Alano Leonard pria berusia 27 tahun seorang Mafia sekaligus seorang CEO menyukai seorang gadis yang membantunya ber sembunyi dari kejaran musuh nya di dalam kontrakan gadis itu.
Tatapi, karena masih trauma dengan masa lalu Alano tidak mudah percaya dengan orang baru, Dia akan mengangap jika mereka adalah musuh yang akan menusuknya dari belakang.
Begitu pun dengan seorang gadis yatim piatu bernama Kanaya yang berhasil menarik perhatian Nya, tetapi masih ada keraguan di dalam diri Alano untuk percaya jika gadis itu bukan lah musuh.
Apakah Alano akan tetap ragu pada Kanaya jika dia sudah tau latar belakang Kanaya?
Dari pada penasaran, Yuk di silahkan di baca🤹♂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vethyy Liza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5.
Alano segera menyelesaikan pekerjaan nya yang tinggal sedikit, Alano ingin segera kembali ke manson karena ada kanaya yang sedang menunggu nya di manson.
Setengah jam berlalu, semua pekerjaan nya selesai, Alano segera bersiap untuk pulang, tidak lupa dia menghubungi Arga.
"Halo," panggil Alano.
"Halo, ada apa Al?" tanya Arga.
"Ayo kita pulang sekarang, Aku tidak bawa mobil tadi," ajak Alano.
"Ngebet banget pengen pulang cepet kanaya nggak akan bisa kabur dari manson Al," goda Arga.
"Sudahlah, ayo kita pulang," ajak Alano yang tidak peduli dengan ucapan Arga.
"Oke," jawab Arga.
Alano dan Arga sama-sama keluar dari ruangan mereka masing-masing dan melangkah menuju lift.
Tapi saat mereka sampai di mobil, ada seorang wanita bersandar di mobil milik Arga.
"Dela kenapa kamu ada di situ, apa tidak ada tempat lain untuk kamu sandar?" tanya Arga heran.
"Maaf Tuan Arga, Saya lagi ada keperluan dengan Tuan Alano," jawab Dela.
Alano dan Arga saling tatap bingung.
"Tapi kenapa harus tunggu di sini, bukan kah kamu sekertaris Alano?" tanya Arga.
"Iya Tuan, tapi Saya bukan bahas tentang pekerjaan," jawab Dela.
"Lalu tentang apa?" tanya Arga lagi.
"Saya ingin mengajak Tuan Alano makan malam," jawab Dela.
Alano dan Arga sekali lagi saling tatap lalu melihat ke arah Dela.
"Dalam rangka apa?," tanya Arga.
"Bukan dalam rangka apa-apa, apakah mengajak makan malam atasan harus ada alasan?" tanya Dela.
"Tentu saja ada, karena Saya tidak suka melakukan hal yang tidak penting, Saya juga tidak suka makam malam bersama seorang jalang karena Saya bukan pemakai jalang," ucap Alano.
Kata-kata Alano sangat menusuk bagi perempuan yang memiliki rasa malu, tapi tidak untuk Dela yang tidak memiliki rasa malu.
"Tuan coba lah untuk menerima tawaran Saya, Saya pastikan anda pasti tertarik dan ketagihan," ucap Dela yang semakin berani bahkan sekarang Dela berjalan ke arah Alano.
Baru saja Dela akan menyentuh dada Alano tapi dengan gerakan cepat tangan Alano memegang tangan Dela dan
Kreeek
Aaaagh
"Jangan pernah tangan kotor Mu ini menyentuh sedikit pun tubuh Saya, karena Saya jijik di sentuh oleh jalang seperti Mu," ucap Alano lalu berjalan melewati Dela yang menangis karena sakit luar biasa yang dia rasakan di bagian tangannya.
Tanpa membuang waktu, Arga segera menjalankan mobilnya menuju manson milik Alano.
Klik
Pintu terbuka, Alano heran saat melihat kamarnya yang tampak gelap. Pada hal ini masih sore.
Saat Alano menyalakan lampu kamar nya, ternyata benar, jika kamar nya tampak kosong lalu kemana kanaya?
Alano panik sekaligus khawatir saat kanaya tidak ada di dalam kamar nya.
Alano segera mencari kanaya dilantai bawah, lebih tepat nya mencari Ibu Asih.
"Nak Al," panggil Ibu Asih saat melihat Alano berjalan menuju dapur.
"Iya Ibu, kanaya di mana Bu kenapa tidak ada dikamar?" tanya Alano.
"Kanaya lagi di taman bunga di samping manson, Nak," jawab Ibu Asih.
"Aku akan kesana Bu," sahut Alano lalu pergi menyusul kanaya di taman.
Alano melangkah cepat menuju taman, namun langkah nya berhenti saat melihat kanaya yang sedang mencium bunga mawar putih dengan rambut yang di ikat ke atas, sehigga leher putih nya tampak terlihat jelas.
Alano terus menatap kanaya yang tampak cantik lalu Alano kembali melangkah saat melihat kanaya yang sedang kesusahan membawa tongkat nya.
Hap
Kanaya tersentak kaget saat ada yang tiba-tiba memeluk tubuh nya agar tidak jatuh.
