NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:811.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POSESIF

Belum satu jam menjadi kekasihnya, Dion sudah sangat posesif pada Jasmine. Gadis itu sampai mengancam ingin meminta putus jika Dion terus menerus mengikutinya. Dion seperti anak kecil yang terus mengikuti langkah ibunya, ngintil kemana pun Jasmine melangkah.

“Lanjutin kerja kamu atau kita putus? Pilih yang mana? Kamu gak takut di marahi Pak Han?” Jasmine bertanya dengan ketus, ia yang biasanya bebas melangkah kini terus di buntuti Dion.

“Jangan putus, kok ancamannya ngeri. Aku ngikutin kamu karena takut kamu di deketin laki-laki lain, aku juga takut kamu pulang sendiri, sebagai pacar kamu, aku berkewajiban mengantar kamu pulang dan menjamin keselamatan kamu sampai ke rumah,” Dion beralibi.

Jasmine berdecak, lama-lama ia tak waras menghadapi Dion, “Dion, aku gak nyaman kamu kaya gini. Aku tuh harus beresin kerjaan aku sebelum aku ke Jakarta. Kalau kamu terus buntutin aku, aku gak bisa bebas bergerak. Kamu ngerti kan? Aku gak mau pergi ninggalin kerjaan, tolong ngertiin aku,” Jasmine menangkupkan kedua tangannya, memohon agar pria itu bisa melepaskannya. “Aku juga gak mau punya pacar posesif, kalau kamu terus kaya gini, mending aku kabur aja sekalian. Aku gak bakalan bilang ke kamu kalau aku pulang nanti.”

“Hah? Jangan jangan jangan, ok ok sayang. Aku balik kerja yah, kalau kamu mau pulang, telpon aku,” Dion maju, mendekatkan wajahnya namun Jasmine otomatis mundur untuk menghindar.

“Mau ngapain?” Tanya Jasmine penuh selidik.

“Sun kening gak boleh?”

“Gak! Sana kerja!”

Dion menghela nafas panjang, kemudian pergi dengan wajah bermuram durja. Ia lupa, Jasmine menerimanya karena terpaksa, mana mau gadis itu ia sosor. Jasmine itu seperti belut, licin dan sulit untuk di genggam. Atau selayaknya burung merpati, seperti jinak tapi sulit untuk di tangkap.

Jasmine memang di ajarkan seperti itu oleh Dahlia, sebagai perempuan, jangan sekali-sekali menyakiti hati laki-laki. Karena selain makhluk yang kuat, laki-laki juga bisa melakukan apapun jika hatinya tersakiti. Seperti perumpamaan, cinta di tolak dukun bertindak, kalau pun mau menolak, harus dengan bahasa yang baik agar tak menyakiti.

Tapi menghadapi Dion, sepertinya pengecualian. Baru beberapa saat menjadi kekasihnya, ia sudah di buat kesal dan pusing. Jasmine nyaris tak bisa menahan diri untuk mengamuk.

“Bikin pusing aja Ya Tuhan,” gerutu Jasmine. Ia lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia tak mau meninggalkan hutang pekerjaan di kantor, juga tak mau menyulitkan teman-temannya untuk melanjutkan pekerjaan yang belum ia selesaikan.

***

Pukul enam sore Jasmine baru menyelesaikan pekerjannya, kantor bahkan sudah sepi. Sebagian karyawan sudah pulang, hanya tinggal beberapa yang kerja lembur seperti dirinya. Ia segera membereskan meja, memasukkan beberapa barang-barang miliknya ke dalam dus yang beberapa saat lalu ia minta dari Sukri.

Ia akan berpamitan pada Pak Han yang masih ada di kantor, juga pada teman-temannya yang juga masih belum pulang. Sebenarnya berat meninggalkan tempat ini, rumah pertama yang memberinya banyak kesempatan, ilmu dan pelajaran berharga di dunia pekerjaan. Tapi ia juga ingin berkembang, ingin mempunyai karier yang lebih baik juga kehidupan yang lebih layak, karena itu Jasmine harus berani mengambil keputusan ini.

Tok tok tok

Jasmine menghela nafas panjang, menunggu Pak Han menyahut dan mengizinkannya masuk.

“Masuk …”

Perlahan Jasmine membuka pintu, sepertinya Pak Han juga sudah bersiap untuk pulang.

“Pak Han, saya, saya ingin berpamitan. Saya …”

Jasmine tak bisa melanjutkan kalimatnya, bibirnya bergetar menahan tangis, apalagi saat Pak Han merentangkan tangannya, membuat Jasmine sontak berlari dan memeluk pria tua itu. Pak Manager rasa ayah, begitu lah kata Jasmine pada Pak Han.

“Jangan nangis, kamu membuat saya sedih. Saya tuh orangnya gampang tertular, kalau melihat orang nangis bawaannya suka mau ikut nangis. Kamu menguap saja saya ikutan,” kata Pak Han seraya terkekeh, padahal matanya juga mulai berair. Kenapa ia juga berat melepaskan jasmine? Bukankah sejak awal menerima gadis itu inilah tujuannya? Membuat Jasmine berubah dan bisa membuktikan pada semua orang bahwa Jasmine akan berhasil. Tapi setelah itu mulai terbukti, ia jadi tak rela.

Mendengar ucapan Pak Han, Jasmine justru semakin menangis. Banyak hal yang ia dapat dari Pak Han, termasuk kasih sayang seorang ayah yang sedari kecil tak ia dapatkan. Entah mengapa pelukan Pak Han begitu menenangkan, Jasmine nyaman dan merasa menemukan sosok sang ayah pada diri Pak Han.

