NovelToon NovelToon
Kerinduan Di Antara Awan

Kerinduan Di Antara Awan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Aksara

Di antara kabut tebal yang melingkupi sebuah kota kecil, terdapat dua insan yang terpisah oleh luka-luka masa lalu dan dinding-dinding yang mereka bangun di sekitar hati mereka. Maya, seorang gadis muda dengan senyum rapuh yang menyembunyikan kesedihan yang tak terucapkan, bertemu dengan Atma, seorang penyair puisi yang membawa beban kesedihan yang sama beratnya.

Dalam taman yang dikelilingi oleh awan mendung, di tempat di mana kesedihan bersarang, keduanya menemukan tempat untuk berbagi cerita-cerita mereka yang penuh dengan rahasia dan rasa sakit. Di antara puisi-puisi yang penuh dengan warna dan keheningan yang menyentuh, Maya dan Atma menemukan cinta di antara kabut-kabut kesedihan.

Namun, cinta mereka tidak datang tanpa rintangan. Bayang-bayang masa lalu yang mengejar mereka, bersama dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik senyuman mereka, menguji ketahanan cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kata yang menghancurkan Hati

Setelah seminar selesai, semua panitia pelaksana seminar memberikan sedikit uang transport kepada Maya dan Atma, "Aku tunggu diluar saja ya" Ucap Atma, Maya pun menganggukkan kepalanya dan melanjutkan perbincangan dengan panitia pelaksana seminar.

Atma menunggu di luar seminar, merasakan sentuhan angin lembut yang menyapu wajahnya. Dia memperhatikan orang-orang yang keluar, menyimak ekspresi bahagia dan penuh semangat mereka,

Saat itu, Arthan mendekatinya dengan langkah mantap. Atma bisa merasakan kehadiran Arthan seolah membuka luka-luka lamanya. "Atma," panggil Arthan dengan suara yang keras.

Atma menoleh, wajahnya dipenuhi dengan ketegangan. "Apa yang kamu inginkan disini, Arthan?"

Arthan menggeleng pelan dengan senyuman kebencian, mencoba memprovokasi Atma. "Atma, kau memanglah orang yang sangat naif, kau memberikan motivasi kepada orang-orang dan memberikan cahaya untuk bangkit, sedangkan kau masih terpuruk dalam segala pertanyaan."

Atma terdiam dan memandangi Arthan, Atma tahu bahwa Arthan ada kaitannya dengan ayah dan ibu Atma, akan tetapi keluarga Arthan memandang keluarga Atma sebelah mata.

"Sudahlah, Arthan. Aku tidak ingin mendengar apa yang kau akan kau lontarkan dari mulutmu itu," ujar Atma dengan nada dingin.

Arthan tersenyum pahit. Arthan selalu melontarkan kata-kata yang tidak mengenakkan bagi Atma tentang keluarganya. "Cih, begini ya, kau tahu kenapa orang tuamu menelantarkan mu dan meninggalkan mu di depan rumah yang kau anggap nenek kandung mu, bukannya sudah jelas, nenek itu bukan nenek kandung mu, Ibu dan Ayah kau sengaja melakukan itu semua karena tidak mau ada anak di luar nikah berada keluarga besar, dasar anak yang tidak diinginkan."

Dengan itu, Arthan meninggalkan Atma sendirian dengan pikirannya yang kacau, Atma sangat terpukul dengan kata-kata yang terlontar dari mulut Arthan.

Ketika Maya keluar dari seminar dengan senyuman cerah, dia melihat Atma dengan tatapan sangat terpukul. "Ada apa, Atma?"

Atma tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan kebingungannya. "Tidak, Maya. Ayo pulang."

Selama perjalanan pulang, Maya memperhatikan perubahan drastis dalam sikap dan ekspresi Atma. Wajahnya yang biasanya penuh dengan keceriaan kini terlihat murung dan penuh dengan pikiran yang gelisah. Meskipun Maya mencoba untuk mencairkan suasana dengan berbicara tentang berbagai topik, Atma tetap diam dan enggan berbicara.

