NovelToon NovelToon
Pedang Dari Masa Depan Jatuh Melalui Sebuah Meteorit

Pedang Dari Masa Depan Jatuh Melalui Sebuah Meteorit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mengubah Takdir
Popularitas:46.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wafi_Shizukesa

Peristiwa meteorit jatuh yang anehnya hanya bisa dirasakan oleh Yamasaki Zen, seorang pelajar SMA berusia 15 tahun selepas aktivitas belajarnya di sebuah Akademi Matsumoto. Kejanggalan itu membuatnya terkejut dan bingung setelah suara dentuman keras berhasil membuat telinganya kesakitan. Namun anehnya, kedua orang tuanya sama sekali tidak merasakan dampak apa pun.

Di suatu tanah lapang di bukit rendah, dirinya melihat kilau meteorit dari kejauhan. Setelah selesai memeriksa meteorit itu, suatu hal absurd, kini ia menemukan sebuah pedang di dalam meteorit yang sesaat sebelumnya lapisan luarnya telah hancur dengan sendirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wafi_Shizukesa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 002 : Misi Ruang Angkasa. Bagian 2

Bagian 1

“Jadi, Anda benar-benar berniat untuk pergi menjalankan misi itu, ya.”

“Iya, tidak ada pilihan lagi bukan, planet Bumi akan dihantam oleh asteroid raksasa tiga puluh tahun yang akan mendatang. Demi menyelamatkan kepunahan umat manusia, saya tidak bisa diam saja setelah mendengar kabar buruk itu.”

“Tetapi, bukankah itu—”

Perkataan yang akan dilontarkan ia hentikan begitu saja.

.

“Tiga puluh tahun dari sekarang, planet Bumi akan dihantam asteroid raksasa yang sedang menuju ke planet Bumi, di saat itulah kiamat akan terjadi!”

.

Perkataan yang terdengar berteriak itu seketika terlintas dan diperdengarkan di dalam benaknya.

Itu adalah perkataan dari Presiden Direktur JSIA sendiri, Ikeda Katsuo.

Kitatsuma memilih untuk diam sambil menundukkan kepalanya, ia mencoba untuk berpikir sejenak.

Di saat itu, Kitatsuma masih menjabat sebagai wakil direktur Misi Mars.

Dan juga, perbincangan ini terjadi satu minggu sebelum peluncuran roket. Lokasinya tepat berada di ruangan Kendali Misi. Lokasi yang sama saat menantikan detik-detik roket mendarat di planet Mars.

Barusan, mereka baru saja membahas sesuatu yang penting mengenai rencana perjalanan direktur Misi Mars ke planet Mars bersama dengan orangnya langsung.

—Tidak. Sepertinya ada yang salah di sini!"

Pikirannya kembali tersadar, Kitatsuma berkata dalam hatinya seraya merenungi akan perkataan itu yang terngiang-ngiang di dalam kepalanya.

“Jadi, aku akan senang jika kamu menyetujui perjalanan misi saya. Dengan begitu, tidak ada perbedaan pendapat di antara kita berdua.”

“Saya tahu! Bukan hak saya membatasi keinginan direktur untuk mengajukan diri dalam misi. Namun, saya hanya kembali mengingatkan, kalau saat ini Anda memiliki dua orang anak yang masih kecil, perlu kasih sayang dari seorang ayah sepertimu. Setidaknya, pikirkanlah perasaan mereka yang sebenarnya.”

“...”

Setelah perkataan Kitatsuma yang dilontarkan, sejenak direktur hanya terdiam.

“Aku paham kok, perasaan mereka berdua, terutama perasaan istriku. Ia mengatakan secara langsung kepadaku agar aku membatalkan keikutsertaan dalam misi.”

“Lalu, kenapa Anda masih bersikeras untuk ikut?”

“Seperti yang sudah kubilang sebelumnya, umat manusia membutuhkan kita, dalam usahanya, kita manusia yang terpilih untuk menciptakan kehidupan yang baru di planet Mars demi keberlangsungan hidup umat manusia.”

Kitatsuma terdiam sejenak saat mendengarnya.

“Hanya sebagian orang saja, dari berbagai negara yang tahu akan kebenaran ini. Kita salah satu dari mereka yang mengetahuinya. Meski media berita mengabarkan fakta tersebut. Nyatanya, sebagian orang masih tidak ada yang mempercayainya. Bahkan beberapa ada yang menganggap remeh fakta tersebut.”

“'Cara terbaik untuk menyembunyikan rahasia adalah dengan menempatkan rahasia tersebut di tempat yang umum'. Bagi mereka yang tidak percaya dengan fakta itu, mungkin saja mereka telah termakan kata-kata barusan.”

“Ya, mungkin Anda ada benarnya!”

Mendengar perkataan Kitatsuma, tanpa sepatah kata pun, direktur berbalik dan berjalan beberapa langkah membelakanginya.

Kitatsuma yang segera menyadarinya, lantas dirinya pun berbalik, lalu bertanya:

“Direktur?”

“Sudah saatnya saya harus pergi.”

“Anda ingin pergi ke mana?”

