NovelToon NovelToon
SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Media film

Johan seorang pemuda tampan yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, ia selalu di marahi oleh bos nya karena suka ngomong ceplas ceplos, suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka, namun adik tiri dari pemilik perusahaan itu mempunyai niat jahat kepada kakak tirinya itu.

ikuti kisah romantis mereka dalam cerita yang berjudul ''sekertaris yang menggemaskan''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Media film, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERKAS PENTING

Johan kembali fokus dengan pekerjaan, lagi pula baju yang di pakai oleh Mery sudah aman, hanya saja meski sudah aman tidak ada penampakan yang aneh-aneh , jangan sampai mata laki-laki seperti Johan jadi jelalatan.

Mery memang sangat cantik, melihat rambutnya yang berhelai-helai ingin rasanya tangan Johan merapikan dan menyelipkan di belakang telinga wanita itu.

Johan fokus menatap berkas-berkas yang di bawa kerumah Mery pagi ini, berkas yang di bawanya nampak tidak semua di cek oleh bosnya.

‘’Saya tahu pasti ada sesuatu! Tapi apa itu?’’ ucap Johan lirih namun masih bisa di dengar oleh Mery.

‘’Apanya?’’ tanya Mery yang mendengar ucapan Johan barusan.

‘’Eh, itu berkasnya, seperti ada yang kurang. Mungkin saya lupa gak membawanya dan kurang teliti.’’ Jawab Johan, ia hanya curiga karena pekerjaan pagi ini memang dubuat repot untuk dirinya.

‘’Emang berkas apa? semuanya utuh dan berkas yang ini proyeknya belum jelas. Kenapa berkasnya juga kamu bawa?’’ kata Mery sambil menunjukkan berkas yang di pegangnya.

‘’Yang mana sih Bu?’’ tanya Johan bingung.

‘’Yang ini’’ balas Mery sambil menunjuk ke berkas yang di maksud.

‘’Saya kan hanya menjalankan tugas dari Bu Mery saja, membawa semua berkas dan itu yang saya lakukan pagi ini’’ sahut Johan membela diri.

Giliran Mery yang membuang nafas panjang, ini salahnya tapi sudah terlanjur basah biar sekalian basah pula.

‘’Kalau begitu taruh saja berkas ini ke ruang kerja kamu dan simpan saja di laci. Kalau memang proyek ini di serahkan pada kita nanti di bahas dalam pertemuan dengan klien lagi.’’ Ucap Mery panjang lebar dan hanya di angguki oleh Johan. Walaupun ia agak bingung harus kembali lagi ke kantor taua tidak.

‘’Maksud ibu saya harus balik ke kantor lagi gitu? Cuma untuk meletakkan berkas ini. Yang benar saja Bu! saya ini bukan superman yang bisa menerobos kemacetan di jalan raya. Gak mungkin kalau kena macet mobilnya bisa saya angkat dan saya bawa terbang.’’ Kata Johan yang ikut panjang lebar membuat Mery pusing tujuh keliling.

‘’Hmm...kamu itu lucu banget sih Han, kalau ngomong gak dipikir dulu dan kalau di jelaskan gak nyambung.’’ Ucap Mery sambil meraih jus jeruk.

‘’Betul apa kata ibu, saya ini memang lucu dan imut-imut kayak semut, hehehe. Apalagi kalau deket-deket terus dengan Bu Mery.’’ Jawab Johan tanpa rasa malu.

Mery memicingkan mata dengan tajam seperti ninja hatori yang sedang mengintai musuhnyadalam kegelapan yang bisa menyerang kapan saja tanpa aba-aba.

Johan sadar dengan tatapan itu, ia langsung menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya dan saling beradu seperti sedang saling mencakar. Wajahnya dibuat nampak sedang sedih meratapi nasibnya.

‘’Ma..maaf, saya ha..hanya bercanda kok Bu. supaya jangan terlalu tegang dengan pekerjaan, masa setiap hari harus makan dokumen sebanyak ini terus.’’ Ucap Johan mengeluh.

‘’Han, yang namanya kerja ya kayak gini! Apa kamu mau meja ini kosong gak ada berkas satu lembar pun! Jika gak ada klien yang mau kerjasama dengan kita, its okay, no problem. Tapi itu artinya kita gak ada penghasilan untuk bisa menggaji para karyawan, kayak kamu!’’ ucap Mery menegaskan dan menekan nada bicaranya.

Johan sontak kaget mendengar pitutur dari Mery, benar kalau tidak ada pemasukan terus siapa yang akan menggaji dirinya.

‘’Injih kulo paham Bu.’’ sahut Johan sambil menunduk.