Melihat perubahan ini membuat Maya merasa khawatir. Dia tahu bahwa sesuatu telah terjadi saat Atma bertemu dengan Arthan,

"Kamu kenapa, sayang?" tanya Maya dengan lembut, mencoba menembus dinding yang mencoba menutupi ruang lingkup pikiran Atma yang kacau.

Atma hanya diam tanpa bersuara sama sekali, tatapan kosong terlihat saat Maya mencoba melirik ke arah wajah Atma.

Sesampainya di depan gerbang taman, Maya berinisiatif untuk membawa Atma masuk ke taman, "Kita ke taman dulu ya, kamu ceritakan apa yang terjadi sebenarnya, aku tak pernah melihatmu seperti ini" Ujar Maya yang sangat khawatir. Atma hanya mengangguk terpaku di atas kursi roda yang di dorong oleh Maya.

Setelah berjalan ke arah pohon perjanjian, Maya terkejut karena melihat Atma meneteskan air mata yang membasahi pipinya.

Dibawah pohon perjanjian Maya segera berpindah ke depan Atma dan berlutut sembari menghapus air mata Atma, "Kamu kenapa, ceritakan apa yang terjadi, kamu menangis karena apa?" Tanya Maya yang sangat khawatir.

Atma menoleh padanya dengan tatapan yang sangat kacau dan kesedihan yang mendalam, Maya menggenggam tangan Atma dengan erat, "Cerita padaku, sayang".

Atma menatap mata Maya, suasana hati Atma semakin tenggelam dalam kesedihan dan ucapan Arthan, Tak sadar Atma airmata Atma membasahi pipinya kembali dan tak tertahankan suara Atma bergetar, Maya langsung memeluk Atma, saat Atma di peluk, kesedihannya pecah menjadi tangisan, Atma menceritakan saat Arthan menghampirinya.

Maya terkejut kembali karena mendengar cerita Atma, Maya mendengarkan apa yang Atma katakan agar Atma bisa tenang. "Keluarga Arthan ada kaitannya dengan ayah dan ibuku, mereka tahu tentang keluargaku, aku sempat menanyakan tapi tatapan mereka kepadaku sangat menganggap ku sebagai orang yang sangat pantas dikatakan sampah" Ucap Atma sambil menangis di pelukan Maya.

Maya berniat untuk memberikan pelajaran kepada Arthan setelah mengantarkan Atma kerumah, Maya melepaskan pelukannya, menghapus air mata yang membasahi pipi dan merapikan rambut Atma.

Maya sangat sedih mendengar apa yang terjadi pada kekasihnya, Atma. Maya tak ingin lagi melihat airmata kesedihan dan keterpurukan Atma menghiasi wajahnya, "Aku tidak tahu harus bagaimana, akan tetapi aku akan tetap disini dan tak akan pergi meninggalkanmu" Ucap Maya mencoba menenangkan hati Atma.

Dengan perlahan, Atma merasakan ketenangan menyusup ke dalam dirinya, berkat kehadiran yang penuh dukungan dari Maya. Dia tersenyum lemah, merasa terharu.

"Terima kasih, Maya," ucap Atma dengan suara yang penuh rasa terima kasih. "Aku sangat bersyukur, kamu tetap ada di sampingku."

Maya membalas senyuman itu dengan hangat. "Tidak perlu berterima kasih, Atma. Ini semua karena aku sangat mencintaimu dan menyayangimu, bukan kah begini seharusnya sepasang kekasih?"

Atma mengangguk setuju. "Benar sekali. Aku sangat beruntung memiliki kekasih sepertimu."

Maya menawarkan dua pilihan kepada Atma, dan setelah memikirkannya sejenak, Atma memutuskan untuk pergi ke rumahnya. Dia merasa lebih nyaman untuk berada di lingkungan yang akrab, dan kopi yang ditawarkan oleh Maya terdengar seperti ide yang baik untuk mengalihkan pikirannya dari perkataan Arthan.

