NovelToon NovelToon
The Secret Of Fernshine Lighthouse

The Secret Of Fernshine Lighthouse

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Keluarga / Persahabatan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Floricia Li

Cosetta Elwood tak pernah tahu rasanya memiliki tetangga seumur hidupnya. Ia bersama keluarganya tinggal di kompleks mercusuar di tepi pantai hutan Fernglove yang jauh dari pemukiman penduduk. Suatu hari, sebuah perahu datang terombang-ambing dari laut, yang membawa seorang anak laki-laki bernama Cairo Argoyle.

Awalnya, Cosetta merasa skeptis dengan anak laki-laki yang lusuh dan bau itu. Cairo mengaku bahwa ia tak ingat tentang masa lalunya. Namun, lambat laun Cairo menjadi teman baru yang menyenangkan baginya.

Hanya saja, kenapa ya, kadang-kadang seperti ada yang aneh dari diri bocah laki-laki itu? Semoga saja, sih, apa yang ia takutkan tidak terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Floricia Li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perahu di Tengah Laut

Bintang-bintang menghiasi malam. Suara ombak yang berdebur menemani keluarga Elwood mengadakan pesta kecil mereka. Cosetta menikmati jagungnya dengan lahap, sampai-sampai sebutir jagung menempel di pipinya.

“Kemungkinan besar, adikmu akan lahir bulan November nanti. Sama sepertimu, ya, Cosy, bulan lahirnya?” tanya Mr. Elwood memastikan.

Cosetta mengangguk. “Benar, Ayah. Kebetulan sekali, ya?”

“Iya. Bagus, deh, berarti Ayah tidak perlu susah-susah ketika menghitung umur kalian berdua.”

“Kalau malam seperti ini di tepi laut yang tenang, biasanya akan muncul tragedi,” kata Mrs. Elwood tiba-tiba.

Cosetta dan Mr. Elwood sontak menoleh pada Mrs. Elwood yang tengah menikmati sepiring ikan salmon bakar. Ia duduk di samping pemanggang beroda yang terus mengepulkan api, pertanda bahwa hidangan yang perlu dimakan masih banyak, dan malam masih panjang. Perut Mrs. Elwood masih sama seperti sebelumnya, agak buncit, tetapi sebentar lagi Cosetta yakin perut sang ibu akan semakin membesar, mengumumkan kehadiran anggota baru bagi keluarga kecil tersebut.

“Mama, jangan bilang seperti itu,” kata Cosetta.

“Sayang, perkataanmu sangat mengerikan,” kata Mr. Elwood.

Mrs. Elwood melihat mereka dengan terkejut, tak menyangka kalau lamunannya akan terdengar. “Oh, kalian dengar, ya? Hahaha. Ibu hanya mengingat novel-novel yang pernah ibu baca ketika muda. Duh, jangan terlalu dipikirkan. Ayo makan lagi. Cosy, kamu boleh ambil jagung terakhir.”

Cosetta meringis senang. Ia menggigit jagung bakar itu, kemudian bersandar di kursinya. Ayah dan ibu mulai berbicara tentang hal-hal menyenangkan, Cosetta hanya menanggapi singkat. Setelah jagung bakarnya habis, ia menikmati sepotong ikan salmon miliknya.

“Ya ampun, kita lupa membawa air minum,” kata Mr. Elwood seraya beranjak dari kursinya. “Aku akan mengambil dulu dari rumah.”

Cosetta memandangi lautan yang gelap dengan tenang. Ia memutuskan untuk berpikir positif mengenai permasalahannya. Besok, Mabel pasti akan bersedia untuk menjadi teman sekelompoknya. Lalu, gadis itu juga akan bersikap baik selama mereka bekerja, karena, bagaimana pun, ia juga tidak pernah secara terang-terangan mengkritik Mabel, tidak seperti teman-teman lainnya.

Pada saat itulah, ia melihat ada sesuatu yang asing di permukaan air laut.

“Ayah,” panggilnya, dengan mata yang tak lepas dari objek tersebut. Ia tak mau kehilangan jejak benda tersebut karena pola cahaya mercusuar yang selalu berkedip. “Di laut, sepertinya ada sesuatu yang mendekat.”

Mr. Elwood menghentikan langkahnya. Ia melihat arah yang ditunjuk oleh putrinya. Namun, yang ia lihat masihlah hamparan laut yang biru gelap. “Di sebelah mana, Sayang? Ayo ke tepi pagar dan tunjukkan ayah apa yang kamu lihat.”

Mereka berjalan mendekati pagar besi, bahkan Mrs. Elwood pun mengikuti mereka. Di sana lah akhirnya mereka bisa melihat benda itu. Sebuah perahu yang terombang-ambing di lautan. Mr. Elwood mengambil teropongnya. “Ada seseorang di atasnya. Tapi …”

“Tapi apa, Ayah?”

“Kenapa dia tidak menggunakan dayungnya, ya?”

Cosetta memicingkan mata, melihat perahu yang hampir seperti titik di luasnya lautan. Ia tak bisa melihat siluet seseorang di atas sana, tetapi laju perahu itu amat tak terkendali. Terayun oleh ombak di tengah laut sehingga bergoyang ke kanan dan kiri.

