Hinaan Dari Keluarga Suami Ku

Ada yang pernah denger enggak , seseorang akan mendapatkan karma di detik itu juga , tanpa menunggu hari esok . .

Kalau enggak ya , itu mungkin kata-kata dari author aja , hehehe . Selamat membaca ...

•

"Capek banget aku . Pegel kaki nya . " Gerutu Mirna saat berjalan menuju ke pasar , dirinya harus berjalan kaki , menempuh perjalanan yang lumayan jauh, karena dirinya tidak bisa memesan ojek sebab uang nya tidak cukup .

Berulangkali Mirna menyeka keringat yang menetes di kening nya , sungguh melelahkan sekali . Padahal masih lama dirinya sampai ke pasar.

Sebenarnya Mirna malu sekali jika harus berjalan kaki seperti ini, tapi dirinya harus bagaimana lagi, sudah menjadi resiko dirinya, siapa suruh uang yang di berikan oleh Doni habis untuk berfoya-foya oleh nya .

Mirna sebenarnya punya emas , namun wanita paruh baya itu tidak akan menjual emas nya , gengsi dong, nanti kalau ada saudara atau tetangga yang akan mengadakan acara , dirinya masa tidak pakai emas , bisa kalah malu dirinya dengan Bu Kokom .

"Wah buk Mirna !! Kok jalan kaki sih ? Di sana kan banyak tukang ojek . " Ucap bu Kokom duduk bergerumul bersama dengan teman-teman gosip nya .

Mirna langsung gelagapan , namun tetap tenang ,. "Saya biasa kok jalan kaki . Kan jalan kaki biar sehat loh buk Kokom . Kemarin-kemarin juga saya jalan kaki sama Kemuning . " Sahut Mirna .

Bu Kokom dan yang lainnya langsung mengangguk-angguk kan kepala nya , percaya sekali mereka dengan kata-kata yang keluar dari mulut Mirna .

"Oiya buk, Nisa kok enggak pernah lewat sini lagi ya ?  Udah dua hari loh saya enggak lihat Nisa ke pasar ... Kemarin kata nya aku denger ada ribut-ribut ya di depan rumah buk Mirna ." Ucap buk Kokom yang memang sangat gampang mencari sumber informasi .

Mirna mengumpat di dalam hati nya , Kokom itu cepat sekali mendengar berita seperti itu . Tapi Mirna tetap memasang senyuman manis nya ke arah Bu Kokom . "Oiya !!! Bener banget, tau enggak kalau Nisa itu ternyata tukang goda laki-laki loh . CK anak saya saja yang selama ini buta dengan cinta nya . "

"Eh gimana-gimana buk Mirna , sini duduk dulu " teriak Kokom , tangan nya melambai ke arah Mirna , meminta Mirna duduk dan bergabung bersama mereka .

Mirna langsung tersenyum, kesempatan untuk menjelek-jelekkan Nisa , dan tidak akan membiarkan nama anak nya buruk di pandangan masyarakat .

"Terus gimana buk ? Nisa main di belakang nya Doni gitu . " Cerca bu Kokom yang sudah tidak sabar mendengarkan cerita dari Mirna , mulut nya gatal sekali ingin menggunjing orang .

Mirna menipiskan bibir nya . "Bulan main belakang Buk Kokom, tapi Nisa itu udah Bernai ngerayu calon mantu saya . Pacar nya si Kemuning . "

"Loh kok bisa buk ? Ya walaupun kami dengar dari ibuk Nisa itu suka foya-foya duit nya Doni , tapi kami lihat kok orang nya lugu dan polos  gitu ya ? Enggak cocok aja sama muka nya . " Ucap seorang ibu-ibu yang berada di sana , walaupun begitu, dirinya sedikit melihat bagaimana seorang Nisa .

Mirna mencebikkan ujung bibir nya ,tidak suka mendengar perkataan yang membela Nisa , bagaimana pun dirinya harus membuat Nisa itu jelek di mata orang-orang .

"Lugu dan polos itu di depan orang ! Nyatanya dia enggak sepolos itu . Buktinya waktu enggak ada orang di rumah , suami nya juga lagi pergi , si Joko datang , eh Nisa nya malah narik- narik Joko . Eh mau cium Joko lagi, untung aku sama Kemuning pulang . Jadi Joko selamat deh . " Ucap Mirna .

