NovelToon NovelToon
Arcania

Arcania

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Dunia Lain
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis998

Sinopsis :

Protagonis tiba-tiba saja dipindahkan pada tubuh seorang anak laki-laki, yang merupakan anak bangsawan kelas atas bernama Astin.

Astin sangat dimanjakan oleh orang-orang disekitarnya, tetapi itu tidak membuat protagonis merasa senang, sebab Astin hanyalah karakter sampingan yang akan mengalami nasib tragis saat awal skenario dimulai.

Tidak sampai disitu, latar belakang keluarganya juga cukup gelap, dan ada rahasia yang tidak diketahui oleh protagonis.

Walau demikian, protagonis yang mengetahui kejadian dimasa depan, tetap berusaha meningkatkan kekuatan, agar dapat selamat dikemudian hari.

Tetapi sayangnya tempat ia terbangun bukanlah tempat yang familiar. Ini memang dunia game yang sebelumnya ia mainkan, namun keluarga Astin berasal dari tempat yang jauh dari tempat skenarionya dimulai.

Yaitu peta yang belum pernah terbuka sebelumnya. Akankah Protagonis dapat mengatasi permasalahan yang akan terjadi? Ikuti terus kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis998, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05 Pertemuan Dengan Ibu Tiri.

...Cerita berlanjut....

^^^31 : 48 : 14 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode lima.

Suara gemericik dedaunan samar terdengar sebab terbuai oleh hembusan angin lembut.

Beberapa helai daun yang beterbangan nampak melayang meliuk dengan begitu mulus. Kemudian mereka mulai bercengkrama dengan kawannya, yang sudah berlabuh di atap-atap runcing rerumputan.

Beberapa serangga kecil yang terkejut oleh kedatangan mereka, memutuskan untuk beralih. Sedangkan beberapa lainnya tetap setia, sembari menikmati embun bening berhias cahaya putih yang mulai membiru.

Melihat itu, akupun mengalihkan pandangan ke arah cangkir yang isinya mencerminkan diriku dengan keruh.

Setelah memandanginya sesaat, akupun membawanya ke arah mulut, sebelum kemudian menyesapnya dengan tenang.

Aroma manis yang samar, berpadu dengan seduhan teh yang menenangkan, memanjakan penciuman serta perasa yang mulai menyambutnya. Akupun menghembuskan napas lega, ketika kehangatan mulai menyelimuti tubuh.

Jemariku yang memegang tangkai cangkir perlahan turun, untuk meletakkannya pada piring kecil yang berada di atas meja. Kilauan biru yang terpantul dari tepian cangkir menggiring pandanganku untuk beralih,

Pada seorang wanita yang tengah terduduk anggun di seberang persinggahan ku.

Penampilannya begitu indah layaknya seorang dewi, pandanganku yang terbuai tak mampu untuk berpaling darinya.

Senyuman manis nan menggoda terlukis pada bibirnya yang diwarnai cream merah muda. Menghiasi wajah keibuannya yang begitu halus nan mempesona.

Terbalut dengan kulit sebening salju yang menyambut datangnya musim semi.

Pandangan matanya diwarnai coklat yang cukup dalam, seakan menghisap diriku agar tidak berpaling darinya. Tahi lalat kecil terlihat menghiasi sudut bawah mata kirinya.

Rambutnya yang tergerai panjang diwarnai lavender, sedikit ter-hiasi oleh cahaya biru yang semakin menerpa diri. Dengan poni yang disisir ke arah depan terbelah tepat di tengah keningnya.

Jemari lentiknya menyeka beberapa helaian rambut yang sedikit terhembus angin. Kukunya yang dihias indah berpapasan dengan hiasan rambut berkilau emas.

Memperlihatkan telinga yang berhias anting emas berpadu dengan permata amethyst. Lehernya yang agak jenjang berhiaskan kalung indah bermandikan permata.

Tubuh indahnya yang terlihat proporsional terbalut gaun putih dengan aksen lavender. Tidak lupa dengan beberapa manik permata kecil yang membuat penampilannya terlihat begitu anggun nan elegan.

Gelang emas berhias permata ruby terlihat melingkari pergelangan tangan kanannya, yang tengah mengirimkan cangkir mewah pada bibir manisnya.

Setelah memandangi kecantikannya yang luar biasa, akupun dibuat tidak percaya.

