Zoya Janda Cantik, Milik Idol

Hari semakin siang....

Jihyo masih berada di apartemen Zoya, hatinya begitu tidak tenang setelah mengetahui kebenaran yang begitu menyakitkan.

Dia tidak masalah jika Zoya sudah menikah, tapi kenapa wanita sebaik Zoya justru dikhianati.

Jihyo bertekad akan menjaga dan melindungi Zoya, ia tidak ingin siapapun menyakiti wanita itu. Hatinya benar-benar telah terpaut pada Zoya.

Meski akhirnya nanti Zoya tidak bisa ia miliki setidaknya ia sudah berusaha menjaganya.

Dengan bantuan aplikasi translate bahasa, tanpa pikir panjang Jihyo menghapus video itu dari ponsel Zoya, lalu memblokir nomor yang mengirimkan video tidak pantas itu.

"jika kamu berani menyakiti Zoya, maka kamu juga harus berani kehilangan dia." Sumpah Jihyo dalam hati.

Jihyo menyandarkan tubuhnya pada sofa, hatinya begitu sakit dengan kenyataan yang ada. Perlahan matanya terpejam, selain tubuhnya yang lelah kini hati dan pikirannya pun menjadi sangat lelah.

Waktu cepat berlalu

Tanpa mereka sadari hari sudah hampir sore, Zoya bangun dan merasa tubuhnya sudah lebih baik. Setelah membersihkan diri Zoya melangkah keluar kamar.

Astaga... Jihyo dia masih disini. Zoya menatap Jihyo yang sedang terlelap di sofa.

akan aku memasak untuknya, dia pasti belum makan sejak pagi. berjalan perlahan agar Jihyo tidak terbangun.

....

Tidak butuh waktu lama Zoya sudah menyelesaikan masakannya, lalu meletakkan semuanya diatas meja kecil diruang tamunya. Karena di apartemen ini tidak ada ruang makan. Zoya menatap pria yang terlelap di sofa, ia tersenyum tipis.

Sepertinya dia benar-benar kelelahan, aku tidak tega membangunkannya. Zoya duduk tepat disamping Jihyo.

Karena dia tinggal sendiri dan apartemennya sangat sempit jadi hanya ada 1 sofa yang tidak terlalu panjang diruang tamunya.

Lagi pula sebelum ini tidak ada yang bertamu ke apartemennya selain Ayumi dan Roni, itu pun mereka hanya akan meminta dimasakkan lalu segera pulang.

Sambil menunggu Jihyo bangun Zoya memainkan ponselnya, ia sibukkan diri dengan membuka aplikasi sosial medianya, aplikasi yang sangat jarang ia buka.

Melihat-lihat idol K-Pop yang musiknya biasa ia dengarkan, meski Zoya sangat menyukai musik K-Pop tapi bahkan dia tidak tahu nama mereka. Melihat wajah mereka hanya difoto saja sangat jarang sekali.

Tentu saja semua itu karena Zoya selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Hingga salah satu foto membuat Zoya menghentikan gerakan jarinya. Jihyo...?! lirihnya

Matanya berulang kali bergulir melihat ponsel dan Jihyo secara bergantian.

Tunggu, kenapa Jihyo sangat mirip dengan idol ini. gumamnya.

Zoya masih terus menatap Jihyo dan sesekali membandingkan dengan foto di ponselnya.

Hingga akhirnya Jihyo membuka mata dan terkejut melihat Zoya yang masih terus menatapnya dengan serius.

"Zoya..." Jihyo merasa gugup dengan tatapan Zoya. "kenapa Zoya melihat ku seperti itu." Jihyo dengan susah payah menelan salivanya karena tatapan Zoya yang begitu menakutkan baginya.

"Zoya, ada apa?" tanya Jihyo semakin gugup.

Zoya dengan sengaja mendekatkan wajahnya pada Jihyo hingga berjarak beberapa senti saja, "Jihyo katakan sejujurnya, siapa kamu sebenarnya ? kenapa wajah mu sangat mirip dengan idol ini." Menunjuk foto idol dalam ponselnya.

"Zoya, apa kamu sedang menggoda ku?" Jihyo menatap Zoya dengan tatapan menggoda. Ia sengaja mengalihkan pembicaraan. "dengar Zoya, aku ini pria normal jika kamu begini aku bisa melahap mu tanpa ampun." bisik Jihyo tepat ditelinga Zoya.

Dengan gerakan cepat Zoya menjauh dari Jihyo, "kamu pria gila."

Melihat reaksi Zoya membuatnya terkikik geli. Jihyo bernafas lega saat Zoya langsung melupakan pertanyaannya.