Kanaya segera melihat ke arah tangan kekar itu, lalu menoleh untuk melihat wajah pemilik tangan itu.
Kanaya sangat kaget saat dia mengenali pria di depannya.
"Tuan?" panggil Kanaya.
"Ya," jawab Alano.
"Kenapa Tuan ada di sini?" tanya Kanaya penasaran.
"Lalu Aku har..." ucapan Alano berhenti karena mendengar suara teriak kan Kanaya.
Aaaagh
"Kamu kenapa Kanaya," tanya Alano panik.
"Saya tidak Apa Tuan, Saya hanya ingin duduk sekarang kaki Saya sangat keram," ucap Kanaya sambil melepaskan tangan Alano yang melingkar di pinggangnya lalu berjalan pelan menuju bangku taman yang agak sedikit kejauhan.
Aaaagh
Kanaya tersentak kaget saat Alano tiba-tiba menggendong nya.
"Tuan Saya bisa sendiri," pinta Kanaya
Alano tidak menyahut dan terus berjalan menuju bangku yang tersedia di taman
lalu mendudukan Kanaya di sana dan berjongkok untuk melihat kaki Kanaya.
"Tuan apa yang Anda lakukan," ujar Kanaya saat melihat Alano berjongkok di depan nya dan memegang kaki nya yang bengkak.
"Apa masih sangat sakit?" Tanya Alano tanpa mendengarkan ocehan Kanaya.
"Masih Tuan," Jawab Kanaya.
"Kamu tunggu di sini sebentar," ujar Alano tanpa mendengarkan jawaban Kanaya lansung berlari pelan kedalam manson.
Kanaya melihat punggung Alano dengan kening mengerut.
"Apakah ini manson milik nya? jika iya, berarti dia sangat kaya pantesan dia memiliki banyak musuh," batin Kanaya sambil memperhatikan sekelilingnya.
Lamunan Kanaya buyar saat Alano tiba-tiba mengangkat kaki nya dan menaruh di atas paha Alano yang duduk di bawah.
"Tuan apa yang Anda lakukan," pekik Kanaya kaget sambil berusaha mengangkat kaki nya tapi di tahan Alano.
"Diamlah, Aku akan berusaha mengurangi bengkak pada kaki Mu," Ujar Alano sambil menempelkan kompres es pada kaki Kanaya.
"Tapi Tu..." Ucapan Kanaya berhenti saat mendengar ucapan Alano.
"Diamlah, cukup nikmati apa yang Kamu rasakan," ujar Alano menatap sekilas wajah Kanaya lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.
Tidak di pungkiri jika Kanaya sangat menikmati apa yang Alano lakukan, rasanya seluruh tubuh Kanaya sangat nyaman meresakan dingin dan lembutnya tangan Alano.
"Apa masih sangat sakit?" tanya Alano sambil memberikan pijitan sedikit di area kaki yang bengkak dan memar.
"Sudah tidak terlalu sakit Tuan, hanya sedikit ngilu saja," Jawab Kanaya sambil meringis sedikit.
"Syukurlah jika begitu, ayo kita masuk ke dalam hari sudah mulai malam," ajak Alano.
"Tuan Saya ingin kembali ke kontrakan Saya," Ucap Kanaya.
Alano melihat wajah Kanaya," Tidak, Kamu akan di sini sampai kaki Mu sembuh lagian motor Mu masih di bengkel."
Mendengar kata motor membuat Kanaya tersadar jika Dia melupakan motor nya.
"Jadi motor Saya di bengkel? Apa motor Saya rusak?."
"Motor Mu sedikit penyok, biarkan di bengkel dulu," jawab Alano.
"Baiklah, Motor Saya di bengkel mana Tuan, Saya akan kesama nanti," tanya Kanaya.
"Tidak perlu kesana nanti akan di antar kesini oleh anak buah Ku," Jawab Alano.
"Tapi Saya harus pulang Tuan, Saya harus kembali kerja besok," Ujar Kanaya.
"Tidak, Kamu akan disini sampai kaki Mu sembuh dan Aku akan memberitahu menejer di restoran Mu," ujar Alano.
"Tapi Tuan Say..." ucapan Kanaya berhenti saat mendengar sedikit bentakan dan suara Alano yang dingin.
"Saya tidak ingin di bantah," ujar Alano sedikit membentak karena kesal pada Kanaya yang selalu membantah.
Lalu mereka berjalan masuk ke dalam manson tanpa ada yang bersuara lagi. Alano yang melihat cara jalan Kanaya yang sedikit kesusahan membiarkan Dia terseyum tipis melihat Kanaya yang menunduk takut karena bentakan nya.
"Tadi mengoceh dan membantah terus, tapi di bentak sedikit lansung menciut dasar betina," batin Alano terkekeh dalam hati.
...****************...
Author selalu telat update karena sambil kerja, tempat kerja Author yang sekarang susah banget buat curi-curi waktu pegang hp dan sering lembur juga🙏
Nanti Author akan usahain untuk sering update ya, dan Terima kasih karena sudah mampir🙏❤
5 like + /Rose/buatmu. semangat ya kak.