Sebagian ibu-ibu di sana , mengerutkan kening nya saat mendengar cerita dari Bu Mirna , agak aneh sih , kalau yang berpikir rasional, mana mungkin seorang perempuan hamil mampu menarik lelaki kekar kayak Joko . Ya mereka tau Joko , anak kepala desa seberang .

"Gimana bisa Nisa narik tangan Joko, Joko kan badan nya gede ?"

Mirna langsung mendengus mendengar nya . Dirinya juga tidak percaya sih dengan perkataan dari Joko, tapi karena Joko calon mantu nya itu kaya , mana mungkin dirinya membela Nisa . Toh dirinya senang , karena akhirnya Doni berpisah dengan Nisa . Hal yang sudah di harapkan sejak lama, akhirnya tercapai .

"Enggak percaya sama saya ? Saya lihat sendiri semua nya . Ada Kemuning juga yang menyaksikan nya loh . Is muka polos itu belum tentu baik . " Ucap Mirna .

"Kalau ibuk- ibuk sekalian enggak percaya ya tanya saja sama Kemuning . Joko saja sampe geli , kok ada ya perempuan seperti itu . " Sungguh kata-kata dari Mirna itu membuat semua ibu-ibu yang ada di sana terpengaruh, mereka sudah berpikiran buruk tentang Nisa .

"CK dasar ya , udah miskin tapi masih saja berani menggoda lelaki lain . " Cetus Kokom .

"Itu lah buk, beruntung dia udah di ceraiin sama Doni dan udah minggat entah kemana . Saya bersyukur sih , biar enggak buat Doni malu . Malu lah anak saya . Nanti kalau ada yang komplain tentang sikap istri nya itu gimana ? CK enggak ke bayang malu nya saya . " Ucap Mirna .

Semua nya menganggukkan kepala nya .

"Minggat kemana ya buk Mirna ? Saya takut deh , kalau suami saya nanti di gaet sama wanita seperti itu . " Ucap salah satu ibu-ibu di sana .

Mirna menggeleng kan kepala nya , dirinya juga tidak tau dan tidak mau tau kemana pergi nya Nisa . Nisa pergi dan menghilang saja , dirinya sudah sangat bahagia sekali .  Rasa nya dunia nya seperti bersinar , ya walaupun capek sih enggak ada Nisa , karena dirinya harus membersihkan rumah sendiri, nyuci , dan sebagainya . Tapi menampung sampah seperti Nisa yang miskin itu membuat beban di dalam hidup nya saja .

"Saya enggak mau tau lagi . Saya aja malu banget sama beberapa tetangga yang memang ada di samping rumah saya . CK kelakuan nya beda banget sama mantu saya yang satu lagi . Dia baik, selalu kasih saya dan Kemuning hadiah , lah Nisa , boro-boro, buat malu iya . " Ucap Mirna.

Mereka manggut-manggut lalu sibuk bergosip lagi . Sedangkan Mirna tersenyum puas , setelah nya di rasa hari semakin siang , Mirna pamit ingin segera pergi ke pasar .

Mirna berjalan menyusuri lorong itu dengan rasa lelah nya , sesekali mengusap keringat yang mengucur lagi , ah rasanya dirinya ingin segera sampai ke pasar , pulang dan langsung merebahkan dirinya di tempat tidur .

Bukkkk

"Arggghhh" Mirna berteriak saat merasakan kepala nya menghantam sesuatu benda . Kepala nya langsung berdenyut tidak karuan, tapi mata nya masih bisa menoleh ke arah seseorang yang berdiri tidak jauh dari dirinya sambil mengambil bola yang menghantam kepala nya itu .

Walaupun pandangan nya agak buram tapi Mirna bisa melihat siapa yang menghantam kepala nya pakai bola itu .

Dia orang gila .

"Yeye ada temen main ... Main yuk " teriak orang gila itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Mirna ,

Mirna mendelik , rasa pusing tidak dirinya peduli kan lagi, Mirna langsung berlari tapi langsung di kejar  oleh orang gila itu . .