Apa aku salah menjadi orang ketiga dalam suatu hubungan yang tidak pernah terpikirkan oleh ku?
Evelyn, wanita dewasa yang tidak sengaja melakukan one night stand dengan seorang lelaki bernama Eden lebih muda 5 tahun dari nya, yang notabenenya adik dari sahabat nya bernama, Sonia.
Gila nya! pria itu sudah memiliki keluarga, bagaimana kah nasibnya setelah kejadian itu apa Eve akan meminta pertanggung jawaban pada lelaki yang sudah beristri atau memilih pergi.
Eve mengatakan dirinya sebagai orang ketiga Tapi tidak sedikit orang mengatakan dirinya bukanlah orang ketiga.
'Kamu bukanlah penghancur dalam hubunganku'
- ROBERTO ALEXANDER ADENGGA -
'Apa wanita seperti ku pantas bahagia diatas penderitaan orang lain'
- EVELYN ALDISSA DINATA -
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 3
3 MINGGU KEMUDIAN.
Tidak terasa Eve sudah menetap selama itu di apartemen Sonia hampir setiap hari mereka tidak pernah bertemu dan juga apartemen mereka terasa sepi dan sunyi alasannya karena pekerjaan mereka yang berselisih jam seperti hari ini.
Eve melangkahkan kakinya lemas dari arah pintu apartemen ke sofa depan, jam sudah menunjukkan pukul 22.30 malam. kondisi apartemen sangat sunyi dan sepi hanya ia seorang yang ada disana.
Sonia, sahabatnya itu sedang perjalanan bisnis ke Papua katanya ada urusan mendadak dari bos nya sebagai sekretaris yang setia mau tidak mau Sonia harus ikut menyisakan Eve seorang diri dirumah.
Eits, masih ada Eden hanya saja lelaki itu akhir-akhir ini jarang pulang ke apartemen. Eden lebih sering menghabiskan waktunya di kantor perusahaan.
Seperti malam ini, Sonia mengatakan kalau adeknya itu akan lembur lag di kantor dan pulang keesokkan harinya Eve tidak masalah yang penting lelaki itu tidak berbuat hal aneh saja saat pulang apa lagi hanya ada mereka berdua saja selama 1 minggu ke depan.
Eve bergegas membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian nya dengan tank top putih tanpa bra dan celana pendek diatas paha, Eve rindu dengan pakaian seperti itu saat ia ngekost di Negara J hampir setiap hari tampilan nya akan seperti itu.
Karena ia hanya tinggal sendirian membuatnya bebas mengekspresikan dirinya sendiri seperti apa, dan hari ini Eve begitu bahagia dan senang bisa mengenakan pakaian seperti biasa lagi, selama hampir sebulan Eve hanya mengenakan daster dan piyama panjang mengingat ada lelaki dalam satu atap membuatnya waspada.
Detik demi detik menit demi menit tidak terasa waktu bergulir begitu cepat, Eve terbangun dari tidurnya ia merasa haus diliriknya jam menunjukan pukul 02.00 dini hari.
Eve berinsiatif menuruni anak tangga mengambil segelas air dingin ia tidak biasa kalau tidak minum air dingin ditengah malam seperti ini.
Dengan mata setengah mengantuk Eve melangkah menuju dapur dengan tampilan nya yang Erghh... acakan dan lelaki manapun yang lihat mampu membangkitkan gairah.
Eve melintasi area meja dapur tanpa menoleh kanan kiri dan hanya menyalakan lampu bagian kitchen saja ia mengambil sebotol air.
Tanpa gadis itu sadari ada seorang lelaki yang memandang dan menatapnya lamat serta gairah yang mulai memupuk dalam jiwanya. lelaki itu sejak tadi memperhatikan gerak-gerik si wanita tanpa mengalihkan pandangan.
Lelaki itu mulai mendekat dan semakin mendekat mulai memeluk si wanita yang terperanjat kaget.
" ARGHH! " pekik Eve hampir menjatuhkan gelas ditangan nya.
Eve mendorong paksa lelaki yang ia sudah tahu betul siapa pelakunya tercium dari aroma tubuhnya.
" Lepas Eden! apa yang lo lakukan! " bentak Eve mencoba melepaskan paksa pelukan Eden yang semakin erat.
Eden tidak mengindahkan nya ditatapnya wajah itu sesaat dan matanya terfokus pada bibir ranum dan pink milik Eve yang sedikit tebal benar-benar sangat kissable sekali.
