NovelToon NovelToon
Arthur'S Desire

Arthur'S Desire

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:111.9k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Jatuh cinta kepada seorang Arthur Mayer yang memiliki masa lalu kelam tidak dipermasalahkan Shannon Claire karena ia sungguh mencintai pria itu.
Namun bagaimana ketika terungkap dimasa lalu Arthur lah dalang dari peristiwa yang menyebabkan Shannon kehilangan orang yang disayanginya? apakah Shannon memilih bertahan atau meninggalkan Arthur? simak kisahnya di novel hasil menghalu dari Ratu Halu Base 😎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AD #5

Keesokan harinya.

Shannon keluar dari kamar. Begitu, ia membuka pintu, Viola berlari mendekatinya. "Biar aku yang menuntunmu, Shannon." Viola menyatukan tangannya pada tangan Shannon.

"Baiklah, Vio. Terimakasih." Shannon mengulum bibirnya. Keduanya berjalan dengan pelan menuju ruang makan.

"Selamat pagi, Shannon!" sapa Arabella. Gadis kecil itu berinisiatif, menarik kursi untuk Shannon.

"Selamat pagi juga, Princess." Dibantu Viola, Shannon mendaratkan tubuhnya di kursi, bergabung dengan Adik-adiknya sudah duduk untuk sarapan bersama.

Definisi, pagi yang sangat indah seperti ini, menurut Shannon. Berkumpul, dan bisa mendengarkan canda tawa dari adik-adiknya. Suasana ramai, Shannon tidak merasa kesepian, dan rasa hangat sangat kental dirasanya.

"Aku punya tebakan untukmu, Shannon." Ujar Axel, membuka suara.

"Katakan, apa tebakanmu Axel?" tanya Shannon tersenyum tipis dengan manik hijaunya berbinar indah nampak antusias.

"Gajah terbang, terlihat apanya?"

"Gajah terbang, terlihat apanya?" ulang Shannon dengan kerutan halus timbul di dahinya.

"Jawablah!" seru bocah laki-laki itu lagi.

"Aku tau, " timpal Arabella seraya memamerkan gigi putihnya menggoda Axel yang kini menatapnya dengan tatapan laser.

"Kau diamlah, Arabella."

Shannon terlihat berpikir. "Aha, aku tau jawabannya." Ucap Shannon tidak meredupkan senyumannya. "Terlihat bohongnya. Aku benar bukan? " jawab Shannon mengerling jenaka.

"Kenapa kau bisa mengetahuinya?"

"Karena tebakanmu sangat pasaran, Axel." Celetuk Arabella mendapat geraman Axel, semua yang ada disana menertawakan tingkah Axel, dan juga Arabella yang menggemaskan.

"Kalian menyebalkan! " Axel turun dari duduknya, berlari ke arah teras.

"Axel," Shannon menggunakan tongkatnya pun mengikuti Axel. "Axel kau berada dimana? aduh kakiku." Keluh Shannon dibuat-buat membuat Axel yang sedang bersembunyi di balik sofa, keluar dan menghampirinya.

"Kau tidak apa-apa, Shannon?" khawatir Axel sambil memeriksa kaki Shannon.

"Kakiku sedikit sakit." Jawab Shannon berpura-pura meringis kesakitan.

"Lain kali berhati-hatilah, Shannon."

"Terimakasih atas perhatianmu, " ucap Shannon sambil mengusap kepala Axel, tangannya turun, meraba pipi Axel. "Apakah kau sedang marah?"

"Hmm, " gumam Axel. "Mereka menertawaiku." Sungut Axel, seraya melipat tangan di depan dadanya.

"Itu karena kau sangat menggemaskan, Axel." Shannon mencubit pelan kedua pipi Axel.

"Benarkah seperti itu?"

"Tentu saja."

"Arabella juga menyebalkan."

"Tapi, kau menyayanginya."

"Tidak, " elak Axel dengan cepat.

"Arabella pernah memujimu, Axel. Ia mengatakan jika kau sangat baik kepadanya. Dan, Arabella juga mengingat kau pernah menjaganya ketika ia sedang demam. Arabella yang bercerita kepadaku." Bisik Shannon. "Kau sangat hebat."

Mendengar ucapan Shannon, Axel tersenyum tipis. Kemudian, ia berdeham pelan. "Kenapa para wanita senang sekali bergosip?"