Apakah dia ibu tiriku? Bukankah dia terlalu muda, untuk seorang wanita yang memiliki anak gadis berusia tujuh belas tahun?

Dia terlihat seperti gadis yang baru menginjak umur dua puluh. Apa ayahku menikahi gadis di bawah umur?

Setelah memikirkan itu, aku mulai tidak mempercayai penglihatan ku lagi.

.

Wanita itu meletakkan cangkir bening dengan ukiran mewah, berisi air teh berwarna lavender dengan beberapa kelopak bunga, pada piring kecil di atas meja. Bersanding dengan beberapa manisan yang dihias indah.

Dua gadis pelayan terlihat berdiri sopan di belakangnya, salah satunya segera memberikan sebuah sapu tangan putih pada wanita itu.

Iapun menyeka ringan bibirnya yang sedikit terbasahi. Setelah gadis pelayan kembali mengambil sapu tangan tersebut, suara halus nan lembut keluar dari mulutnya yang mulai terbuka.

"Ibu agak terkejut, saat mendengar kabar dari Amy, kalau kamu sudah siuman. Sampai membuat ibu bergegas untuk pulang."

Wanita itu melirik ke arah Amy yang tengah berdiri di belakang tuan mudanya.

Membuat Amy memasang ekspresi bermasalah, ketika melihat senyuman nyonya yang menyiratkan sesuatu.

Setelah beberapa saat, wanita itu kembali beralih, kemudian melanjutkan kata.

"Apa kamu benar-benar tidak mengingat apapun?"

Wanita itu memasang ekspresi khawatir, dengan manik mata yang terlihat agak berkaca. Tetapi entah kenapa itu terlihat berbeda dari ekspresi khawatir Amy.

Atau itu hanya prasangka ku saja? Setelah berpikir sejenak, akupun hanya menjawab singkat, sebab bingung harus menjelaskan apa.

"Sepertinya begitu."

Kemudian menurunkan pandangan, pada cangkir teh yang tengah ku pegang.

Wanita itu memandangi penampilan anak laki-laki di hadapannya yang terlihat berbeda, iapun tersenyum manis kemudian berkomentar.

"Hmmm... apa kamu mengubah gaya rambutmu? Itu terlihat bagus."

Aku kembali menjawab singkat,

"Ya,"

Kemudian menyesap teh dengan tenang, sebab tidak ada yang bisa dibicarakan mengenai penampilan.

Ada rasa ketidaksenangan muncul dalam benak wanita itu, ketika melihat anak laki-laki di hadapannya memiliki sikap yang tidak seperti biasa. Tetapi ia berusaha untuk menyembunyikan hal itu.

Jemari lentiknya menggapai salah satu manisan berwarna lavender, dengan kelopak bunga merah muda sebagai penghias nya.

Iapun menggigitnya ringan, sembari menutupi mulutnya yang mengunyah dengan tangan kiri. Kemudian ia kembali berkata dengan nada yang manja.

"Ibu jadi merasa sedih, kamu tidak bersikap seperti biasanya. Biasanya kamu akan bersikap manja pada ibu. Apa kamu tidak menyayangi ibu lagi?"

Wanita itu memasang ekspresi melankolis, sembari sedikit memiringkan kepala, dan terus memandangi anak laki-laki di hadapannya seakan sedang memelas.

Akupun hanya bisa tertegun dan sedikit terperangah, sebab tidak tahu harus bereaksi dan menjawab apa.

Apakah Astin selalu bersikap manja pada ibu tirinya?

Ini sangat berbeda dari yang aku pikirkan. Kukira dia akan membenciku, sebab Astin bukan anak kandungnya. Ternyata orang-orang di sekitar Astin cukup menyayanginya.

Aku juga sudah memeriksa apa yang dikatakan oleh Amy sebelumnya. Memang ada noda bekas ledakan di atas meja samping tempat tidurku.

Kemungkinan memang Astin mengalami kecelakaan, saat sedang mengotak-atik artefak yang belum teridentifikasi.

Tetapi aku tidak boleh lengah, hanya sebab dia bersikap lembut padaku. Masih ada kemungkinan kalau memang ada seseorang yang bermaksud mencelakai ku.

Aku harus lebih waspada dalam bertin...

"Astin sayang, apa kamu tidak apa-apa?"