" Lo mabuk?! ngapain lo pulang! " sentak Eve berhasil melepaskan pelukan Eden tapi hanya sesaat lelaki itu kembali menarik Eve paksa.
Mata gadis itu membulat tidak percaya apa yang terjadi beberapa detik, Eden dengan berani dan kurang ajarnya mencium bibir nya.
" EMMHHH! LEPASKAN EDEN- LEPHHMMMMMM" berontak Eve mencoba memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri namun nihil kekuatan nya dengan Eden tidak sebanding apalagi dengan tubuhnya yang teramat pendek dan kecil.
" Aku tidak akan melepaskan mu Baby. " bisik Eden memulai asik bejatnya dengan kasar.
Eve? jangan ditanya wanita itu hanya menangis mengumpat serapah setiap yang Eden lakukan terhadap tubuhnya.
Dan di dapur menjadi tempat saksi bisu kegiatan panas mereka terjadi.
KE ESOKKAN PAGINYA.
PUKUL 10.25 PAGI.
Eve perlahan membuka matanya di gerakan tubuhnya yang seperti habis digebukin warga masa seperti itu perasaan nya ia kembali mengingat kejadian semalam.
Eve menegakkan tubuhnya di atas kasur, tunggu kasur?! Eve menatap selimut yang hampir melorot dari tubuh polosnya dan melihat sekeliling kamar yang tampak asing bagi wanita itu.
Ya, wanita. karena kegadisan nya telah direbut paksa oleh Eden si berondong kurang ajar dan tidak berperasaan itu.
Eve mengerutkan keningnya ini bukan kamar nya atau kamar Sonia, Eve sudah menebak ini kamar Eden diliriknya kearah samping kasur yang tampak rapi.
Eve perlahan turun dari ranjang menahan rasa nyeri di area selangkangan nya berjalan penuh kehati-hatian menuju kamar nya diseberang kamar ini.
" SSTT... " sesekali Eve meringis setelah sampai di kamar wanita itu bergegas membersihkan tubuhnya yang membuatnya jijik dengan tubuhnya sendiri.
" Sial! gue benci keadaan kayak gini. " gumam Eve lirih melihat seluruh tubuhnya didepan kaca dengan tanda bercak merah keunguan di seluruh bagian dada dan area lehernya tidak luput di kedua paha nya.
Setelah nya Eve melangkah keluar kamar berniat menyindang si berondong brengsek itu tapi nihil lelaki itu seolah lenyap.
Eve melangkah menuju dapur berniat membuat sarapan perutnya sejak tadi keroncongan baru saja melangkah memasuki area dapur wanita itu baru sadar. Semalam pria itu memperkosanya di di dapur lalu kenapa ia bisa berada di kamar pagi harinya.
Entahlah, setelah dipikir lagi masih bersyukur lelaki itu punya hati tidak membiarkan nya seperti gelandangan tidur di dapur sampai pagi.
" Sepertinya habis ini gue harus beli pil kontrasepsi. " batin Eve.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Seorang pria tengah mengacak rambutnya frustasi, Roberto Alexander Adengga lah orang nya yang merasa bersalah tetapi bersikap bajingan.
Semua ini gara-gara istri nya yang bermain belakang membuatnya kehilangan kendali dan kontrol akan amarah dan pikiran nya.
Membuat seseorang terkena imbasnya seperti sekarang ini, ia tidak berani bersitatap atau bertemu dengan Eve korban pelampiasannya.
" Sial! apa yang harus gue lakukan sekarang. " geram Eden.
" Lo ceraikan bini lo anjing! nikahi Eve. " sahut Alex menimpali.
" Gue maunya gitu, tapi gue gak bisa ceraikan Bella gitu aja. " ucap Eden.
" Karena lo masih cinta gitu? lo cowok tergila yang pernah gue temuin bro. " sahut Gerry.
" Gue ngelakuin semua ini anak gue Ger, dia masih terlalu kecil untuk melihat kedua orangtuanya pisah. gue gak mau anak gue merasakan broken home. " ucap Eden.
" Lo berpikiran kayak gitu sekarang, lo gak mikir gimana kalau Mbak Eve sampai hamil anak lo. dia akan jadi single Mom dan salah satu anak lo akan jadi broken home? lo egois Eden. " ucap Alex mencoba menyadarkan sahabatnya itu.
" Gak mungkin sekali langsung jadi, gue tahu tentang yang kayak gituan. " ucap Eden bersikeras.
" Terserah lo deh, kalau menurut lo itu keputusan yang benar silahkan kalau sampai terjadi sesuatu sama Mbak Eve karena ulah lo. gue gak segan-segan adukan ke Dewa dia harus tahu kelakuan bejat lo terhadap kakaknya. " ancam Gerry.