Bibir Shannon berkedut menahan senyumannya. "Aku bukan wanita, tapi seorang gadis sedangkan Arabella gadis kecil yang perlu kau lindungi. Sudahi marahmu, dan tersenyumlah." Axel mengikuti perintah Shannon, bocah laki-laki itu tersenyum.

"Pasti kau terlihat sangat tampan bila sedang tersenyum. Omong-omong, kau menghirup aroma sup krim buatan Bibi Margaret?"

"Iya, aku bisa menghirupnya, Shannon."

"Dan kau tau, cacing-cacing dalam perutku sudah mulai konser." Axel seketika meledakkan tawanya, begitu juga Shannon. "Sekarang kita ke ruang makan sebelum para cacingku menangis, sambil berguling-guling."

"Oh astaga, cacing-cacing dalam perutmu banyak tingkah rupanya." Seloroh Axel. Keduanya tertawa lagi.

Shannon, dan Axel kembali ke ruang makan. Shannon tersenyum, dan Axel memasang wajah datar yang sulit terbaca.

Margareth, bersama Evelyn membawa baki dari dapur, kemudian memindahkan makanan yang dibawanya ke atas meja.

"Kau ingin sup krim, Shannon? " tawar Margareth, wanita paruh baya itulah yang telah membawa Shannon untuk tinggal di panti miliknya.

"Iya, Bibi." Shannon tersenyum lembut. Margaret menuangkan sup krim di dalam mangkok Shannon.

"Dimana Chloe? " tanya Evelyn. Evelyn, Ibu kandung Chloe yang mengabdikan diri untuk membantu Margareth untuk mengurus anak-anak panti setelah suaminya meninggal.

"Sepertinya, Chloe masih bersiap." Jawab Shannon. Margareth mengambil tempat yang kosong di samping Shannon.

Evelyn mengangguk. "Kalian sarapanlah lebih dulu, agar tidak terlambat sekolah."

"Baik, Ibu Eve." Sahut anak-anak panti bersamaan, kemudian mereka menikmati sarapan.

"Pagi, semua!" sapa Chloe seraya menarik kursi dari bawah meja. "Maaf telah membuat kalian menunggu lama." Lalu, ia mendaratkan bokongnya di kursi.

"Pukul berapa kau akan berangkat, Chloe? " tanya Evelyn.

"Pukul 8, Mom." Chloe mengambil sup krim, memindai ke mangkok miliknya.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya Evelyn lagi.

"Sudah, Mom. Aku juga sudah menghubungi Paman Smith untuk mengantarku. Axel, tolong ambilkan croissant untukku."

Axel mengambilkan croissant yang ada di dekatnya, memberikan pastry itu kepada Chloe. "Ada apa denganmu, Axel? kenapa kau merenggut seperti itu?"

"Kau diamlah, Chloe. Aku sedang tidak mood." Jawab Axel dibuat ketus.

"Ada apa dengannya?" tanya Chloe berbisik, kepada Shannon.

"Seperti biasa."

"Oh, " Chloe menatap Axel, dan Arabella bergantian. "Apakah kalian bertengkar lagi? " pertanyaan Chloe untuk Arabella, dan juga Axel. Kedua bocah itu hanya diam. "Kalian seperti Tom and Jerry."

"Aku Tom. Kau Jerry, Arabella."

"No, aku bukan mouse, aku princess."

"Eiuh.. Tidak ada princess yang cengeng sepertimu."

Chloe terkikik geli mendengar perdebatan kedua adiknya itu. Evelyn menghembuskan napasnya. "Arabella, Axel hentikan perdebatan kalian." Ujar Evelyn. Wanita paruh baya itu menatap putrinya. Sekejap tawa Chloe mereda. "Kau ini! dasar anak nakal!" geram Evelyn. "Bukannya menasehati adik-adikmu, justru kau menertawakan tindakan mereka."

"Ampuni aku, Mom. Salahkan mereka yang terlalu menggemaskan." Chloe memasang wajah memelas menciptakan tawa. Ponsel milik Chloe berdering membuat Evelyn menatap putrinya lagi dengan tajam. "Sudah Mom, katakan jangan membawa ponsel saat kau ingin makan."

"Iya Mom," Chloe menatap sekilas layar ponselnya yang berada di atas meja, masih keadaan menyala. "Dokter Ricard yang menghubungiku. Sepertinya penting. Aku akan menerima panggilannya sebentar." Chloe menerima panggilan tersebut, dan berlalu dari sana.