Pikiranku lantas ter-buyar, ketika suara lembut nan halus menggelitik telinga. Akupun segera mengalihkan pandangan pada wanita di hadapanku, kemudian menjawab.

"Ya, aku tidak apa-apa."

Rasa ketidaksenangan wanita itu semakin membesar, ketika anak laki-laki di hadapannya tidak menanggapi perkataan sebelumnya. Bahkan dia sekarang hanya menjawab seadanya.

Sikapnya benar-benar jauh berbeda, dia terlihat sangat tenang. Biasanya dia akan tersipu jika digoda seperti itu, tetapi sekarang dia tidak menanggapinya samasekali.

Sepertinya aku harus memberikan anak nakal ini beberapa pelajaran. Setelah berpikir demikian, wanita itu tersenyum manis kemudian berkata.

"Astin sayang,"

"Ya,"

Wanita itu kembali melirik ke arah Amy yang sekarang menundukkan pandangan, kemudian melanjutkan.

"Apa kamu benar-benar tidak mengingat satu hal pun? Apa kamu juga tidak mengingat apa yang telah ibu ajarkan padamu?"

"Sepertinya tidak."

Tidak ada satupun ingatan dalam tubuh ini, jadi ingatan yang ku punya hanyalah tentang kehidupan di dunia sebelumnya.

Entah kenapa rasa tidak senang dalam benak wanita itu memudar. Sejenak ia tersenyum, tetapi ia segera memasang ekspresi melankolis, kemudian berkata.

"Bagaimana ini? Padahal kamu sebentar lagi harus berangkat ke academy."

"Kalau kamu tidak memiliki pengetahuan apapun, bagaimana kamu harus berhadapan dengan anak bangsawan lainnya?"

Hah? Apakah ini sudah dekat dengan tahun ajaran baru academy? Aku tidak memikirkan hal itu, sebab banyak memikirkan hal lain.

"Ibu,"

"Ya sayang, apa kamu ingin menanyakan sesuatu?"

Entah kenapa rasanya aneh, memanggil wanita yang terlihat lebih muda dariku dengan sebutan ibu. Apalagi terus dipanggil sayang oleh wanita secantik dirinya.

"Kapan aku harus berangkat ke academy?"

Aku kurang ingat kapan tepatnya tahun ajaran baru academy dimulai, seharusnya itu di adakan pada awal bulan ke lima.

Entah kenapa wanita itu merasa sangat senang, sebab anak laki-laki di hadapannya mulai mengajaknya berkomunikasi.

Iapun tersenyum manis, kemudian men-jeda beberapa saat sembari menyesap teh. Setelah mengembuskan napas ringan, iapun menjawab.

"Hmmm... kamu harus berangkat ke academy satu enhard lagi. Tetapi sebelum itu, kamu harus menguasai kembali pengetahuan yang pernah kamu pelajari."

^^^Enhard : minggu.^^^

Wanita itu memandangi postur anak laki-laki di hadapannya, kemudian melanjutkan.

"Terutama etiket mu. Sebagai seorang bangsawan kelas atas, kamu harus bersikap lebih bermartabat, agar tidak dipermalukan oleh bangsawan lainnya."

Wanita itu kembali tersenyum, senyumannya seakan menyiratkan sesuatu.

Membuat Amy yang tengah menundukkan kepala mulai menggigit bibir bawahnya.

"Ibu akan mengajarimu kembali beberapa pengetahuan yang wajib kamu kuasai. Ibu tidak mau kalau pendidikan mu tertunda, hanya sebab kondisimu sekarang."

Ya, aku juga tidak mungkin menundanya. Kalau aku melewatkan skenario utama, bagaimana aku dapat menyelamatkan kakakku?

Ada rasa yang sangat menyesakkan, tiap kali aku memikirkan tentang keadaan kakakku.

Sebelumnya aku hanya ingin hidup dengan santai sembari meningkatkan kekuatan. Tetapi setelah mengetahui kalau kakakku akan menjadi korban skenario, mau tidak mau aku harus mengubah strategi.

Tetapi satu minggu adalah waktu yang sangat singkat, untuk meningkatkan kekuatanku yang sangat lemah ini. Waktunya terlalu mepet dari yang aku kira,

Setidaknya aku harus meningkatkan level, untuk menghadapi prolog skenario utama, agar dapat menyelamatkan kakakku.

Seharusnya artefak ini dapat membantuku untuk menaikan level lebih cepat.

