Demi menjalankan misinya mencari tahu mengenai pelaku pembantaian massal keluarga Anthony, dengan rela Tuan Vigor menikahkan putri tunggalnya dengan seorang mafia yang merupakan putra sahabatnya untuk melancarkan misinya dan mendapatkan harta yang ia inginkan. namun lain halnya dengan si mafia, yang mempunyai tujuan lain dengan adanya ia masuk kedalam keluarga elit itu untuk bisa menguasai dan mengendalikan keluarga itu lewat Calon istrinya yang saat ini mendapat julukan Bloody Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vionnaclareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran kerjasama
"Eoh Laurent!!!!" Panggil Yoona yang kemudian berlari begitu saja menghampiri pria itu.
"Yoona apa itu kau?" Ucapnya saat melihat seorang gadis yang berlari menghampirinya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya saat gadis itu berhenti tepat di depannya.
"Justru aku yang tanya pada mu, apa yang kau lakukan sendirian disini?" Tanya Yoona balik, sebab mengingat Leo sudah menyewa seluruh mall itu.
Mendengar pertanyaan itu membuat Laurent sedikit terdiam dan pandangan nya mulai tertuju pada pria yang berjalan menghampiri mereka.
"Ahh aku kemari karena Luan, dia tiba tiba menelpon ku dan menyuruh ku kemari, entah apa maksudnya aku juga tidak tahu." Jawab Laurent.
"Luan?"
Laurent mengangguk, "dan dari tadi aku sedang mencarinya, dia yang menyuruh ku kemari, tapi tidak memberitahu ku dimana? Dan anehnya kenapa tempat ini sangat sepi."
"Karena sudah ku sewa untuk beberapa jam kedepan." Sahut Leo.
"Kau menyewanya?"
Leo mengangguk, "dan bagaimana kau bisa masuk kemari, sementara tempat ini sudah ku sewa?"
"Bukankah sudah kubilang sebelum nya, aku kemari karena Luan yang menyuruh ku, dan karena aku takut dia melakukan hal yang tidak tidak aku pun pergi, sebab sebelumnya dia bilang dia sempat bertemu dengan mu kan Yoona?" Jawabnya yang membuat Yoona mengangguk.
Leo menatap penampilan Yoona dari ujung kaki sampai ujung rambut yang terlihat cukup berbeda dari sebelumnya. "Tidak biasanya kau berpakaian seperti ini?" Tanyanya.
"Aku terlihat ke kanak Kanakan bukan? Sudah ku duga itu."
"Apa? Tidak, aku hanya ingin bilang kau tampak sangat berbeda hari ini, kau terlihat lebih manis Yoona." Jawabnya.
"Tuh apa ku bilang, kau saja yang berlebihan iyakan Laurent." Sahut Leo sembari melipat kedua tangannya.
"Umm tidak, maksudku dia terlihat seperti orang yang berbeda dari yang ku kenal sebelumnya, Leo jangan mentang mentang kau suaminya kau bisa bertindak semaumu pada Yoona."
"Kau juga berpikir begitu? Laurent lihatlah aku sudah mengubah seekor singa menjadi kucing meskipun hanya covernya, tapi bukankah adikmu ini terlihat begitu manis." Ucapnya yang membuat Laurent sedikit terdiam mendengar satu kalimat yang tiba tiba Keluar dari mulut nya.
"Adik?" Tanya Yoona.
"Yahh adik, kalian berdua begitu sangat dekat seperti kakak beradik, yang tidak tahu kalian pasti akan mengira kalian pasangan atau saudara." Jawab Leo. Dan tidak lama kemudian seorang pria yang akhirnya mereka tunggu pun akhirnya menampakkan batang hidungnya, seorang pria dengan mengenakan kemeja abu kini sedang berjalan menghampiri mereka bertiga.
"Kau disini ternyata." Ucapnya ketika sampai disana.