Beberapa saat kemudian, Chloe sudah kembali dengan senyuman yang merekah. "Ada kabar berita baik untuk kita semua, terutama untukmu Shannon." Chloe menatap Shannon.

"Berita apa, Chloe?" tanya Margareth, dan semua orang yang sedang menikmati sarapan, menatap ke arahnya.

"Dokter Richard mengatakan, jika ia sudah mendapatkan donatur mata untuk Shannon!" Seru Chloe sangat bahagia, bahkan manik coklatnya berkaca-kaca. Kabar berita tersebut sontak membuat mereka dilanda rasa bahagia. Inilah harapan semua, kesembuhan Shannon.

"Ya Tuhan, terimakasih." Margareth menangis, seraya memeluk tubuh Shannon. Begitu juga, Evelyn. Wanita paru baya itu tersenyum haru, ia mengusap air matanya, lalu beranjak, memeluk Shannon juga.

Shannon yang berada di dalam pelukan, terharu. Gadis itu pun menitihkan air matanya.

"Apakah Shannon akan bisa melihat?" tanya Arabella dengan polos. Chloe mengangguk "Tentu saja, Arabella." Jawab Chloe.

"Yey... " pekik Arabella turun dari duduknya, melompat-lompat seperti kelinci. Tawa lagi-lagi mendominasi ruangan kecil yang penuh kehangatan itu.

"Kapan rencana operasinya?" tanya Margareth setelah ia melepaskan pelukannya.

"Dokter Ricard, mengatakan lusa. Oh ini kabar yang sangat luar biasa" Chloe memeluk Shannon dari belakang. "Aku turut bahagia untukmu, Shannon. Sebentar lagi impianmu akan terwujud. Melihat dunia, dan pria-pria tampan pastinya."

"Dasar kau ini. Kau ingin mencuci otak Shannon. Hah!! " pekik Evelyn memukul tangan putrinya.

Chloe melepaskan pelukannya, ia tertawa. " Oh ayolah, Mom. Kau seperti tidak pernah muda saja. Shannon kita usianya hampir 20 tahun, sudah bisa mempunyai seorang kekasih."

"Dasar anak ini. Tutup mulutmu!!"

Chloe yang sedang cengengesan, mendadak terdiam. "Tapi, aku tidak bisa menemanimu, Shannon. I'm sorry."

"Tidak apa, Chloe. Kau semangatlah berkerja." Chloe mengangguk, dan ia duduk kembali ke tempat tadi.

"Sebaiknya kita lanjutkan sarapan, kita."

1
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
awass Rosela pingsan dengar Arthur manggil sayang ke Shanon 😄😄
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ga usah menggoda Arrhur udah terseponaa
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
wahh wahh mulai rese nihh
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
udh 10 tahun harus nove on dong...yg tiada tak kan mungkin kembali kan kecuali belum meninggal..
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
yang buta itu kalian, buta perasaan 😒
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
duhh jangan2 si Chloe juga gak bisa masak air 😒
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
berbie gak cantik loe kk 👉👈😒💃
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author, Novel yg bagus padat dan menarik, ceritanya langsung tanpa berbelit 👍❤❤❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
dengan harapan Arthur Shannon junior launcing ❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
mungkinkah meninggalnya orang tua Shannon ada hubungannya dgn masa lalu Arthur 🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author tindakannmu cepet tanggap dalam menyelamatkan Shannon
👍👍
Bundanya Pandu Pharamadina
tantangan terberat Shannon di mulai
Bundanya Pandu Pharamadina
Arthur Shannon ❤❤❤❤
Shannon jangan lemah hadapi ulat bulu, Brantas ulat bulu Shannon
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ternyata arthur punya kisah yg sedih jugaa
pasti dia tidak mau wanitamya dilecehkan dan pasti akan mnjaga wanitanya..
Bundanya Pandu Pharamadina
Shannon melihat Arthur langsung jatuh cinta❤😘
Bundanya Pandu Pharamadina
selamat Shannon bisa melihat lagi
Bundanya Pandu Pharamadina
Arthur kau terpesona sama Shannon
Bundanya Pandu Pharamadina
semoga mereka tidak terpisah Shanom Chloe
Bundanya Pandu Pharamadina
masukin keranjang 👍❤
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ciee ciee..kesayangan ga tuh..🥰🥰🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!