Setelah berpikir beberapa waktu, akupun mengalihkan pandangan pada wanita di hadapanku,

Yang terus memandangiku sembari menikmati manisan yang terlihat mewah, di atas meja beralaskan kain putih beraksen emas yang mewah pula.

Entah kenapa ekspresinya yang selalu berubah-ubah terlihat mencurigakan.

Aku sudah beberapa kali mencoba mengecek statusnya, tetapi seperti yang kalian lihat.

...(Tidak dapat memindai jarak terlalu jauh dengan target).♪.♪.♪...

Aku harus benar-benar mendekatkan artefak ini di depan wajah, agar dapat melihat statusnya. Ya, aku akan segera memeriksanya jika ada kesempatan.

Akupun sedikit mengangkat pandangan, setelah menyesap teh dengan tenang.

Suara desir angin semakin menghiasi sore hari yang terasa menenangkan.

Cahaya putih Rigelius semakin ter-gradasi, oleh cahaya biru muda Lunaxia yang hendak menggantikan perannya.

^^^Rigelius : matahari. Lunaxia : bulan.^^^

Pandanganku yang menyusuri secara diagonal, memberitahukan tentang keberadaan ku.

Yang tengah terduduk di sebuah kursi putih beraksen emas, dikelilingi oleh beberapa pilar putih dengan ukiran indah,

Beratapkan kubah putih yang terukir indah pula, dengan beberapa bagian crystal transparan, memperlihatkan langit sore tak berawan yang berada di atasnya.

Sedangkan di sisi kiri tempatku bersinggah terdapat sebuah jalan setapak, disusun oleh batuan bulat yang diasah halus, dengan pola dan ukuran sedemikian rupa.

Di sekitarnya terlihat hamparan bunga dengan warna dan bentuk beraneka.

Diselingi oleh pepohonan, rerumputan, dan juga lampu penerang yang belum bercahaya. Beberapa serangga berkelip putih nampaknya mulai melakukan aktivitas mereka.

Salah satunya terbang menelusuri jalan, menuntun pandanganku untuk turun. Sampai bertemu dengan beberapa anak tangga batuan putih halus yang disusun indah, untuk naik ke atas lantai batuan putih melingkar yang sekarang ku pijak.

Wanita itu memandangi tingkah anak laki-laki di hadapannya dengan pandangan lembut, rasa penat yang ia rasa seusai bekerja terasa sirna begitu saja.

Iapun menyeka bibirnya yang sedikit terbasahi teh yang ia sesap dengan sapu tangan. Senyuman manis tergambar pada bibirnya yang mulai bergerak lembut.

"Astin sayang,"

Suara halus yang menggelitik pendengaran memandu pandanganku untuk beralih, membuat serangga berkelip putih yang hendak hinggap pada jemariku berpindah haluan.

Akupun menjawab, setelah pandanganku kembali terpikat oleh keindahan wanita di hadapanku.

"Ya,"

Jemari wanita itu kembali menyeka helaian rambut lavender-nya yang terhembus angin, membuat anting emas permata yang ia kenakan sedikit bergoyang.

Mata coklatnya sedikit menutup, walau itu tak pernah lekas dari sosok indah bak permata putih nan murni di hadapannya, setelah beberapa saat iapun berkata.

"Nanti malam ibu akan ke kamarmu untuk memulai pelajaran. Kalau kamu merasa lelah, kamu bisa beristirahat terlebih dulu."

Apa dia berniat mengajariku sebelum aku benar-benar pulih?

Ya, memang tidak ada waktu untuk menunda. Mempelajari pengetahuan dunia ini juga bagus untuk membantuku beradaptasi serta mencari informasi.

Akupun kembali menyesap teh dengan perisa buah Chersei. Kemudian mengalihkan pandangan pada wanita di hadapanku dan berkata.

"Ibu,"

"Ya sayang, apa ada yang ingin kamu tanyakan?"

Sebelumnya aku masih bingung ingin membicarakan apa dengan ibu tiriku, dan hanya bermaksud untuk mengecek statusnya. Tetapi setelah mengobrol beberapa waktu, ada sesuatu yang membuatku penasaran.

"Dengan apa aku berangkat ke academy? Bukankah ini di benua langit?"