“Menyiapkan diri, sebelum saya akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Bumi.”

“Begitu, tetapi, bukankah masih ada beberapa hari sebelum Anda benar-benar pergi mempersiapkan diri Anda? Setidaknya—”

“—Aku memang akan melakukannya, kok!”

“Eh?”

Direktur dalam diam berbalik, lalu dia melanjutkan perkataannya.

“Terlebih dahulu, aku akan berpamitan kepada keluargaku, sebelum aku akhirnya pergi menjalankan misi. Walaupun ini terasa berat... pasti, aku akan mewujudkan ambisiku—ambisi kami semua, dalam menciptakan planet Mars sebagai ‘Bumi’ baru di masa depan kelak.”

“...”

Direktur itu menampilkan senyumannya ke arah Kitatsuma.

Bagi orang awam yang menyaksikan pemandangan tersebut, dan beranggapan kalau “kita sudah menemukan mc kita!”, bahkan kesimpulan itu terlalu dini untuk membuat label sang direktur sebagai “karakter utama” bagi Kitatsuma Kamoto sendiri.

Ekspresi wajah Kitatsuma yang tanpa ekspresi seakan mengatakan “adanya kebohongan di balik senyumannya” saat tatapan matanya masih fokus melihat kerutan wajah seseorang yang tidak tersenyum murni dari hatinya. Senyuman yang terkesan memaksa itu sudah membuat dirinya menjadi seorang munafik.

“Tolong sampaikan kepada istriku, saat nanti aku telah berhasil mendarat di Mars. Pasti, dia akan senang mendengarnya.”

“...”

“Mulai saat ini dan seterusnya, mohon bantuannya, direktur!”

Perkataan terakhir yang diucapkan, setelah itu, dia benar-benar pergi menjalankan misi itu.

Bagian 2

Kembali ke masa kini.

Di toilet. Kitatsuma sedang berdiri seraya memegang ponsel miliknya dan meletakkannya di samping telinganya.

Ia berusaha menghubungi seseorang\, dering telepon pun berbunyi *tuuut... tuuut...*\, tidak lama setelah itu\, panggilan teleponnya berhasil tersambung.

(Halo, ini kediaman Hayashi, dengan siapa saya bicara?)

Lawan bicaranya seorang wanita, dengan sopannya menanyakan Kitatsuma—lawan bicaranya.

Sepertinya, Kitatsuma tidak melupakan perkataan direktur, dia pria yang menepati amanah. Mulai dari situ, Kitatsuma mencoba menjelaskan semuanya.

***

Tidak butuh waktu lama bagi Kitatsuma untuk menjelaskan semua itu.

(Syukurlah...)

Isak tangis terdengar jelas menghiasi latar suara panggilan telepon itu.

Mendengar hal itu, Kitatsuma memberikan respon positif, dirinya ikut bahagia mendengar respons darinya.

(Saya mohon, pulangkan kembali suami saya dengan keadaan yang selamat.)

Wanita itu memohon kepada Kitatsuma, bukan dalam artian memaksa, wanita itu hanya ingin suaminya pulang dengan selamat saja.

“Maaf, saya tidak bisa menjamin hal itu. Saya hanya menyampaikan amanat dari suami Anda terkait hal yang sudah saya sampaikan sebelumnya. Walaupun begitu, akan kami usahakan semampu kami, untuk memulangkan kembali suami Anda dengan selamat sampai kepada keluarga Anda kembali.”

Tidak ada jaminan kalau kau akan baik-baik saja selama menjalankan suatu misi ruang angkasa.

Kesampingkan misi di bidang ‘ruang angkasa’, di setiap bidang apa pun, masing-masing dari mereka pasti memiliki tantangannya tersendiri jika itu untuk mencapai suatu tujuan. Memang, sifat alamiah manusia menginginkan semuanya berjalan dengan baik. Akan tetapi, Kitatsuma Kamoto tidak ingin menjadi seseorang yang naif, dirinya memilih jalan tengah, memberikan jawaban kepadanya kalau rekan timnya akan berusaha semampu mungkin.

(Saya mohon sekali lagi kepada Anda!)

“Baik!”

Permohonan terakhir dari wanita itu, panggilan pun berakhir, ditutup oleh lawan bicaranya.

—Akan saya usahakan semampu saya, saya berjanji!

Seraya melihat ponsel miliknya, Kitatsuma berkata dalam hatinya.

Tidak berselang lama.

*Derrtt... derrtt...*

Tiba-tiba handphonenya berdering, Kitatsuma tersadar dengan segera dirinya pun melihat layar ponselnya.

“Siapa ini?”

Dirinya sempat bingung, melihat layar ponsel hanyalah bertuliskan “nomor tidak di ketahui”, lalu tanpa berpikir panjang, dia pun mengangkatnya.

Lalu,

Setelah sekian lama.

Panggilan telepon pun berakhir di tutup paksa oleh Kitatsuma.

Tampak dirinya sedikit kesal setelah perbincangannya dengan lawan bicaranya melalui telepon.

Entah apa yang sebenarnya telah mereka perbincangkan. Namun, di sini Kitatsuma benar-benar menampakkan rasa kekesalannya itu.