Luan menatap manis ke arah pasangan suami istri yang ada di depannya. "Aku tidak menyangka kita akan bertemu kembali tuan Alexander." Ucapnya namun Leo hanya meringis seakan akan ia masih belum percaya dengan kenyataan yang ia lihat.
Yoona menatap ke arah Leo yang sedari tadi berada di sampingnya. " Jadi kau mengajakku kemari hanya untuk bertemu dengan nya, dengan mereka?"
"Aku kemari ingin bertemu dengan pemilik mall ini, makanya aku menyewanya untuk membahas beberapa hal penting dengan nya Yoona, dan siapa yang mengira Luan lah orangnya." Jawabnya.
"Tunggu tunggu, jadi gunanya kau menyuruh ku kemari apa? " Tanya Laurent yang tidak tahu fungsi keberadaannya sekarang.
"Sebab kau yang lebih paham dengan mereka, makanya aku mengajakmu" ucapnya.
Leo menghela nafas panjang. "Oke baiklah jika kau orangnya, jadi mari kita mulai rapat pertemuan kita ini."
"Mari, saya sudah menyiapkan tempat bagus untuk kalian." Sahutnya yang kemudian pergi untuk bermaksud menunjukan arah tempat yang ia maksud.
Namun tidak dengan Yoona yang masih berdiri kokoh di tempatnya, Yoona menarik ujung kemeja Leo yang hendak pergi menyusul Dua pria di depannya.
"Aku tidak mau ikut." Ucap Yoona yang sempat menghentikan langkah kaki Leo.
"Kenapa?"
"Sebenarnya apa maksudmu mengadakan pertemuan seperti ini? dengan nya lagi."
"Nanti kau juga akan tahu, ayo pergi." Jawabnya singkat yang kemudian menggandeng tangan istrinya itu untuk pergi menyusul mereka.
Luan membawa tiga orang itu ke sebuah cafe yang memang saat ini benar benar sangat kosong, satu persatu dari mereka mulai duduk di salah satu bangku disana, dan tidak lama kemudian dia orang pelayan cafe pun tiba dengan menyajikan beberapa minuman dan camilan untuknya.
"Silakan diminum, dan langsung saja apa maksud kalian membawaku kemari?" Tanya Luan.
"Gaya bicara mu boleh juga untuk orang seperti mu, sebelum itu aku ingin tanya, apa kau sungguh pemilik perusahaan Vylen?"
"Kau meragukan ku? Lalu siapa yang berbicara di depanmu ini?" Tanya Luan.
"Bukan seperti itu maksudku, aku hanya ingin memastikan saja sebelum aku mengambil keputusan lebih jauh lagi"
Luan tersenyum tipis, "sebenarnya apa yang ingin kau bahas dengan ku? Apa kau menemuiku hanya untuk menanyakan hal semacam itu?"
"Aku ingin mengajak perusahaan mu itu berkerjasama lagi dengan perusahaan Alexander, yang ku tahu mall ini dulu adalah bekas peninggalan perusahaan Anthony yang dulunya pernah menjadi client dekat perusahaan Alexander, dan ku kira mall ini sudah berhenti beroperasi saat perusahaan itu mengalami kebangkrutan, tapi ternyata tidak." Ucap Leo sementara Yoona dan Laurent hanya diam mendengar percakapan dua orang di depannya itu.
"Perusahaan Anthony? Berbicara mengenai Anthony, perusahaan itu dulu bangkrut karena menanggung hutang yang begitu besar, termasuk pada perusahaan keluarga ku sehingga mereka memberikan beberapa aset mereka untuk menutup beberapa hutangnya, dan yang pada akhirnya inilah yang terjadi, papa memberikan beberapa aset itu padaku agar bisa ku kelola." Jelasnya
"Mengesankan."
"Jadi apa yang kau tawarkan sehingga kau ingin berkerjasama dengan ku, sebelumnya aku tidak menyangka perusahaan sebesar dirimu bisa mengenal perusahaan kecil seperti ku."