"Mari kita pergi ke rumahku," ucap Atma. "Aku ingin menikmati kopi yang kamu buat sambil bercerita tentang hal-hal yang lebih menyenangkan."

Maya tersenyum dan mengangguk. Mereka berdua meninggalkan tempat itu dengan langkah yang lebih ringan, Maya yang tidak terima dengan perkataan Arthan kepada Atma, Maya tidak ingin mendengar dan melihat Atma bersedih hati.

Sesampainya di rumah Atma, Maya dengan cermat membantu Atma pindah dari kursi roda ke sofa. Namun, tiba-tiba Maya sedikit goyah, menyebabkan keduanya jatuh ke sofa dengan lembut. Mereka saling menatap dengan ekspresi kaget, sebelum akhirnya tersenyum kecil karena kejadian yang tak terduga itu.

"Maafkan aku, Atma. Aku tidak bermaksud membuatmu jatuh," ujar Maya sambil mencoba menahan rasa malu.

Atma menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Tidak apa-apa, Maya. Tidak ada yang terluka, kan?"

Maya mengangguk sambil tersenyum kembali. Mereka berdua duduk berdampingan di sofa, tetapi suasana di antara mereka menjadi semakin hangat dan intim setelah kejadian itu. Tatapan mereka saling bertemu, dan mereka merasakan getaran yang berbeda di udara di antara mereka.

"Ini... agak lucu, bukan?" ucap Atma dengan suara yang sedikit bergetar, namun penuh dengan kehangatan.

Maya mengangguk, matanya masih terpaku pada wajah Atma. "Ya, agak lucu. Tapi aku senang bahwa kamu kembali tersenyum."

Waktu terasa melambat di ruangan itu, seolah-olah ada magnet yang menarik mereka satu sama lain. Tanpa sadar, jarak di antara mereka mulai menyusut, dan akhirnya, bibir mereka bertemu dalam sebuah ciuman.

Saat bibir mereka berpisah, atmosfer di ruangan itu dipenuhi dengan suasana romantis yang tak terungkapkan. Atma dan Maya saling menatap, merasakan denyutan yang sama di dalam hati mereka. Mereka tahu bahwa momen itu telah mengubah segalanya di antara mereka, Atma melupakan apa yang telah terjadi yang membuat hatinya hancur, kini hatinya kembali mekar akan suasana romantis, Maya kembali menatap Atma dan memeluknya perlahan, dan berbisik dengan lembut "Aku tak akan pernah meninggalkan mu dalam keadaan apapun, Aku mencintaimu, Atma" Ucap Maya dengan tulus.

1
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
puisi tanpa kopi ibarat ambulans tanpa wiu wiu 😮‍💨🤌
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
adegan naik perahu jd inget film My Heart... auto nyanyi kolab aku sama cakyit. ealah 😮‍💨🤌
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
meniadakan bukan mentiadakan 😮‍💨
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
penyair puisi. uhuy
Kana
bangun atma. ku tabok ya bkin cape nangis kau/Right Bah!/
Kana
pingsan aja biar ga cape 🙃
Kana
lagi kerja aku jgn dibuat nangis bisa? 🥺
D.A: siapa suruh baca di saat kerja wkwkw
total 1 replies
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
D.A: Terimakasih udah mampir yaa
total 1 replies
Kana
😢 ini mah buku diary
Kana
elma😭
D.A: parah elma nya ya
total 1 replies
ATAKOTA_
sangat menyentuh
D.A: terimakasih
total 1 replies
Kana
Ga sabar pengen ketemu kayanya ya🤭
Kana
ciiee 😚
Kana
Jangan makan pedes atma🤨
D.A: hahaha
total 1 replies
Kana
kasian lestari🥀
D.A: Maaf ya wkwkw
total 1 replies
Kana
jahil nya 🤨
D.A
Selamat menikmati perjalanan Atma dan Maya yah
D.A
senyum senyum yah wkwkw
Kana
Senyum2 nah🤭
Kana
Semangat dan Sukses Untuk Novelnya 🌷
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!