“Kelihatannya di sana ada yang tidak beres,” ucap Mr. Elwood seraya menjauhkan teropongnya. “Ada seseorang di perahu itu. Dan perahu itu, oh, aku heran bagaimana perahu sekecil itu bisa bertahan di tengah laut. Ajaib, kalau bisa kukatakan. Orang itu tidak bergerak. Mari berharap bahwa ia … ketiduran.”

Ketiduran. Cosetta pun tahu bahwa harapan itu agak tak masuk akal. Tak ada seseorang yang ketiduran di atas kapal ketika hendak mencapai daratan. Terlebih, tebing pantai ini bukanlah tujuan bagi para nelayan. Jarang sekali ada yang berlayar di lautan di jangkauan cahaya mercusuar. Bahkan penduduk Desa Hartlefirth pun tak mengandalkan pekerjaan sebagai pelaut untuk menunjang hidup mereka. Perkampungan pelayan terdekat pun letaknya berkilo-kilo meter jauhnya dari Hartlefirth. Mercusuar Fernshine memang sifatnya hanya untuk menerangi pelaut yang keluar dari jalur mereka, supaya mereka mampu melihat tebing-tebing tajam yang terdapat di sepanjang garis pantai.

Mr. Elwood telah berjalan menuju gudang penyimpanan yang letaknya berada di ujung tebing. Cosetta melihat perahu itu lagi, yang kini semakin mendekat ke arahnya. Ia melihat ke bawah, dan mengerti bahwa perahu itu tidak boleh mendarat melalui sisi depan rumah dan mercusuar. Di bawah pagar besi, terdapat batuan besar yang berujung kasar dan menciptakan pecahan ombak yang besar. Bahkan apabila terjadi di malam hari seperti ini, semburan airnya mencapai atas.

Perahu itu harus mendarat melalui sisi pantai yang lebih landai! Dan itu artinya, bukan di wilayah mercusuar Fernshine.

“Dia benar-benar tidak bergerak. Oh, semoga saja dia masih hidup,” bisik Mrs. Elwood seraya menutup mulutnya dengan tangan. Sinar matanya menyiratkan rasa takut.

“Semoga saja,” doa Cosetta.

“Ibu akan membantu ayahmu. Kamu di sini saja. Tolong masukkan peralatan memanggang ke dapur, ya,” kata Mrs. Elwood sebelum pergi menyusul suaminya, tanpa mendengar jawaban putrinya.

Cosetta menenangkan dirinya, meskipun jantungnya bertalu-talu. Ia belum pernah mendapati ada nelayan yang menepi di kawasan mercusuar ini, terlebih dalam kondisi tak bergerak seperti saat ini. Tetapi ayahnya adalah seorang penjaga mercusuar yang berpengalaman. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Sebentar lagi, orang di laut itu akan dapat diselamatkan.

Cosetta mendorong alat pemanggang yang beroda itu kembali ke dalam dapur. Ia juga menyimpan makanan yang bersisa ke dalam tudung saji, kemudian mencuci peralatan makan. Sayangnya, setelah pekerjaannya selesai, ia tak ingin duduk santai dan berpangku tangan. Ia harus melihat semuanya.

Maka, meskipun dengan perintah sang ibu, Cosetta keluar dari rumahnya menuju gudang Mr. Elwood. Di sana, ayah dan ibunya sudah tak ada. Tetapi pintu gerbang gudang masih belum tertutup. Beberapa pelampung telah menghilang dari dinding. Cosetta mencari keduanya, tetapi tak menemukan mereka di mana pun.

Mungkin mereka telah pergi menuju pantai yang lebih landai dengan mobil. Cosetta memutuskan untuk menunggu mereka kembali saja dari tepi tebing.

“Cosy, kamu masih di sini,” tiba-tiba terdengar suara Mr. Elwood. “Ayo, kamu bisa ikut. Ayah ambil kunci mobil dulu.”

Tanpa pikir panjang, Cosetta mengikuti ayah. Rupanya, ibu sudah menunggu di tepi jalan. “Cosy, kamu kenapa di sini?”

“Kata ayah, aku boleh ikut, Ibu. Tenang saja, aku akan mencoba supaya tidak menyusahkan ayah.”

“Benar? Tapi hari sudah malam dan kamu besok harus berangkat pagi-pagi ke sekolah.”

Mobil ayah kini telah keluar dari garasi dan menghampiri mereka. Sebuah sampan berukuran sedang diikat di atas mobil. Mr. Elwood melongokkan kepala. “Tidak apa-apa, Sayang. Sebenarnya, aku akan membutuhkan bantuannya.”

“Bantuan anak berumur tiga belas tahun! Kamu bercanda, ya? Aku yang akan membantumu,” ucap Mrs. Elwood kesal.

Mr. Elwood tersenyum. “Aku tidak yakin kamu bisa menahan mual saat naik perahu bersamaku. Siang tadi saja, ketika pergi ke desa, kamu sudah muntah. Kamu boleh mengawasi dari pantai dan menjaga si adik kecil untuk kita semua.”

1
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭
ya Tuhan, sopo kelinci 🐰😭🤣🤣
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭: kasian kelincinya 😔
Floricia Li: enak kan sop kelinci? 😂
total 3 replies
Alexander
Suka dengan gaya penulisnya
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!