Dewa salah satu teman mereka semasa duduk dibangku perkuliahan karena ada satu masalah ya kasus percintaan anak remaja semasa dulu membuat hubungan pertemanan mereka menjadi renggang tidak seakrab dulu lebih tepatnya Dewa yang mulai menjauhi mereka.
Alex dan Gerry meninggalkan Eden seorang diri didalam ruangan kantornya yang hampir menggila.
BRAK....
" SHIT! SIALAN! " umpat Eden menendang meja nya hingga bergeser.
Kepalanya terlalu pusing sekarang mengingat setiap ulah bejatnya dan juga setiap moment perselingkuhan istrinya yang terciduk olehnya.
FLASHBACK ON.
TAMAN KOTA.
" Dad. " panggil Bobby mendekati sang Daddy yang sibuk mengantri sekantong gulali manis.
" Ada apa Boy. " tanya Eden berjongkok mensejajarkan tingginya dengan si anak.
" Setelah ini kita akan kemana? " tanya Bobby dengan wajah polos dan suara cadelnya.
" Kamu mau nya kemana? " tanya balik Eden.
" Em, gimana kita ke rumah aja? ada Mommy disana. " ucap Bobby.
DEG...
Eden termenung sesaat, apa ia harus pulang secepat itu kerumah itu setelah bersitegang dengan istrinya beberapa minggu yang lalu.
Ya, demi kerukunan rumah tangganya sebaiknya Eden harus pulang.
" Ya, kalau kamu maunya gitu Boy kita pulang setelah membeli pesananmu. " ucap Eden.
Setelah mendapatkan gulali nya, Eden melajukan mobilnya menuju Rumah tempat tinggal ia dan istrinya selama tinggal di kota J.
Eden mengernyitkan dahinya melihat satu mobil putih terparkir didepan halaman rumah mereka.
" Mobil siapa itu sayang? apa kau tahu Boy. " tanya Eden memancing putranya untuk mengatakan jujur.
" Aku juga gak tahu Dad, tapi semenjak Daddy gak tinggal dirumah teman Mommy sering kesini temani aku main. " jujur Bobby.
" Teman Mommy? pria atau wanita?" tanya Eden mengerutkan dahinya tampak berpikir.
" Laki-laki Dad, katanya dia teman Daddy juga yang disuruh Daddy buat temani aku. " sendu Bobby diakhir kalimatnya.
Eden yang sudah tidak dapat berpikir jernih lagi melangkah memasuki bangunan megah itu.
" BIBI JAS! " teriak Eden memanggil ART setianya itu.
Bibi Jas, tampak tergesa-gesa menghampiri majikan nya yang datang dadakan.
" Y-ya Tuan. " ucap Bibi Jas mengatur nafasnya.
" Tolong jaga anak saya sebentar bawa di keluar dari rumah ini sembarang kamu mau kemana. " ucap Eden.
" Oh ya, dimana Nyonya rumah ini ? aku tidak melihat kehadiran nya sejak tadi. " tanya Eden memandang tajam.
" Eh, ah itu... Nyonya ada di-di kamar Tuan. " ucap Bibi Jas tidak mampu menatap wajah mengerikan Eden.
" Di kamar? ngapain dia?! bukannya ada teman nya? kenapa harus dikamar yang merupakan tempat privasi. " ucap Eden sarkas.
" Ah itu, saya juga ga-gak tau Tuan, anda bisa langsung tanya. " ucap Bibi Jas gugup dan panik sejak tadi ia hanya meremat pakaian nya saja.
" Oh ya, jangan kembali sampai aku menyuruh mu pulang. " sambung Eden melangkah menjauh.
" Daddy mau kemana? " tanya Bobby menarik ujung jas Eden.
" Daddy ada urusan sebentar sama Mommy mu dulu, kamu bisa main sama Bibi Jas dulu kan? Daddy janji besok kita akan main lagi sepuas mu. " ucap Eden.
" Oke deh, aku sama Bibi jas pergi dulu Dad!. " ucap Bobby tersenyum senang menanti hari esok.
" Ayo Tuan Muda, sama Bibi Jas dulu main nya. " ucap Bibi Jas menggendong anak majikan nya keluar rumah.
Bibi Jas sudah dapat prediksikan akan terjadi hal menggemparkan seluruh anggota rumah kalau Tuan Besarnya sudah mengetahui perselingkuhan gelap istrinya selama ini.