Tidak ada kendaraan lintas udara di dalam gamenya, jadi aku cukup penasaran. Apakah akan menggunakan portal seperti dalam gamenya? Tetapi tidak ada informasi mengenai portal menuju benua langit.

Wanita itu tersenyum manis, ketika melihat ekspresi penasaran dari anak laki-laki di hadapannya.

Iapun menyesap teh lavender yang wanginya memanjakan penciuman, kemudian menjawab dengan nada sedikit bangga.

"Fu fu... kamu harus pergi ke ibukota kerajaan menggunakan mobil kinetik yang kita miliki. Beberapa kesatria akan mengendarai motor kinetik untuk mengawal mu ke sana."

"Dari ibukota, kamu akan menaiki kereta kinetik, untuk menuju pangkalan kapal udara yang berada di tepi benua."

Hah? Bukankah namanya terdengar futuristik? Setahuku kendaraan paling maju dalam gamenya hanya kereta api saja. Aku jadi penasaran dengan bentuknya.

"Ibu, apa aku boleh melihatnya?"

Wanita itu tersenyum lembut, melihat ekspresi anak laki-laki di hadapannya yang semakin antusias. Tidak seperti sikap tenang sebelumnya, sekarang dia terlihat sangat menggemaskan.

Wanita itu sedikit menjilat bibirnya, dengan beberapa pemikiran yang melintas. Tetapi ia segera menenangkan diri, kemudian menjawab dengan santai.

"Hmmm... ada beberapa mobil kinetik dan motor kinetik di gudang senjata."

"Tetapi kebanyakan dibawa oleh ayahmu dan para kesatria yang menemaninya, untuk melakukan ekspedisi dua lunaxia lalu."

^^^Lunaxia : bulan.^^^

Entah kenapa ekspresi wanita itu tiba-tiba berubah, seperti menahan rasa kesal di dalam hatinya, kemudian melanjutkan.

"Kemungkinan mereka akan kembali satu lunaxia lagi."

Apa ayahku sedang tidak ada di kediaman? Tetapi melakukan ekspedisi selama tiga lunaxia bukankah terlalu lama?

Apalagi meninggalkan istri secantik ini, ya, kata Amy hubungan mereka memang buruk. Aku bisa memastikan itu, dari ekspresi wanita di hadapanku yang terlihat kesal.

"Apa ayah memang selalu meninggalkan kediaman selama itu?"

Rasa ketidaksenangan wanita itu kembali melanda. Ia benar-benar merasa kesal, ketika membicarakan tentang suaminya itu.

"Ya, ayahmu hanya pulang tiga sampai empat kali setiap rigelia. Kamu mungkin tidak dapat menemuinya."

Kemudian Wanita itu segera mengalihkan pembicaraan, sebab dia benar-benar merasa sangat kesal.

"Oh ya, sayang, nanti kamu bisa meminta bantuan Sebas, jika ingin melihat motor dan mobil kinetik di gudang senjata."

Setelah itu, ia mengalihkan pandangan pada Amy, kemudian berkata.

"Amy, apa kamu bisa mengurusnya?"

Amy lantas mengangkat pandangan, bibir bawahnya terlihat sedikit terluka, sebab ia gigit begitu kuat untuk menahan rasa sakit di hatinya.

"Serahkan pada saya nyonya."

Iapun kembali menunduk, ketika wanita di hadapannya kembali mengalihkan pandangan. Sedangkan wanita itu kembali mengalihkan pembicaraan sembari memasang senyuman.

"Ngomong-ngomong, nanti kalau kamu sudah sampai di academy, jangan lupa untuk menyapa kakakmu, dan sampaikan salam ibu padanya."

"Kakak Rinea?"

Deg! Tiba-tiba saja dadaku kembali merasa sesak, ketika menyebut nama kakakku. Akupun mencengkeram pangkuan untuk menahannya.

Wanita itu agak terkejut, ketika anak laki-laki di hadapannya mengetahui nama kakaknya. Apa dia tidak sepenuhnya kehilangan ingatan?

Tetapi ia segera memikirkan kemungkinan lain. Apa Amy yang memberitahunya?

Wanita itupun bernapas lega, kemudian kembali berkata.

"Ya, bukankah kalian sangat akrab? Kakakmu pasti sangat merindukanmu."

Apa hubungan Astin dengan kakaknya memang sangat dekat?

Kalau begitu, mungkin itu alasan mengapa tubuh ini selalu bereaksi, ketika aku memikirkan tentang keadaan kakakku.

