NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Daniel duduk di kursi di ruang tunggu rumah sakit menunggu dengan gelisah. Wanita yang ditabrak oleh bosnya sedang menjalani operasi darurat di unit gawat darurat.

Lampu-lampu di sekitar ruang operasi masih menyala terang, menandakan bahwa prosedur medis masih berlangsung. Pria itu terlihat kacau, jas rapinya sudah dilepas, dasi digembungkan di sekitar lehernya, dan lengan kemejanya digulung hingga siku.

Melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 7 malam, Daniel merasa frustasi. Besok pagi, ia berencana untuk melempar Victor dengan sofa karena telah membuatnya menunggu seperti ini. Namun, malam ini, ia memutuskan untuk memaafkan Victor karena menyadari bahwa pria itu tengah menghadapi masalah besar dengan anak-anaknya.

Daniel adalah sahabat karib sekaligus adik dari istri Victor yang telah meninggal dunia saat melahirkan dua anak kembar. Daniel menggenggam ponselnya dengan erat, menatap wallpaper yang menampilkan foto bersama sang kakak. Rasa rindu melanda hatinya, membuat air matanya tanpa sadar menetes keluar. Ia segera menghapusnya dengan cepat dan mencoba mengatur perasaannya.

Bukan hanya Daniel yang merindukan sang kakak, tapi Victor juga merindukan sang istri tercinta, dikamar mandinya. Ia menatap wajahnya di cermin yang mulai menumbuhkan kumis tipis, dan senyum terukir di bibirnya saat ia mengingat bahwa biasanya istrinya yang akan menyukur kumisnya setiap pagi dengan lembut.

Pria itu kemudian mengambil alat cukur dan mulai mencukur kumisnya, merapikan penampilannya dengan cermat. Setelah selesai, ia mengenakan handuk sepinggang dan keluar dari kamar mandi. Namun, begitu keluar, ia terkejut melihat Alisa, kepala pelayannya, duduk di atas kasurnya dengan pakaian yang terbuka. Wanita itu tampak mencoba menggodanya dengan tubuhnya yang terbuka.

Situasi menjadi tegang ketika Victor mendekati Alisa, yang tampaknya merasa berhasil dengan upayanya untuk menggoda Victor. Namun, tanpa disadari oleh Alisa, pandangan Victor penuh dengan rasa jijik. Pria itu menggebrak tangan-tangannya dan mencengkram rahang Alisa dengan keras saat tubuhnya berada dekat dengan wanita itu.

"Apa yang kau lakukan di kamarku, sialan!" amuk Victor dengan suara yang marah.

Alisa merasa kesakitan dan memohon, "Ah... Victor, lepaskan, sakit!"

Victor semakin mengeraskan cengkeramannya, "Sudah kubilang jangan melewati batasmu. Kau boleh berbuat apa saja di rumah ini, tapi jangan ganggu aku!" tegasnya sambil melepaskan cengkeramannya dari rahang Alisa.

Alisa memegang wajahnya yang merah akibat cengkeraman Victor, "Aku hanya ingin membantumu melupakan wanita itu. Apa salahnya? Ingat, Victor, dia telah meninggalkanmu dan mencampakanmu," ucap Alisa sebelum beranjak pergi, meninggalkan Victor dalam keadaan kesal yang tertahan. Wanita itu berlari tergesa-gesa kekamarnya seraya menahan tagisannya.

"Sialan!" umpat Victor sambil menahan amarahnya. Victor menghembuskan amarahnya dengan keras.

"Apa yang orang bodoh itu tahu tentang Jennieku!" ungkapnya dengan suara yang penuh emosi. Ia melampiaskan kemarahannya dengan melempar semua benda yang ada di sekitarnya, menghancurkan barang-barang yang tidak bersalah dengan gerakan yang beringas.

Sejak kepergian istrinya, Victor telah kehilangan kendali atas emosinya. Emosinya meluap-luap, terutama ketika ada orang yang berani membicarakan keburukan tentang Jennie. Baginya, Jennie adalah segalanya, dan dia tidak akan segan-segan untuk menghancurkan siapa pun yang berani mencemarkan nama baik istrinya.

Tanpa ragu, Victor mengambil botol Tequila dan membukanya dengan kasar, meminum isinya dalam sekali teguk. Setelah botol kosong, ia melemparkannya ke arah sembarang. Victor menatap kesedihan di setiap sudut ruangannya. Dahulu, ini adalah ruangan yang hangat dan penuh cinta baginya. Semua barang-barang Jennie masih terpampang di sana, baju, sepatu, tas, meja rias dengan barang-barang pribadinya, bahkan aroma wangi parfum Jennie masih menguar di udara, membuat Victor enggan meninggalkan ruangan ini.

