Perjalanan (Kereta Hantu - Rumah Horor)

Mama Prita masuk ke kamar lebih dulu, diruang tv hanya ada Prita, Arya dan papa nya.

"Pah, aku mau cerita" ucap ku

"Cerita aja, ada apa?" tanya papa serius

Prita menjelaskan apa yang dialami kemarin saat di kontrakan, melihat sosok perempuan yang sedang menikmati da*rah kotor milik Melly.

"Kamu serius, dek" tanya Arya terkejut

"Iya bang, aku juga kaget, untungnya itu sosok tersebut nggak berbalik menghadap ku" jawab ku

"Makanya jaga kebersihan, jujur aja abang jadi khawatir sama kamu" ucap Arya

Papa masih diam aja, kalau masalah hal gaib papa juga agak bingung cara mengatasinya, selain diri sendiri yang menjaga kebersihan dan rajin-rajin ibadah.

"Itu juga Melly lupa membuang nya, selama dua bulan ini aman-aman aja" jawab ku

"Mungkin bukan karena aman, sebenarnya tuh sosok hantu udah ada dirumah itu, hanya saja baru menampakan disaat kalian lalai dalam kebersihan" ucap Arya

"Aku jadi takut setiap kali masuk ke dalam kontrakan" jawab ku

"Banyak-banyaklah berdoa, jangan banyak melamun, kebersihan nomor satu, jika kamu haid bersihan dengan sabun bekas nya" sahut papa

"Kamu mau nya gimana, dek" tanya Arya

"Pindah pun percuma kalau kita lagi halangan mereka akan tetap mencium bau da*rahnya deh" jawab ku

"Ingatkan saja sama Melly, selama haid jangan pemalas untuk membersihkan diri" tutur papa

"Udah aku ingatkan, pah" jawab ku

"Semoga itu pertama dan terakhir kamu melihat sosok wanita disana" ucap papa

"Papa nggak mau minta tolong sama teman papa yang bisa atau ahli dalam hal gaib" tanya Arya

"Cukup banyak berdoa, papa takut musyrik jadi nya kalau minta tolong begitu" jawab papa

"Prita masih takut kalau dikontrakkan, pah" ucap ku

"Izin aja dulu beberapa hari nggak masuk kantor" sahut Arya

"Kasihan Melly sendirian dikontrakan" jawab ku

"Kalau begitu ya udah hadapi aja, nggak usah ngeluh" sahut Arya

"Lebih baik cerita aja sama Melly apa yang kamu lihat kemarin, nanti kalian cari solusi bersama" ucap papa

"Nanti yang ada Melly juga jadi ikutan takut" jawab ku

"Dia harus tau apa yang terjadi akibat kelalaian nya, cari kenyaman untuk kalian berdua" ucap papa

"Ya udah lah, nanti aku chat Melly nya" jawab ku

"Dudulnya adik ku satu ini, buat apa chat Melly, kalian bicara langsung, yang ada si Melly jadi nggak datang lagi ke kontrakan" sahut Arya

"Ihhh pandaimya abang ku, mana mungkin dia nggak datang, kan disana banyak pakaian dia, barang dia, setiap saat pesan barang di online" jawab ku kesal

"Prita istirahat aja sana, nanti papa pikirkan baiknya gimana" ucap papa

"Selamat malam papa, bang Arya" jawab ku mencium pipi papa

Masalah hal gaib memang solusi nya hanya perbanyak doa, tapi kalau keterusan melihat hal seperti itu pasti lelah juga, apalagi harus menjadi orang yang pura-pura berani padahal rasa takut lebih tinggi

"Arya, menurut mu bagaimana tentang Prita" ucap papa

"Papa bujuk aja dia supaya berhenti bekerja dari tempat kerjanya" jawab Arya santai

"Sulit meminta dia untuk berhenti kerja, anak itu pasti berani, hanya saja papa mengkhawatirkan nya" ucap papa