Benar, mungkin ibu tiriku memiliki beberapa informasi mengenai kakakku. Itu akan mempermudah ku untuk mencari solusi agar dapat menyelamatkannya.

"Apa ibu mendapat kabar terbaru dari kakak, seperti kegiatannya di academy atau semacamnya?"

Informasi sekecil apapun tidak masalah, itu dapat membantuku untuk mengambil keputusan.

Wanita itu tersenyum. Walaupun dia kehilangan ingatan, sepertinya dia masih sangat menyayangi kakaknya.

"Hmm... ibu mengabari kakakmu satu enhard lalu, ibu dengar kakakmu sedang sibuk dengan kegiatannya sebagai anggota osis."

Kugh! Sialan, rasanya dadaku seperti di remas, ketika membayangkan kakakku sedang bersama para bajingan yang akan melecehkannya.

"Apa kakak tidak pernah membicarakan tentang masalahnya?"

Apa dia mengkhawatirkan keadaan kakaknya? Ya, wanita itu sebenarnya juga sedang khawatir tentang keadaan putrinya itu.

"Kakakmu tidak pernah mengatakan kalau dia mendapat masalah."

"Tetapi akhir-akhir ini dia tidak pernah menghubungi ibu terlebih dulu, bahkan sekarang dia juga agak sulit untuk dihubungi."

Sialan! Kalau dia tidak mau memberitahu keadaannya pada ibunya sendiri, apa kakakku sekarang sudah diancam?

Bug bug bug..! Jantungku berdegup begitu kencang, sampai rasanya ingin meledak.

Akupun menundukkan kepala, untuk menyembunyikan ekspresi yang meringis, dan semakin erat meremas pangkuan.

Apa sudah terlambat untuk menyelamatkannya? Tidak, insiden itu terbongkar beberapa minggu setelah upacara penerimaan murid baru academy.

Seharusnya aku dapat menyelamatkannya, jika aku menemuinya segera setelah sampai di academy.

Tetapi mendengar kalau kakakku jarang memberi kabar, ada kemungkinan kalau sekarang dia sudah diancam.

Sial! Memikirkan banyak kemungkinan tanpa informasi yang jelas, membuat kepalaku terasa sakit saja...

"Astin sayang, apa kamu tidak apa-apa?"

Wanita itu melebarkan mata dan hendak beranjak dari tempat duduknya, ketika melihat anak laki-laki di hadapannya melukai diri.

Akupun lantas tersadar, ketika beberapa tetes cairan merah mulai menodai celana putihku. Sepertinya tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku begitu erat.

Amy yang melihat itu segera mengambil sapu tangan untuk menyeka luka tuan mudanya, sembari berkata.

"Tuan muda, apa anda merasa sakit lagi?"

Tetapi seketika itu, tengkuk Amy serasa ditusuk oleh tatapan tajam nyonya. Walau demikian, ia tetap menyeka lembut bibir tuan mudanya.

Akupun memicingkan mata, sembari menahan rasa perih, dan memandangi wajah Amy yang sangat khawatir.

Rasa ketidaksenangan wanita itu lantas memuncak. Sepertinya gadis nakal ini juga harus diberi pelajaran. Hawa dingin terasa di sekitarnya, sampai membuat dua gadis pelayan di belakangnya gemetaran.

Tetapi beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah. Dan pria tua yang mengenakan jas berekor, terlihat tengah berjalan melewati jalan setapak,

Sosoknya sedikit ter-gradasi, oleh cahaya kekuningan lampu taman yang mulai menyala berurutan, seakan mengikuti langkah pria tua itu.

Dan entah kenapa rasa ketidaksenangan wanita itu memudar begitu saja, ketika pria tua itu membungkuk 90° menghadapnya sembari berkata.

"Hormat saya nyonya, tuan muda."

Wanita itu tersenyum cukup lebar tidak seperti senyum manis sebelumnya.

Kemudian segera memasang ekspresi khawatir, dan berkata pada Amy yang masih menyeka bibir tuan mudanya.

"Amy, bisa kamu bawa Astin untuk beristirahat di dalam? Sepertinya Sebas ingin menyampaikan hal penting."

Deg! Seketika itu jantung Amy seakan terhenti, napasnya juga terasa sangat sesak menahan rasa sakit di hatinya.

