seorang pria tampan yang berasal dari sebuah desa tiba di sebuah kota. pria ini bernama Andika dia adalah seorang ahli beladiri yang sangat hebat dan kuat.
tanpa sengaja dia menjadi seorang pengawal pada sebuah keluarga kaya raya. dengan ketampanan dan kehebatan yang dia miliki sehingga membuat banyak wanita jatuh hati terhadapnya.
demi menjaga gadis yang di sukainya Andika rela mengorbankan nyawanya sendiri.
novel ini menceritakan tentang aksi pencintanya pertikaian perkelahian dan keromantisan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 5 DANDI DARI KELUARGA IRWANTO
Kini Luna mulai berjalan di ikuti oleh Andika di belakangnya. Kali ini Luna tidak berniat untuk menggunakan mobil pribadi dan memutuskan untuk menaiki taksi. Luna dan Andika menuju ke pinggir jalan raya untuk memberhentikan taksi yang lewat.
Tidak butuh waktu lama sebuah mobil taksi langsung berhenti di depan mereka. Luna dengan wajah tampak kesal mulai masuk dan duduk di kursi belakang. Sementara Andika duduk di kursi depan bersebelahan dengan sopir taksi.
Setelah setengah jam mereka telah sampai di sebuah kampus tempat Luna bersekolah. Mereka berdua langsung turun dari mobil taksi. Andika tampak kagum melihat gedung besar dan halaman kampus yang begitu luas di tambah banyak sekali wanita muda cantik yang berseliweran di kampus.
"dasar pria mesum kampungan" ujar Luna melihat Andika yang matanya terus memandang siswi di kampusnya.
Andika sendiri mulai kesal karena terus di panggil pria mesum padahal dirinya hanya mengagumi saja karena setelah sekian lama baru pertama kali ini melihat begitu banyak wanita cantik.
"kamu tunggu di luar kampus saja aku akan masuk ke dalam" ucap Luna kemudian berjalan masuk ke dalam gerbang kampus. Luna heran mengapa ayahnya bisa menjadikan seseorang yang sangat menyeramkan dan mesum ini menjadi pengawal di keluarganya.
Andika sendiri sekarang tampak bingung harus ngapain saja selama menunggu Luna. Apalagi Andika tidak tahu sampai kapan Luna baru akan selesai belajar. Sehingga Andika hanya berdiri saja di depan gerbang masuk kampus.
Hal itu membuat Andika menjadi bahan tontonan para siswa dan siswi yang hendak masuk ke dalam kampus. Andika yang menggunakan kaos putih dengan banyak bekas noda getah dan juga rambutnya yang gondrong acak-acakan membuat mereka beranggapan bahwa Andika adalah orang dengan gangguan jiwa.
Setelah beberapa jam berlalu kini tiba pukul 2 siang Luna berjalan menuju keluar kampus. Luna terkejut melihat Andika yang masih berdiri di depan kampus padahal dengan waktu berjam-jam Luna berharap Andika akan pergi meninggalkan kampusnya tapi Luna tidak menyangka Andika masih berdiri di sana.
Melihat Luna sudah keluar dari kampus Andika juga mulai berjalan mengikuti di belakangnya.
"aku sudah pulang aku rasa kamu bisa kembali ke rumah" ucap Luna.
"aku tidak bisa kembali sendiri" tegas Andika.
Luna tampak kesal hari ini dia pulang terlambat ke rumah karena ingin pergi jalan dengan seorang pria. Pria itu satu kampus dengan Luna dan juga lumayan tampan serta juga tampak baik sehingga ketika pria itu mengajak Luna untuk pergi jalan Luna pun menyetujuinya. Luna juga tampak tertarik dengan pria itu, lagi pula ini pertama kalinya bagi Luna tertarik kepada seseorang pria. Tapi kini Andika terus mengikutinya sehingga Luna khawatir Andika akan mengacaukan semuanya.
Kemudian sebuah mobil BMW berwarna hitam berhenti di depan Luna. Keluarlah seorang pria muda menggunakan baju kemeja rapi dari dalam mobil.
"Luna maaf membuatmu menunggu" ujar pria itu yang bernama Dandi Irwanto yang berasal dari keluarga kaya Irwanto.
"tidak apa-apa" jawab Luna.
Kemudian Dandi melihat sosok pria asing di belakang Luna yang tidak dia kenali.
"Luna siapa pria berantakan di belakang mu ini" tanya Dandi.
Kemudian Luna mulai menjelaskan bahwa pria ini bernama Andika. Andika adalah pengawal yang di carikan oleh ayahnya untuk menjaganya. Luna juga menyampaikan bahwa Andika akan terus mengikutinya kemanapun dia pergi.
"aku rasa selera ayahmu sangat buruk dalam memilih seorang pengawal" ujar Dandi jijik melihat Andika.