Victor merasa kekosongan di kamarnya yang dulu dipenuhi dengan foto-foto indah bersama Jennie. Sekarang, tidak ada satupun barang milik Jennie yang tersisa di kamar ini. Dihari kematian jennie tanpa sepengetahuan Victor, ibunya Victoria telah menyuruh pelayan untuk menghilangkan semua barang Jennie dari kamar ini. Ibunya beralasan bahwa ini untuk membantu Victor melupakan Jennie dan melanjutkan kehidupannya demi kebaikan anak-anaknya.

Meskipun demikian, Victor tahu bahwa tidak ada yang bisa membuatnya melupakan Jennie. Ia tidak akan pernah bisa menghapus kenangan indah bersama wanita yang begitu dicintainya. Jennie adalah satu-satunya wanita dalam hati Victor, dan tak ada yang bisa menggantikan tempatnya.

Dengan langkah mantap, Victor beranjak dari kasurnya dan menuju walk-in closet di kamarnya. Dengan wajah datar, ia membuka sebuah lemari khusus yang menyimpan berkas-berkas rahasia. Dengan terampilnya, Victor memasukkan kode keamanan yang hanya dia yang tahu, dan terbukalah sebuah pintu rahasia di belakang lemari itu. Ia lantas masuk kedalam ruangan itu.

Victor berada di dalam sebuah ruangan yang memiliki ukuran dan tata letak yang sama persis dengan kamar aslinya, namun aura di ruangan ini terasa hangat dan penuh kehidupan. Tanpa sepengetahuan ibunya, semua barang-barang milik Jennie disimpan di sini.

"Untung mereka tidak membuang kenangan kita, hon," ujar Victor dengan tatapan sendu saat memandangi seluruh isi ruangan.

Kamar ini adalah replika sempurna dari kamar Victori ketika Jennie masih hidup. Aroma wangi parfum kesukaan Jennie masih terasa di udara, dan meja rias Jennie masih dipenuhi dengan alas makeup dan barang-barang pribadinya.

Victor mengambil salah satu foto Jennie dari nakas, lalu memandang senyum indah wanitanya itu. Jennie terlihat begitu manis seperti Kayla, anak perempuannya. Semakin Victor melihat Kayla tumbuh besar, semakin ia merasa bahwa Kayla sangat mirip dengan Jennie. Namun, perbedaannya terletak pada kepribadian mereka.

"Hon, aku melakukan kesalahan lagi. Putri kita marah padaku. Dia bilang aku tidak pantas menjadi ayahnya dan tidak bertanggung jawab padanya," keluh Victor. Air matanya mulai menetes saat dia melontarkan kata-kata itu.

"Dia ingin menyusulmu," lanjutnya diikuti dengan tangis pecah yang melanda Victor.

Victor mencoba menenangkan dirinya sendiri, menghapus air mata yang masih tersisa.

"Tenang, hon. Aku tidak akan membiarkan dia menyusulmu. Aku sudah berjanji padamu kan?" ujarnya kepada gambar Jennie yang terpampang di foto.

Victor mengambil napas dalam-dalam, mencoba meyakinkan diri sendiri.

"Percayalah, Kayla tidak sungguh-sungguh mengatakan itu. Dia tidak akan seperti itu, dia hanya marah kepadaku," kata Victor.

"Kau tahu, Kayla hanya mewarisi wajahmu tapi tidak dengan sifatmu. Dia sangat aktif, nakal, dan suka berbuat kerusuhan di rumah. Tapi kenakalannya sedikit menghiburku," tambahnya sambil tersenyum kecil.

Saat memikirkan Jennie, Victor tersenyum lembut. Jennie memiliki kepribadian yang tenang, elegan, dan baik seperti malaikat. Itulah yang membuat ia menyukainya. Jennie selalu menjaga kata-katanya dan tingkah lakunya yang tak jarang membuat gemas victor.

"Ah, aku juga kesal dengan putra kita, Key. Dia tidak berniat membantuku sebagai ayahnya. Dia menyebalkan, bertingkah layaknya orang dewasa padahal umurnya masih seumur jagung," keluh Victor dengan nada frustrasi.

"Aku senang bisa berada di sini dan berbicara denganmu. Aku tahu kau kesepian di sana. Kumohon bersabarlah. Kalau Key sudah bisa mengambil alih perusahaanku, aku akan menyusulmu ke sana, hon," ucap Victor penuh harap.

"Tenanglah, Key akan menjadi kakak yang selalu sigap melindungi Kayla, jadi aku tidak perlu khawatir meninggalkan mereka. Aku juga tidak akan membuat mereka sedih. Aku kan ayah yang tidak berguna," ujarnya dengan nada sedih, merendahkan dirinya sendiri dan memukul perlahan dadanya yang terasa sakit karena rasa bersalah.

Victor merasa tubuhnya begitu lelah setelah semua aktivitas yang terjadi hari ini. Dengan perasaan yang terombang-ambing antara sedih dan lelah, ia memutuskan untuk membaringkan tubuhnya di lantai kamar tersebut. Matanya mulai terasa berat dan ia pun memejamkan mata seraya memeluk erat foto Jennie yang selalu ada di sampingnya.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!