Tetapi ia segera menenangkan diri ketika melihat wajah tuan muda. Dengan lembut iapun berkata.

"Tuan muda, ayo kembali."

Amy ingin segera membawa pergi tuan mudanya dari sini, atau lebih tepatnya dari sisi nyonya.

Akupun menggapai lembut tangan Amy yang terulur. Dan beranjak pergi dengannya melewati jalan setapak, setelah berpamitan dengan ibu tiriku.

Setelah cukup jauh melangkah, akupun agak menoleh, untuk melihat ibu tiriku yang tengah berbicara dengan pria tua yang berdiri kaku.

Sebelum sosok mereka terdistorsi oleh jarak dan langit yang mulai gelap. Dihiasi sinar biru muda Lunaxia yang semakin menguasai cakrawala.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Jangan lupa dukungannya ya, satu like dan komen sangat berarti bagi author.

1
Mizuki
ini kak kopi/Coffee/, biar semangat nulisnya
Aegis Aetna: terimakasih kasih banyak
total 1 replies
Mizuki
ini si Auston gak ada skill nego kah kak, dari kemarin nanggung mulu perasaan angkanya.
Aegis Aetna: Maklum cowok, dia kerja di militer jadi gak punya basic bisnis, paling nego sekali dua kali kalo dirasa harga kurang cocok, tapi dia udah tau harga pasaran item-item waktu di gamenya.

Emang angkanya ganjil, sebagai contoh harga batu energi grade 'D 1600 Valiss atau 300 Orion itu harga pas saat di dalam gamenya. jadi ngitungnya juga gak bisa genep.

Tapi ngitung juga kok keuntungannya, sejauh ini belum ada rugi, malah untung cukup banyak kalo dibanding sama harga normal waktu di gamenya.

Kalo yang disebutin disini kan keseluruhan hasil jual koin emas n permata, buat koin emas udah deal harganya ditambahin udah pasti untung,

Tujuh permata yang dijual kualitasnya beda-beda jadi harganya juga beda, tapi itu juga masih termasuk untung, n harganya emang ada pecahan kecilnya, soalnya udah bener-bener diperiksa kualitas detailnya, jadi ngasih harganya juga sesuai.
total 1 replies
Bilqies
lanjut thor
Aegis Aetna: sedang proses kak.
total 1 replies
Qiann Zhuu
Habis itu tinggal pijit plus-plus dirumah
Aegis Aetna: tentu saja akan ada kejutan yang menanti Astin saat dia tiba di mansion.
total 1 replies
Zelca
Sy mampir~
Aegis Aetna: tengkyu bang
total 1 replies
EMP Official
OMG 🤦
EMP Official
astinnya di apain ibu ,?
EMP Official
kamu keren 👍
Bilqies
hai Thor mampir lagi niih
Aegis Aetna: okey kak, terimakasih.
total 1 replies
Amelia
sampai di sini dulu, nanti aku mampir lg ❤️❤️
Aegis Aetna: okey kak, terimakasih.
total 1 replies
Amelia
monster apa itu ya 😕😕
Bilqies
aku mampir lagi Thor
Aegis Aetna: makasih kak.
total 1 replies
ATAKOTA_
Kren banget penggambarannya
Aegis Aetna: terimakasih kak.
total 1 replies
Iskandar
serasa baca LN
Aegis Aetna: gak ada lawan bicara jadi full narasi, hehe...
total 1 replies
Zelca
Selalu ingat kata "Di" jika menunjukkan letak/tempat/waktu dipisahkan. and Kesatria × Ksatria ✓
Aegis Aetna: siap kak, tengkyu koreksinya.
total 1 replies
Teteh Lia
wow... dari 135 juta bisa sampe ke 5M...
Aegis Aetna: maklum lelang. Apalagi item langka.
total 1 replies
Iskandar
suka banget sama penulisannya
Bilqies
lanjut thor semangatbterus menulisnya....
Aegis Aetna: siap, lagi proses, udah bikin plot panjang banget, tinggal eksekusi.
total 1 replies
Bilqies
koreksi sedikit ya Thor 🙏
"Merapihkan" itu bukannya kaya gini yaa penulisannya "Merapikan"
Bilqies: sama sama Thor 🤗
Aegis Aetna: aku baru tau. tengkyu kak.
total 2 replies
Amelia
❤️❤️❤️❤️👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!