“Apa-apaan itu!?”

Kesal, di sisi lain dirinya merasa terkejut.

Setetes peluh keringat dinginnya mengalir di pelipis kanannya.

Kitatsuma seperti mendengar pernyataan yang tidak dapat ia terima di dalam kenyataan.

[Peringatan! Peringatan! Sebuah pusaran angin terdeteksi dalam radius 2,5 km dari tempat roket berada!]

Sistem kembali terdengar, mengisi kehampaan di toilet yang hening. Kali ini dengan pengumuman yang berbeda. Sontak saja, Kitatsuma seketika terkejut bukan main.

“Pusaran angin?”

“Kitatsuma-san... ternyata Anda ada di sini!”

Kato Kotoura, salah satu anggota kru di bagian yang sama dengan Kitatsuma tiba-tiba saja muncul dari balik pintu toilet. Dirinya tampak kelelahan, napasnya terengah-engah tidak beraturan. Jelas sekali kalau dirinya habis berlari mencari Kitatsuma.

“Kato-san, sebenarnya—”

“—Ini gawat, Kitatsuma-san!”

Perkataan Kitatsuma yang belum terselesaikan, menjadi akhir dari perbincangan mereka.

Segera mereka berdua keluar dari tempat itu, kembali kepada ruangan Kendali Misi tempat mereka bekerja.

***

Sesampainya disana.

Suasananya menjadi tidak terkendali, mereka kembali menghadapi masalah yang cukup rumit daripada yang sebelumnya.

“Oi. Apa maksudnya ini?”

“Peringatan ini... belum pernah aku dengar sebelumnya.”

“Kendali Misi kepada JRS-Ultra, mohon tanggapannya!”

Sistem kembali berbunyi dengan pengumuman yang sama secara berulang-ulang. Bahkan selain daripada itu, bagian komunikasi juga turut mengalami masalah.

Masih sambil berjalan dengan tempo yang terburu-buru, Kato mengatakan singkat mengenai kejadian yang sedang mereka alami:

“Barusan, citra radar cuaca di satelit pemantau menangkap adanya sebuah pusaran angin dalam radius 2,5 kilometer dari tempat roket berada. Dan juga itu terekam oleh satelit pemantau. Jujur saja, saya terkejut saat mengetahui hal itu.”

Kitatsuma lalu duduk di kursinya sambil mengecek kembali layar pantau komputer di hadapannya. Tayangan streaming langsung, bisa dilihat secara langsung di layar komputer. Spontan saja, itu menampilkan sebuah pusaran angin dengan ukuran yang terbilang cukup untuk sebuah tornado berukuran mini bergerak menerjang tanah kosong di sekitarnya.

Sementara itu...

Di waktu yang bersamaan—diplanet Mars.

Ishikawa mencolokkan sebuah kabel ke notebook miliknya yang terhubung langsung ke markas portabel, sebuah perintah pun masuk, berlatarkan kumpulan kode pemrograman.

Ia mulai mengetik, memasukkan kode perintah untuk mengaktifkan markas tersebut.

Apa yang di hadapannya ialah wujud asli dari Origami 01, itu ditunjukkan tanpa ada sedikit pun sesuatu yang menutupi objek Origami 01 tersebut. Sekilas, Origami 01 tampak seperti sebuah bangunan biasa yang tingginya kurang lebih dua meter.

Di sisi lainnya, Miura melakukan hal yang sama dengan Ishikawa, yaitu pengoperasian markas portabel lainnya, dengan jarak lokasi mereka berdua tidak terlalu jauh satu sama lainnya.

(Komandan. Roket baru saja mendeteksi aktivitas angin yang cukup di bilang mengkhawatirkan jika melihat kondisi kita saat ini.)

“Apa maksudmu?”

Komandan bingung, dirinya dibuat bertanya-tanya dengan pernyataan Okumura.

Selain itu, mereka berkomunikasi satu sama lain menggunakan sinyal radio komunikasi.

“Badai Mars?”

“Itu mustahil, kendali misi telah memperhitungkan badai Mars, jauh sebelum kita diberangkatkan.”

Miura segera membantah perkataan Ojima yang sebelumnya sekadar menerka maksud dari aktivitas angin yang Okumura nyatakan.

(Tidak, bukan badai Mars yang aku maksud, bisa kalian datang melihatnya sendiri?)

“““……”””

Mereka semuanya terdiam.

“Sepertinya, memang kita harus melihatnya sendiri.”

Ojima berkata, dirinya sepertinya setuju untuk melihatnya sendiri, 'aktivitas angin' apa yang dimaksud?

1
Wafi_Shizukesa
syapp!
Not Found
semangat kak 😊❤️
Ananda
sangat keren dan menginspirasi
Hibr 'Azraq
11, 12 sama si Taewoon wkwkwk.
Hibr 'Azraq
Fufufu, Tidak baik menolak rezeki Zen...
Hibr 'Azraq
Anak pintar....
Wafi_Shizukesa
lah, kamu mampir dong 😅
Hibr 'Azraq
gila novelnya keren..! semangat Thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!