"Suruh aja pindah kontrakan deh, atau ganti kost - kostan aja" jawab Arya

"Tolong carikan kontrakan baru untuk adikmu ya" ucap papa

"Pah, selama mereka hidup jorok, pasti tuh se*tan akan ada terus, setiap rumah akan ada penghuninya" jawab Arya

"Papa penasaran sama kontrakan nya" ucap papa

"Main aja kesana" jawab Arya

"Besok papa akan antar dia berangkat kerja" ucap papa

"Papa nggak kerja dong?" tanya Arya melihat papanya

"Bolos sehari nggak masalah, papa penasaran aja sama kontrakannya seperti apa" ucap papa

"Kalau dari luar itu terlihat perumahan, tapi ke belakang nya perkampungan gitu, pah" jawab Arya

"Kenapa kamu mencarikan kontrakan disana?" tanya papa

"Akses ke kantornya Prita dekat, hanya jalan kaki tanpa harus naik angkutan lagi, tapi enak kok daerahnya, nggak serem" jawab Arya

"Menurut mu nggak serem, tapi kita nggak tau situasinya seperti apa" ucap papa

"Selama Prita masih mau kerja disana, ya udah lah, pah. Doain aja dia selalu baik-baik aja" jawab Arya mulai ngantuk

"Sekarang kita istirahat aja" ucap papa

Hari terus berlalu dan berganti, Prita menjalankan aktifitas seperti biasa, dan sudah menceritakan hal tersebut pada Melly, mereka memutuskan untuk mencari kontrakan baru.

Sementara keduanya tidur dikantor, pagi hari baru mereka pada pulang ke kontrakan, hanya untuk berganti pakaian.

"Ta, hari ini izin pulang sore yuk, kita cari kontrakan, pegel badan ku tidur di kantor terus" ucap Melly

"Hari ini nggak bisa izin, kita kan mau jemput tamu ke bandara, dan terpaksa tidur lagi dikantor" jawab ku

"Waktu itu tuh aku benar-benar lupa membuang nya, ih jadi horor tuh kontrakan" ucap Melly kesal

"Makanya aku suka bawel sama kamu, habis dari luar langsung mandi jangan tiduran di kasur, takut ada yang nempel dibadan kita" jawab ku

"Apa minta tolong pak Anto aja ya, cariin kontrakan, kita kasih upah" ide Melly

"Boleh juga, itung-itung lumayan buat beli rokok sama kopi dia" jawab ku setuju dengan idenya

"Agak jauh nggak apalah yang penting aman dan nyaman" ucap Melly

"Sekarang fokus kerja dulu, sore nanti sebelum berangkat kita bilang sama pak Anto" jawab ku

Aku berharap tidak melihat sosok apapun lagi, walaupun sebenarnya aku sering lihat bayangan-bayangan lewat tapi tanpa wujud yang jelas.

Kemarin saat papa datang ke kontrakan ku, papa sedikit aneh, dan mulutnya tidak henti terus berdoa.

Sempat aku tanya, apa papa melihat sesuatu, tapi di jawab hanya gelengan, lalu papa berpesan pada ku dan Melly untuk mengaji setiap hari, tetapi karena kami tidak tidur di kontrakan jadi kami tidak mengaji disana.

"Ngaji lah setiap hari, agar mereka mencari tempat lain untuk menetap" ucap papa

Anggap saja apa yang papa ucapkan aku langgar, kami tidak mengaji disana.

"Maafin Prita ya pah" lirih Prita mengingat pesan papa nya

"Kenapa Ta?" tanya Risma yang kebetulan duduk bersama ku di dalam mobil

"Hanya jenuh aja, kerja lebih sering lembur" jawab ku asal

"Lembur juga kan dibayar" ucap Risma

"Dibayar tapi nggak punya waktu untuk diri sendiri buat apa, nggak bisa menikmati hidup" jawab Prita

"Sabar aja, ini tuh proses untuk sukses" sahut Aldo tertawa

"Terima kasih pencerahan nya, Do" jawab ku

"Si Aldo suka bener deh" timpal Melly ikut tertaw