kisah seorang anak gadis yang di cintai secara luar biasa oleh seorang CEO tampan dan dingin,dia hidup sebatang kara setelah kepergian ayah,ibu dan kakaknya yang meninggal karena sebuah kecelakaan. dia menikah dengan CEO dari perusahaan tempatnya bekerja. saat hamil anak pertamanya tanpa sengaja dia melihat sang suami yang tengah berpelukan dengan seorang wanita,dan ternyata itu adalah wanita dari masa lalu yang suami,dia salah paham dan memutuskan untuk pergi dari kehidupan suaminya,dia juga mengganti nama panggilannya agar sang suami tidak bisa menemukannya.
dalam pelariannya dia mendirikan sebuah toko kue sebagai mata pencahariannya.
lama kelamaan toko kuenya maju pesat,karena memang rasanya yang sangat enak dan lain dari pada yang lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon musya anugerah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Hari pun cepat berlalu,sudah dua hari Alina beristirahat di apartemen Arman karena Arman tidak mengijinkan Alina untuk tinggal sendiri di rumahnya. Arman mengirimkan satu asisten rumah tangga dan satu tukang kebun untuk mengurus rumah Alina. Hari ini Arman mengajak Alina ke rumahnya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya guna membahas tentang rencana pernikahan mereka, walaupun sebelumnya Arman sudah memberitahukannya kepada sang papa akan rencana pernikahannya melalui sambungan telepon,tapi Arman ingin menyampaikannya secara langsung pula kepada sang papa dan mama.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Arman. Arman segera mengajak Alina untuk masuk ke dalam rumah.
"Pagi mah pah" sapa Arman pada kedua orang tuanya yang sedang duduk-duduk di gazebo belakang rumah. Alina berjalan di samping Arman dan nyamperin orang tua Arman, "selamat pagi mah pah"sapa Alina juga sambil bersalaman dan mencium punggung tangan mama Vania dan mama Niko.
"Pagi juga boy,pagi juga Alina" jawab sang papa sambil melipat koran yang sedang dibaca nya tadi.
"Mah pah,ada yang ingin Arman bicarakan" ucap Arman to the point.
"Baiklah boy,kita keruabg tengah sekarang" ajak sang papa.
Mereka semua akhirnya berjalan beriringan menuju ke ruang tengah yang biasa digunakan untuk berkumpul bersama keluarga,.
"Mbak tolong buatkan minum buat Arman Alina ya,anter ke ruang tengah,sama sekalian bawain camilan ya mbak" ucap mama Vania saat berpapasan dengan salah satu asisten rumah tangganya.
"Baik Bu" jawab mbak Nia pada sang majikan.
Mereka semua berkumpul di ruang tengah,
"Alina sayang,maafkan mama dan papa ya nak karena kemarin tidak bisa datang di acara pemakaman keluarga kamu,karena mama dan papa lagi ada di luar negeri dan semalam baru pulang" ucap mama Vania sambil mendekat ke arah Alina.
"Iya mah,,pah,gak apa apa kok mah,Alina mengerti kok ma" jawab Alina sambil memaksakan tersenyum karena di kembali bersedih dan mengingat kepergian keluarganya.
"Sudah jangan bahas yang sedih sedih lagi ya,,ow yah boy Apa yang ingin kamu sampaikan pada mama sama papa,,??" tanya sang papa basa basi
"Begini pah,,mah,maksud Arman kesini karena Arman ingin meminta restu sama mama dan papa untuk segera menikah" jawab Arman.
"Waaahhhh apa benar seperti itu" jawab mama Vania kaget dan senang dengan mata yg berbinar menunjukkan sebuah kebahagiaan,
"Kpan kalian akan menikah,biar mama yang mempersiapkan segalanya" imbuh mama Vania lagi karena saking antusiasnya.
"Iya mah Arman sih setuju setuju saja mama yang mengurus semuanya,tapi yang nikah itu gak cuman Arman,tpi sama Alina,jadi mama harus mempertimbangkan keinginan Alina juga ya ma" sahut Arman langsung
"Sayang Alina,kamu ingin konsep pernikahan yang seperti apa sayang ??" Tanya mama Vania pada Alina sang calon menantu.
"Terserah mama saja,Alina cuman ingin pesta pernikahan yang sederhana saja ma,yang terpenting adalah kesakralannya"jawab Alina.