‘’Terus ini berkas yang tidak jadi di periksa dan emang gak perlu di kerjakan harus saya bawa ke kantor sekarang Bu? apa gak bisa nanti sore atau nanti sekalian saya pulang, kan satu arah dengan kantor.’’ Kata Johan lagi yang masih belum mencerna omongan Mery.

‘’Maksud saya begitu, apa aku harus menjelaskan dengan begitu detail untuk setiap perintah buat kamu Han? Astaga lama-lama mulutku bengor juga kalau kayak gini terus.’’ Ucap Mery nampak frustasi.

‘’Gak kok Bu! mungkin saya aja yang terlalu kreatif mencerna setiap kata-kata ibu. Jadi saya yang salah ! dan saya mohon mangap Bu!’’ balas Johan nampak lesu.

‘’Mangap-mangap! Okey kalau kamu mengaku salah! Itu bagus!’’ Mery mengangguk-anggukkan kepalanya.

‘’Apa...!, huft...’’ Johan menghembuskan nafas kasar, ia merasa sangat sulit menjadi sekertaris. Ada saja batu sandungan dalam perjalanannya.

Johan kembali fokus dan tidak mau membuat kesalahan lagi supaya bosnya gak marah-marah terus, tapi yang namanya perut tidak bisa berbohong. Saat sedang fokus meneliti berkas bersama Mery tiba-tiba perutnya berbunyi yang menandakan waktu makan siang.

Johan dan Mery saling bertatap muka, ‘’laper?’’ tanya Mery.

Johan hanya tersenyum kemudian memberikan anggukan kecil. Mery menyunggingkan bibir, melihat Johan yang begitu menggemaskan di matanya. Apalagi wajahnya sangat tampan di banding dengan otaknya.

‘’Kalau begitu saya suruh bi Romlah dulu untuk menyiapkan makan siang’’ kata Mery dan ia bangkit namun kakinya merasa kram dan linu akibat terkilir kemarin. ‘’auwh...’’.

Johan dengan reflek memegangi Mery yang hampir jatuh, wajah mereka kembali bertatapan dan hembusan nafas saling beradu sama lain, Mery menatap keatas dan Johan menatap ke bawah.

Sejenak mereka saling menikmati momen indah tersebut hingga samar-samar terdengar suara sandal yang berjalan, mungkin bi Romlah yang datang.

‘’Hati-hati dong Bu, yang laper itu perut saya jadi jangan buru-buru nyuruh bi Romlah buat nyiapain makanan. Untung saya pegangi ibu biar gak jatuh. Andai saja jatuhnya itu jatuh cinta..eh maaf Bu, bercanda.’’ Kata Johan panjang kali lebar.

‘’Apa! ya ampun...!’’ Mery kemudian mengamati keadaannya dan berusaha melepaskan tubuhnya dari Johan namun ia terpeleset dan hampir jatuh lagi.

‘’Sudah saya bilang, hati-hati Bu!’’ kata Johan yang langsung menangkap Mery lagi.

‘’Saya bis sendiri kok Han!’’ ucap Mery.

‘’Bisa dari mananya? Dari tadi ibu mau jatuh terus, sok banget bisa berdiri sendiri. Sini saya bantuin’’ balas Johan ngomel.

Bi Romlah datang dan melihat Johan yang sedang membungkuk untuk membenarkan kursi yang di duduki Mery.

‘’Cie..cie...mas Johan sangat perhatian sekali nih. Dari kemarin Nona cantik ini gak ada loh yang perhatian sama dia’’ kata bi Romlah meledek dan jahil.

‘’Maksudnya?’’ tanya Mery yang bingung lalu menatap Johan.

‘’Mungkin maksud bibi gak ada yang perhatian sama ibu’’ sahut Johan.

Mery sebenarnya ingin tertawa tapi akhirnya dia cuma senyum kecil saja, itu pun di tutupi dengan jari-jari manisnya.

‘’Bibi udah nyiapin makan siang?’’ tanya Mery menoleh kepada bi Romlah.

‘’Sudah Non, makanya bibi ke sini untuk ngasih tau kalau makan siang sudah siap di meja makan’’ jawab bi Romlah.

‘’Ya udah kalau gitu kita makan siang dulu, ayo Han!’’ ajak Mery di balas senyuman oleh Johan.

‘’Ayo Bu, aku sudah laper banget’’ balas Johan tersenyum senang.

BERSAMBUNG...

1
Media rekor Slawi
novel sangat menarik ceritanya bikin greget dan ketagihan
Media rekor Slawi
ini novel keren banget, lanjut thour semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!