“Apa saya batalin saja ya Pak?” ucap Jasmine di sela-sela isak tangisnya.

Pak Han sontak menarik diri, merengkuh kedua bahu Jasmine dan menatapnya dengan tatapan tajam, “Jangan memikirkan hal lain selain karier kamu, Jasmine. Ini kesempatan untuk kamu membuktikan pada semua orang kalau kamu itu bisa, kamu mampu, kamu hebat dan kamu berhasil. Lakukan itu demi saya, saya yang sudah memberi kamu kepercayaan juga kesempatan. Mengerti?”

Jasmine semakin terisak, namun ia mengangguk. Pak Han benar, setidaknya lakukan itu demi Pak Han dan Mamanya.

“Bagus, jangan nangis lagi, pergilah, doa saya selalu menyertai kamu. Sesekali saya pasti berkunjung, kita akan bertemu lagi nanti, jaga diri kamu baik-baik. Kata orang, Jakarta itu keras. Kamu harus bisa menjaga diri.”

Jasmine mengangguk, tatapan teduh Pak Han membuatnya tak kuat untuk pergi. Ia justru kembali memeluk pria itu. Apa di perusahaan baru nanti ia akan bisa menemukan orang sebaik Pak Han?

***

“Jasmine …”

Mendengar seseorang memanggil namanya, Jasmine menoleh. Ia berdecak malas saat ternyata Dion masih menunggunya. Ia kira pria itu sudah pulang, tapi ternyata masih ada di sana.

“Kamu belum pulang?” Tanya Jasmine.

Dion tersenyum manis, lalu menggelengkan kepalanya, “Belum lah. Kan nunggu kamu, aku mau antar kamu pulang …”

“Tapi aku bawa motor sendiri, Dion. Aku gak bisa ikut kamu,” kata Jasmine. Ia meletakkan dus berisi barang-barangnya di atas jok, lumayan berat juga.

“Yaah, padahal aku udah nungguin kamu. Aku juga mau sama-sama kamu sebelum kamu ke Jakarta besok. Setelah ini, kita akan pisah Jasmine, apa kamu gak bisa ngasih aku kesempatan untuk menghabiskan waktu sama kamu?”

Jasmine diam, ia tampak berpikir. Kasihan juga melihat Dion, tapi bagaimana dengan motornya? Ia tak bisa meninggalkannya di sana.

“Jasmine, tapi aku gak mau maksa kamu. Aku takut kamu gak nyaman sama aku. Kalau kamu keberatan, gak papa kok, kamu pulang sendiri saja.” Dion kembali tersenyum, terlihat jelas senyumnya di paksakan. Ia takut dengan ancaman Jasmine, karena itu ia tak mau lagi terlalu posesif pada gadis itu.

Duh, Jasmine justru semakin tak enak hati melihat Dion pasrah. Ternyata Dion benar-benar takut dengan ancaman putus darinya.

“Gini aja, apa kamu punya teman yang bisa nganterin motor aku ke rumah? Biar aku bisa pulang sama kamu, gimana?” putus Jasmine, meski tak cinta, tak tega juga melihat wajah memelas pria itu.

Dengan mata berbinar-binar Dion mengangguk. Senyum di bibirnya seketika merekah, “Ada, itu masalah gampang. Yang penting aku bisa nganter kamu pulang dan motor kamu aman sampai ke rumah.”

Dan senyum pria itu ternyata menular, Jasmine ikut tersenyum melihat pancaran kebahagiaan dari pria itu. Ia menyerahkan dus berisi barang-barangnya pada Dion, pria itu tentu menerimanya dengan senang hati.

1
RJ 💜🐑
kasihan banget Jasmine 😢
Nadira Alexa
Luar biasa
Feybe Sanger
thor apakah iyaaaa...
gak reamistis sih ni cerita 🤣🤣
apakah kurang ide amoe dilama2in
Feybe Sanger
lah kenapa juga ceritanya di panjang2in tapi gak masuk akal....
kita juga bacanya pake quota lohhh...
Violeta
🤣🤣🤣🤣
Violeta
😅🤣🤣🤣
Filza Fatim
dan aku juga pernah di bully di sekolah menengah waktu itu aku gak tahu kalau kakel aku naksir sama aku dia termasuk mostwanted sekolah. aku yang tidak tahu apa" di bully hampir satu sekolah. tp akhirnya semuanya minta maaf setelah kakaksepupu ku mendatangi sekolah dan mengadukanya pada pihak sekolah. itu pengalaman terburuk sepanjang sekolah
Anonymous
[
Talnis Marsy
lha Dion nya gak salah.jelaslah marah. di kasih duit mau..tapi cintanya gak mau.aneh.harusnya klo gak cinta jangan mau di kasih uang Jasmin...naraaaa...
RJ 💜🐑: iya betul banget aku jadi kasihan sama dion, Jasmine tu cape" cantik dan melupakan lukanya di masa lalu tapi pacaran dengan orang yang bikin luka
total 1 replies
Eka Yuni
Luar biasa
Henny Dai
Buruk
susy lawati
Luar biasa,bagus cerita nya
#ayu.kurniaa_
.
Sari Ramly
Plat
Motor Cross
Kecewa
Motor Cross
Buruk
Naturelight
dasar keras kpala kau😄
Naturelight
gk suka klo jasmine ma si padi huaaa....
Lala Al Fadholi
si oryza ma Jasmine PD konyol...harusnya dr awal jgn nikah udah tau kedepannya akan susah bahagia aplg perkosaan itu ga ada itu namanya masing2 PD nyakitin diri sendiri
Lala Al Fadholi
lah enak amat oryza udah belajar duren baru d lepas...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!