"sudahlah ayo kita pergi" jawab Luna.
Kemudian mereka mulai masuk ke dalam mobil BMW, Luna duduk di depan bersebelahan dengan Dandi sementara Andika duduk di belakang.
Mereka pergi menuju ke sebuah restoran barat di pusat kota Luton. Restoran ini terkenal dengan daging steak nya yang begitu lembut dan lezat. Ketika sampai di sana Dandi dan Luna langsung duduk di meja yang telah di pesan sebelumnya. Sementara Andika juga duduk di tempat lain tapi masih dekat dengan mereka.
Mereka mulai memesan makanan yang terkenal di restoran ini yaitu steak. Setelah steak datang Dandi segera memotongnya menjadi beberapa bagian dan memberikannya kepada Luna.
"Luna ini untukmu aku sudah memotongnya" ujar Dandi.
"oh terima kasih" Luna tidak menyangka bahwa Dandi begitu perhatian kepadanya.
Kemudian mereka mulai mengobrol sambil menyantap steak dengan gembira seolah tidak menganggap keberadaan Andika di dekat sana. setelah selesai makan tiba-tiba Dandi menatap Luna dengan serius.
"Luna kamu begitu cantik hari ini" ujar Dandi.
"terima kasih" jawab Luna tersipu malu.
"aku sudah lama menyukaimu tapi kali ini aku baru berani mengatakannya".
Mendengar itu hati Luna tampak berdebar apa kah Dandi akan menyatakan perasaannya pikirnya.
"Luna maukah kamu menjadi pacarku" imbuh Dandi sambil tangannya menyentuh tangan Luna.
Mendengar itu hati Luna bergetar dia bingung harus menjawab bagaimana. Dandi begitu baik, perhatian dan lumayan tampan tapi Luna masih merasa hatinya belum sepenuhnya menerima Dandi.
"Dandi kamu begitu baik tapi aku masih belum bisa menjawabnya sekarang tolong beri aku sedikit waktu lagi" jawab Luna.
"tidak apa-apa aku mengerti mungkin aku terlalu cepat mengatakannya, tapi aku akan menunggu sampai kamu bersedia"
Luna mulai tersenyum kepada Dandi sambil menarik tangannya yang di sentuh oleh Dandi. Dandi juga tersenyum kepada Luna tapi dengan terpaksa. Dandi menyembunyikan rasa kekesalannya di mana dia sudah berharap bisa mendapatkan Luna yang begitu cantik dan mungkin akan segera tidur dengannya.
"sialan tunggu aku akan membuatmu berlutut kepadaku" ucap Dandi di dalam hati.
Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk kembali ke rumah karena hari juga sudah gelap. Dari restoran menuju ke parkiran berjarak puluhan meter dan kebetulan jalannya sedikit gelap dan sepi. Mereka mulai berjalan menuju mobil yang berada di parkiran sementara Andika mengikuti mereka dari kejauhan karena dia terlambat setelah habis dari kamar mandi.
Tiba-tiba saja empat orang pria asing muncul secara tiba-tiba dan salah satunya langsung menodongkan pisau ke arah Luna. Sontak saja Dandi dan Luna terkejut.
"nona cantik cepat serahkan semua barang berharga milik mu" ujar pemimpin penjahat itu yang bernama Joni menodongkan pisau nya.
"Dandi tolong aku" teriak Luna yang sudah ketakutan.
Dandi juga terkejut melihat ke empat orang jahat ini yang muncul secara tiba-tiba. Dandi juga merasa takut apa lagi mereka memiliki pisau di tangannya. Tapi Dandi juga tidak bisa membiarkan Luna begitu saja apalagi dia baru saja mengungkapkan perasaannya.
"kalian lepaskan dia bukankan yang kalian mau hanyalah uang" teriak Dandi sambil mengeluarkan dompetnya dan melemparkannya kepada mereka.
Luna juga sadar yang mereka mau hanyalah harta sehingga Luna mulai melepaskan kalung emas yang dia kenakan dan di berikannya ke pada Joni.
Joni dan rekannya tampak puas mereka tidak menyangka akan mendapatkan begitu banyak barang berharga dengan mudah nya. Akan tetapi Joni kembali menatap Luna dan melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dimana Luna terlihat begitu cantik dan sangat menggoda yang mengakibatkan timbul hasrat pada dirinya.
Joni mulai menelan ludahnya dan menatap Luna dengan mesum. Hal itu membuat Luna menjadi ketakutan. Joni pun mulai mendekat ke arah Luna sambil menodongkan pisau ke arahnya.
"apa yang mau kamu lakukan, Dandi tolong" teriak Luna ketakutan.
"sialan bukankah kami sudah memberikan apa yang kalian inginkan cepat lepaskan wanita itu" teriak Dandi.
"melepaskannya tentu setelah aku puas bermain dengannya" jawab Joni.