"Beberapa bulan kedepan aku berencana Ingin membuat tempat wisata kecil kecilan sebagai pemanis di perusahaan ku, dan seperti yang kau bilang tadi Antony telah memberikan aset nya pada perusahaan mu termasuk daerah bukit andean.
"Jadi maksudmu kau ingin membeli daerah bukit itu? Tapi sayang sekali saat ini aku sedang tidak ingin menjual apapun pada orang luar, memang daerah itu sudah lama sekali tidak ku jamah, bahkan vilanya sudah berhenti beroperasi, tapi aku sedang tidak ingin menjual apapun untuk saat ini."
"Benarkah? Sayang sekali padahal aku menawarkan harga tinggi untuk tempat tidak berpenghuni itu." Sahut Leo
"Memangnya kau berani berapa untuk tempat seperti itu."
"Tiga ratus juta dolar untuk per hektare nya." Jawabnya yang membuat semua orang yang ada di sana menatap ke arahnya.
"Apa? Tunggu tunggu, apa pria ini gila?" Batin Yoona sebab yang ia tahu tempat itu adalah tempat yang begitu luas.
"Kau serius? Tiga ratus juta dolar per hektare? Untuk tempat angker itu?" Tanya Laurent yang masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Apa aku terlihat sedang bercanda."
Luan menyengir tipis menatap Leo, " apa rencana mu sebenarnya, kenapa kau begitu berani menawarkan hal segila itu untuk tempat angker itu?"
"Bukankah sudah ku katakan, aku ingin membuka vila disana, akhir akhir ini ku lihat banyak sekali wisatawan yang datang kemari, jadi tidak ada salahnya jika aku memperkenalkan vila itu pada mereka."
Luan menatap ke arah Laurent. "Bagaimanapun menurut mu, apa semua tawaran itu terdengar masuk akal bagimu?" Tanya Luan.
"Entahlah, aku tidak tahu banyak tentang hal semacam ini, Luan aku hanyalah pemilik bar kecil, aku mana paham tentang bisnis seperti ini, tapi menurutku tiga ratus juta dolar per hektar itu sangat berlebihan, itu uang yang sangat banyak." Jawab Laurent.
"Sekarang aku tanya, apa kau sudah tahu lokasinya langsung sehingga kau berani menawar hmm?" Lanjutnya.
Leo menggeleng "aku tidak tahu secara langsung, aku hanya tahu dari forum internet, dan menurutku tempat itu sangat bagus."
"Begini saja, sepertinya kau ragu dengan uangku Luan, jika kau menyetujuinya aku akan langsung membayar hari ini, tanpa hutang bagaimana, ku dengar wilayah itu luasnya ada 15 hektare, iyakan?" Bujuknya lagi.
Luan menghela nafas panjang sembari sesekali menatap ke arah rekan teman yang sempat ia bawa tadi. "Baiklah, jika kau menginginkannya, lagi pula tempat itu sudah tidak pernah lagi ku operasi kan."
"Keputusan yang bagus, aku akan segera mengirim pengacara ku untuk mengurus semuanya denganmu nanti." Ujarnya dan Luan mengangguk begitu saja.
"Setelah dari sini aku ingin langsung kesana untuk melihat lokasi dan kondisinya langsung, apa kau mau mengantarkan kita kesana?"
"Setelah dari sini?"
Leo mengangguk. "Tempat itu masih milik perusahaan Vylen, tidak mungkin aku pergi kesana tanpa pemiliknya, setidaknya kau harus memperkenalkan tempat itu pada ku."
"Baiklah, jika itu keinginanmu, aku dengan senang hati mengantarkan mu kesana." Jawab Luan.
"Kau bisa pergi terlebih dulu, aku dan istriku akan menyusul mu."
"Apa? Kau juga mengajak ku?" Tanya Yoona dan Leo menganggukinya begitu saja.
"Aku sudah selesai kan disini, apa aku boleh pulang?" Celah Laurent yang sepertinya sudah begitu lelah disana.