"Iya sayang mama mengerti kok,kamu tenang saja ya,semua beres kalau ada mama" jawab mama Vania sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Setelah semua surat-surat nya selesai,Arman ingin segera melangsungkan pernikahannya ma,kemungkinan Minggu depan semua surat sudah selesai,karena Robby sudah mengurusnya" ucap Arman pada kedua orang tuanya.
"Ya sudah sekarang kita mau pamit dulu ya mah, pah,,,kita mau kekantor dulu menyelesaikan pekerjaan pekerjaan yang sudah menumpuk,biar Minggu depan bisa ambil libur yang lebih panjang" pamit Arman pada mama dan papanya.
"Okey boy kamu fokus saja sama kerjaan kamu,semua urusan pernikahan kamu serahkan saja sama mama dan papa,kami akan menyiapkan semuanya tanpa kurang suatu apapun" jawab papa Niko.
Arman dan Alina pun pergi ke kantor.
Mereka datang berdua tanpa supir dan tanpa Robby,karena Robby yang telah sibuk mengurus berkas berkas untuk persyaratan nikah Arman dan Alina.
Semua karyawan yang melihat sang CEO tampan dan dingin datang dan berjalan dengan bergandengan tangan bersama sang sekretaris pun merasa heran,karena walaupun mereka sepasang kekasih kalau di kantor mereka selalu profesional layaknya seorang boss dan sekretarisnya.
Semua mata karyawan tertuju pada Arman dan Alina. Alina merasa risih dengan tatapan mereka dan ingin menarik tangannya dari genggaman sang kekasih namun genggaman itu malah semakin erat. "Mas aku malu dilihatin banyak karyawan karena kita jalan bergandengan seperti ini" ucap Alina berbisik pada Arman.
Arman menolah dan berhenti berjalan. Dia menatap tajam semua karyawannya yang ada disitu, "mulai sekarang,selain sebagai sekretaris saya,Alina juga akan menjadi istri saya,Minggu depan kami akan menikah,undangan kalian nanti akan dikirim ke e-mail kalian" ucap Arman lalu langsung berjalan menuju lift khusus para petinggi perusahaan tanpa menunggu jawaban dari para karyawannya.
Di lobby langsung terdengar bisikan-bisikan,ada yang kagum dengan keduanya,ada juga yang mencibir keduanya.
"Mereka memang sangat serasi yaa,yang satu ganteng dan yang satu cantik,Bu Alina beruntung sekali ya bisa menaklukkan hari pak boss yang dingin itu" ucap salah satu karyawan. "Paling juga memberikan tubuhnya pada si boss,makanya tuan Arman mau sama dia"sahut ketus karyawan yang lainnya yang tidak suka dengan kedekatan Alina dan Arman karena dia sudah lama mendambakan seorang tuan Arman.
"Sirik aja loe,bilang aja loe kalah cantik sama Bu Alina" sewot salah satu karyawan yang lain karena dia tau kalau temannya itu begitu mendambakan sosok seorang tuan Arman.
"Sudah bubar bubar,malah berdebat di sini,ayo balik kerja,mau kalian di pecat karena kerjanya cuman ngrumpi aja" ucap salah seorang kepala divisi yang sedang berada di sana.
Selama di dalam lift sampai masuk ke dalam ruangannya Arman tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Alina.
"Mas ruanganku bukan disini,tapi di sana,kenapa kamu mengajakku masuk kesini mas" ucap Alina saat Arman menarik tangan Alina untuk ikut masuk ke dalam ruangannya.
"Kamu tidak usah kerja,kamu temani aku saja disini,kamu bantu memeriksa semua berkas-berkas itu saja ya biar cepet selesai" jawab Arman. "Iya baiklah" jawab Alina pasrah.
Dan mereka segera menuju ke meja kerja Arman dan memeriksa pekerjaan mereka yang agak menumpuk. "Sayang kalau kamu capek kamu tidur saja di dalam kamar pribadiku di sana,aku gak mau kamu sampai sakit karena kecapekan ya" ucap Arman pada Alina yang sedang sangat fokus memeriksa dokumen-dokumen tersebut.
"Iya mas" jawab Alina mengangguk dan tersenyum manis ke arah Arman.
soo sweet
aku kasihan sama sari , semoga cepat move on dari devan dapat pengganti yang lebih baik
tolong dukungannya ya kak 🥰