenuhnya sudah menguasai teknik menmpa senjata yang tidak lengkap ini. Yah walaupun yang dikuasai Bai Xiaochun hanyalah 50%, tapi jika dibandingkan dengan Paman paruh baya itu, setidaknya baru menguasai 15%.
Bai Xiaochun tanpa ragu-ragu langsung berdiri dan berjalan ke samping untuk mengambil pisau panjang seperti keris yang sudah dipenuhi debu. Bahkan, kamu akan melihat ada tahi cicak yang menempel di pisau tersebut.
Bai Xiaochun langsung membersihkan kotoran tahi cicak dan mendekati ke tungku penempa. Tindakan ini juga dilihat oleh Pria paruh baya.
”Nak, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu ingin menempa senjata? Apakah kamu juga bisa menempa senjata?” tanya Li Hao.
“Paman, aku Mungkin sedikit bisa menguasai teknik menempa.” Bai Xiaochun tersenyum sedikit dan mengambil Palu. Setelah mengambil palu, Bai Xiaochun langsung melemparkan pisau tersebut ke bera panas.
Satu cangkir teh kemudian, pisau yang sudah didiamkan di bara panas, langsung memerah seperti arang neraka. Tanpa pikir panjang, Bai Xiaochun langsung memusatkan kekuatannya ke tangan.
Dang!
Ada percikan kembang api ketika Palu itu menyentuh pisau yang sedang membara. Menurut apa yang Bai Xiaochun pelajari setelah menguasai sedikit dari teknik menempa, kamu harus menggunakan kekuatan pendekar setelah palu itu bersentuhan dengan pisau.
Bukan hanya itu saja, bahkan tangan kirinya Bai Xiaochun mengalirkan energi pendekar ke pisau tersebut sehingga ketika Palu dan pisau saling berbenturan, memunculkan percikan kembang api beserta kilatan warna biru yang terlihat oleh mata Bai Xiaochun dan Li Hao.
Dang!
Li Hao yang berada di sampingnya juga langsung terkejut, soalnya teknik yang sedang digunakan oleh anak ini sama persis digunakan dirinya untuk menempa senjata. Tapi, kenapa ketika saya melakukannya, kenapa tidak mengeluarkan percikan berwarna biru?
Karena bingung, Li Hao langsung melihat proses demi proses yang dilakukan oleh Bai Xiaochun.
Waktu berlalu akhirnya empat batang dupa berlalu dan Bai Xiaochun sudah menyempurnakan besok itu ke tingkat kemurnian 60%.
“Paman, apakah pisau yang aku tempa ini sudah bagus?” tanya Bai Xiaochun langsung melemparkan pisau itu ke arah Li Hao.
Li Hao melihat dan terkejut.
“Setidaknya, jika ini dijual akan laku sekitar 40 batu roh kuning. Nak, jika pisau ini berhasil dijual, kita bisa tidak kekurangan makanan selama satu minggu!” Li Hao perseru kagum, dia tahu bahwa pisau ini kualitas baik dengan kemurnian kurang lebih dari 60%.
“Hahaha maka dari itu Paman, kita bisa menjual. Tapi, dilihat dari toko ini, sepi pengunjung?” Bai Xiaochun mengerutkan keningnya.
Tepat ketika Bai Xiaochun dan Li Hao sedang berdiskusi, datang lah empat orang dengan penampilan menyringai dan garang.
”Paman, ini sudah dua Minggu. Anda seharusnya membayar sewa kepada kami. Jika Anda ingin lebih lama lagi di kios, Anda harus membayar sewa.” Kata-kata orang itu, membuat tubuh Li Hao menegang. Dan dia memohon belas kasih.
”Tuan, ijinkan saya memberi waktu tiga hari. Setelah tiga hari, saya akan melunasi sewa ini.” Li Hao sangat gugup.
“Bajingan! Apakah Anda tahu, kesabaran ku setipis tisu, Anda sudah mengatakan seminggu yang lalu seperti ini, saya mentoleransi. Ketika seminggu sudah selesai, Anda ngeles kasih beberapa hari. Sekarang Anda harus membayar dan jangan lupa bunga yang Anda tanggung adalah 30%. Cepat!” Orang itu sangat marah, ketika sudah jatuh tempo, namun Li Hao masih mengundur atau menunda membayar sampai dua minggu. Bahkan setelah sekarang ingin ditagih, Li Hao meminta kompensasi tiga hari.
Memikirkan hal ini, rentenir itu muntah darah.
“Tapi Tuan, saya belum cukup memiliki uang, kumohon!” Dada Li Hao terasa sakit, karena hidup sangat miskin.
“Tidak ada tapi, jika tidak ada uang, Anda keluar. Jika Anda Keukeh, maka jangan salahkan kami juga Anda mati.”
Rentenir itu mengeluarkan pedang dari cincin penyimpanannya. Karena dia tahu bahwa Li Hao tidak akan bisa membayar, apalagi bunga yang semakin tinggi.
Ketika pedang itu mengayun, langsung dihentikan oleh Bai Xiaochun. “Tunggu ijinkan beri waktu satu hari, jika kamu memberikan satu hari, maka saya akan membayar tepat Tuan datang.”
“Apakah kamu tidak mengingkari janji?” Rentenir itu menyipitkan matanya.
“Saya bisa berjanji, besok ketika Anda datang ke toko ini, saya akan membayarnya.” Bai Xiaochun membalas.
"Oke satu hari ya, aku akan memberi waktu satu hari. namun, jika kamu masing mengingkarinya, kami semua tidak akan sopan.” Kemudian dia melambaikan tangan kepada rentenir lainya untuk pergi meninggalkan kios ini.
“Nak, apakah kamu memiliki uang? Bagaimana jika kamu mengingkari?” tanya Li Hao.
“Tenang saja, aku memiliki cara Paman!” Bai Xiaochun meraih pisau di sebelahnya sambil menatap kepergian Rentenir dengan dingin.
Setelah itu, dia melihat ada kain putih seperti lap. Seketika Bai Xiaochun memakai kain itu untuk menutupi wajahnya dan mencoba mengikuti secara diam-diam rentenir tersebut untuk menyerang dan merampok harta yang dimiliki Rentenir.
Ketika Bai Xiaochun sudah pergi, Li Hao baru menyadari dan berteriak, “Oi nak, apa yang kamu gunakan untuk menutupi wajahmu! Itu adalah sempak aku, oi kembalikan!”
Namun, Bai Xiaochun sudah jauh dan dia mengikuti dan melihat Rentenir dari kejauhan. ketika Bai Xiaochun melihat Rentenir itu sedang aksi dan menyiksa nasabah, Bai Xiaochun langsung menutupi wajahnya dengan kain putih.
“Uhh, tunggu kenapa kain ini bau amis?” Bai Xiaochun sedikit berpikir, tapi langsung berlari dan menyerang Rentenir.
kau jadi kamu dll.yg sudah di tulis mati bisa hidup dan me lari kan diri
terpaksa mbaca sambil memperbaiki kalimat n kata2 yg sal-tul