"Kalau kau tidak ikut denganku lalu kau mau kemana uhh?" Jawabnya sementara Laurent masih terus menatap ke arah Luan.
Luan menghela nafas panjang, "jika kau mau ikut denganku ayo, kalau tidak juga tidak masalah." Jawabnya.
"Oke aku akan pulang." Ucapnya sembari bangkit dari tempat duduknya dan hendak pergi dari tempat itu.
"Bukankah akan lebih baik kau ikut Laurent?" Sahut Leo.
"Kenapa?"
"Apa kau tidak takut dia akan melakukan hal yang tidak tidak dengannya?" Tanyanya sembari sesekali melirik ke arah Yoona.
"Kenapa kalian begitu menyulitkanku hmm, tidak bisakah kalian membiarkan ku hidup sehari saja?" "Baiklah, aku tidak akan ikut hari ini sebab aku ada acara di club, mungkin aku bisa menyusul kalian besok pagi." Jawabnya.
"Sudah puas kan? Kalau begitu aku permisi." Lanjutnya yang kemudian langsung pergi begitu saja dari hadapan mereka berdua.
Melihat Laurent yang pergi begitu saja dari tempat itu, membuat Luan menghela nafas panjang dan juga ikut beranjak pergi dari hadapan pasangan suami istri itu.
"Ayo pergi." Ucapnya namun Yoona hanya diam tidak berkutik sama sekali di tempatnya, tanpa menghiraukan Leo yang hendak pergi dari tempat itu.
"Kau masih mau disini?" Tanyanya.
"Kenapa kau juga menyeretku dalam urusan pribadi mu hmm, aku tahu perjanjian ini bukan sekedar perjanjian biasa, pasti ada sesuatu yang kau rencanakan bukan" tebaknya sebab ia tahu betul Leo bukanlah pria yang mudah ditebak.
Leo terdiam sejenak mendengar kalimat yang baru saja terucap dari mulut gadis itu, sebuah tangan mulai terulur pada gadis yang ada di depannya itu.
"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu, meskipun itu benar aku tidak akan melibatkan mu dalam hal itu, sebab hal ini beda urusan dengan mu, ayo pergi." Jawabnya.
Yoona menatap datar wajah Leo, dan beranjak dari tempat duduknya begitu saja tanpa menerima uluran tangan suaminya itu. Melihat hal itu Leo kembali menyimpan tangannya dan pergi menyusul Yoona yang sudah berjalan jauh di depannya.
***
Mereka keluar dan masuk kedalam mobil, dan di saat yang bersamaan Tempat itu pun kembali ramai pengunjung. Leo mengambil handphone miliknya dan menghubungi salah satu nomor disana.
"Luca siapkan berkas dan uang untuk melakukan transaksi dengan Luan."
[Luan?]
"Iya Luan, pemilik perusahaan itu adalah Luan, kau sudah menyiapkan apa yang ku minta tadi bukan?"
[Sudah tuan, saya sudah menyiapkan semua barang barang tuan dan Nyonya di bagasi mobil.]
"Terus cari tahu informasi yang ku berikan tadi Luca, dan minta Julia menyiapkan perencanaan pembangunan Vila di Bukit andean."
[Baik tuan.] Jawabnya dan membuat Leo langsung menutup teleponnya secara sepihak..
Leo memakai sabuk pengaman nya sementara Yoona hanya diam sembari menatap ke arah luar kaca jendela mobilnya itu. "Tidurlah jika kau lelah, mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk sampai disana." Ucapnya sembari menyalakan mesin mobil miliknya.
"Kau pikir aku bocah yang mudah tidur di dalam mobil, lagi pula sekarang masih siang." Ucapnya mengingat Sekarang jam masih menunjukkan pukul 2 siang.
"Terserah kau." Sahut Leo.
Leo pun akhirnya melakukan mobilnya itu menyusul mobil Luan yang sudah jauh pergi dari tempat itu.