Ia belum menyiapkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan wanita itu. Dia tentu saja akan mengatakan semuanya pada Zoya, tapi dengan perlahan.

"sudahlah, ayo makan kamu pasti lapar kan?" Zoya berdiri dan berjalan mengambil air minum, sedangkan Jihyo melirik makanan yang tersaji di depannya dengan air liur yang hampir menetes.

"apa ini semua masakan mu, Zoya?" tanya Jihyo dengan antusias.

"tentu saja, memangnya siapa lagi yang akan memasak? Hantu?" Jawab Zoya Kesal. "ayo makan..."

Mereka makan dengan tenang, hanya terdengar dentingan sendok yang beradu, tidak ada pembicaraan sama sekali. Namun sesekali mereka saling lirik satu sama lain.

Meski makanan yang Zoya siapkan hanya makanan sederhana tapi Jihyo tampak sangat menikmatinya.

Zoya menyunggingkan bibir saat Jihyo lagi dan lagi memasukkan makanan ke dalam mulutnya. "makanlah dengan perlahan." Zoya mengusap ujung bibir Jihyo karena ada sisa makanan.

"ini sangat enak," ucapnya dengan mulut penuh.

"kamu bisa menghabiskan semuanya." Zoya menyudahi acara makannya, dan menikmati pemandangan di depannya.

Zoya beberapa kali menggelengkan kepala melihat Jihyo sangat menikmati makanan yang dia masak. Sampai akhirnya semua makanan habis tak tersisa.

"sudah kenyang?" tanya Zoya, Jihyo menganggukkan kepala.

Zoya merapikan meja lalu dengan segera menuju wastafel untuk mencuci semuanya.

"biar aku membantu mu," Jihyo sudah berdiri di belakangnya.

"Tidak perlu." Tapi bagaimana Zoya akan menolak jika tatapan Jihyo mengisyaratkan tidak ingin ada penolakan.

.

"Jihyo...."

"hmm..."

"aku serius dengan pertanyaan ku tadi, wajah mu itu benar-benar mirip dengan idol itu." Zoya menatapnya dengan rasa penasaran yang besar.

Melihat raut wajah Zoya membuat Jihyo menarik nafas dalam-dalam. Ia meraih tangan Zoya lalu membawanya duduk di sofa.

"Zoya dengarkan aku, siapapun aku, aku adalah teman mu."

"apa yang sebenarnya ingin kamu katakan Jihyo?" Menatap mata pria itu dalam, Zoya masih mencoba mencerna setiap kata-kata Jihyo. "kamu tahu Jihyo, meskipun aku sangat menyukai musik mereka aku bahkan tidak tahu siapa mereka."

"Ya, aku tahu itu. Karena jika kamu mengenal mereka, sejak awal kamu juga akan mengenali ku," Ia menggenggam erat tangan Zoya. "Min Jihyo adalah Idol dan itu aku, Zoya."

Deg ...

Zoya yang merasa terkejut menjadi tidak bisa berkata apapun. Ia hanya menatap Jihyo tidak percaya.

Bagaimana orang seperti dirinya bisa bertemu dan berteman dengan member boygroup K-Pop terkenal seperti Jihyo.

"Zoya..." Jihyo mengguncang lengan Zoya, karena gadis itu hanya diam.

"apa aku sedang bermimpi sekarang?" Zoya menusuk-nusuk pipi Jihyo. "Min Jihyo?" Zoya menutup wajahnya dengan kedua tangan. "kenapa kamu tidak mengatakan ini dari awal?"

"apa kamu marah pada ku?"

Zoya menggeleng, "kenapa aku akan marah? seharusnya aku berterima kasih, karena kamu mau berteman dengan orang biasa seperti aku. Itu menunjukkan jika kamu orang yang baik."

"maaf, aku tidak bermaksud berbohong." Zoya bisa melihat penyesalan di mata Jihyo.

"tidak masalah."

hmmm....

"Jihyo, ini sudah sore." Rasanya tidak pantas jika kamu disini terlalu lama.

Jihyo terus menatap Zoya, ia tahu ada kekecewaan yang sedang Zoya sembunyikan darinya. Tapi Jihyo tidak bisa melakukan apapun sekarang.

"baiklah, aku akan pulang sekarang." Jihyo bangun dari duduknya, mengusap lembut pipi Zoya.

"Jihyo, terima kasih sudah peduli pada ku tadi."

"jika kamu butuh apapun segera hubungi aku." Zoya hanya mengangguk lemah sebelum menutup pintu apartemennya.

......................

Next....